Minggu, 14 Desember 2025

VMS Studio Terbang Tinggi di Tahun 2026! Deretan Cerita Inovatif dari Penerbangan Terakhir hingga Terlibat Co-Produksi Laut Bercerita Bintang Papan Atas Bersatu: Jerome Kurnia, Nadya Arina, Aghniny Haque

 

Film-film baru bertabur bintang papan atas Indonesia

Jakarta, 9 Desember 2025 - Setelah tiga hari berjumpa dan lebih dekat dengan masyarakat Indonesia melalui JAFF Market 2025, rumah produksi VMS Studio akan semakin menjanjikan pada tahun 2026! Melalui deretan film-film dengan cerita inovatif hingga ko-produksi film yang amat ditunggu, Laut Bercerita.

Di JAFF Market 2025, VMS Studio menjadi salah satu rumah produksi sorotan. Lewat desain booth replika pesawat dan menghadirkan pengalaman berada di dalam kokpit pesawat, menjadi yang paling mencolok dan mencuri perhatian. Desain kokpit pesawat tersebut menjadi daya tarik tersendiri dari para pelaku industri perfilman, sehingga banyak dari mereka ikut masuk ke dalam merasakan pengalaman menjadi pilot.

Nama-nama seperti Wamen Kebudayaan RI Giring Ganesha, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, tokoh nasional Tom Lembong, Arya Saloka, Putri Marino, Caitlin Halderman, Acha Septriasa, Claresta Taufan, Donny Damara, Dennis Adhiswara, Bayu Skak, sampai Nayla Purnama turut ikut dalam keseruan ruang kokpit VMS Studio di JAFF Market 2025 yang terinspirasi dari film mendatang Penerbangan Terakhir.

Booth VMS Studio juga menjadi salah satu yang banyak dikunjungi publik lewat berbagai program talkshow bersama jajaran bintang dan kopi gratis!

Penerbangan Terakhir hingga Laut Bercerita

Di JAFF Market 2025, VMS Studio memperkenalkan judul-judul terbaru yang akan dirilis dan diproduksi pada tahun 2026. Dimulai dengan film skandal penerbangan terbesar, Penerbangan Terakhir pada 15 Januari 2026 di bioskop Indonesia, diikuti film Hope yang merupakan adaptasi film Korea Selatan, Keluarga Suami Adalah Hama yang diadaptasi dari film pendek di platform Noice, dan horor Jurit Malam.

Jerome Kurnia, Nadya Arina, dan Aghniny Haque juga turut bertemu dengan masyarakat, memperkenalkan film Penerbangan Terakhir dan berbagai pengalaman mereka selama proses syuting.

Dari judul-judul yang telah diumumkan, VMS Studio juga menggandeng deretan sutradara yang telah dikenal melalui kualitas karyanya dan brilian di genrenya, serta memberikan ruang pada generasi baru.

Benni Setiawan menyutradarai Penerbangan Terakhir dan Hope, Anggy Umbara akan menyutradarai Keluarga Suami Adalah Hama. Sementara sutradara muda Kevin Rahardjo yang mendapat pujian kritis melalui film debutnya, akan menyutradarai horor Jurit Malam.

Tak kalah seru, produser VMS Studio, Tony Ramesh juga turut ambil bagian sebagai co-produser untuk salah satu film yang paling dinantikan pada tahun depan, Laut Bercerita, yang merupakan adaptasi dari novel laris karya Leila Chudori berjudul sama.

Film Penerbangan Terakhir dan Laut Bercerita juga sama-sama masuk dalam daftar Hot Picks oleh media internasional Variety.

"Tujuan kami di VMS Studio adalah menghadirkan cerita-cerita yang menginspirasi penontonnya. Melalui berbagai judul dari beragam genre yang telah kami umumkan di JAFF Market 2025, kami ingin menegaskan komitmen kami di industri perfilman Indonesia, untuk memperkaya keragaman cerita di layar, yang beresonansi dengan penonton dan masyarakat Indonesia," ujar produser Tony Ramesh.

Ikuti informasi terbaru tentang film-film persembahan VMS Studio melalui akun media sosial resmi. Saksikan film Penerbangan Terakhir mulai 15 Januari 2026 di bioskop Indonesia!

Film SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa Rilis Teaser Trailer 2 Luna Maya dan Reza Rahadian: Akan Jadi Film Epik!

Film SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa akan tayang di bioskop Indonesia tahun 2026


 Jakarta, 12 Desember 2025 - Soraya Intercine Films mempersembahkan official teaser trailer 2 film horor mendatang SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa. Teaser trailer 2 menampilkan dialog yang dibawakan oleh Luna Maya dan Reza Rahadian. Di teaser ini juga ditampilkan Luna Maya dan Reza Rahadian berada dalam posisi karakter yang bertentangan.

Dalam teaser trailer 2 SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa, ada keadaan yang memaksa karakter Suzzanna melakukan perbuatan gelap akibat kondisi ketidakadilan yang ia terima. Nuansa epik film ini semakin terasa dengan visual dan adegan-adegan yang fantastis mulai dari ledakan, melibatkan ratusan extras, hingga mengambil set hutan dan sungai. 

 "Kaget sekali dengan teaser trailer kedua ini. Ini akan memberikan cinema experience yang bisa lebih naik lagi dari universe Suzzanna sebelumnya. Kinoi (Azhar Kinoi Lubis) memberikan visual yang berbeda, dan semoga saat tahun 2026 film ini rilis, ekspektasinya terpenuhi dan penonton puas," kata Luna Maya. 

 "Sangat memikat dari teaser trailer kedua. Dari proses syutingnya, saya sudah membayangkan ini akan menjadi sesuatu yang epik! Sudah tidak sabar untuk melihat hasil akhirnya. Ini adalah universe Suzzanna yang lain, dan tidak terbayang dari awal dengan proses make up Luna Maya yang memakan waktu panjang, energinya luar biasa," kata Reza Rahadian. 

Di teaser trailer 2 film SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa juga turut diumumkan jajaran pemeran yang mendampingi Luna dan Reza. Para pemeran film SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa adalah Djenar Maesa Ayu, Clift Sangra, Restu Triandy, Iwa K, Budi Bima, Yatti Surachman, Adi Bing Slamet, Aziz Gagap, dan Ence Bagus. 

Film SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis, dengan produser Sunil Soraya, dan naskahnya ditulis oleh Jujur Prananto bersama Sunil Soraya dan Ferry Lesmana. 

Film ini turut menjadi kolaborasi Soraya Intercine Films bersama Legacy Pictures dan Navvaros. "Ini adalah pertama kalinya saya menggarap horor dengan begitu banyak karakter dan juga action. 

Tujuannya di film SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa adalah bukan hanya storytelling-nya saja yang kuat tapi juga secara visual dan adegan memiliki kekuatan yang besar," kata sutradara Azhar Kinoi Lubis. 

Luna Maya menambahkan, latar film SUZZANNA: SANTET Dosa Di Atas Dosa adalah era 1980-an, dan dari dua film di universe Suzzanna sebelumnya, ini adalah pertama kalinya tak ada wujud Sundel Bolong.

"Menariknya di film ini pertama kalinya universe Suzzanna yang diambil adalah bukan yang menjadi Sundel Bolong. Yang membedakan dari dua film sebelumnya adalah Suzzanna di sini menjadi manusia yang mengalami perjalanan begitu menyakitkan sehingga mengambil keputusan yang mengubah hidupnya," tutup Luna Maya. 

Sebelumnya, universe Suzzanna dari Soraya Intercine Films telah meraih kesuksesan. Di antaranya, film Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018) meraih sukses blockbuster dengan raihan 3 juta lebih penonton. Selanjutnya, Suzzanna: Malam Jumat Kliwon (2023) juga meraih sukses blockbuster dengan raihan 2 juta lebih penonton.

Film ini dijadwalkan akan segera rilis di jaringan bioskop Indonesia tahun 2026. 

Berikut  Teaser Trailer 2 Film Suasana: Santet Dosa Di Atas Dosa


Kamis, 11 Desember 2025

Film Para Perasuk Karya Wregas Bhanuteja Wakili Indonesia, World Premiere dan Berkompetisi di World Cinema Dramatic Competition di Sundance Film Festival 2026

 

Menghadirkan jajaran aktor terkemuka, menjadi 1 dari 10 film internasional yang terpilih dari ribuan kandidat.

Jakarta, 11 Desember 2026 - Kabar bahagia datang dari perfilman Indonesia. Film terbaru penulis & sutradara Wregas Bhanuteja, persembahan Rekata Studio, Para Perasuk resmi mengumumkan akan tayang perdana (world premiere) di Sundance International Film Festival 2026. Para Perasuk juga resmi terpilih masuk dalam WORLD CINEMA DRAMATIC COMPETITION Sundance Film Festival 2026. Dibintangi oleh jajaran A-List generasi saat ini perfilman Indonesia: Angga Yunanda, Maudy Ayunda, Bryan Domani, dan Chicco Kurniawan. Serta menggandeng superstar internasional Anggun, yang melakukan debut untuk film panjang Indonesia. Segera akan tayang di Indonesia.

Setelah sukses dengan Penyalin Cahaya (2021) dan Budi Pekerti (2023), Para Perasuk merupakan film panjang ketiga Wregas Bhanuteja bergenre drama supranatural yang memadukan elemen fantasi, psikologis juga lintas seni. Di film ini, Wregas menulis bersama Alicia Angelina dan Defi Mahendra. Film ini diproduseri oleh Siera Tamihardja, Iman Usman, dan Amalia Rusdi, dan merupakan film ko-produksi Indonesia, Singapura, Prancis, dan Taiwan.

Film Para Perasuk mengikuti kisah Bayu (Angga Yunanda), pemuda yang bertekad menjadi perasuk andal di desanya, Latas. Latas merupakan sebuah desa di pinggiran kota kecil, yang dikenal dengan pesta kerasukan tradisionalnya, sebuah ritual dan menjadi hiburan yang sudah lama diwariskan secara turun-temurun.

Ketika mata air suci tempat para perasuk mencari roh sedang menghadapi ancaman, Bayu bertekad menjadi pemimpin pesta kerasukan untuk penggalangan dana besar-besaran demi bisa menyelamatkan mata air tersebut. Namun, dalam perjalanannya, Bayu menemukan bahwa ambisi saja tidak cukup untuk menjadikannya perasuk sejati, atau untuk menyelamatkan desa yang telah menjadi rumahnya selama ini.

"Kami selalu percaya bahwa cerita Indonesia punya ruang besar untuk berdiri sejajar di panggung dunia. Setelah proses yang panjang, kami bangga mengumumkan bahwa Para Perasuk terpilih sebagai satu dari hanya sepuluh film internasional yang berkompetisi di World Cinema Dramatic Competition Sundance 2026, salah satu section kompetisi paling bergengsi di Sundance yang hanya menampilkan 10 film internasional terpilih dari ribuan kandidat. Kami juga akan melakukan penayangan perdana (world premiere) di sana, sebelum tayang di Indonesia nantinya", ujar produser Iman Usman.

