Kamis, 31 Juli 2025

Lyora: Penantian Buah Hati Film Pertama Indonesia tentang Perjuangan IVF dan Harapan Menjadi Ibu

 


Jakarta, 31 Juli 2025-Setelah sukses menggelar roadshow special screening di berbagai kota Indonesia seperti Solo, Makassar, Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Bekasi, dan Tangerang yang berhasil memeluk ratusan perempuan pejuang garis dua, film drama keluarga Lyara Penantian Buah Hati akan segera tayang di bioskop mulai 7 Agustus 2025. Film persembahan Jarasta Enterprise, Paragon Pictures, dan Ideosource Entertainment ini berhasil mewakili perasaan dan perjuangan para pejuang garis dua yang selama ini tak pernah terlihat.

Sutradara Pritagita Arianegara berhasil menaruh lensa empatiknya untuk memberikan penonton refleksi melalui perjalanan berliku pasangan Meutya dan Fajrie dalam mendapatkan momongan. Diperankan oleh Marsha Timothy dan Darius Sinathrya, keduanya berhasil menampilkan lapisan dimensi emosi yang intim. Sisi kerapuhan sebagai pasangan, kesetiaan dalam berjuang, ditampilkan dengan apik oleh keduanya. Didukung oleh ansambel pemeran yang turut menambah dinamika cerita berjalan dengan penuh keharuan. Selain Marsha dan Darius, film ini juga dibintangi Widyawati, Olga Lidya, Hannah Al Rashid, Aimee Saras, Arye Wahab, dan Ivanka Suwandi.

Diangkat dari buku Lyora Keajaiban yang Dinanti karya Fenty Effendy, film ini dikembangkan menjadi naskah layar lebar oleh Titien Wattimena dan Priska Amalia, yang menghadirkan pendekatan penuh empati terhadap perjuangan mendapatkan buah hati Disutradarai oleh Pritagita Arianegara dan didukung oleh jajaran pemeran yang kuat, Lyora menjadi film drama keluarga emosional pertama di Indonesia yang mengangkat perspektif perempuan dan pasangan dalam menghadapi infertilitas, isu yang selama ini jarang dibicarakan dan kerap dianggap tabu. Film ini menyoroti bahwa tekanan memiliki anak bukan hanya menjadi beban perempuan, tapi merupakan perjuangan yang dijalani bersama sebagai pasangan.

"Banyak sekali pengalaman, yang bukan hanya satu perempuan tapi banyak perempuan di Indonesia khususnya mengalami hal sama seperti yang dialami oleh Meutya. Perempuan merasa kerap menjadi bahan perbincangan ketika dalam sebuah keluarga mereka belum memiliki momongan. Film ini ingin mengajak semua penonton Indonesia untuk bisa lebih berempati," ujar produser film Lyora: Penantian Buah Hati Virgie Baker.

Film ini diproduseri oleh Virgie Baker, Robert Ronny, dan Pandu Birantoro, serta produser eksekutif Januar R. Kusuma dan Andi Boediman. Lyora: Penantian Buah Hati mengisahkan Meutya (Marsha Timothy), seorang wanita karir dengan segala kesibukannya, berusaha untuk memiliki keturunan di usianya yang sudah tidak lagi muda. Bersama suaminya, Fajrie (Darius Sinathrya), mereka menjalani berbagai program kehamilan, salah satunya bayi tabung. Dalam perjalanannya mengikuti program tersebut, Meutya dan Fajrie menghadapi lika-liku hidup penuh kegagalan dan rasa kehilangan yang mendalam, namun tidak pernah pupus dari perjuangan dan pengharapan.


"Melalui karakter Meutya dan Fajrie, kita akan melihat perjalanan emosional pasangan yang menjadi pejuang garis dua secara dekat. Cerita mereka adalah cerita yang mewakili banyak pasangan di Indonesia, yang mungkin selama ini hanya menjadi kisah-kisah sunyi. Saya mencoba merangkul para pejuang garis dua, dan mengajak mereka yang mungkin selama ini masih belum memahami sepenuhnya apa yang dialami oleh pasangan yang berusaha memiliki buah hati," jelas sutradara Pritagita Arianegara.

Bagi Marsha Timothy, memerankan Meutya di film ini memberikannya sebuah pelajaran penting tentang perjuangan perempuan dan kesetiaan bersama pasangan. "Meutya punya keberanian yang luar biasa. Sebagai perempuan yang menjadi pejuang garis dua, ia menjadi representasi suara dari banyak perempuan di luar sana yang saat ini juga sedang berjuang, dan dengan memerankan karakter ini, saya belajar tentang semangat selalu ada harapan. Meski, untuk menjalaninya memerlukan pasangan yang juga sama-sama kuat."

Darius Sinathrya, juga berefleksi terhadap peran Fajrie yang menjadi pasangan setia di setiap perjalanan hidup Meutya. la menyebutnya sebagai sosok suami yang selalu siaga. "Film ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh suami untuk bisa lebih memahami dinamika yang dilalui oleh istrinya. Terlebih, dalam situasi-situasi ketika pasangan masih belum dikaruniai buah hati, perempuan atau istilah yang terlebih dulu mendapat stigma. Oleh karena itu, karakter Fajrie mengajarkan kita untuk menjadi suami yang selalu siaga mendukung, memahami, dan berada di sisi istri, baik secara fisik maupun batin."

"Dengan dirilisnya film ini, kami berharap masyarakat menjadi lebih mengerti perjuangan yang dilalui oleh para pasangan pejuang garis dua. Film ini mengajarkan kita tentang kegigihan, ketekunan, dan cinta yang tidak menyerah, sekalipun berkali-kali gagal," tambah produser eksekutif Januar R. Kusuma.

Film ini turut didukung oleh RS Bunda, Morula IVF, Garuda Indonesia, dan Livin' by Mandiri sebagai official partner.




Tonton perjuangan pejuang garis dua yang emosional dan mengharukan dalam film Lyora: Penantian Buah Hati di bioskop Indonesia mulai 7 Agustus 2025.

Rabu, 30 Juli 2025

Film Panggil Aku Ayah Mengguncang Hati Penonton di Gala Premiere! Siap Bikin Nangis & Ketawa

 


Jakarta, 30 Juli 2025 — Gala Premiere dan Press Screening film Panggil Aku Ayah, persembahan terbaru dari Visinema Studios, resmi digelar pada 30 Juli 2025 di Epicentrum XXI, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh para pemain, sutradara, tim produksi, media, hingga tamu undangan dan pecinta film keluarga, dan sukses menciptakan malam penuh haru dan gelak tawa.

Saat premiere, drama komedi ini langsung mengguncang emosi para penonton. Suasana gala dipenuhi tawa, tangis, dan tepuk tangan panjang di akhir film. Cerita yang hangat dan akrab di hati penonton berhasil menghadirkan refleksi tentang makna keluarga yang lebih dalam yakni mendapatkan ketulusan dan cinta dari orang yang tak pernah kita sangka akan menyayangi kita seperti keluarga. Cerita yang Menyentuh, Emosional, dan Menghibur

Disutradarai oleh Benni Setiawan, pemenang Piala Citra FFI, Panggil Aku Ayah diproduseri oleh Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari, yang sebelumnya sukses dengan film animasi Jumbo sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa. Justin Kim dari CJ ENM juga turut memproduseri film ini.

Panggil Aku Ayah sendiri merupakan produksi bersama Visinema Studios dan CJ ENM, rumah produksi Korea Selatan yang memproduksi Pawn. Film ini menceritakan kisah Intan kecil (Myesha Lin), seorang anak perempuan yang dititipkan oleh ibunya kepada dua penagih utang, Dedi (Ringgo Agus Rahman) dan Tatang (Boris Bokir), yang tak pernah menyangka akan menjalani hidup sebagai pengasuh anak.

“Bagi Visinema Studios, setiap karya adalah ruang untuk menyuarakan cerita yang relevan sekaligus menghadirkan ruang refleksi tentang keluarga, kasih sayang, ketulusan cinta dan makna keterhubungan manusia. Melalui film Panggil Aku Ayah, kami ingin mengajak penonton merasakan hangatnya cinta tanpa syarat yang datang dari tempat yang tak terduga, tentang seseorang yang tidak sedarah, namun mampu mencintai dan dicintai dengan layak seperti keluarga dan buah hatinya sendiri. Kami percaya, film yang baik bukan hanya menghibur, tetapi juga menggugah hati dan membuka percakapan penting dengan diri kita sendiri, anak-anak kita, dan keluarga,” ujar produser film Panggil Aku Ayah dan Chief Content Officer Visinema Studios Anggia Kharisma.

Film Panggil Aku Ayah menjadi pengalaman pertama Benni Setiawan menggarap film drama komedi keluarga. “Di film ini, saya tetap mempertahankan apa yang menjadi kekuatan dari film aslinya. Namun, saya juga tidak lepas dari konteks budaya lokal, dengan menampilkan sesuatu yang khas Indonesia. Melalui film ini, kami ingin mengangkat tentang elemen-elemen yang hadir di kehidupan sehari-hari, baik dari latar tempat seperti ruang keluarga sederhana, maupun karakternya yang dekat dengan kita. Harapannya cerita ini dapat diresapi oleh makin banyak kalangan,” tambah sutradara Panggil Aku Ayah Benni Setiawan.


Ringgo Agus Rahman, yang aktingnya sebagai Mang Dedi menuai banyak pujian, mengungkapkan rasa harunya bisa terlibat dalam film ini. Menurutnya, ini bukan sekadar film keluarga biasa. “Sebagai seorang ayah, saya selalu menikmati terlibat dalam film keluarga, termasuk di film ini. Menurut saya, Panggil Aku Ayah sangat spesial karena ceritanya bukan hanya menyentuh, tapi juga dibalut dengan komedi yang ringan dan menghibur. Saya senang film ini bisa menjadi bahan diskusi di keluarga saya dan mudah-mudahan juga di banyak keluarga lain di Indonesia,” ujar Ringgo.

Tissa Biani, yang memerankan Intan dewasa, juga mengungkapkan bahwa film ini cocok bagi siapa pun yang rindu sosok orang tua. “Cerita di film ini akan relatable bagi orang-orang yang rindu sosok orangtua, baik ayah maupun ibu. Saya pikir film ini cocok untuk ditonton oleh keluarga dan anak remaja yang ingin tontonan yang tidak hanya menghibur, tapi juga mengobati kangen dengan figur ayah,” tambah Tissa.

Diperkuat Soundtrack Penuh Rasa: “Tegar” dari Rossa Tak hanya dari sisi cerita, kekuatan emosional film ini juga ditopang oleh soundtrack utama lagu “Tegar” yang dinyanyikan oleh Rossa, dan di film ini dinyanyikan ulang oleh Sita Nursanti bersama Tissa Biani. Lagu legendaris ini dihadirkan kembali dengan aransemen baru dan pesan yang selaras dengan cerita film.

“Buat aku, Tegar selalu punya tempat spesial. Saat pertama kali dirilis, lagu ini bicara soal kekuatan dalam luka. Tapi sekarang, ketika Tegar jadi bagian dari Panggil Aku Ayah, maknanya ikut berkembang. Cerita film ini tentang kehilangan, ketegaran, dan cinta yang tumbuh pelan-pelan, semuanya terasa menyatu dengan lirik dan ruh lagu Tegar. Aku merasa sangat terhormat karena Tegar masih relevan dan dipercaya menjadi soundtrack film yang sehangat ini, apalagi karakter Rossa disini memang luar biasa tegar,” kata Rossa.

Lagu “Tegar” menjadi simbol perjalanan emosional antara karakter Rossa, Intan, dan Dedi tentang kasih sayang, pengorbanan, dan ketegaran.

Merepresentasikan hubungan ibu dan anak yang teruji oleh keadaan, serta ikatan tak terduga antara Intan dan Dedi yang perlahan tumbuh menjadi keluarga.


° Produksi : Visinema Studios & CJ ENM

° Sutradara : Benni Setiawan

° Produser : Anggia Kharisma, Novia Puspa Sari, Justin Kim

° Adaptasi dari : Pawn (2020), film Korea Selatan produksi CJ ENM

Pemain : 

° Ringgo Agus Rahman - Dedi

° Tissa Biani - Intan

° Boris Bokir - Tatang

° Myesha Lin - Intan Kecil

° Sita Nursanti - Rossa


Sinopsis : 

Seorang ibu harus menitipkan anaknya sebagai jaminan utang, dua pria dewasa yang awalnya hanya ingin menyelesaikan urusan pekerjaan justru tanpa sengaja menjadi figur ayah bagi anak tersebut. Lewat petualangan dan kehangatan yang tumbuh, Panggil Aku Ayah mengajak penonton menyelami arti keluarga yang dibentuk oleh kasih sayang, bukan garis keturunan.



Film ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 7 Agustus 2025

Selasa, 29 Juli 2025

Film Musikal Bertabur Bintang Karya Garin Nugroho 'Siapa Dia' Rilis Trailer dan Poster Dan Siap Tayang Eksklusif Jadi Kado HUT RI Ke-80

 


Trailer dan poster resmi film ini telah resmi dirilis pada Selasa (29/07/2025) di CGV Grand Indonesia. Film ini dijadwalkan tayang eksklusif di bioskop kota-kota pilihan mulai 28 Agustus 2025, sekaligus bertepatan dengan bulan perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia

"Dunia penuh fantasi..." menjadi kalimat pembuka dalam trailer film Siapa Dia, yang diucapkan oleh aktor kawakan Nicholas Saputra. Kalimat ini menjadi pintu masuk menuju perkenalan karakter Layar, seorang sutradara yang tengah galau memulai ide cerita untuk film musikal impiannya.

Trailer kemudian membawa penonton menjelajahi berbagai perubahan latar tempat dan waktu, dihiasi lantunan musik dari para aktor dan aktris ternama. Mulai dari lagu Nurfela yang dinyanyikan oleh Nicholas Saputra dan Monita Tahalea, hingga suara menggelegar Dira Sugandi lewat lagu Anak Jalanan.

Cuplikan demi cuplikan memperlihatkan adegan lintas zaman, dengan Nicholas Saputra tampil dalam berbagai karakter dan beradu akting dengan sejumlah bintang ternama dengan karakter yang beragam, di antaranya 

° Amanda Rawles,

° Widi Mulia,

° Ariel Tatum,

° Gisella Anastasia,

° Morgan Oey,

° Sita Nursanti,

° Happy Salma,

° Joanna Alexandra,

° Cindy Nirmala,

° Bima Zeno, 

° Angkasa Thulo,

° Thia Ryna,

° Beyon Destiano, hingga 

°Gerardo Tanor.

Perubahan sosok Layar dari masa ke masa pun menimbulkan satu pertanyaan besar. Siapa Dia?Jawaban atas pertanyaan tersebut akan terungkap dalam film Siapa Dia, sebuah film musikal persembahan Fabis Entertainment, karya sutradara Garin Nugroho produser eksekutif Faizal Lubis. .

Tak hanya melibatkan sutradara dan aktor ternama, film ini juga menggandeng koreografer ternama Eko Supriyanto yang menambahkan kekuatan visual melalui koreografi dengan sentuhan gerak khas Indonesia, Kolaborasi ini memperkuat identitas Siapa Dia sebagai film musikal yang berakar pada kekayaan budaya Indonesia

Dirilis di bulan Kemerdekaan, Siapa Dia ingin menegaskan kembali betapa besar peran film dalam sejarah bangsa. Namun kall ini, kisah tu dikemas dalam bentuk tim musikal yang segar, melalui sudut pandang seorang pemuda yang tengah dilanda kegalauan Saat ia menemukan surat cinta dan buyut, kakek, hingga ayahnya, pencarian tersebut justru menuntunnya pada sebuah melodrama-sebuah perjalanan emosional tentang jati diri, mimpi, dan jatuh hati. Film ini akan menghadirkan kisah-kisah cinta dari tokoh Layar, berlatar sejarah sinerna dan budaya pop Indonesia, yang dihiasi oleh lagu-lagu yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan musik tanah air.

Garin Nugroho, sutradara sekaligus maestro perfirman Indonesia menyebut Siapa Dia sebagai bentuk perayaan atas perjalanan panjang sinema dan budaya pop Indonesia Film ini menjadi apresiasi terhadap sejarah film nasional dan budaya pop yang terus berkembang mulai dari era kolonial saat sinema Indonesia pertama kali turribuh hingga berbagai rentetan peristiwa yang membentuk wajah perfilman dan budaya pop hari ini.

"Film ini saya buat sebagai surat cinta untuk sejarah perfilman Indonesia. Di sini, kita akan melihat bagaimana sejarah sinema dan budaya pop Indonesia dikemas dalam format film musikal dihiasi lagu-lagu penuh sejarah. Hadinya film ini menjadi bentuk apresiasi atas perjalanan panjang sinema Indonesia dari era kolonial hingga hari ini jelas Garin Nugroho

Garin juga membeberkan alasan mengapa film ini harus tayang di bulan Agustus sebagai kado perayaan hari ulang tahun RI ke-80. "Keputusan saya dan Faizal (Lubis) memilih untuk tayang di bulan kemerdekaan adalah pilihan yang tepat karena sebagai bentuk penghormatan terhadap bagaimana film pernah menjadi bagian dari perjuangan menyuarakan semangat merdeka lewat cara yang paling personal yakni lewat cerita." tambah Garin.

Meski kental dengan unsur sejarah, film Siapa Dia dikemas dengan gaya kekinian dalam format musikal sebuah genre yang masih jarang dieksplorasi di perfilman Indonesia. Sebagai produser eksekutif, Faizal Lubis menegaskan pentingnya keberanian untuk bermain di luar pakem, dan tidak sekadar mengikuti tren yang ada

"Sudah seharusnya kita berani bermain di luar pakem, mencoba hal-hal yang belum umun di perfilman kita termasuk menghadirkan musikal sebagai medium bercerita yang segar dan emosional. Film Siapa Dia ini meski terlihat kental dengan cerita sejarah, tetapi vibes nya tetap kekinian. Bisa dibilang vibes-nya seperti La La Land, tapi ceritanya kuat tentang sejarah film dan budaya pop Indonesia dari masa ke masa ungkap Faizal

Lebih lanjut. Faizal juga menjelaskan bahwa pemilihan lagu dan aransemen dalam film ini sangat disesuaikan dengan kebutuhan cerita. "Penggarapan scoring, musik, lagu hingga aransemen dalam film ini kami kerjakan tidak main-main. Proses panjang dari perizinan hingga scoring di studio di Praha adalah salah satu upaya kami agar film ini bisa maksimal dan tentu dinikmati oleh penonton" tambah Faizal.

Sebagai bagian dari konsep musikal yang diusung, para pemain pun ditantang untuk menyanyikan sendiri lagu-lagu yang mereka bawakan dalam film. Setiap emosi karakter disampaikan tidak hanya lewat dialog dan akting, tetapi juga melalui lantunan lagu yang dinyanyikan secara langsung. Nicholas Saputra, yang memerankan tokoh utama. bahkan harus bernyanyi di hampir setiap adegan sebuah pengalaman yang la sebut sebagai salah satu tantangan paling besar sekaligus paling berharga sepanjang kariernya sebagai aktor.

"Ini pengalaman pertama saya bermain dalam film musikal yang mengharuskan saya tidak hanya berakting, tapi juga menyanyi dan menari. Awalnya tentu ada rasa gugup. tapi justru di situlah letak tantangannya. Film ini membawa saya ke ruang eksplorasi yang baru, dan saya sangat menikmati prosesnya." papar Nicholas.

Selain Nicholas, film ini juga dibintangi oleh sejumlah nama besar dengan berbagai karakter yang turut menampilkan kemampuan menyanyi dan menari mereka. Keikutsertaan para aktor dan aktris ternama dengan karakter yang beragam ini menjadi salah satu kekuatan utama Siapa Dia,menghadirkan pertunjukan musikal yang penuh warna. Kejutan demi kejutan akan terus tercipta di setiap menitnya.