Cerita ini terinspirasi dari eksplorasi Wregas terhadap fenomena tradisi pesta kerasukan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

"Film ini saya buat dengan maksud untuk membalikkan perspektif di mana biasanya kerasukan dipakai untuk menakut-nakuti. Film ini dihadirkan dengan humanis dan memperlihatkan sisi kemanusiaan dari orang-orang yang terlibat dalam pesta kerasukan. Saya ingin menggambarkan bahwa kerasukan adalah cara untuk meraih kebahagiaan bagi masyarakat setempat, sarana melepas beban dari keseharian. Meskipun setting di film ini bersifat fiktif, namun sebenarnya tradisi kerasukan banyak ditemui di berbagai belahan daerah/bahkan dunia, jadi saya rasa film ini bisa menjadi cerita yang universal dan dapat dinikmati di mana saja," ujar penulis dan sutradara Para Perasuk Wregas Bhanuteja.

Angga Yunanda, yang sebelumnya juga telah bekerja sama dengan Wregas di film Budi Pekerti dan mendapatkan nominasi Piala Citra dalam kolaborasi sebelumnya, dipilih karena ia memiliki disiplin dan komitmen dalam keaktoran yang terus bertumbuh semakin matang. Bagi Wregas, Angga bisa merefleksikan ambisi yang dimiliki Bayu.

"Bekerja sama kembali dengan Wregas dan memerankan karakter baru sebagai Bayu di film Para Perasuk membawa saya ke perjalanan baru dalam mengeksplorasi keaktoran. Di film ini, saya dituntut untuk menampilkan sisi yang sebelumnya belum pernah saya eksplorasi. Berkolaborasi bersama jajaran pemeran lain yang juga memberikan dedikasi mereka untuk menampilkan yang terbaik di film ini adalah pengalaman yang sangat berharga," ujar Angga Yunanda.

Sundance International Film Festival adalah salah satu festival film legendaris di Amerika Serikat yang pertama kali berlangsung pada 1978. Festival film ini merupakan festival film independen terbesar di dunia. Tahun ini, Sundance akan berlangsung pada 22 Januari-1 Februari 2026. Film Para Perasuk terpilih dari total 16.201 film submissions (termasuk 2.579 film panjang internasional) dari 164 negara.

Sebelum terpilih di World Cinema Dramatic Competition Sundance International Film Festival 2026, film Para Perasuk telah mendapatkan penghargaan CJ ENM Award pada ajang Asian Project Market yang menjadi rangkaian Busan International Film Festival (BIFF) 2024.

Di Sundance, Para Perasuk berkompetisi dengan total 9 film lainnya di program World Cinema Dramatic Competition. Sebelumnya, film pendek karya Wregas Bhanuteja, Tak Ada yang Gila di Kota Ini juga pernah berkompetisi di Sundance 2020 di program International Narrative Short Films.

Ikuti terus perkembangan terbaru tentang film Para Perasuk melalui akun Instagram resmi @filmparaperasuk dan @rekatastudio. Tonton film Para Perasuk di bioskop Indonesia segera!


Berikut Teaser Trailer Film Para Perasuk



Wulan Guritno, Shaloom Razade, hingga Hamish Daud Bintangi Film Horor Malam 3 Yasinan, Official Trailer & Poster Dirilis! Membawa Horor Misteri Keluarga Konglomerat Pabrik Gula

 

Film Malam 3 Yasinan tayang mulai 8 Januari 2026 di bioskop Indonesia

Jakarta, 11 Desember 2025 - Helroad Films dan Alkimia Production mempersembahkan film horor terbaru berjudul Malam 3 Yasinan. Menjelang tayangnya film pada 8 Januari 2026 di bioskop Indonesia, Malam 3 Yasinan merilis official trailer yang menampilkan horor misteri keluarga konglomerat pemilik pabrik gula.

Official trailer Malam 3 Yasinan menampilkan intrik keluarga besar Opa Hendra (Piet Pagau). Selepas kematian Sara (Shaloom Razade) yang merupakan kembaran Samira-juga diperankan Shaloom, konflik keluarga besar semakin terkuak.

Selama ini, Opa Hendra ingin menjaga stabilitas keluarga besarnya: "Menjunjung tinggi kebaikan dan merahasiakan semua keburukan adalah yang dipercaya Opa Hendra.

Namun, intrik keluarga besar yang melibatkan pertumpahan darah menguak misteri tentang sesuatu yang sebenarnya terjadi di rumah besar Opa Hendra. Tentang apa yang terjadi pada kematian Sara.

Selain menampilkan visual yang menarik di tengah perkebunan tebu, adegan-adegan di trailer juga menghadirkan teror yang mengintai setiap anggota keluarga. Kini, Sara datang dengan penuh ancaman, bersiap melukai semua yang terlibat dan menutupi kebohongan.

Film Malam 3 Yasinan disutradarai oleh Yannie Sukarya, diproduseri Helfi Kardit, Wulan Guritno, Amanda Gratiana Soekasah, dan Janna Joesoef. Film ini dibintangi oleh Shaloom Razade, Farhan Rasyid, Wulan Guritno, Hamish Daud, Baim Wong, Piet Pagau, Amanda Gratiana Soekasah, Janna Joesoef, Izabel Jahja, Yasmine Aqeela, dan Tien Kadaryono.

Sebelumnya, official poster Malam 3 Yasinan juga sudah dirilis, menampilkan Shaloom Razade yang ditutupi kain renda bermotif bunga. Di poster tersebut, Shaloom menutup matanya, yang juga menandakan ia menampilkan peran sebagai Sara yang tak lagi bernyawa.

"Film Malam 3 Yasinan akan menjadi cerminan tragis tentang bagaimana obsesi pada kesempurnaan justru mengundang kehancuran. Ada dosa keluarga sendiri yang menghantui, dan itu yang akan menjadi sajian misteri dan teror di film ini," ujar produser dan pemeran film Malam 3 Yasinan Wulan Guritno.

"Di film ini saya ingin menghadirkan horor yang menguak dosa besar dari sebuah keluarga besar. Dengan teror supranatural yang tetap menjadi kemasan dan gaya utama di film ini, penonton akan menyaksikan kengerian teror dan drama misteri dari dalam rumah Opa Hendra," ujar sutradara film Malam 3 Yasinan Yannie Sukarya.

Film horor Malam 3 Yasinan akan menawarkan horor yang fresh. Alih-alih mengandalkan horor klenik semata, film ini mengeksplorasi misteri rahasia besar dari sebuah keluarga konglomerat. Perpaduan antara horor supranatural dan misteri keluarga di film ini menawarkan tontonan yang menjanjikan hiburan hingga akhir film. Film Malam 3 Yasinan juga bekerja sama dengan UIC College dan Aghi Narottama dalam menggarap OST dengan me-remake lagu Layu Sebelum Berkembang yang sebelumnya populer dibawakan oleh Tetty Kadi (1985).

Shaloom Razade, yang memerankan karakter kembar Sara dan Samira menuturkan memiliki tantangannya tersendiri. Kedua karakter tersebut memiliki latar belakang sifat yang bertolak belakang.

"Sara adalah karakter yang sangat mudah untuk dicintai, dia sangat berbeda dengan Samira. Tapi, Sara mengalami tragedi di hidupnya. Sementara itu, Samira lebih rebel di rumah keluarga besar yang semuanya serba diatur. Di film ini penonton bakal melihat bagaimana aku memerankan dua karakter yang sangat berbeda dan juga dalam wujud yang berbeda," ujar Shaloom Razade.

Film Malam 3 Yasinan menjadi produksi terbaru dari Alkimia Production yang sebelumnya telah memproduksi omnibus Dilema (2012) dan film panjang I Am Hope (2016). Melalui film terbaru, Alkimia berkomitmen untuk menghadirkan karya yang menghibur bagi penonton Indonesia dan memberikan cerita yang beragam dari berbagai genre.

"Malam 3 Yasinan adalah produksi horor perdana bagi Alkimia Production. Lewat film ini, kami ingin menghadirkan kisah yang dekat ke penonton melalui pesan tentang kebohongan yang disimpan rapat demi martabat, akan mendatangkan akibat buruk, apalagi jika telah mengambil nyawa manusia. Ke depan, kami ingin terus menghadirkan karya-karya inovatif dan mengeksplorasi kekayaan cerita dan ragam genre," ujar produser Amanda Gratiana Sockasah.


Ikuti terus perkembangan terbaru film horor Malam 3 Yasinan melalui akun media sosial resmi Helroad Films dan Alkimia Production.

 Tonton film horor Malam 3 Yasinan mulai 8 Januari 2026 di bioskop Indonesia.

Rabu, 10 Desember 2025

Trailer "Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku?"Revalina S. Temat Diuji Saat Mantan Suami dan Istri Barunya Tinggal Serumah

 

Jakarta, 10 Desember 2025 - Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment resmi merilis official poster dan trailer film drama religi Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku?, karya terbaru sutradara Jay Sukmo. 

Sutradara Jay Sukmo mengatakan, film ‘Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku?’ menampilkan perempuan kuat. Cerita dibangun dari pergulatan emosional karakter menghadapi tekanan hidup yang berat.

“Kita ingin memperlihatkan karakter yang kuat. Wanita ketika ditinggalkan tetap punya pilihan untuk bangkit,” ujar Jay Sukmo

Di sisi lain, penulis naskah Utiuts mengatakan, cerita terinspirasi dari ketegaran perempuan menghadapi luka mendalam berulang. Pengalaman ibunya menghadapi rintangan hidup memberi inspirasi utama penulisan naskah. Banyak terinspirasi dari ibu saya sendiri. Ibu saya melalui rintangan hidup tapi tetap maju dan memaafkan,” ujar Utiuts. 

Ia berharap film ini memberi inspirasi bagi penonton. Cerita ini mencerminkan perjuangan perempuan Indonesia menghadapi perlakuan tidak adil keluarga. 

Film diharapkan menjadi ruang reflektif bagi masyarakat memahami kekuatan perempuan. Utamanya, dalam menghadapi tekanan kehidupan.

Produser Robert Ronny mengatakan, kolaborasi terbuka menjadi fondasi pengembangan proyek film Indonesia. Menurutnya, kerjasama lintas perusahaan penting untuk menjangkau pasar internasional. Sebenarnya kita selalu open untuk kolaborasi dengan siapapun. Filmmaking itu tidak bisa dilakukan sendirian,” kata Robert.


Poster dan Trailer Resmi Dirilis - Tayang 29 Januari 2026 di Bioskop

Revalina S Temat turut menyoroti kedalaman karakter yang ia perankan. Sarah berada di titik terendah hidupnya dan harus memilih apakah ia mau bangkit atau tenggelam,” ungkap Revalina.