Film Siapa Dia, selain akan tayang eksklusif di bulan Kemerdekaan, juga akan hadir di bioskop-bioskop terpilih di sejumlah kota di Indonesia. Sudah tidak sabar untuk bernyanyi dan menari serta jatuh hati atau patah hati tahun ini?

Kisah Sejarah Sinema dan Budaya Pop Indonesia Film Siapa Dia Tayang 28 Agustus 2025

Senin, 28 Juli 2025

MILES FILMS MELUNCURKAN POSTER DAN TRAILER RESMI FILM RANGGA & CINTA

 


Jakarta, 28 Juli 2025 – Dalam konferensi pers yang diadakan di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Miles Films meluncurkan poster dan trailer resmi film Rangga & Cinta, remake dari film Ada Apa Dengan Cinta?, yang sangat dinanti penonton Indonesia. 

Poster resmi Rangga & Cinta menampilkan karakter utama film ini, Cinta (Leya Princy) dan Rangga (El Putra Sarira), dengan mempertahankan grafis warna-warni khas Ada Apa Dengan Cinta? (2002), namun dengan nuansa gradien warna yang berbeda. Terasa energi baru dalam pilihan warna poster Rangga & Cinta ini, sekaligus tetap membawa nostalgia.

Setelah sebelumnya meluncurkan video cast reveal dan teaser trailer yang ramai disambut dan diperbincangkan di media sosial, Miles Films kini meluncurkan trailer resmi film Rangga & Cinta dengan durasi dua menit. Untuk pertama kalinya sejak berkenalan dengan para pemain remaja yang sebagian besar adalah pendatang baru di perfilman Indonesia, trailer resmi Rangga & Cinta memperlihatkan cuplikan bakat mereka dalam berakting, menari, dan bernyanyi.

Trailer resmi Rangga & Cinta membuka lembar nostalgia kisah Ada Apa Dengan Cinta? yang sudah dikenal oleh pencintanya, dan juga menghadirkan adegan dan dialog baru untuk penonton hari ini. Para pemeran hadir menginterpretasikan kembali karakter-karakter dalam dunia Ada Apa Dengan Cinta?, seperti Alya, Maura, Milly, Karmen, serta Mamet dan Borne bersama kelompoknya. Selain suara merdu Leya Princy dari teaser trailer terdengar kembali dalam trailer resmi ini, terdengar juga suara lirih El Putra Sarira membawakan lagu Suara Hati Seorang Kekasih ciptaan Melly Goeslaw.

Lewat trailer ini, ditampilkan lagi satu karakter baru yang belum pernah diperkenalkan sebelumnya. Sosok Limbong, penjual buku di pasar buku bekas Kwitang yang diperankan aktor Gito Rollies di film Ada Apa Dengan Cinta?, kini diperankan oleh Boris Bokir. Karakter ini menambah deretan karakter-karakter film Rangga & Cinta yang telah diperkenalkan, yaitu El Putra Sarira sebagai Rangga, Leya Princy sebagai Cinta, Jasmine Nadya sebagai Alya, Kyandra Sembel sebagai Maura, Katyana Mawira sebagai Milly, Daniella Tumiwa sebagai Karmen, Rafly Altama sebagai Mamet, dan Rafi Sudirman sebagai Borne.

“Rangga & Cinta adalah perayaan kisah Ada Apa Dengan Cinta? yang sudah melekat di hati banyak orang dan mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Kini kami hadirkan kembali dengan wajah baru dan sentuhan musik yang lebih kental. Di trailer ini, kami berharap penonton bisa merasakan kedekatan emosional yang lebih dalam saat Rangga dan Cinta mengekspresikan perasaan melalui alunan suara mereka, sekaligus merasakan kekuatan lirik lagu-lagu AADC? dan beberapa lagu baru yang akan lebih kental menarasikan film Rangga & Cinta,” ujar produser Mira Lesmana tentang trailer resmi yang diluncurkan.

Lebih lanjut, sutradara Riri Riza juga menyampaikan, "Membuat film ini adalah sebuah perjalanan nostalgia dari proses awal berkarya kami. Film Ada Apa Dengan Cinta? bagi saya adalah sebuah film yang sangat penting. Dalam film Rangga & Cinta kami ingin mempertahankan ruh cerita asli, dengan menawarkan kebaruan dinamika antara karakternya. Sekelumit bisa dirasakan dalam trailer ini."

Produksi film Rangga & Cinta terwujud atas dukungan dari para mitra, yaitu Surya Citra Media, ⁠Trinity Entertainment Network, ⁠Jagartha, Dwidaya Amadeo Gemintang, Barunson E&A, Imajinari, Melyana Tjahyadikarta, Primeworks Studios, Niken Rachmad, dan Ignatius Andy. Selain itu, juga diumumkan dukungan para sponsor, yaitu Compass, Indofood melalui Indomie, Popmie, dan Chiki, Skintific, dan Amar Bank, serta kolaborasi film Rangga & Cinta dengan fashion brand Calla The Label.

Natikan film Rangga & Cinta, The Rebirth of Ada Apa Dengan Cinta? Di bioskop tanah air mulai 2 Oktober 2025.


Sinopsis

Jakarta, 2001. Hidup Cinta kelihatan nyaris sempurna. Dia punya sahabat yang solid di SMA, keluarga yang penyayang, dan status sebagai cewek paling populer di sekolah. Segala hal terasa aman dan seru—sampai suatu hari, Cinta kalah lomba puisi dari cowok super misterius bernama Rangga.

Rangga beda dari siapa pun yang pernah Cinta temui. Dia tidak suka keramaian, lebih suka membaca buku di pojokan, dan kata-katanya bisa membuat hati orang yang dengar bergetar. Awalnya Cinta kesal, tapi lama-lama penasaran. 

Masalahnya, dunia Rangga jauh berbeda dari dunia Cinta. Satu penuh tawa dan drama sahabat, satu lagi sepi tapi dalam. Dan di masa remaja yang serba cepat, kadang perasaan datang sebelum kita siap buat mengerti.

Akibat sebuah kejadian pada sahabatnya, Cinta harus memilih antara sahabat-sahabat yang selalu mendukungnya atau cinta pertamanya.


Sutradara : Riri Riza

Produser : Mira Lesmana, Nicholas Saputra, Toto Prasetyanto

Penulis Skenario : Mira Lesmana, Titien Wattimena

Produser Eksekutif : Sutanto Hartono, Melyana Tjahyadikarta, Yonathan Nugroho, FX Iwan, Yoonhee Choi, Hotma Abigail Sirait, Dipa Andika, Nini Yusof

Ko-Produser Eksekutif : Ignatius Andy, Niken Rachmad, Sylvie Kim

Lagu dan Musik : Melly Goeslaw dan Anto Hoed

Koreografer : Pasha Prakasa

Penata Sinematografi : Vera Lestafa

Penata Artistik : Dita Gambiro

Penata Kostum : Dara Asvia

Penata Rias : Novie Ariyanti

Penyunting Gambar : Aline Jusria

Penata Suara : Satrio Budiono

Perekam Suara : Ichsan Rachmaditta


Pemain :

° Leya Princy sebagai Cinta

° El Putra Sarira sebagai Rangga

° Jasmine Nadya sebagai Alya

° Kyandra Sembel sebagai Maura

° Katyana Mawira sebagai Milly

° Daniella Tumiwa sebagai Karmen

° Rafly Altama sebagai Mamet

° Rafi Sudirman sebagai Borne

° Boris Bokir sebagai Limbong




Jumat, 25 Juli 2025

Joko Anwar Kembali ke Komedi lewat Film Ghost in The Cell,Dengan Jajaran Pemeran Bertabur Bintang

 

Joko Anwar Kembali ke Komedi lewat Film Ghost in The Cell,Dengan Jajaran Pemeran Bertabur Bintang, Salah Satunya Abimana Aryasatya yang Kembali ke Layar Lebar Ghost in The Cell menjadi momentum kembalinya penulis & sutradara Joko Anwar ke genre komedi setelah 2 dekade lewat Janji Joni (2005).

Jakarta, 25 Juli 2025—Rumah Produksi Come and See Pictures bersiap merilis film terbaru Ghost in the Cell (Hantu di Penjara) tahun depan. Setelah sukses di box office dengan genre thriller action dewasa Pengepungan di Bukit Duri, penulis dan sutradara Joko Anwar menggarap genre horor komedi melalui film Ghost in The Cell (Hantu di Penjara), yang telah dinantikan para penggemar setianya begitu lama.

Terakhir, Joko menggarap genre komedi melalui film Janji Joni (2005), 2 dekade silam, yang juga menjadi debutnya. Film yang diproduseri oleh Tia Hasibuan ini telah menyelesaikan syuting dan menjanjikan sesuatu yang berbeda dari garapan rumah produksi sebelumnya.

Abimana Aryasatya memimpin jajaran pemeran bertabur bintang. Film ini sekaligus menandai kembalinya Abimana ke layar lebar, setelah terakhir kali enam tahun silam lewat Gundala (2019), yang juga disutradarai oleh Joko Anwar.

Ghost in The Cell turut dibintangi oleh pemeran laki laki dari lintas generasi yang sudah menjadi pemain reguler Joko Anwar di antaranya adalah 

° Abimana Aryasatya

° Bront Palarae,

° Danang Suryonegoro,

° Endy Arfian,

° Lukman Sardi,

° Mike Lucock,

° Yoga Pratama,

° Morgan Oey,

° Aming, 

° Kiki Narendra,

° Rio Dewanto,

° Tora Sudiro,

° Almanzo Konoralma,

° Haydar Salishz,

° Arswendy Bening Swara,

° Dewa Dayana, Faiz Vishal,

° Jaisal Tanjung, dan 

° HoYuhang 

° Magistus Miftah.