Memerankan karakter Sarah ini benar-benar menguras energi buat aku. Perjalanan hidupnya enggak mulus. Dari awal sudah diuji, makin tengah makin diuji. Capek fisik dan juga mental, emosionalnya sangat diuji," tutur Revalina

Salah satu adegan yang paling menantang bagi Revalina adalah saat harus beradegan tenggelam di kolam renang menggunakan mukena. Dia membocorkan trik unik di balik layar untuk mendapatkan gambar yang dramatis ujar Revalina

Itu sulit banget. Berenang pakai mukena itu susah tenggelam karena mukenanya ngambang. Akhirnya ditemukan penemuan canggih, aku dikalungin pemberat buat nge-gym. Satu di kanan, satu di kiri, baru bisa turun ke bawah," cerita Revalina sembari tertawa.

Sementara itu, Gunawan Sudrajat yang memerankan Satrio mengaku peran ini cukup sulit karena dia harus berakting sebagai penderita stroke. Aktor senior ini melakukan riset mendalam agar aktingnya terlihat natural.

"Kebetulan Pak Robert memberikan referensi dan memanggil dokter. Saya juga tanya ke teman tentang gejala stroke, fisiknya bagaimana, cara bicaranya seperti apa. Seminggu sebelum syuting saya banyak mempraktikkan itu," jelas Gunawan.

Happy lah ya. Kebetulan sudah lama enggak ketemu. Dulu saya pernah jadi pacar 'emaknya' dia di satu peran. Sekarang ketemu lagi, kita banyak komunikasi biar bonding-nya dapat. Ternyata Reva aslinya bocor (kocak) banget, beda sama image pendiamnya," gurau Gunawan yang disambut tawa Revalina.

Kehadiran Megan Domani sebagai Annisa, istri kedua Satrio, memberikan warna tersendiri. Meski memerankan karakter yang kerap dicap negatif sebagai 'pelakor' (perebut laki orang), Megan berusaha memberikan sudut pandang berbeda.

Tantangannya adalah menemukan kerentanan Annisa dan menghilangkan stereotype istri muda. Walaupun pilihannya mungkin salah, tapi niat dia sebenarnya bukan untuk menyakiti. Di sini Anisa justru banyak belajar dari sosok Sarah tentang keikhlasan," ucap Megan.

Isu 'pelakor' ini juga sempat memancing komentar menarik dari Alex Abbad, pemeran Vijay. Dia mengingatkan agar masyarakat tidak hanya menyalahkan perempuan dalam kasus perselingkuhan. "Jangan cuma perempuannya aja yang disalahin. Kalau lakinya enggak mau, ya enggak kejadian. Harus adil," tegas Alex.

"Film ini adalah refleksi tentang perempuan yang mempertaruhkan harga diri, anaknya, dan masa depannya. Sarah diuji dari segala arah oleh keluarga, lingkungan, bahkan dirinya sendiri," ujar produser Robert Ronny.

Revalina S. Temat turut menyoroti kedalaman karakter yang ia perankan. "Sarah berada di titik terendah hidupnya dan harus memilih apakah ia mau bangkit atau tenggelam. Perjalanannya penuh luka, tetapi juga penuh keberanian. Kisah ini menjadi penguat bagi para perempuan, khususnya para single mother, bahwa mereka tidak pernah berjalan sendirian."

Film ini dibintangi oleh Revalina S. Temat, Gunawan Sudrajat, Megan Domani, Annisa Kaila, Roy Sungkono, Risma Nilawati, Dhawiya Zaida, Daniella Sya, Alex Abbad, Sheila Kusnadi, Venly Arauna, serta Ustadzah Shofwatunnida.

Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku? merupakan kolaborasi Indonesia-Malaysia bersama Astro Shaw, dan turut didukung oleh Netzme, KMIF, WOW Multinet Pictures, serta Virtuelines Entertainment.

Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku? merupakan kolaborasi Indonesia-Malaysia bersama Astro Shaw, dan turut didukung oleh Netzme, KMIF, WOW Multinet Pictures, serta Virtuelines Entertainment.

Berikut Tailer Film Tuhan, Benarkah kau Mendengarku? 


Sinopsis

Film ini menceritakan perjalanan Sarah, seorang perempuan yang tengah menghadapi fase hidup yang berat. Meski hatinya masih menyimpan luka masa lalu, Sarah tetap berusaha tegar dan menemukan kembali makna kemandirian serta ketenangan hidup.

Cerita semakin emosional ketika Sarah dengan ikhlas membuka pintu rumahnya untuk mantan suaminya, Satrio, dan istri barunya, Annisa, yang sedang mengalami masalah. Keputusan itu ia ambil demi kebaikan bersama, meski secara emosional sangat menguji dirinya. Akankah ia menemumukan arti ketulusan dan memaafkan?

Filmmakers:

1. Jay Sukmo (Sutradara)

2. Robert Ronny (Produser)

3. Prima Taufik (Produser)

4. Utiuts (Penulis) 

5. Ustadzah Shofwatunnida 

Berikut daftar pemain lengkapnya:

° Revalina S. Temat

° Gunawan Sudrajat

° Megan Domani

° Annisa Kaila

° Alex Abbad

° Sheila Kusnadi

° Risma Nilawati

° Roy Sungkono

° Jackie Kezia

° Shezy Idris

° Daniella Sya

° Venly Arauna

° Dhawiya Zaida

Saksikan Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku? mulai 29 Januari 2026 di seluruh bioskop Indonesia.

Selasa, 09 Desember 2025

"Mertua Ngeri Kali": Film yang Terlalu Dekat dengan Realita Keluarga Indonesia

 


Jakarta, 9 Desember 2025 - Hidup serumah dengan mertua? Tinggal bareng keluarga besar yang kadang bikin kepala panas, tapi kalau berjauhan satu hari saja langsung kangen? Kalau itu terdengar seperti hidup kamu, film Mertua Ngeri Kali yang dibintangi Bunda Corla akan terasa terlalu relate untukmu.

Film terbaru produksi Im-a-gin-e ini menangkap dinamika keluarga Batak yang ramai, ribut, penuh drama, tapi tetap hangat. Dari omelan tanpa henti sampai pertengkaran yang berulang setiap hari, Semua diramu jadi komedi keluarga yang pasti bikin banyak orang bilang: "Eh ini rumah gue banget."

Keluarga Besar dalam Satu Atap: Resep Kekacauan Setiap Saat

Fenomena tinggal satu atap dengan keluarga besar bukan hal baru di Indonesia. Entah karena ekonomi, tradisi, atau sekadar kenyamanan, banyak pasangan muda akhirnya berbagi rumah dengan orang tua, saudara, sampai sepupu. Dan walaupun selalu ada cerita manis, kita semua tahu: semakin banyak kepala di satu rumah, semakin besar peluang dramanya.

Itulah yang terjadi pada Raja (Dimas Anggara) dan Andara (Naysilla Mirdad). Sebagai pasangan muda, mereka sebenarnya ingin kehidupan rumah tangga yang damai. Tapi sayangnya, mereka tinggal di rumah besar peninggalan ayah Raja, bersama seluruh keluarga besar, dan tentu saja, bersama Donda (Bunda Corla), sang mertua yang paling dominan, paling vokal, dan paling cepat tersinggung.

Antara Karier, Keluarga, dan Mertua

Di tengah kekacauan rumah, Andara juga harus menghadapi dilema lain yang sering dialami perempuan muda masa kini: membagi waktu antara karier dan keluarga.

Sebagai penulis skenario, Andara dikejar deadline setiap hari. Tapi setiap ia mencoba fokus bekerja, ada saja hal yang membuatnya gagal berkonsentrasi, mulai dari suara gaduh rumah akibat Donda dan teman-teman sosialitanya, sampai komentar Donda yang tidak pernah merasa puas.

Di mata Donda, Andara selalu salah. Bekerja dianggap mengabaikan keluarga. Istirahat dianggap malas. Membantu pun masih bisa disalahkan.

Konflik ini menjadi inti dari film: pertarungan antara volue generasi lama dan kebutuhan generasi baru. Bukan hanya tentang mertua yang cerewet, tapi juga tentang perempuan muda yang mencoba bertahan di tengah tuntutan dari dua arah, pekerjaan dan keluarga.

Dan di sinilah film Mertua Ngeri Kali terasa sangat manusiawi. Meski penuh konflik, tetap ada cinta yang menyelip di tengah semua kekacauan itu.

Mertua Ngeri Kali adalah cermin bagi banyak keluarga Indonesia: ramai, ribut, melelahkan, tapi penuh kasih sayang. Saksikan keseruan Raja, Andara, dan Donda mulai 11 Desember 2025 di seluruh bioskop Indonesia Ikuti terus info terbarunya di Instagram @mertuangerikali.film dan @im_a_gin_e.

Senin, 08 Desember 2025

Trailer & Poster Musuh Dalam Selimut Dilepas, Pengkhianatan Paling Kejam Datang dari Orang Terdekat

 

Jakarta, 8 Desember 2025 - Narasi Semesta resmi merilis trailer dan poster film terbaru Musuh Dalam Selimut.

Disutradarai Hadrah Daeng Ratu, film ini menghadirkan cerita tentang pengkhianatan. yang muncul dari lingkar paling dekat mengangkat fenomena yang kerap terjadi di kalangan anak muda dan pasangan pengantin baru masa kini, ketika sosok "teman" justru menjadi ancaman dalam rumah tangga.

Trailer memperlihatkan Gadis (Yasmin Napper) dan Andika (Arbani Yasiz) yang sedang membangun rumah tangga dengan rasa percaya yang tampak kokoh di awal.

Namun kedekatan pertemanan yang masuk ke wilayah personal perlahan menggeser batas, terutama ketika kehadiran Suzy (Megan Domani) semakin sering berada di pusat kehidupan mereka.

Dari hangatnya pertemanan, cerita bergerak menuju ketegangan emosional yang menuntun penonton pada satu pertanyaan besar: apakah kedekatan selalu berarti keamanan?

Hadrah Daeng Ratu menegaskan bahwa Musuh Dalam Selimut tidak berdiri sebagai kisah cinta segitiga konvensional. Menurutnya, penguatan latar karakter dan storytelling tiap tokoh menjadi kunci agar penonton memahami alasan di balik keputusan yang diambil setiap karakter. 

“Background karakter yang kuat menjadi penting agar penonton tahu alasan yang dilakukan oleh mereka. Kisah perselingkuhan bukan hanya sekadar cinta segitiga biasa, tapi menceritakan trauma-trauma yang dihadapi karakter dalam menjalani hidupnya setelah melewati banyak luka,” ujar Hadrah.

Ia menjelaskan, konflik inti film ini dibangun secara bertahap melalui kedekatan pertemanan yang terasa wajar terlebih dahulu. Dari sana, hubungan itu perlahan masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama, menanamkan berbagai informasi yang memantik kecurigaan hingga mendorong pencarian bukti tentang pengkhianatan yang terjadi. 

“Dimulai dari membangun hubungan yang akrab dulu dari sebuah pertemanan, pelan-pelan sahabat itu masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama, membangun banyak planting informasi kecurigaan yang mengarah pada pencarian bukti kebenaran,” katanya. 

Hadrah menambahkan, pada akhirnya penonton akan dibawa pada kejelasan posisi konflik, termasuk siapa yang protagonis dan siapa yang antagonis di penghujung cerita.

Poster resmi yang dirilis bersamaan dengan trailer mempertegas nuansa intim sekaligus mencekam, mengisyaratkan bahwa ancaman terbesar tidak selalu datang dari luar, melainkan bisa bersembunyi di balik kehangatan relasi yang selama ini dipercaya.

Dengan tensi psikologis dan emosi yang dibangun perlahan, Musuh Dalam Selimut menawarkan pengalaman menonton yang lebih berlapis tentang cinta, loyalitas, luka, dan batas pertemanan yang bisa berubah menjadi bencana. 

Film ini dibintangi Yasmin Napper, Arbani Yasiz, dan Megan Domani, dan akan tayang di bioskop mulai 8 Januari 2026.


Berikut Trailer Film Musuh Dalam Selimut



Film "Tinggal Meninggal" Menang Besar di JAFF 2025 5 Indonesian Screen Awards untuk Debut Penyutradaraan Kristo Immanuel

 


Jakarta, 8 Desember 2025 - Film komedi getir dari rumah produksi Imajinari, Tinggal Meninggal (Better Off Dead) kembali membuktikan bahwa film sederhana, jujur, dan absurd juga memiliki tempat dalam sinema Indonesia. Setelah penayangannya di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 pada 4 Desember 2025, karya debut Kristo Immanuel ini berhasil menyapu bersih lima penghargaan Indonesian Screen Awards pada malam penutupan festival pada Sabtu, 6 Desember 2025.

Film Tinggal Meninggal membawa pulang penghargaan:

° Best Film - Ernest Prakasa & Dipa Andika

° Best Director - Kristo Immanuel

° Best Screenplay - Kristo Immanuel & Jessica Tjiu

° Best Performance - Omara Esteghlal

° Best Editing-Ryan Purwoko

Prestasi ini menandai momen istimewa bagi Imajinari, sekaligus memvalidasi pengakuan publik bahwa Tinggal Meninggal bukan hanya debut yang impresif bagi Kristo Immanuel, namun juga salah satu film Indonesia yang paling unik di tahun 2025.

Kemenangan untuk "Orang-Orang Aneh" di Luar Sana

Dalam pidatonya setelah menerima Best Performance, Omara Esteghlal menyampaikan pesan manis yang juga menjadi surat cintanya untuk karakter Gema. "Aku harap kita semua bisa memberi sorotan lebih banyak untuk karakter-karakter yang canggung, kita dapat lebih. menerima satu sama lain, dan mencintai satu sama lain."

"It's not often that a comedic performance is awarded, but how can we resist such a charismatic tour de force?" merupakan jury statement dari dewan juri Puiyee Leong (Singapura), Amir Muhammad (Indonesia), Antoinette Jadaone (Filipina) saat mengganjar Omara dengan penghargaan tersebut.

Sementara itu, sutradara Kristo Immanuel memberikan ucapan emosional yang penuh rasa syukur setelah menerima penghargaan Best Film. "Terima kasih Imajinari. Terima kasih sudah memberikan aku kesempatan untuk menceritakan kisah ini. Aku harap kedepannya akan ada lebih banyak film tentang neurodivergence, tentang loneliness, tentang parenting, dan semoga aku bisa terus membuat film-film yang membahas sesuatu yang serius dengan cara yang tidak serius." Juri yang menghargai film ini dalam kategori Best Film menyatakan: "A satirical take that is both modern and primordial on how humans seek connections with one another."

Kata-kata ini menggambarkan keberanian dan keunikan dari film Tinggal Meninggal, sebuah film yang berbicara tentang kesepian dan keinginan untuk diterima, dibungkus dalam komedi getir yang mengajak penonton untuk tertawa di tengah luka, dan menangis di tengah keanehan masing-masing.

Tinggal Meninggal dihargai lima penghargaan dalam program Indonesian Screen Awards yang diseleksi oleh dewan juri: Amir Muhammad (Produser), Antoinette Jadaone (Sutradara), dan Puiyee Leong (Programmer Festival). Untuk info lebih lanjut mengenai program & penghargaan JAFF 20 dapat mengunjungi media sosial @jaffjogja.


Sebuah Film Tentang Keunikan Kita Semua

Dirilis pada 14 Agustus 2025, Tinggal Meninggal langsung mencuri perhatian publik dan kritikus. Film ini mengikuti kisah Gema (Omara Esteghlal), pemuda canggung yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian teman-teman kantornya ketika ayahnya meninggal. Namun saat perhatian itu menghilang, Gema mulai mempertanyakan: "Siapa lagi yang harus meninggal?"

Diproduseri oleh Ernest Prakasa dan Dipa Andika dengan deretan aktor berbakat seperti Omara Esteghlal, Nirina Zubir, Mawar de Jongh, Muhadkly Acho, Ardit Erwandha, Shindy Huang, Mario Caesar, Nada Novia, dan Jared Ali, film ini memperlihatkan bagaimana komedi getir bisa menjadi bahasa untuk membongkar rasa sepi, validasi, dan harapan sosial yang sering kita sembunyikan.

Untuk kalian yang ketinggalan menyaksikan film ini di bioskop atau ingin merasakan kembali pengalaman "dilihat" oleh film Tinggal Meninggal

Film Suka Duka Tawa Mendapat Sambutan Meriah di Closing JAFF 20, Ditambah Antusiasme Tinggi Saat Mendadak Screening Depok, Ajak Penonton Ikut Menertawakan Luka

 

Film Suka Duka Tawa tayang serentak di bioskop mulai 8 Januari 2026

Jakarta, 8 Desember 2025 - Film persembahan BION Studios dan Spasi Moving Image, Suka Duka Tawa menjadi closing film JAFF 2025. Mendapat antusiasme tinggi dari penonton bahkan sejak penjualan tiket yang terjual habis (sold out) pada hari pertama penjualan, Suka Duka Tawa menerima respons positif yang menutup gelaran festival film internasional terbesar Indonesia itu dengan hangat.

Kisah haru Tawa (Rachel Amanda) sebagai komika Stand Up Comedy yang ditinggal Bapaknya, Keset (Teuku Rifnu Wikana)-seorang komedian televisi terkenal, dan harus berjuang berdua bersama sang Ibu (Marissa Anita), mengarahkan Tawa untuk meregulasi trauma dan lukanya lewat panggung Stand Up Comedy. Komedi-komedinya mengalir dari pengalaman personalnya ditinggal sang Bapak, dan menghasilkan tawa paling keras yang datang dari lukanya yang paling dalam.

"Aco gila sih. Skripnya bahaya banget. Enzy lucu, semuanya bagus. Melihat performa mereka, what the fun! Dari berduka sampai tertawa, mix feeling banget," kata aktor, komedian Aming.

"Deskripsi yang tepat nonton filmnya Aco Tenri Suka Duka Tawa bisa dibilang kayak lagi scrolling FYP TikTok, dikasih nangis parah abis itu ketawa lagi. Gitu aja terus selama 2 jam," kata akun X @rifandaputri.

"I've been admiring karya-karya Aco Tenri dari zaman mv, series, film pendek, dan sekarang film layar lebar pertama. Akkk capek banget baru netes nangis, langsung kena punchliner. Indah sekaliii, cerdas, rispek," kata akun X @syafrz.

"Suka Duka Tawa ini menarik banget karena dia ngangkat hal yang jarang disentuh di film komedi. Filmnya kelihatan lucu di depan, tapi di dalemnya kita diajak lihat gimana seorang anak tumbuh dengan ayah yang hilang secara emosional, dan gimana itu ngebentuk cara dia melihat hidup, cinta, bahkan berkarier." kata akun Instagram @reno.muhammad.

Tidak berhenti diputar sebagai Closing Film JAFF 2025, film Suka Duka Tawa juga melanjutkan perjalanannya lewat Mendadak Screening di CGV Depok Mall pada Minggu, 7 Desember 2025. Antusiasme penonton pun sangat tinggi, hingga antrean mengular. Dalam special screening tersebut, penonton juga berkesempatan mendapatkan merchandise eksklusif yang sudah termasuk harga tiket.

Beragam reaksi pun muncul dari para penonton di Mendadak Screening Suka Duka Tawa. Banyak dari para penonton yang merasa dekat dengan film ini dan bisa merasakan berbagai roller coaster emosi. Mulai dari sedih, tertawa, hingga kangen dengan sosok Ibu.

Suka Duka Tawa disutradarai oleh Aco Tenriyagelli, dengan naskah yang ditulis oleh Indriani Agustina. Film ini diproduseri oleh Tersi Eva Ranti dan Ajish Dibyo, dan Ajeng Parameswari sebagai produser eksekutif.

"Di film ini, saya ingin berbicara tentang relasi orangtua dan anak. Ada banyak dari kita yang merasa canggung dan pada akhirnya sulit untuk berkomunikasi dengan orangtua, begitu juga sebaliknya orangtua sulit untuk mengungkapkan perasaan cinta ke anaknya. Dari panggung Stand Up Comedy yang menjadi bagian cerita di filmnya, saya ingin mengajak penonton untuk menertawakan luka, membuat sesuatu yang mengingatkan kembali untuk bisa tertawa bersama dengan keluarga, menjadi sesuatu yang paling berharga," kata penulis dan sutradara Aco Tenriyagelli.

Dalam perjalanan mewujudkan kolaborasi perdana BION Studios bersama Aco, produser eksekutif Ajeng Parameswari menyebutkan pembicaraannya sudah terjadi cukup lama. Tahun ini, ketika akhirnya film Suka Duka Tawa diputar sebagai closing film JAFF 2025, juga menjadi sebuah momen yang monumental.

"Film Suka Duka Tawa adalah cerita yang sangat unik, dan Aco membawa rasa di dalam ceritanya. Sehingga BION Studios memberikan kepercayaan penuh. Dan ketika film ini terpilih sebagai closing film di JAFF, cita-cita dari beberapa tahun lalu itu tercapai," ujar produser eksekutif Ajeng Parameswari.

"Aco adalah sutradara yang sangat terukur. Dia sangat bisa mempertanggung jawabkan bentuk kreatif yang ingin dicapainya," tambah produser Ajish Dibyo.