Bagi Lukman Sardi, Aming Sugandhi, dan Tora Sudiro ini adalah reuni film komedi Quickie Express yang tayang tahun 2007 silam dan skenarionya ditulis oleh Joko Anwar. Selain itu film ini juga menyatukan 3 pemeran Pengepungan di Bukit Duri: Morgan Oey, Endy Arfian, Dewa Dayana. Menandai pula, kerja sama Joko Anwar dan Bront Palarae di luar Pengabdi Setan. Jaisal Tanjung, yang biasanya berada dibelakang layar sebagai kolaborator tepercaya Joko Anwar untuk mengarahkan tata gambar, kini juga untuk pertama kalinya bermain di depan layar.

Film ini akan mengisahkan dua geng yang saling bermusuhan lalu bertikai di dalambpenjara Jakarta yang padat. Seolah konflik mereka belum cukup, satu per satu narapidana mulai tewas. Bukan karena dibunuh oleh musuh, melainkan oleh sesosok hantu ganas. Mau tak mau, kedua geng harus bekerja sama jika ingin tetap hidup.

“Komedi adalah cinta pertama saya. Saya masih menggilai horor. Jadi ini saatnya menggabungkan keduanya dalam satu film,” kata penulis dan sutradara Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) Joko Anwar.

“Film ini adalah pencapaian terbaik Come and See Pictures sejauh ini. Komedi dan horor, dua-duanya adalah genre yang perlu craftmanship dan timing yang presisi. Menggabungkan keduanya adalah challenge terbesar kami dan para kru dan pemain berhasil mencapainya,” kata produser Tia Hasibuan.

Selain bertabur bintang, Ghost in the Cell juga menampilkan para pemain baru,termasuk Magistus Miftah, seorang penari dan pembaca tarot yang didapat melalui open casting di media sosial. Ini sekaligus menjadi debut aktingnya di layar lebar.

Sementara itu, Abimana Aryasatya yang kembali ke layar lebar sebagai pemeran utama setelah terakhir kali membintangi Gundala (2019) membagikan antusiasmenya di film ini.

“Ini adalah momen yang membahagiakan bagi saya, karena bisa kembali bermain untuk film yang dibintangi oleh jajaran pemeran bertabur bintang dari lintas generasi dan negara. Setelah enam tahun, yang ternyata cukup lama juga saya absen dari layar lebar, sekarang kembali dalam genre yang segar, dan kembali bekerja sama dengan sutradara paling bersinar dari generasi saat ini, Joko Anwar,” terang Abimana Aryasatya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Abimana lebih banyak membintangi judul-judul serial dan film OTT. Kembalinya ke layar lebar melalui Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) akan menjadi momen yang sangat dinantikan oleh banyak penonton film Indonesia.

Nantikan film Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) saat tayang di bioskop!

Kamis, 24 Juli 2025

Film Sihir Pelakor Membawa Teror Nyata Orang Ketiga Asmara Abigail Mengancam Rumah Tangga Marcella Zalianty dan Menyakiti Neona Ayu, Fisik & Psikis!


Jakarta, 24 Juli 2025 Setelah sukses dengan film Petaka Gunung Gede yang diadaptasi dari podcast viral, Starvision kembali mengangkat kisah viral dalam film horor Sihir Pelakor. Film Sihir Pelakor diangkat berdasarkan kisah nyata Novita Indriani dari podcast R.JL5 berjudul Sihir Pelakor: Sabdo Pandito yang sudah ditonton lebih dari 4,8 juta kali. Sabdo pandito adalah ilmu hitam yang bisa membuat seseorang hilang akal dan merusak keharmonisan keluarga. Pemakai ilmu ini bisa membuat sasarannya menjadi apa saja yang ia inginkan.

Film yang diproduseri Chand Parwez Servia dan disutradarai Bobby Prasetyo ini akan memberikan sensasi kengerian teror dari orang ketiga ketika menghancurkan rumah tangga. Dari godaan gendam yang menenggelamkan menjadi sihir yang mematikan.

Mengikuti kisah nyata keluarga Edi dan Jumiati, yang tiba-tiba berubah setelah kedatangan Rini. Karena pengaruh sihir Rini (Asmara Abigail), Edi (Fathir Muchtar) pergi meninggalkan istrinya, Jumiati (Marcella Zalianty) dan dua anaknya. Vita, (Neona Ayu), anak dari Edi dan Jumiati yang merasa kehilangan bapaknya, berusaha mendapatkan kembali cinta sang bapak dan membawanya kembali ke pelukan keluarga. Namun ia harus menghadapi teror yang mengancam nyawa dirinya dan juga keluarganya!

Film Sihir Pelakor akan menjadi sebuah sajian horor yang penuh teror. Dari skenario yang ditulis Upi dan penyutradaraan Bobby, kombinasi andalan dalam menghasilkan horor yang memberikan visual mengerikan dengan tekanan psikologis di dalam ceritanya.

"Selain sisi horor, film Sihir Pelakor juga membawa nilai yang bisa menjadi refleksi untuk kita. Tentang kisah nyata memprihatinkan yang bisa membawa dampak trauma akibat dari perselingkuhan yang terjadi. Apalagi, ada anak-anak yang menjadi korban utamanya. Di film ini juga akan menyoroti perjuangan dan kekuatan batin dari seorang ibu," ujar produser film Sihir Pelakor Chand Parwez Servia.

Marcella Zalianty mengungkapkan, memerankan karakter Jumiati yang mendapatkan teror bukan hanya fisik namun juga secara mental memberikan dimensi baru sebagai seorang Ibu.

"Jumiati adalah sosok Ibu yang sebenarnya banyak kita temukan di sekitar kita. Mereka tidak mendapat nafkah dari suami dan terpaksa menghabiskan waktu untuk bekerja demi keluarga dan anak-anaknya, sehingga jadi kehilangan waktu bersama anak yang malah membuat anak-anaknya tambah dekat dengan suaminya. Apa yang terjadi pada Jumiati di film Sihir Pelakor adalah pengorbanan sekalian bukti cinta seorang Ibu yang rela melindungi anak-anak mereka termasuk dari bahaya yang mengancam," ujar Marcella Zalianty.

Asmara Abigail, yang memerankan Rini berhasil membawakan karakter yang manipulatif dengan kuat. Ia menjadi sosok pelakor yang menggunakan sihir sebagai senjata utamanya.

"Penonton akan melihat betapa kejamnya Rini. Unsur sihir juga akan menarik, dengan pendekatan yang digarap secara mengesankan oleh sutradara, Sihir Pelakor menjadi mimpi buruk yang bisa datang ke keluarga siapa saja. Tentu ini sesuatu yang sangat berat, dan tidak mudah untuk bisa selamat," kata Asmara Abigail.

Neona Ayu, akan menjalani debut horornya melalui film ini. Neona secara mengejutkan membawa penampilan yang berbeda. Ia menampilkan karakter Vita remaja dengan sangat meyakinkan.

"Film Sihir Pelakor memberikan aku sebuah pelajaran yang amat berharga dalam dunia akting. Aku bisa beradu peran dengan para aktor senior yang memang sudah terbukti rekam jejaknya. Selain harus melakukan adegan sulit, di film ini aku juga harus mengolah emosiku menjadi lebih intens, dibutuhkan untuk menuntun penonton pada apa yang sedang dihadapi oleh karakter Vita," terang Neona Ayu.

Sementara itu, Novita Indriani narasumber yang memiliki cerita asli mengatakan saat menonton film ini membuatnya menjadi teringat kembali momen yang pernah ia lalui. "Aku jadi flashback perjalanan aku selama 20 tahun ditinggal Papa. Sedih, teringat lagi hidup yang pernah aku jalani. Karakter dengan usia yang seharusnya masih bermain dengan teman malah sudah harus memikirkan bapaknya hilang entah ke mana, dan melihat ibu yang hancur hatinya dicelakai hingga hampir mati."

Hana Malasan, yang memerankan Vita dewasa menambahkan, selama prosesnya ia banyak menggali hal-hal yang pernah dilalui Vita. Hana menemukan banyak hal-hal yang bisa disampaikan secara emosional melalui karakter Vita dewasa di filmnya. "Tidak hanya menarik secara entertainment, tapi cerita di film ini juga ada yang bisa kita petik sebagai pelajaran," ujar Hana Malasan.

Film ini dibintangi di antaranya oleh Neona Ayu, Marcella Zalianty, Fathir Muchtar, Asmara Abigail, Jared Ali, Hana P. Malasan, Indra Birowo, Alfie Alfandy, Ruth Marini, Ara Ajisiwi, Fajar Aditya RJL 5, Fadi Alaydrus, Sofia Yulinar, Sania Leonardo, Nissy Meinard, dan penampilan khusus dari Adhisty Zara.

Sinopsis

Karena pengaruh sihir Rini (Asmara Abigail), Edi (Fathir Muchtar) pergi meninggalkan istrinya, Jumiati (Marcella Zalianty) dan dua anaknya. Vita, (Neona Ayu), anak dari Edi dan Jumiati yang merasa kehilangan bapaknya, berusaha mendapatkan kembali cinta sang bapak dan membawanya kembali ke pelukan keluarga. Namun ia harus menghadapi teror yang mengancam nyawa dirinya dan juga keluarganya!

Pemain 

° Neona Ayu Sebagai Vita

° Marcella Zalianty Sebagai Jumiati

° Fathir Muchtar Sebagai Edi

° Asmara Abigail Sebagian Rini

° Jared Ali Sebagian Dwi

° Hana P. Malasan Sebagai Vita Dewasa

° Alfie Alfandy Sebagai Ustadz Ahmad

° Indra Birowo Sebagai Pak Burhan

° Sofia Yulinar Sebagai Bu Burhan

° Ruth Marini Sebagai Dukun

° Ara Ajisiwi Sebagai Ratu Iblis

° Fajar Aditya RJL 5 Sebagai Hartono

° Fadi Alaydrus Sebagai Dwi Remaja

° Sania Leonardo Sebagai Ningsih

° Nissy Meinard Sebagai Maya

° Adhisty Zara Penampilan Khusus

° Produksi Starvision

° Produser 

- Chand Parwez Servia

- Riza

- Mithu Nisar

° Sutradara Bobby Prasetyo

° Produser Eksekutif 

- Reza Servia

- Amrit Dido Servia

- Raza Servia

° Produser Lini Eko Gumilang

° Penulis Skenario Upi

° Berdasarkan Kisah Nyata di Podcast RJL 5

° Sihir Pelakor: Sabdo Pandito, Diceritakan oleh Novita Indriani

Film Sihir Pelakor tayang di bioskop mulai 31 Juli 2025!