Rachel Amanda, yang memerankan Tawa di film Suka Duka Tawa adalah kolaborator lama Aco. Ia bahkan turut terlibat di film pendek pertama Aco yang kemudian tayang di JAFF. Bagi Amanda, melihat Aco akhirnya bisa merilis film panjang debutnya memberinya momen emosional.

"Kami tumbuh dan berkarya bersama. Dan ketika berada di momen ini, saat Aco akhirnya merilis film panjang debutnya, itu emosional bagiku. Aco selalu memiliki cerita yang fresh, baru, sekaligus dekat dengan kita, dan dia sebagai pembuatnya secara personal," kata Amanda.

"Di film ini, ada drama keluarganya yang relate dengan banyak orang. Terkadang kita berusaha mendekatkan diri dengan orang lain itu dengan tertawa, meski terkesan aneh dan canggung. Selain keluarga, juga ada cerita tentang pertemanan yang kuat sekali," tambah Amanda.

Marissa Anita, yang memerankan Ibu Cantik, ibu dari Tawa dan menjadi single mom, menuturkan sejak awal ia sudah sangat terkesima dengan ide dan cerita yang dibawa Aco.

"Film ini adalah kombinasi yang 'gila'. Aco bisa memainkan sesuatu yang mendalam tapi dibungkus dengan lucu. Di film Suka Duka Tawa penonton akan dibikin tertawa, mikir, dan menangis saat menontonnya," kata Marissa Anita.

Membawa Dunia Stand Up Comedy

Selain mengeksplorasi tentang relasi orangtua dan anak, Aco juga membawa dunia Stand Up Comedy di film Suka Duka Tawa. Bukan hanya sebagai selipan cerita, tetapi karakternya merupakan seorang komika Stand Up Comedy dan dunianya pun merupakan Stand Up Comedy.

Dalam dekade terakhir, industri Stand Up Comedy di Indonesia semakin dirayakan oleh masyarakat Indonesia. Banyak komika kini juga telah melakukan tur spesial Stand Up Comedy ke berbagai kota di Indonesia. Panggung-panggung Open Mic juga semakin bermunculan.

Aco juga banyak melibatkan para tokoh-tokoh Stand Up Comedy Indonesia. Tak hanya sebatas sebagai kameo, namun juga turut menjadi ansambelnya. Di antaranya adalah Bintang Emon, Arif Brata, dan Gilang Bhaskara, yang menjadi teman dari karakter utama Tawa.

"Selain mengangkat tentang drama keluarga, film ini juga mengangkat tema tentang dunia Stand Up Comedy. Aco sangat mengulik materinya benar-benar detail. Film Suka Duka Tawa menjadi film yang paling realistis dalam menceritakan kisah dari perjuangan seorang komika Stand Up Comedy," ujar Bintang Emon


Catatan Produksi

Judul: Suka Duka Tawa

Produksi: BION Studios & Spasi Moving Image

Sutradara: Aco Tenriyagelli

Penulis: Indriani Agustina

Produser: Tersi Eva Ranti, Ajish Dibyo

Genre: Drama, Komedi, Keluarga

Pemain: Rachel Amanda, Teuku Rifnu Wikana, Marissa Anita, Bintang Emon, Gilang Bhaskara, Arif Brata, Enzy Storia, Myesha Lin, Nazira C. Noer, Mang Saswi, Abdel Achrian.

Film Qorin 2 Membawa Horor Slasher! Menampilkan Sisi Lain Fedi Nuril Sebagai Slasher yang Mencari Keadilan Mencekam Sekaligus Relate dengan Isu Sosial!

 

Film Qorin 2 tayang mulai 11 Desember 2025 di bioskop Indonesia

Film Qorin 2 diproduseri oleh Susanti Dewi dan Sunil Samtani, dibintangi Fedi Nuril, Ali Fikry, Wavi Zihan, Muzakki Ramdhan, Seroja Hafiedz, Dimas Aditya, Indra Birowo, Epy Kusnandar, Sari Koeswoyo, Fitrie Rachmadhina, Gilang Devialdy. Vincentius Jeremhia, Ben Malaihollo, dan Quentin Stanislavski.

"Untuk penonton yang belum menonton film pertamanya, masih sangat bisa mengikuti film Qorin 2, karena memang secara ceritanya tidak ada kesinambungan. Pada dasarnya, benang merah dari film Qorin dan Qorin 2 adalah bagaimana seseorang memanggil jin qorin, dengan ritual yang ada. Namun, di film Qorin 2, yang menarik adalah isunya sangat relate dengan situasi sekarang, tentang bullying yang terjadi di lingkungan sekolah," ujar produser Sunil Samtani.

"Kami di SL23 ingin menaikkan level di film Qorin 2, dan sejalan dengan visi kami untuk memproduksi film-film yang bisa menggambarkan situasi sosial saat ini," ujar produser Susanti Dewi.

Produser Susanti Dewi, mengajak semua yang hadir untuk memanjatkan doa untuk Epy Kusnandar. Ia mengatakan seluruh tim produksi merasakan duka mendalam atas kepergian aktor tersebut.

“Kang Epy Kusnandar telah berpulang. Bukan hanya kami semua tim Qorin 2 yang merasa kehilangan, namun juga semua insan perfilman kehilangan seorang mentor, seorang sahabat, dan juga seorang pegiat akting yang sangat inspiratif,” kata Susanti.

Menurut Susanti, Epy adalah pribadi sederhana dengan dedikasi tinggi terhadap dunia akting. Ia percaya karya-karya Epy akan terus hidup hingga generasi berikutnya.

Pada kesempatan itu, tim ‘Qorin 2’ memutar video tribute berisi foto-foto hitam putih Epy selama proses syuting. Pemutaran ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan mengenang perjalanan karier sang aktor.

Diketahui, Epy Kusnandar wafat pada Rabu (3/12/2025), di usia 61 tahun. Jenazahnya kemudian dimakamkan di TPU Jeruk Purut pada Kamis (4/12/2025).

Ginanti Rona, yang sebelumnya juga telah menyutradarai film pertama Qorin, mengungkapkan antusiasmenya terhadap film Qorin 2. Ia bersyukur dipercaya kembali untuk menggarap film ini dengan cerita baru.

"Film Qorin 2 jauh lebih intens dibanding yang pertama. Secara pendekatan teknis juga ada peningkatan level baik secara skala produksi hingga artistiknya. Film Qorin 2 juga memiliki cerita yang lebih mendalam, dan semoga film ini bisa menghibur namun sekaligus menjadi cerminan terhadap peristiwa yang terjadi sekarang," kata sutradara Qorin 2 Ginanti Rona

Fedi Nuril, aktor yang jarang terlibat dalam film horor, menyebutkan Qorin 2 membuatnya tertarik bergabung karena memiliki kedalaman cerita dan memberikan tantangan baru baginya. Di film ini, Fedi memerankan bapak yang mencari keadilan untuk anaknya yang menjadi korban bullying.

Namun, di sisi lain Fedi juga melihat dimensi keluarga tentang relasi orangtua dan anak. Di film ini, Fedi menjadi orangtua tunggal yang membesarkan Jaya (Ali Fikry), anak semata wayangnya yang ditinggal meninggal ibunya.

"Pak Jaya adalah seorang Bapak yang ingin mendapatkan keadilan, ketika anaknya dirundung di sekolah. Namun, ketika melapor ke pihak sekolah agar dapat diselesaikan, justru diabaikan. Makanya dia memilih untuk memanggil jin qorinnya untuk bisa mendapatkan keadilan dengan caranya," kata Fedi Nuril.

"Sebenarnya cerita utamanya adalah tentang keluarga, bagaimana hubungan orangtua dan anak. Sejauh mana cinta orangtua ke anaknya, dan bisa melakukan hal yang dianggap sebagai cara untuk melindungi sang anak. Itu semua terjadi atas dasar rasa keputus asaan yang dialami," tambah Fedi Nuril.

Di tengah situasi yang dihadapi Pak Makmur dan Jaya di sekolah, hanya ada satu sosok yang peduli, yakni Fitri, guru BP muda dan baru di sekolah tersebut. Fitri, yang diperankan oleh Wavi Zihan, ingin sekali membantu masalah yang dialami Jaya, tapi ia terbentur dengan berbagai faktor.

"Fitri adalah karakter guru yang jauh di dalam dirinya ingin membantu siapapun yang mengalami kesusahan. Tapi ia mengalami banyak tekanan eksternal. Sehingga ia pun tidak bisa berbuat banyak untuk menolong. Di tengah upayanya membantu murid-muridnya, ia justru dihadapkan pada situasi yang semakin parah di kampungnya," ujar Wavi Zihan.

Ali Fikry, yang memerankan Jaya dan banyak menjalin dinamika karakter bersama Fedi Nuril mengungkapkan Fedi adalah sosok aktor hebat. Ia juga banyak berdiskusi dengan Fedi tentang perannya dan relasi keduanya sebagai anak dan orangtua.

Ali mengungkapkan, Jaya adalah karakter yang menurutnya cukup berat diperankan. Sebab, Jaya adalah karakter yang menjadi korban perundungan.

"Kalau kalian menjadi korban perundungan, tolong reach out seseorang. Pasti ada yang mau mendengarkan apa yang menjadi kereshana kalian. Baik keluarga, teman, atau bahkan guru. Para pelaku perundungan itu kerap kali tidak sadar seberapa besar luka yang diberikan atau yang ditinggalkan ke korbannya. Film Qorin 2 adalah cerminan dari situasi sekarang yang terjadi, dan semoga bisa memunculkan keberanian untuk berbicara, melawan, dan minta tolong," kata Ali Fikry.

"Ini film pertama dan terakhir aku satu project sama Papi. Aku bangga banget bisa satu frame sama Papi,” kata Qiu dengan suara bergetar.

"Kemauan Papi waktu itu pengen datang ke sini pakai seragam PNS sama Bunda dan anak-anak karyawan di warung barunya. Tapi nggak kesampean. Jadi biar aku aja yang ngelakuin,” ujar Qiu

Di film Qorin 2, Qiu dan almarhum Epy Kusnandar memang tidak berperan sebagai ayah dan anak. Bahkan keduanya tampak tidak pernah satu frame.

Namun ada momen sederhana yang membekas di hati Qiu selama proses syuting yaitu saat berboncengan motor bersama sang ayah menuju lokasi latihan. Ia mengaku berharap momen itu bisa terulang setiap hari, namun takdir berkata lain.

"Itu udah lama banget aku nggak boncengan motor sama Papi. Dan itu sangat-sangat berkesan,” katanya.

Quentin tampaknya satu-satunya putra almarhum Epy yang sangat ingin mengikuti jejak sang ayah menjadi seorang aktor. Sebelum berpulang, Epy juga sempat memberi pesan mendalam pada Quentin untuk menghadapi dunia akting.