Rabu, 23 Juli 2025

Bertaut Rindu Gelar Prom Night Gala Premiere Ala Anak SMA

 


Jakarta, 23 Juli 2025 — Setelah sukses menyapa penonton di sejumlah kota lewat rangkaian roadshow, film Bertaut Rindu kini menyelenggarakan gala premiere dengan tema istimewa: Prom Night. Bertempat di Epicentrum XXI, Jakarta, malam spesial ini menjadi bagian dari perjalanan film Bertaut Rindu yang mengajak penonton kembali ke masa-masa remaja penuh harapan, keresahan, dan pertanyaan besar tentang masa depan.

Acara ini dihadiri langsung oleh jajaran pemeran dan tim di balik layar, antara lain Rako Prijanto (sutradara), David S. Suwarto (produser eksekutif), MGS. Fahri Fahrudin (produser), Nuridzka Mutiaradini (penulis naskah), dan Tian Topandi (penulis novel Bertaut Rindu).

Turut hadir pula para pemeran utama dan pendukung film seperti Adhisty Zara (Jovanka), Ari Irham (Magnus), Aida Nurmala (Mama Magnus), Willem Bevers (Papa Magnus), Putri Ayudya(Mama Jovanka), Irgi Achmad Fahrezi (Papa Jovanka), Nadine Alexandra, Aulia Deas, dan Bertram Beryl.

Gala premiere ini dirancang untuk menjadi ruang nostalgia dan refleksi, khususnya generasi muda dan para orang tua. Dalam suasana prom night, para tamu hadir mengenakan sentuhan busana biru yang menjadi simbol emosi, kedewasaan, dan kejujuran perasaan dalam film ini.

Dalam sesi wawancara, Adhisty Zara menyampaikan harapannya tentang dampak film ini. “Aku berharap film ini bisa jadi teman buat siapa pun yang sedang berjuang meraih mimpi. Dan buat teman-teman yang pernah merasa dipaksa atau nggak didengar, semoga kalian bisa lebih dekat sama orang tua dan berani bilang apa yang kalian mau untuk masa depan kalian. Keluarga harusnya jadi support system, bukan sumber tekanan,” ujar Zara dengan penuh haru.

Salah satu momen yang paling membekas adalah penampilan Jasmine Nadya yang membawakan lagu OST Bertaut Rindu berjudul "Seiring", yang turut mengiringi emosi penonton sepanjang malam. Lagu ini menjadi jembatan antara cerita Jovanka dan Magnus dengan para penonton yang mungkin sedang, atau pernah, menghadapi konflik serupa dalam hidupnya.

Tak hanya itu, dalam acara ini juga dihadirkan Mading Surat untuk Diriku di Masa Lalu, berupa kumpulan pesan dari para penonton yang ditampilkan sebagai instalasi emosi bersama. Serta Puisi on The Spot bersama penyair muda Hamzah Muhammad yang merupakan sebuah sesi spontan yang menghadirkan puisi dari emosi yang tertangkap di malam premiere.

Dengan cerita yang dekat, menyentuh, dan relevan dengan dinamika hubungan orang tua dan anak, film ini menjadi ajakan bagi seluruh keluarga untuk saling mendengar dan memahami, serta menjadi support system terkuat.

Ajak orang tua, saudara, dan sahabatmu menonton bersama. Karena perjalanan memahami diri sering kali dimulai dari yang paling dekat keluarga


Film Bertaut Rindu akan tayang secara luas di bioskop mulai 31 Juli 2025. 

° Rumah Produksi : SinemArt

° Produser : MGS. Fahri Fahrudin

° Eksekutif Produser : David S. Suwarto

° Sutradara : Rako Prijanto

Cast : 

° Adhisty Zara (Sebagai Jovanka)

° Ari Irham (Sebagai Magnus)

° Aida Nurmala (Sebagai Diana)

° Willem Bevers (Sebagai Brata)

° Putri Ayudya (Sebagai Yuli)

° Irgi Achmad Fahrezi (Sebagai Agung)

° Nadine Alexandra (Sebagai Delina)

° Aulia Deas (Sebagai Maria)

° Betram Beryl (Sebagai Koko)

° Oki Rengga (Sebagai Pak Yudhi)


Selasa, 22 Juli 2025

“KAMPUNG JABANG MAYIT: RITUAL MAUT" Siap teror layar bioskop!

 

Sukses Besar di Dunia Maya, Kini 'Kampung Jabang Mayit' Siap Guncang Bioskop Indonesia

Jakarta, 21 Juli 2025 — Suasana mencekam bercampur antusiasme tinggi menyelimuti gala premiere film horor yang paling dinantikan, "Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut," yang sukses dilaksanakan malam ini di CGV, Grand Indonesia. Para sineas, pemeran, rekan media, dan penggemar memadati karpet merah untuk menjadi yang pertama menyaksikan prekuel dari kisah viral yang telah meraup jutaan penonton.

Diproduksi oleh Kucing Hitam Pictures dan SPASI Moving Image, serta disutradarai oleh Wisnu Surya Pratama, Salah satu yang menarik dari film ini adalah keterlibatan langsung dari kreator horor digital dan merupakan adaptasi layar lebar dari thread Twitter fenomenal karya Qwertyping (Teguh Faluvie), yang kemudian berkembang menjadi podcast video series dengan lebih dari 20 juta penayangan.

Film ini menjanjikan pengalaman horor yang lebih dalam dengan menyajikan prekuel dari cerita yang sudah dikenal luas. Penonton akan diajak menyelami lebih jauh latar belakang dan peristiwa-peristiwa kelam yang mendorong Weda ke dalam lingkaran ritual maut, serta konsekuensi mengerikan yang harus ia hadapi.

Suasana gala premiere semakin semarak dengan kehadiran para pemeran utama yang tampil memukau. Ersya Aurelia yang memerankan Weda dan Bukie B Mansyur sebagai Bagas berhasil menarik perhatian dengan pendalaman karakter mereka yang intens. Chemistry keduanya disebut-sebut menjadi salah satu kekuatan utama film ini.

Tak ketinggalan, akting brilian dari Atiqah Hasiholan, Rachquel Nesia, Nessie Judge, Prasodjo Muhammad, dan Monica Rajelele turut menyempurnakan jajaran pemain. Mereka semua dengan apik menghidupkan karakter-karakter yang akan membawa penonton pada pengalaman horor yang tak terlupakan.

"Kami sangat bangga dengan karya ini. Film ini bukan hanya tentang horor, tapi juga tentang konsekuensi dari pilihan dan bagaimana masa lalu bisa menghantui. Semoga ‘Kampung JabangMayit: Ritual Maut’ bisa memberikan pengalaman yang mendalam bagi penonton," ujar Ajish Dibyo selaku Produser di sela-sela acara.

Informasi Film

Eksekutif Producer : Charles Johannes Siagian, Syafial Rustama,Wicaksono Wisnu Legowo, Reyno Anggoro, Rajesh Punjabi

Produser: Barkah Winata dan Ajish Sudibyo

Sutradara: Wisnu Surya Pratama

Penulis Naskah: Wicaksono Wisnu Legowo

Informasi Pemain

° Atiqah Hasiholan sebagai Ni Itoh

° Ersya Aurelia sebagai Weda

° Bukie B Mansyur sebagai Bagas

° Rachquel Neisa sebagai Rini

° Prasodjo Muhammad sebagai Bah Amar

° Nessie Judge sebagai Nessie

° Monica Rajalele sebagai Ni Warsih



Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut akan mulai tayang secara nasional pada Kamis, 24 Juli 2025, dan siap membawa penonton ke dalam dunia penuh ketegangan, rahasia, dan bayang-bayang ritual maut.

Senin, 21 Juli 2025

Gak Nyangka film yang bergenre komedi, Perjuangan Mahasiswa Dalam Membuat Skripsi

 

‘Gak Nyangka’ menyajikan komedi penuh sindiran tentang kehidupan mahasiswa, realita pendidikan tinggi, dan cara generasi muda menghadapi tekanan hidup dengan cara yang konyol tapi membumi. Perpaduan antara ambisi, kekonyolan, dan krisis finansial membuat film ini tak hanya menghibur, tapi juga menyentil banyak penonton.

Ga Nyangka ini Mengambil Lokasi di Pacitan Jawa , dan Ga nyangka ini bisa mengangkat Wisata alam Pacitan yang sangat Indah sekali " kata Ibu Aliya Rajasa Baskoro Yudhoyono Sesaat sebelum Di Film di Mulai. "

° Produksi oleh iBuzz Entertainment 

° Sutradara : Jelhan Angga

° Produser : Rio Indrawan & Yudhi Yogaswara, 

° Eksekutif Produser : Edi Baskoro Yudhoyono

° Penulis : Syahrun Ramadhan, Jeihan Angga, Rahabi Mandra

Dengan jajaran pemain yang terdiri dari para aktor dan komika populer, film ‘Gak Nyangka’ barangkali bisa menjadi salah satu film yang paling dinantikan di pertengahan tahun 2025. 

Sejumlah pemeran yang akan hadir di film ini di antaranya,

° Ge Pamungkas,

° Arie Kriting,

° Indah Permatasari,

° Prisia Nasution,

° Arif Alfiansyah,

° Yono Bakrie,

° Abdur Arsyad,

° Ence Bagus,

° Sarah Sechan,

° Cut Mini,

° Ebel Cobra, dan

° Muhammad Kadavi.

Sinopsis

Film ‘Gak Nyangka’ mengikuti kisah 4 sahabat kuliah yang sudah bertahun-tahun tidak kunjung menyelesaikan studi mereka di jurusan kelautan, yaitu Agoy (Ge Pamungkas), Bruno (Arie Kriting), Cherry (Indah Permatasari), dan Darlina (Prisia Nasution).

Mereka masing-masing memiliki kepribadian khas dan latar belakang yang mencerminkan realita mahasiswa Indonesia. Cherry, misalnya, dikenal super teliti dan sensitif terhadap urusan uang. Bruno merantau dari wilayah Timur Indonesia demi membanggakan sang ibu. Agoy gemar membicarakan investasi tapi hasilnya tak pernah nyata. Sementara Darlina punya kemampuan unik: selalu bisa menemukan solusi di tengah kebuntuan

Petualangan mereka untuk membuat tanah tak berguna ini menjadi sumber dana penelitian justru membawa mereka pada pelajaran penting tentang arti persahabatan, kecermatan dalam mengambil keputusan, serta tanggung jawab yang membentuk kedewasaan. Bagaimana kelanjutan kisahnya?...

Tunggu saja tanggal tayangnya!

Film ‘Gak Nyangka’ dijadwalkan tayang di bioskop mulai 24 Juli 2025 mendatang

Jumat, 18 Juli 2025

Cermin Misterius yang Menjebak Luna Maya Bersama Christine Hakim Film Horor Sukma Garapan Baim Wong Rilis Teaser Trailer & Poster Tayang 11 September 2025!

 

Luna Maya akan menguak sebuah misteri dari cermin di rumah tua yang
menyimpan rahasia yang tak pernah diketahuinya dalam film horor Sukma.

Jakarta, 16 Juli 2025 — Baim Wong akan segera memasuki babak baru dengan film horor keduanya, Sukma yang akan tayang di bioskop mulai 11 September 2025.

Melalui official teaser poster & teaser trailer Sukma yang dirilis di Kanal YouTube dan media sosial Tiger Wong Entertainment, kita akan melihat level baru dari penyutradaraan Baim Wong setelah sukses dengan debut penyutradaraan Lembayung.

Arini (Luna Maya) perlahan mendekati sebuah kursi goyang yang berderit. Dengan berurai air mata, ia mendekati sosok perempuan tua (Christine Hakim) di kursi tersebut yang tengah menggendong bayi. Pada adegan selanjutnya, misteri pun semakin terkuak, saat kisah horor dan misterius dimulai. Arini dan keluarganya pindah ke sebuah rumah tua di kota kecil untuk memulai kehidupan baru. Di rumahtersebut, ada penjaga rumah yang sudah tua, bernama Bu Sri (Christine Hakim).

Namun, peristiwa aneh tiba-tiba menghampiri hidup baru Arini dan keluarganya. Anak Arini, Iyan, bahkan mengalami kejadian horor saat ia melihat bayangan-bayangan aneh di sebuah cermin tua di rumah tersebut. “Cermin dirumah Ibu itu, bukan cermin biasa,” ujar Christine Hakim dalam salah satu dialog.

Situasi rumah pun menjadi kacau. Kisah-kisah aneh dan misterius perlahan terkuak,seperti cerita banyak orang yang meninggal di rumah tersebut. Hendra (Fedi Nuril),yang datang dari masa lalu Arini, datang ke rumah tersebut dan memperingatkan untuk segera meninggalkan suami Arini, Pram (Oka Antara) dan rumah tersebut.

Dalam official teaser poster, terbingkai dua sisi yang terhalang oleh cermin. Luna Maya yang tengah menatap cermin, sementara di baliknya ada separuh wajah Christine Hakim yang menyiratkan misteri di belakangnya. Adakah pesan yang ingin disampaikan CERMIN itu?

“Setelah menggarap Lembayung, saya mencoba melakukan pembaruan pendekatan penyutradaraan baik dari sisi teknis artistik dan penceritaan di film Sukma. Kita akan menyaksikan horor yang masih belum banyak dijelajahi di perfilman kita,melalui misteri cermin yang menawarkan usia muda berkepanjangan. Namun, akan ada korban dari peristiwa itu,” kata produser dan sutradara Sukma Baim Wong.

Di film ini, Baim Wong juga bekerja sama dengan penulis skenario dari serialpopuler Indonesia, Gadis Kretek, Ratih Kumala. 

Pemain

° Luna Maya, 

° Christine Hakim,

° Oka Antara, 

° Fedi Nuril, 

° Anna Jobling,

° Kimberly Ryder,

° Asri Welas, 

° Amanda Soekasah,

° Giovanni Tobing, 

° Krishna Keitaro,

° Kiano Tiger Wong, dan 

° Dazelin Rey.

“Ini adalah level horor yang baru dari Baim. Penonton akan melihat sesuatu yang belum pernah ditemukan tentang kisah yang akan terkuak dari cermin yang menjebak manusia,” kata pemeran Arini, Luna Maya.

Tonton film Sukma yang akan tayang di bioskop Indonesia mulai 11 September 2025!

MVP Pictures Merilis First Look Dia Bukan Ibu: Brutal dan Misterius Adaptasi Thread Viral JeroPoint, Comeback Epik Artika Sari Devi! Tayang 25 September 2025 di Bioskop

 


Jakarta, 17 Juli 2025 — MVP Pictures merilis official first look film horor terbaru berjudul Dia Bukan Ibu yang menampilkan adegan di meja makan dan sosok perempuan misterius yang menyimpan hasrat brutal di pikirannya. Film ini diadaptasi dari thread viral @JeroPoint di Twitter/X pada tahun 2023 yang telahmencapai lebih dari 5,8 views. Thread tersebut dapat dibaca di: Dia sudah bukan Ibu. Tolong aku.” -A Thread- #bacahorror https://t.co/sU90JnH7pX” / X. Thread tersebut juga telah mendapat 44 ribu likes, 13 ribu retweet, dan seribu lebih komentar.

Dalam official first look film horor Dia Bukan Ibu, menyiratkan sebuah nuansa yang penuh misteri namun brutal. Sosok Ibu yang duduk di meja makan, tampak tengah terganggu pikirannya, dengan kilasan-kilasan kejadian brutal seperti daging yang dicabik-cabik, tangan menggenggam batu dan berlumur darah, serta pisau yang diasah tajam. Gambar-gambar tersebut menyiratkan apa yang ada di dalam pikiran sang Ibu, sementara anggota keluarga yang lainnya tengah berbincang di depannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Disutradarai oleh sutradara berbakat Randolph Zaini, film Dia Bukan Ibu diproduseri oleh Raam Punjabi dan Amrit Punjabi. Randolph juga menulis skenario film ini bersama Pemenang 2 Piala Citra FFI untuk Penulis Skenario Terbaik Titien Wattimena. 

Film ini akan dibintangi oleh Artika Sari Devi, yang menjadi momen kembalinya ke layar lebar sejak 2019. Bersama Artika, juga hadir bintang muda berbakat Aurora Ribero dan Ali Fikry. Film ini juga turut dibintangi oleh Iskak Khivano dan Sita Nursanti.

“Film Dia Bukan Ibu membawa kesegaran baru dari genre horor Indonesia. Dengan pendekatan yang tak biasa dari Randolph, film ini akan memberikan pengalaman menonton yang bukan hanya horor, namun juga nilai tentang hubungan keluarga antara anak dan ibu,” kata produser film horor Dia Bukan Ibu Amrit Punjabi.

Film horor Dia Bukan Ibu akan mengikuti kisah Vira (Aurora Ribero) bersama sang adik, Dino (Ali Fikry) yang menghadapi situasi berbahaya. Keduanya tinggal bersama Ibunya (Artika Sari Devi), yang tidak lagi menjadi dirinya sendiri, dan Vira mencari tahu sebab yang membuat Ibunya berubah.

“Penonton akan melihat dinamika yang menegangkan dan penuh misteri dari keluarga ini. Bagaimana Ibu memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh kedua anaknya. Saya sangat senang akhirnya bisa kembali ke layar lebar melalui peran yang menantang ini,” kata Artika Sari Devi.


Film Dia Bukan Ibu Tayang 25 September 2025 di Bioskop!

***

Poster Resmi “Perempuan Pembawa Sial” Ungkap Sosok Mengerikan dan Tubuh Tanpa Kepala, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

 


Jakarta, 17 Juli 2025 — IDN Pictures merilis poster resmi dari film horor terbaru mereka,Perempuan Pembawa Sial (The Queen of Witchcraft). Visual terbaru ini menampilkan intensitas horor yang semakin nyata, dengan suasana gelap, ritual kematian, dan sosok yang tampak menyeramkan, seolah ia baru saja bangkit dari kutukan masa lalu.

Dalam poster ini, terlihat seorang wanita dalam balutan baju ungu dan riasan pengantin, berwajah rusak dan mengerikan merayap di atas meja jamuan. Meski nampak megah namun visualnya juga memperlihatkan sekeliling yang penuh darah dan para tamu tak bernyawa,beberapa tanpa kepala, mengenakan pakaian adat yang sudah membusuk. Satu sosok hidup ditengah kematian, siapakah dia? Dan mengapa seluruh ruangan tampak seperti perjamuan yang dikutuk?

Film ini disutradarai oleh Fajar Nugros, dan pertama kali diputar dalam ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada Desember 2024, di mana film ini memenangkan Best Editing dari Indonesian Screen Awards JAFF19. Setelah sukses di jalur festival, Perempuan Pembawa Sial siap menyapa penonton umum di seluruh bioskop Indonesia mulai 18 September 2025.

Sutradara Fajar Nugros mengungkapkan, “poster ini mencerminkan dunia kelam Mirah, sebuah jamuan yang dipenuhi luka lama, dendam, dan kematian. Film ini menggali ketakutan masa kecil saya terhadap kisah rakyat Indonesia, termasuk memori tentang penari berwajah dua dan kusir kereta malam. Ini adalah horor yang sangat personal, sekaligus mitologis.”