Menurut almarhum, hal yang paling penting dalam dunia akting adalah tentang kejujuran rasa."Papi bilang aku harus terus bergerak melalui rasa dan pikiran tanpa hambatan batin. Lakukan, lalu ulang beribu-ribu kali,” pungkas Windy.

Lewat Qorin 2, bukan hanya sebuah film yang lahir tapi juga sebuah kenangan terakhir antara ayah dan anak yang kini abadi di layar lebar.

Berikut Trailer For Qorin 2



Sinopsis Qorin 2

Film ini mengikuti kisah Fitri (Wavi Zihan), seorang guru BK muda yang telah lama mencurigai kasus perundungan terhadap salah satu muridnya, Jaya (Ali Fikry). Fitri sering melihat perubahan perilaku Jaya yang tidak wajar, namun laporan dan kekhawatirannya tidak digubris oleh pihak sekolah.

Tidak hanya Fitri, Makmur (Fedi Nuril) ayah Jaya juga sudah pernah meminta bantuan pihak sekolah, tetapi tetap tidak ditindaklanjuti. Merasa tidak ada yang peduli, Fitri memutuskan melakukan penyelidikan sendiri. Ia mencari saksi dan bukti dari warga sekitar untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada Jaya.

Namun pencariannya justru membuka pintu pada misteri lain yang jauh lebih mengerikan. Fitri menemukan bahwa warga kampung satu per satu mulai menunjukkan perilaku aneh mereka bertindak seolah bukan diri mereka sendiri, tetapi berubah menjadi jin Qorin yang menyerupai mereka.

Semakin dalam Fitri menyelidik, semakin jelas keterkaitan antara kasus perundungan dan kemunculan Qorin. Ketegangan semakin meningkat seiring kejadian-kejadian mencekam yang mengikuti Fitri, menjeratnya dalam ancaman yang tak hanya mengintai muridnya, tetapi juga dirinya sendiri.


Deretan Pemain

- Wavi Zihan sebagai Fitri

- Ali Fkry sebagai Jaya

- Fedi Nuril sebagai Makmur

- Muzakki Ramdhan

- Gilang Devialdy

- Epy Kusnandar

- Indra Birowo

- Dimas Aditya

- Seroja Hafiedz

- Fitrie Rachmadhina

Dengan perpaduan pemain senior dan muda, Qorin 2 menjanjikan kualitas akting yang solid, terutama dalam membangun atmosfer horor dan dramatis.

Film Qorin 2 akan tayang di bioskop Indonesia mulai 11 Desember 2025.

Jumat, 05 Desember 2025

Seram dan Lucu! Joko Anwar Comeback di Genre Komedi Official First Look Teaser & Teaser Poster Film Ghost in The Cell Rilis, Tayang di Bioskop Tahun 2026!

 

Ghost in The Cell merupakan film ke-12 Joko Anwar

Jakarta, 4 Desember 2025 - Joko Anwar bersama rumah produksi Come and See Pictures merilis official first look teaser trailer dan official teaser poster film Ghost in The Cell. First look teaser trailer yang dibawakan oleh dua aktor cilik dikemas dengan penuh jenaka. Kedua aktor menjadi narator teaser trailer Ghost in The Cell, yang menggambarkan kekacauan, kelucuan, dan keseraman yang akan terjadi di dalam sel penjara. Kedua narator cilik pun mengingatkan, anak kecil belum bisa menonton film tersebut.

Sementara itu teaser poster menampilkan seluruh ansambel pemeran yang termasuk Abimana, Morgan Oey, Mike Lucock, Danang Suryonegoro, Yoga Pratama, dan para penghuni penjara dengan seragam kuning mereka terkejut dengan serpihan potongan tubuh yang tercecer di depan mereka.

Lewat official first look teaser trailer & teaser poster yang dirilis, film Ghost in The Cell akan menunjukkan perpaduan emosi penonton saat menyaksikannya di layar lebar pada 2026: seram dan lucu!

Ini menjadi comeback Joko Anwar ke genre komedi, setelah debutnya di film Janji Joni (2005). Film ini akan menampilkan kelucuan dan mengobati rasa kangen penonton yang merindukan komedi ala Joko Anwar seperti di Janji Joni dan Quickie Express (2007), sekaligus menggabungkan keseraman Pengabdi Setan (2017).

Film Ghost in The Cell merupakan film ke-12 yang ditulis dan disutradarai Joko Anwar. Sebelumnya, Joko dan Come and See Pictures telah sukses dengan Siksa Kubur dan Pengepungan di Bukit Duri. Kali ini, Joko menggabungkan dua genre terkuatnya, horor komedi di Ghost in The Cell. Film ini dibintangi oleh para aktor A-List Indonesia dari tiga generasi.

Selain nama-nama yang sebelumnya telah disebutkan, film ini juga diperkuat oleh Bront Palarae, Endy Arfian, Lukman Sardi, Aming, Kiki Narendra, Rio Dewanto, Tora Sudiro, Almanzo Konoralma, Haydar Salishz, Arswendy Bening Swara, Dewa Dayana, Faiz Vishal, Jaisal Tanjung, dan Ho Yuhang. Film ini juga memperkenalkan bintang baru Magistus Miftah.

"Para pemeran di film Ghost in The Cell sangatlah luar biasa. Come and See Pictures kali ini menghadirkan sebuah film yang benar-benar menghibur, dan bisa dinikmati dengan santai," kata penulis dan sutradara Ghost in The Cell Joko Anwar.

"Film ini dimainkan oleh para aktor yang tidak hanya jago di kedua genre, horor dan komedi. Tapi juga mereka benar-benar memahami isu yang sedang berkembang. Di film ini, kami ingin menunjukkan bakat dari para aktor bukan hanya dari Indonesia tapi juga Malaysia," lanjut Joko.

"Film ini menggabungkan dua genre yang sangat kontras. Di satu sisi membangun suasana yang gelap, seram, dan menegangkan tapi pada saat bersamaan juga harus memiliki timing yang presisi untuk menjaga komedinya," tambah produser Tia Hasibuan.

Film Ghost in The Cell diproduksi oleh Come and See Pictures, bekerja sama dengan RAPI Films dan Legacy Pictures. Barunson E&A juga menjadi sales agent untuk perilisan worldwide film ini.

Ikuti terus informasi terbaru dan perkembangan film Ghost in The Cell di Instagram @comeandseepictures. Nantikan film Ghost in The Cell saat tayang di bioskop pada tahun 2026!

Kamis, 04 Desember 2025

Jerome Kurnia, Nadya Arina, dan Aghniny Haque Terlibat dalam Skandal Terbesar Dunia Penerbangan di Teaser Trailer Film Penerbangan Terakhir

 

Film Penerbangan Terakhir tayang mulai 15 Januari 2026 di bioskop Indonesia

Jakarta, 4 Desember 2025 - Setelah merilis official teaser poster di JAFF Market 2025 dan mendapat sambutan tinggi oleh warganet, VMS Studio kini merilis official teaser trailer film Penerbangan Terakhir. Dengan scoring yang mendebarkan, teaser trailer Penerbangan Terakhir menampilkan Kapten Deva yang diperankan oleh Jerome Kurnia dengan pertualangan asmaranya bersama Tiara (Nadya Arina), pramugari yang terbang besama Kapten Deva. Namun, di sisi lain, Jerome juga terlibat asmara dengan Nadia yang diperankan Aghniny Haque.

Mengangkat kisah dari dunia penerbangan, Penerbangan Terakhir mengungkap skandal terbesar di dunia penerbangan. Dalam setahun, ada 700 ribu penerbangan. Selama 900 jam, pilot dan pramugari terbang bersama. Penonton akan dibawa ke dalam intrik yang terjadi di atas ketinggian 30 ribu kaki, dari ruangan kokpit yang menyimpan rahasia Kapten Deva.

Disutradarai oleh Benni Setiawan, diproduseri oleh Tony Ramesh dan Shalu T.м., film Penerbangan Terakhir juga menjadi salah satu film Hottest Pick dari Variety selama di JAFF Market 2025. Menjanjikan kisah yang menyegarkan dari genre drama Indonesia.

"Film Penerbangan Terakhir akan membuka perjalanan VMS Studio di bioskop pada tahun 2026. Film ini membawa cerita yang fresh dari genre drama Indonesia, dengan latar belakang dunia penerbangan. Lewat film ini, kami ingin memvisualkan cerita penerbangan yang kita sering dengar tapi tidak pernah lihat," ujar produser Tony Ramesh.

Sementara itu, sutradara Benni Setiawan mengungkapkan karakter Kapten Deva sangat cocok diperankan oleh Jerome Kurnia. Benni mengungkapkan Jerome juga sangat berdedikasi dalam mendalami karakter sebagai pilot.

"Dengan latar belakang karakter pilot, Jerome mampu membawakannya dengan sangat meyakinkan. Ia meriset mulai dari attitude pilot hingga pengetahuan dalam mengoperasikan pesawat. Di samping itu, ia sangat cocok sekali untuk menampilkan karakter sebagai laki-laki yang memiliki sisi playboy," ujar Benni Setiawan.

"Kapten Deva adalah karakter yang mungkin masuk dalam daftar untuk diwaspadai dan dijauhi oleh perempuan. Aku berharap semua orang yang nonton film Penerbangan Terakhir bisa terhibur, dan jangan terlalu percaya dengan orang sebelum mengecek latar belakangnya dengan sungguh-sungguh," kata Jerome Kurnia.

"Karakter Tiara itu innocent, dia buta dengan perhatian laki-laki. Lalu, ketemu sosok Kapten Deva yang memberikan segalanya dan dia pun tidak paham kalau yang diberikan olehnya merupakan love bombing," ujar Nadya Arina.

Bagi Aghniny Haque, film Penerbangan Terakhir adalah film yang memiliki dinamika drama yang sangat intens.

"Film ini memiliki lapisan emosional yang mendalam. Karakterku, Nadia, adalah perempuan yang menjadi korban manipulasi pasangan juga, dan membuatnya menjadi orang yang toksik dan destruktif," kata Aghniny Haque.

Ikuti informasi terbaru tentang film Penerbangan Terakhir persembahan VMS Studio melalui akun media sosial resmi. Saksikan film Penerbangan Terakhir mulai 15 Januari 2026 di bioskop Indonesia!

Berikut Trailer Film Penerbangan Terakhir



Film Timur Gelar Gala Premiere Tak Biasa, Ubah Epicentrum XXI Jadi Hutan Rimba, Penonton Kagum dan Banjir Air Mata!

 


Jakarta, 04 Desember 2025 — Uwais Pictures secara sukses menggelar rangkaian Press Conference dan Gala Premiere untuk film debut mereka, Timur, pada 04 Desember 2025 di Epicentrum XXI, Jakarta. Acara ini bukan hanya penanda peluncuran film laga-emosional yang ambisius, tetapi juga momen debut Iko Uwais, di kursi sutradara.