Film ini dibintangi oleh 

° Raihaanun, 

° Clara Josephine Bernadeth,

° Morgan Oey, 

° Aurra Kharishma,

Rukman Rosadi, serta Didik Nini Thowok yang menghadirkan sentuhan budaya dan magis yang kuat. Kisah Perempuan Pembawa Sial berpusat pada Mirah, seorang perempuan yang dijauhi karena pria-pria yang mencintainya selalu berakhir tragis. Saat Mirah mencoba membangun hidup baru bersama Bana, ia justru menemukan bahwa semua kematian itu bukan kebetulan,melainkan bagian dari kutukan kelam yang dibawa oleh makhluk misterius dan dendam dari masa lalu Mirah.

Dengan pendekatan horor psikologis yang memadukan elemen budaya lokal, Perempuan Pembawa Sial digadang-gadang akan menjadi salah satu film horor paling atmosferik dan bermakna tahun ini.

Kamis, 17 Juli 2025

AGAPE The Unconditional Love Drama Multiplot Siap Tayang 4 Sepetember 2025


"Saya bukan Maudy Koesnaedi yang Zaenab dulu. Sekarang ada hal yang diprioritaskan, terutama anak. Jadi kalau nerima pekerjaan, saya pikirkan: ini bermanfaat nggak ya buat orang lain? Ceritanya sampai gak ya ke penonton?" katanya.

 **

Film Agape: The Unconditional Love merupakan produksi perdana dari HoLoFa Pictures dengan produser Michael Lumbang Tobing dan skenario ditulis oleh Titien Wattimena bersama Beta Ingrid Ayu.

"Agape adalah tentang cinta yang memberi tanpa menuntut, tentang orang-orang biasa yang memilih untuk bertahan," ungkap Arie Azis.

"Saya bukan Maudy Koesnaedi yang Zaenab dulu. Sekarang ada hal yang diprioritaskan, terutama anak. Jadi kalau nerima pekerjaan, saya pikirkan: ini bermanfaat nggak ya buat orang lain? Ceritanya sampai gak ya ke penonton?" katanya.

Maudy menceritakan, dirinya pernah mendampingi sahabat dekat yang juga menderita leukemia. Pengalaman tersebut menjadi sumber inspirasi emosional dalam membangun karakter Sania.

"Aku baru selesai mengalami kejadian itu, mendampingi teman yang sakit leukemia juga. Jadi, ketika ditawari peran ini, rasanya seperti titik pelepasan. Kesempatan untuk bercerita dari pengalaman pribadi," pungkas Maudy Koesnadi.

Membangun chemistry sebagai ibu dan anak dengan  Maudy Koesnaedi tidak sulit ungkap Sarah Beatrix 

Proses reading serta peran Tio Pakusadewo sebagai pelatih akting turut membantu aktris 50 tahun tersebut untuk membangun chemistry dengan Sarah Beatrix.

Para Pemain:

1. Michael Tobing (Produser)

2. Arie Azis (Sutradara)

3. Titien Wattimena (Skenario)

4. Sarah Beatrix - sebagai Kira

5. Meriam Bellina - sebagai Nurtha

6. Maudi Koesnaedi - sebagai Sania

7. Tyo Pakoesadewo - sebagai Yoshua

8. Maudy Whilhelmina - sebagai Amel

9. Tutie Kirana - sebagai Prof. Astuti

10. Chika Waode - sebagai Cika

11. Rendy Kjaernett - sebagai Markus

12. Dwi Yan - sebagai Masirton

13. Dewi Yull - sebagai Dr. Pujianti

14. Tj Ruth - sebagai Ruri

15. Samuel Tobing - sebagai Sam

16. Samuel Rizal - sebagai Bimo

17. Tanta Ginting - sebagai Daffa

18. Rania Putrisari - sebagai Gigi

19. Pangeran Lantang - sebagai Gino



Sinopsis

kisah perjuangan para tokoh dipertemukan di Rumah Sakit. Mereka harus menyelesaikan pergumulan yg mereka hadapi dengan harapan, keyakinan, dan usaha masing-masing.

√ Kira yg dirawat di RS karena leukemia. Ibunya, Sania, siang hari menjadi driver ojol, malam resepsionis karaoke plus-plus.

√ Gigi menderita sakit jantung bawaan. Dijaga adiknya, Gino, yg melupakan cita-cita menjadi penyanyi.

√  Daffa, bos kafe, ginjalnya parah. Sahabatnya, Bimo, kelabakan.

√ Yosua, suami sinis. Diabet. Istrinya, Martha,  telaten merawat. Anak mereka, Markus.

√ Mantan sekuriti Masinton  dimensia. China, penjaga kantin.

Kehidupan mereka berkelindan.


Dengan durasi 105 menit, film ini dijadwalkan tayang pada September 2025 dan menjanjikan kisah menyentuh tentang cinta, pengorbanan, dan harapan dalam berbagai bentuk.

Selasa, 15 Juli 2025

Kisah Rapuhnya Hubungan Ibu dan Anak Perempuan dalam Official Teaser Trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Tayang September 2025 di Bioskop


“Kalau Ibu enggak menikah sama Ayah, ya enggak ada kamu sayang..”

Jakarta, 16 Juli 2025 — Film drama terbaru Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah persembahan Rapi Films, bekerja sama dengan Screenplay Films, Legacy Pictures, dan Vortera Studios baru saja merilis official teaser poster dan teaser trailer yang emosional. Film akan tayang di bioskop pada September 2025.

Dibintangi oleh

° Amanda Rawles,

° Sha Ine Febriyanti,

° Eva Celia,

° Nayla Purnama, dan 

° Bucek,

Official teaser trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah dibuka dengan.pertanyaan yang sangat tajam namun membingungkan dari Alin (Amanda Rawles) kepada Ibunya (Sha Ine Febriyanti), “Ibu kenapa mau nikah sama Ayah?”

Sebuah pertanyaan dari seorang anak yang melihat kondisi ibunya yang tidak bahagia, dan ia menjadi becermin terhadap masa depannya sendiri. Seandainya, Ibu tidak menikah dengan Ayah, mungkin kehidupan keluarganya hari ini akan baik-baik saja. Dari pertanyaan itu, juga tersirat kemarahan yang samar-samar terhadap keputusan yang mungkin membawa luka.

Alin melihat perjuangan Ibunya begitu berat. Harus menuntun sepedanya,menjemur pakaian-pakaian laundry milik pelanggannya sendirian, dan wajah yang begitu lelah. Sementara itu, kehadiran Ayah di rumah tersebut hampir tak pernah ada. Bahkan, untuk membenahi atap rumah yang sudah bolong, sang Ibu harus naik ke atap sendirian di tengah hujan deras. Ibu harus berjuang sendiri untuk menghidupi ketiga anak perempuannya.

Diiringi alunan lagu liris Monica Christiana, Malam Tak Berjudul, setiap potongan adegan dalam teaser ini seolah menorehkan luka, air mata, namun juga selipan tawa bahagia. Kita akan melihat sekilas gambaran perjuangan keluarga dan kesulitan yang nyata. Namun, pelukan hangat Ibu kepada Alin di akhir teaser adalah bukti cinta tanpa syarat yang menjadi jembatan menuju rekonsiliasi batin.

Official teaser trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah pun mengundang banyak reaksi dari warganet. Banyak di antara mereka yang merasa relate dengan tema perjuangan seorang Ibu, dan merasa film ini seperti kisah hidup mereka.

“Tema ‘Ibu’ selalu bikin mengharu-biru. Akting Amanda Rawles disini natural dan makin mature,” komentar akun @yazdiaz1402.“Baru teaser-nya udah nangis banget, relate banget dialog anak ke ibunya mirip ucapanku ke mamaku dulu. Gak sabar buat nonton,” kata akun @iyahfaujiah7215.“kukira film ternyata kisah hidupku,” komentar akun @kevinviriyahalim4766.

Dalam official teaser poster, Amanda Rawles, Sha Ine Febriyanti, Eva Celia dan Nayla Purnama juga berada dalam sebuah pose yang saling memeluk dan memegang erat satu sama lain, menyiratkan momen kebersamaan yang hangat dan penuh harapan meski di tengah kesulitan seperti rumah yang bocor. Dalam official teaser poster juga hadir aktor muda berbakat, Bintang Alvarendra Soemardi. Disutradarai Kuntz Agus, film ini juga dibintangi oleh Indian Akbar dan Ariyo Wahab. 

“Kisah di film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah ingin mengajak penonton untuk melihat tentang sebuah proses untuk berdamai dengan keluarga dan menyadari bahwa kebenaran tidak selalu hitam-putih,” kata sutradara Kuntz Agus.

“Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah ingin menyajikan cerita yang emosional, jujur, dan relevan dengan masyarakat Indonesia. Film ini juga ingin mengajak penonton dengan sebuah pertanyaan, seberapa kenal kamu dengan Ibumu?” ujar produser eksekutif film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Sunil Samtani.

“Film ini akan menunjukkan tentang perjuangan anak yang ingin membahagiakan Ibunya, yang memiliki situasi sulit dalam hidupnya. Ada lapisan-lapisan yang akan membawa penonton merasa dekat dengan cerita di film ini” tambah produser eksekutif film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Wicky V. Olindo.

Ikuti perkembangan terbaru film drama keluarga Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah melalui akun Instagram resmi @rapifilm & @andaiibu. Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah akan tayang di bioskop pada September 2025.

Film Siccin 8 Tayang September 2025 di Indonesia,

 

Lisensi Adaptasi Siccin Kini Resmi Dipegang Soraya Intercine Films


Jakarta, 15 Juli 2025 — Film franchise horor Turki, Siccin, yang menjadi blockbuster di negara tersebut kini merilis film ke-delapannya, Siccin 8. Film yang telah lebih dulu rilis di Turki dan mendapat sambutan tinggi dari penonton pun kini akan tayang di jaringan bioskop Indonesia, dibawa oleh rumah produksi Soraya Intercine Films.

Siccin 8 akan tayang di bioskop Indonesia pada September 2025. Film ini akan mengikuti kisah Fatih, yang tinggal bersama istri dan anak-anaknya, di rumah yang sama dengan ibunya yang sudah tua, Gönül.

Setelah mendapat tekanan dari istrinya, Berna, mereka memutuskan untuk mengirim Gönül ke panti jompo. Namun, kedamaian berubah menjadi teror saat peristiwa supranatural yang menyeramkan mulai terjadi. Rumah yang dulunya tenang, kini menjadi tempat yang mengerikan. Ada sesuatu yang tak terlihat menghantui rumah Fatih.

Fatih, yang dilanda rasa bersalah, akhirnya membawa kembali ibunya ke rumah,tetapi sang ibu bukanlah sosok yang sama seperti dulu. Kebenaran yang mengerikan pun terungkap: sebuah rahasia berdarah yang tidak pernah terkubur.

Ditulis dan disutradarai oleh Alper Mestçi, Siccin 8 dibintangi oleh Fatih Gülnar,Melike Balçık, Gönül Ürer, Hatice İrkin, Masal Aksel, Mana Alkoy, Fahrettin Avci,Ece Baykal, dan Oğuz Okul. Film ini akan memberikan teror tanpa henti untukpencinta horor dan penonton film. Memberikan pengalaman berbeda dalam menikmati genre horor yang meneror.

“Soraya Intercine Films selalu percaya dengan kekuatan cerita dan pendekatan berbeda dari sebuah karya yang segar. Kami melihat Siccin adalah karya horor dari Turki yang memiliki relevansi dengan masyarakat Indonesia, baik secara kultur maupun isunya. Untuk itu, kami membawa Siccin 8 ke Indonesia,” ujar produser Soraya Intercine Films Sunil Soraya.

Rilisnya film Siccin 8 di jaringan bioskop Indonesia juga sekaligus menandai babak baru bagi rumah produksi Soraya Intercine Films yang kini secara resmi menjadi pemegang lisensi hak adaptasi film Siccin di Indonesia.

Saat ini, Soraya Intercine Films juga telah dalam proses persiapan remake film Siccin 2. “Dengan lisensi hak adaptasi film Siccin kini secara resmi dimiliki Soraya Intercine Films, saat ini remake Siccin 2 sedang dalam proses. Semoga ini akan menjadi persembahan horor yang baru dan menyegarkan untuk perfilman Indonesia,” tambah Sunil Soraya.



Sabtu, 12 Juli 2025

SETIAONE VISION SIAP GUNCANG BIOSKOP DENGAN FILM HORROR KOMEDI “GERBANG SETAN”

Gerbang Setan” dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 17 Juli 2025.
Jangan lewatkan kolaborasi seram dan kocak yang siap menjadi tontonan pilihan keluarga di musim liburan ini!

Jakarta, Juli 2025  Industri perfilman Indonesia kembali diramaikan oleh hadirnya rumah produksi baru, SetiaOne Vision (SOV), yang siap memberikan warna segar melalui film perdana mereka berjudul “Gerbang Setan”, sebuah perpaduan unik antara horor dan komedi karya sutradara Toto Hoedi.

“Gerbang Setan” mengisahkan petualangan lima sahabat Diki, Beni, Rachel, Bagas, dan Wina yang memutuskan untuk melakukan wisata horor ke sebuah desa terpencil bernama Desa Lawase Urip. Awalnya, perjalanan ini mereka anggap sebagai liburan seru yang menegangkan. Namun, tak disangka, mereka justru terjebak dalam pengalaman supranatural yang mencekam dan penuh misteri.

Selama berada di desa, mereka berhadapan dengan berbagai fenomena mistis seperti kemunculan makhluk halus, ritual sesajen, praktik klenik, hingga kepercayaan kuat terhadap roh leluhur. Lambat laun, kelima sahabat ini menyadari bahwa desa yang mereka kunjungi menyimpan rahasia kelam. Mereka pun mulai menelusuri kejanggalan demi kejanggalan untuk mencari tahu kebenaran di balik “Gerbang Setan”.

Tak hanya menyajikan adegan-adegan menyeramkan, film ini juga dipenuhi dengan elemen komedi segar yang dijamin menghibur penonton dari berbagai usia. Dengan durasi 88 menit, “Gerbang Setan” merupakan tontonan ringan yang menegangkan sekaligus mengundang tawa.

Film ini dibintangi oleh jajaran aktor dan komedian ternama seperti 

° Rizza Fahlevi, 

° Ummy Quary,

° Renaga Taher,

° Rachel Oldham, 

° Mc Danny, 

° Jarwo Kwat,

° Cak Lontong, 

° Komeng, 

° Opi Kumis,

° Marsya Adinda, 

° Rizky Inggar,

° Eman 4 Sekawan,

° Ginanjar 4 Sekawan,

° Denny Chandra,

° Bopak Castello,

° Baron Hermanto,

° Ferdi Ali,

° Novilia Annisa,

° Atep Rizal,

° Kadir,

° Sri Atun

Proses syuting berlangsung selama 25 hari di lokasi-lokasi eksotis di Bogor dan Jakarta.

“Gerbang Setan” dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 17 Juli 2025. Jangan lewatkan kolaborasi seram dan kocak yang siap menjadi tontonan pilihan keluarga di musim liburan ini!

Jumat, 11 Juli 2025

Lyora: Penantian Buah Hati Rilis Official Trailer & Poster Kisah Cinta dan Harapan Pasangan Pejuang Garis Dua


Marsha Timothy dan Darias Sinatrya berhasil menghadirkan ketangguhan dan kesetiaan pasangan pejuang garis dua

Jarasta Enterprise, Paragon Pictures, dan Ideosource Entertainment merilis official trailer & poster film drama keluarga Lyora: Penantian Buah Hati yang mengisahkan perjuangan Meutya dan Fajri, sebagai pasangan suami-istri yang sedang berjuang mendapatkan buah hati. Setelah official teaser trailer yang dirilis sebelumnya mendapat sambutan hangat dari para pejuang garis dua, dalam official trailer Lyora:Penantian Buah Hati menghadirkan penampilan apik dari Marsha Timothy dan Darius Sinathrya yang selalu bersama, mewakili ketangguhan dan kesetiaan pasangan pejuang garis dua.

Meutya (Marsha Timothy), seorang wanita karir dengan segala kesibukanya, berusaha untuk memiliki keturunan di usianya yang sudah tidak muda lagi Bersama suaminya, Fajrie (Darius Sinathrya), mereka menjalani berbagai program kehamilan, salah satunya bayi tabung Dalam perjalanannya mengikuti program tersebut. Meutya dan Fajrie menghadap lika-liku hidup penuh kegagalan dan rasa kehilangan yang mendalam, namun tidak pernah pupus dari perjuangan dan pengharapan

Disutradarai Pritagita Arianegara, serta diproduseri oleh Virgie Baker, Robert Ronny, dan Pandu Birantoro, film ini menjadi film drama keluarga emosional pertama di Indonesia yang mengangkat perspektif perempuan dan pasangan dalam perjuangan memiliki anak.

“Film Lyora: Penantian Buah Hati adalah film yang mewakili jutaan suara perempuan Indonesia yang sedang atau pernah berjuang diam-diam untuk menjadi ibu. Melalui film ini,kami ingin menumbuhkan empati dan kesadaran, infertilitas dan tekanan memiliki anak bukan hanya beban bagi perempuan, tapi juga perjuangan bersama pasangan,” ujar produser Lyora: Penantian Buah Hati Virgie Baker.

Sutradara Pritagita Arianegara berharap dengan lika-liku yang dihadapi oleh pasangan Meutya dan Fajrie di film ini dapat memberikan motivasi dan semangat bagi sesama pejuang garis dua.

"Film ini sangat personal buat saya. Saya tahu rasanya menunggu, mencoba, dan gagal. Lewat Lyora, saya ingin memeluk mereka yang masih berjuang dan mengingatkan bahwa ini bukan perjuangan satu orang saja," jelas sutradara Lyora: Penantian Buah Hati Pritagita Arianegara.

Memerankan karakter Meutya, bagi Marsha Timothy memberikan pengalaman emosional yang berbeda dalam kisah inspirasi keluarga. Ia harus menyelami perasaan-perasaan rumit yang dialami seorang calon ibu yang tengah berjuang memiliki anak termasuk menghadapi kenyataan keguguran yang terjadi berulang kali dalam prosesnya.

“Meutya adalah perwakilan dari banyak suara perempuan yang menjadi pejuang garis dua. Di film ini, Meutya seperti menjadi perwakilan suara-suara yang selama ini jarang dibicarakan. Bagaimana perjuangan para perempuan dan pasangannya yang ingin memiliki momongan,”ujar Marsha Timothy.

"Perjuangan menantikan buah hati bukan beban satu orang. Film ini membuka ruang diskusi tentang pentingnya peran suami dalam perjuangan memiliki anak bukan hanya tanggung jawab istri," tambah Darius Sinathrya.

° MarshSinathrya

° Darius Sinathrya

° Widyawati,

° Aimee Saras,

° Olga Lydia,

° Hannah Al Rashid, 

° Ariyo Wahab, dan 

° Ivanka Suwandi

° Sutradara Pritagita Arianegara

° Produser Virgie Baker, Robert Ronny, dan Pandu Birantoro

° Produser eksekutif Andi Boediman

° Penulis Skenario Titien Wattimena & Priska Amalia. Januar R. Kusuma 


"Lewat Lyora, kami percaya bahwa film bisa membuka ruang percakapan yang selama ini dianggap terlalu pribadi. Dari percakapan itu, muncul keberanian untuk saling mendengarkan tanpa menghakimi," tutup Januar R. Kusuma.

Film ini turut didukung oleh RS Bunda, Morula IVF, Garuda Indonesia, dan Livin' by Mandiri sebagai official partner.


Film Lyora Penantian Buah Hati tayang di bioskop Indonesia mulai 7 Agustus 2025.

Raditya Dika Adakan Tur Pertunjukan Stand up Comedy “Cerita Anehku”, Keliling 6 Kota Besar di Luar Jakarta

  Penjualan tiket akan dibuka mulai 28 November 2025 Pukul 14.00 WIB untuk 7 Tanggal Show di Bali, Pontianak, Bandung, Surabaya, Samarinda d...