Epicentrum Disulap Jadi Hutan Rimba: Pengalaman Premiere Tak Biasa Didukung oleh BNI

Didukung penuh oleh BNI, Gala Premiere film Timur menyajikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan. Seluruh area Epicentrum XXI disulap menjadi representasi "Hutan Rimba Timur" yang dramatis dan megah, memberikan pengalaman yang kuat di kalangan publik dan media.

Acara ini dihadiri oleh jajaran penting produksi, termasuk Executive Producer Yentonius Jerriel Ho; Executive Producer, Sutradara, dan Aktor Utama Iko Uwais; Produser Ryan Santoso; serta jajaran cast: Aufa Assegaf,  Jimmy Kobogau, Macho Hungan, Yusuf Mahardika, Yasamin Jasem, Amara Angelica, Stefan William, Bizael Tanasale, Beyon Destiano, Andri Mashadi, Adhin Abdul Hakim, dan Fanny Ghassani.

Iko Uwais: Dari Aktor Laga, Kini Sutradara dengan Visi

Dalam sesi konferensi pers, Iko Uwais mengungkapkan kebanggaan dan visinya di balik proyek ini. “Setelah sekian lama berkarya di luar, saya bangga bisa kembali ke Indonesia dan akhirnya mengambil langkah baru sebagai sutradara,” tuturnya. 

“Timur adalah mimpi yang saya wujudkan bersama tim. Saya tumbuh besar bersama orang Indonesia Timur, sebuah keluarga yang turut merawat saya dari kecil. Maka karena itu saya ingin mempersembahkan sebuah cerita untuk sahabat-sahabat saya di Indonesia Timur,” lanjut Iko. 

Tema Brotherhood yang Kental: Mimpi Lima Tahun Terwujud

Produser Ryan Santoso menegaskan bahwa tema persaudaraan alias brotherhood adalah inti dari film ini, merefleksikan proses panjang terbentuknya rumah produksi Uwais Pictures, yang ia rintis bersama Iko.

“Film ini berbicara tentang persaudaraan, dan hal itu sama persis dengan apa yang kami alami saat membangun proyek ini. Lebih dari lima tahun kami bermimpi membangun rumah produksi yang dapat membawakan film-film laga berkelas internasional,” ungkap Ryan.

Dan akhirnya, hari ini Ryan bersama Iko bisa merilis Timur bersama, dan ini adalah bukti persaudaraan keduanya di balik layar.

Penonton Terpukau: Aksi Intens dan Buktikan Kemampuan Iko Sebagai Sutradara!

Reaksi dari penonton gelombang pertama sangat antusias dan emosional. Film ini dipuji karena intensitas koreografi laga yang dipadukan dengan narasi yang menyentuh. Penonton tidak hanya hype karena adegan aksi Iko Uwais yang intens, tetapi juga tidak sedikit yang menangis karena kedalaman emosi dan kisah persaudaraan yang dibawa oleh cerita Timur.

Keberhasilan Iko di kursi sutradara diperkuat dengan testimoni dari penonton gala premiere. “Di film ini membuktikan bahwa ternyata Iko Uwais nggak cuma jago di depan kamera, tapi di belakang kamera juga. Debut sutradara yang bisa dibilang keren dan pastinya ditunggu karya berikutnya,” ungkap salah satu penonton yang hadir. Dengan sambutan positif ini, Timur menetapkan standar baru bagi genre laga-emosional di Indonesia.

Timur siap tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 18 Desember 2025.

Saksikan pengalaman sinematik yang menegangkan sekaligus menggugah, sebuah kisah tentang keberanian, pengkhianatan, dan perjuangan tanpa akhir untuk menemukan jalan pulang

Berikut Trailer Film Timur



PRODUCTION NOTES “TIMUR”


Judul Film : Timur

Rumah Produksi : Uwais Pictures

Genre : Drama, Action, Nationalism

Tahun Produksi : 2024

Tahun Rilis : 2025

Warna : Warna

Produser Eksekutif : Yentonius Jerriel Ho, Nagita Slavina, Iko Uwais

Produser : Ryan Santoso

Line Producer : Ninin Musa

Penulis Skenario : Titien Wattimena, Samuel Rustandi

Sutradara : Iko Uwais

Director of Photography : Dimas Imam S

Editor : Akhmad Fesdi Anggoro, Arifin “Cuunk”

Production Designer : Ahmad Zulkarnaen

Pengarah Artistik : Jafar Shiddiq

Wardrobe : Victoria Ananstasia

Make Up : Silvia Andika

Casting         : Abdul Rachman Hidayat A.C.I

Visual Effect : Daniel Arief Budiman

Sound Recordist : M Ichsan Rachmaditta

Sound Designer : Syaifullah Praditya

Music : Aghi Narottama

Rabu, 03 Desember 2025

Film Patah Hati yang Kupilih Merilis Official Trailer Kisah Cinta Prilly Latuconsina dan Bryan Domani Terhalang Tembok Tinggi Perbedaan

 

Tayang mulai 24 Desember 2025 di bioskop Indonesia

Jakarta, 3 Desember 2025 - Sinemaku Pictures merilis official trailer film drama terbaru berjudul Patah Hati yang Kupilih, menampilkan kisah cinta beda agama yang menguji perjalanan Prilly Latuconsina sebagai Alya dan Bryan Domani sebagai Ben.

Alya dan Ben adalah pasangan yang saling mencintai. Tapi tembok tinggi perbedaan membuat keduanya harus memilih bertahan dan berjuang, atau akhirnya melepaskan.

Perjalanan hidup pun membawa Alya bertemu dengan Fadil (Indian Akbar). Fadil hadir sebagai sosok yang bisa diterima oleh ibu Alya, yang diperankan Marissa Anita. Namun, di tengah kehidupan baru Alya bersama Fadil yang tengah menjalin kedekatan, Ben datang kembali dan membuat Alya goyah dengan apa yang sedang dijalaninya.

Bagaimana Alya dan Ben menghadapi semua ini? Akankah mereka menemukan jalan kembali, atau justru memilih patah hati yang mereka yakini sebagai keputusan terbaik?

Disutradarai oleh Danial Rifki, Patah Hati yang Kupilih diproduseri oleh Umay Shahab, Prilly Latuconsina, dan Bryan Domani. Film ini dibintangi Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Humaira Jahra, Indian Akbar, Marissa Anita, Willem Bevers, Halda Rianta, dan Niky Putra.

"Film Patah Hati yang Kupilih ingin menyoroti tentang sebuah perbedaan yang terhalang oleh tembok tinggi melalui kisah cinta Alya dan Ben. Dari film ini, kami ingin memberikan refleksi secara lebih dewasa bagaimana kita menyikapi perbedaan-perbedaan yang mungkin menjadi tantangan dalam menjalani hubungan, serta apa yang bisa dilakukan terhadap pilihan, meski, itu membuat patah hati," ujar pemeran Alya dan produser film Patah Hati yang Kupilih Prilly Latuconsina.

Sutradara Danial Rifki menambahkan, cerita di film Patah Hati yang Kupilih memiliki kedekatan bagi banyak orang. Termasuk dalam menjalani kisah cinta beda agama. Tak jarang, para pasangan beda agama ini pun berujung pada patah hati karena tembok tinggi tersebut.

"Perasaan yang ada di film ini adalah perasaan universal yang hampir dirasakan oleh semua orang, yakni tentang patah hati. Semua orang pernah merasakan patah hati, dan itu adalah sebuah pengalaman yang sangat manusiawi. Di film ini, perasaan patah hati itu lahir dari perbedaan yang dihadapi oleh Alya dan Ben, dan bagaimana mereka pada akhirnya mengambil sebuah keputusan besar dalam hidup," ujar sutradara Danial Rifki.

Bryan Domani menambahkan, di film Patah Hati yang Kupilih bukan hanya perbedaan agama saja yang dihadapi oleh karakter Alya dan Ben.

"Ada banyak masalah yang dilewati Alya dan Ben. Mulai dari kepercayaan, restu orangtua, perbedaan tempat tumbuh, hingga visi. Sepanjang film penonton akan mengikuti perjalanan mereka berdua untuk membuat keputusan apakah akan tetap berjuang atau mengikhlaskan saja," kata produser dan pemeran Ben di film Patah Hati yang Kupilih Bryan Domani.

Film Patah Hati yang Kupilih akan membuat akhir tahun penonton Indonesia terasa haru lewat perjalanan cinta yang terhalang tembok tinggi Alya dan Ben. Tonton film Patah Hati yang Kupilih mulai 24 Desember 2025 di bioskop Indonesia.

Berikut Trailer film Patah Hati Yang Ku Pilih



Tayang di JAFF 2025, Film Ikatan Darah Sajikan Aksi Brutal dan Menegangkan!

 

Yogyakarta, 3 Desember 2025 - Film terbaru persembahan Uwais Pictures, Ikatan Darah, untuk pertama kalinya tayang di Indonesia dalam festival film internasional bergengsi JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) 2025. Film yang disutradarai Sidharta Tata tersebut tayang di JAFF 2025 pada Rabu, 3 Desember 2025 dan Kamis, 4 Desember 2025.

Film Ikatan Darah menampilkan aksi brutal dan menegangkan, yang mengikuti kisah kakak-beradik dari kejaran lintah darat yang mengancam. Derby Romero memerankan Bilal, kakak yang gagal membayar utang, menampilkan chemistry yang unik bersama Livi Ciananta sebagai Mega, adik Bilal yang siap melawan kebrutalan para lintah darat dan melindungi keluarga mereka.

Film Ikatan Darah dibintangi Derby Romero, Livi Ciananta, Dimas Anggara, Teuku Rifnu Wikana, Abdurrahman Arif, Rama Ramadhan, Agra Piliang, Ismi Melinda, dan aktris senior Lydia Kandou. Film ini diproduseri oleh Ryan Santoso dengan produser eksekutif Iko Uwais, Yentonius Jerriel Ho, dan Yocke Kaseger.

"Kami sangat senang akhirnya film Ikatan Darah bisa dipertemukan dengan penonton Indonesia untuk pertama kalinya di JAFF 2025. Film Ikatan Darah akan menyajikan genre aksi yang penuh kebrutalan sekaligus menegangkan, yang akan memberikan hiburan penonton hingga akhir," ujar produser film Ikatan Darah Ryan Santoso.

Bagi Sidharta Tata, membawa Ikatan Darah di JAFF 2025 seperti pulang ke rumah. Sidharta Tata sendiri tumbuh dari komunitas film pendek, sebelum dikenal sebagai sutradara layar lebar dan blockbuster. Karya-karyanya juga banyak diputar di JAFF.



"Bagi saya berada di JAFF seperti kembali ke rumah. Sebuah festival yang memberikan saya ruang untuk bertumbuh bahkan sejak karya pertama saya dan kini bersama film aksi terbaru saya, Ikatan Darah. Semoga film Ikatan Darah juga bisa memberikan hiburan yang menyenangkan untuk para penonton film di JAFF 2025 dan nantinya untuk seluruh penonton Indonesia," ujar sutradara Ikatan Darah Sidharta Tata.

Livi Ciananta menambahkan antusiasmenya akhirnya film yang ia bintangi dapat dinikmati oleh penonton Indonesia. Ikatan Darah merupakan film panjang ketiga Livi.

"Sangat tidak sabar mendengar respons dan berjumpa langsung dengan penonton di JAFF 2025. Film ini sangat bermakna untukku, dan senang sekali bisa bekerja sama dengan Uwais Pictures, sutradara Sidharta Tata, dan jajaran pemeran yang hebat," kata Livi Ciananta.

Derby Romero, yang memerankan Bilal mengungkapkan pengalaman barunya di film Ikatan Darah. "Ini adalah pengalaman yang sangat menegangkan sekaligus seru buat gue karena untuk pertama kalinya terlibat dalam film yang action-nya sangat heavy. Penonton bakl merasakan ketegangan itu nanti di layar!"

Visinema Mengungkap Jejeran Bintang Ratu Malaka, Aksi Epik Terbaru dari Angga Dwimas Sasongko, Ada Claresta Taufan hingga Dion Wiyoko

Film Ratu Malaka saat ini sedang dalam tahap produksi dan akan tayang di bioskop tahun 2027

Yogyakarta, 3 Desember 2025 - Visinema secara resmi mengumumkan jajaran pemeran utama film aksi kontemporer terbarunya, Ratu Malaka (Queen of Malacca), dalam sebuah presentasi khusus di JAFF Market 2025. Disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko, film ini menjanjikan pengalaman layar lebar yang mendebarkan dengan skala produksi besar, intensitas aksi tinggi, dan karakter-karakter kuat yang mendorong cerita.

Dalam sesi tersebut. Visinema memperkenalkan para pemeran utama: Claresta Taufan, Jihane Almira, Lutesha, Dion Wiyoko, dan Faris Fadjar memberikan gambaran awal di balik salah satu produksi terbesar Visinema. Film ini juga dibintangi oleh Wulan Guritno dan Marcella Zalianty, yang memegang peran khusus dalam struktur cerita.

Naskah Ratu Malaka ditulis oleh Angga Dwimas Sasongko dan Irfan Ramli, menandai kolaborasi terbaru keduanya setelah keberhasilan film aksi 13 Bom di Jakarta. Irfan Ramli, yang terakhir memenangkan Piala Citra FFI 2023 untuk Skenario Adaptasi Terbaik melalui 24 Jam Bersama Gaspar, kembali menghadirkan kekuatan naratif yang memperkokoh dasar cerita film ini.

Kembalinya Angga Dwimas Sasongko ke Balik Kamera

Ratu Malaka menjadi proyek pertama Angga di kursi sutradara setelah dua tahun, dan sekaligus menjadi filmnya yang paling kompleks dan penuh aksi.

"Kembali di belakang kamera untuk Ratu Malaka terasa seperti rumah. Ini adalah film paling ambisius dan penuh aksi yang pernah saya buat, dengan dunia yang hidup lewat kedalaman cerita dan intensitas aksinya. Di film ini, Kami sedang membangun sesuatu yang epik, segar, dan sangat seru untuk ditonton di layar lebar," kata Angga Dwimas Sasongko, Penulis & Sutradara Ratu Malaka.

Ratu Malaka mengikuti perjalanan tiga perempuan tangguh diperankan oleh Claresta Taufan, Wulan Guritno, dan Marcella Zalianty yang persaingan, dan pengaruhnya membentuk dunia kejahatan yang mereka huni. Keputusan mereka menjadi motor ketegangan emosional dan momentum cerita, didukung oleh penampilan Dion Wiyoko, Ganindra Bimo, Lutesha, Faris Fadjar dan jajaran pemain lainnya.

"Yang membuat Ratu Malaku menarik adalah ketegangan dan aksi yang bertumpu pada perjalanan tiga wanita ini. Kehadiran dan kontrol mereka terhadap dunia di sekitar memberikan karakter kuat pada filmnya. Dipadukan dengan skala aksi yang kami bangun, penonton akan mendapatkan sesuatu yang segar, berani, dan sangat menghibur di layar lebar," kata Kori Adyaning, Produser Ratu Malaka.

"Masuk ke film aksi pertama saya adalah kejutan luar biasa. Workshop dan ceritanya benar-benar mendorong saya keluar dari zona nyaman, dan saya menemukan sisi baru dari diri sendiri. Ada keberanian dan adrenalin di film ini, dan saya tidak sabar menunggu penonton merasakannya," kata Claresta Taufan, pemeran Ratu Malaka.


 Aksi Berstandar Global dari Chan Man-ching

Koreografi aksi Ratu Malaka dipimpin oleh Chan Man-ching, koordinator stunt ternama yang dikenal melalui Rush Hour dan berbagai film blockbuster Jackie Chan. Pengalaman dan presisinya menghadirkan aksi fisik yang dinamis, ketat, dan penuh karakter memberikan identitas tersendiri bagi gaya aksi film ini.

Ratu Malaka saat ini memasuki tahap produksi dan akan tayang di bioskop pada tahun 2027.

Selasa, 02 Desember 2025

Resep Visinema Studios Melahirkan Cerita Tema Keluarga dan Anak yang Menyentuh: Strategi Sukses JUMBO dan Perjalanan Terbaru Bersama Na Willa

 


Yogyakarta, 3 Desember 2025 - Membuka hari pertama JAFF Market 2025, Visinema Group menghadirkan sesi talkshow bersama dua tokoh kunci di balik sukses karya-karya bertema keluarga yang menyentuh, Herry B. Salim dan Anggia Kharisma. Keduanya tampil dalam diskusi bertajuk Stories That Touch The Hearts Of Indonesian Families: Behind the Milestone of JUMBO, Beyond The Next Stories With Na Willa.

CEO Visinema Studios Herry B. Salim mengungkapkan bahwa kesuksesan film animasi JUMBO telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia. Sebagai Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, JUMBO mencatatkan berbagai rekor penting mulai dari memenangkan Piala Antemas FFI 2025, Piala Citra Film Animasi Panjang Terbaik, hingga memborong lima Piala AMI Awards 2025 untuk kategori Duo/Grup/Kolaborasi Anak-Anak Terbaik, Pencipta Lagu Anak-Anak Terbaik, Album Film Scoring Terbaik, Pendatang Baru Terbaik, dan Karya Produksi Original Soundtrack Terbaik.

Untuk pertama kalinya, sebuah film animasi juga berhasil masuk nominasi Piala Citra Film Cerita Panjang Terbaik, menandai tonggak baru bagi industri animasi nasional.

"Kesuksesan JUMBO membuat kami semakin yakin bahwa cerita yang mampu menyentuh hati keluarga Indonesia akan selalu menemukan tempatnya dan dicintai. Perjalanan JUMBO juga telah mengubah lanskap perfilman Indonesia, mendorong lahirnya berbagai kebaruan dari para talenta kreatif dan sineas Tanah Air," ujar CEO Visinema Studios dan President Visinema Group, Herry B. Salim.

Herry menambahkan, dalam setiap karya, Visinema Studios tidak hanya berfokus pada capaian penonton, tetapi juga pada bagaimana karya tersebut dapat berkembang menjadi kekayaan intelektual (IP) yang tak lekang oleh waktu.

"Membangun evergreen IP tentu berbeda dengan membuat film semata. Jika sebuah karya hanya dipikirkan sampai target penonton, maka perjalanannya akan berhenti di situ. Di Visinema Studios, hal tersebut baru jadi fase pertama. Fase berikutnya adalah bagaimana mengubah audiens menjadi fans, agar kisahnya bisa terus hidup melampaui generasi," lanjut Herry.

Sentuhan Nilai dan Emosi yang Lintas Generasi

Produser dan Chief Content Officer Visinema Studios Anggia Kharisma menuturkan bahwa salah satu kunci sukses JUMBO adalah kemampuannya. berbicara lintas generasi melalui nilai-nilai universal yang menyentuh sisi personal penontonnya, sehingga mereka merasa memiliki kedekatan dengan ceritanya.

"Kami percaya film keluarga yang baik bukan hanya menghibur, tapi juga membuka diskusi dengan diri sendiri juga dengan keluarga. Di tengah derasnya hiburan yang serba instan, ruang untuk cerita keluarga yang hangat dan relevan masih luas peluangnya. Kami di Visinema Studios memiliki komitmen untuk menciptakan evergreen IP yang cerita dan karakternya bisa menemani dan memeluk banyak hati lintas generasi. Kami percaya cerita yang kami buat adalah cerita untuk kita semua, anak-anak kita dan anak-anak di dalam diri kita," ujar Anggia.

Anggia juga menjelaskan bahwa proses kreatif Visinema Studios berpijak pada filosofi 3F: Focus, Fun, & Freedom. "Fokus pada apa yang mau dikerjakan. Dalam satu medium menciptakan cerita, make it fun. Terakhir, freedom kebebasan. Tiga hal itu menjadi fundamental dalam menciptakan cerita," tutup Anggia. memberikan

Perjalanan Baru bersama Na Willa

Terbaru, Visinema Studios tengah mempersiapkan karya bertema keluarga, Na Willa. Sebuah cerita yang diadaptasi dari buku karya Reda Gaudiamo, yang disutradarai oleh sutradara JUMBO, Ryan Adriandhy. Na Willa diproyeksikan tayang pada momen Lebaran 2026.

Anggia menuturkan, dalam memproduksi karya-karya bertema keluarga, Visinema Studios menjelajahi berbagai medium. Kali ini, melalui adaptasi buku cerita, Na Willa akan menyajikan kisah bertema keluarga dengan menghidupkan kembali momen-momen kebersamaan orangtua saat membaca bersama anak. Sebuah momen yang menjadi bagian dari memori kolektif keluarga Indonesia yang sangat menarik dieksplorasi dalam medium karya layar lebar.

Na Willa diadaptasi dari buku karya Reda Gaudiamo, yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. Film ini akan disutradarai oleh Ryan Adriandhy, yang sebelumnya sukses dengan JUMBO dan diharapkan dapat tayang di awal 2026.

VMS Studio Terbang Tinggi di Tahun 2026! Deretan Cerita Inovatif dari Penerbangan Terakhir hingga Terlibat Co-Produksi Laut Bercerita Bintang Papan Atas Bersatu: Jerome Kurnia, Nadya Arina, Aghniny Haque

  Film-film baru bertabur bintang papan atas Indonesia Jakarta, 9 Desember 2025 - Setelah tiga hari berjumpa dan lebih dekat dengan masyarak...