Senin, 30 September 2024

Trailer dan poster resmi My Annoying Brother, film drama keluarga terbaru yang dibintangi Vino G. Bastian dan Angga Yunanda

 Trailer dan Poster Resmi My Annoying Brother, Film Terbaru Vino G. Bastian dan Angga Yunanda, Dirilis Hari Ini

Trailer dan poster resmi My Annoying Brother, film drama keluarga terbaru yang dibintangi Vino G. Bastian dan Angga Yunanda

Konferensi Pers Peluncuran Official Trailer & Poster yg  dihadiri oleh 
° Vino G Bastian, 
° Angga Yunanda,
° Caitlin Halderman,
° Kristo Immanuel,
° Sutradara Dinna Jasanti,
° Produser Sheila Timothy dan
° Produser Aoura Lovenson Chandra. 
° Eksekutif Produser Luna Maya

Production 
° CJ Entertainment,
° Lifelike Pictures & 
° BASE Entertainment
° Sutradara Dinna Jasanti 
° Produser Sheila Timothy, Justin Kim, dan Aoura Lovenson Chandra.

Trailer My Annoying Brother diawali dengan adegan Jaya (Vino G. Bastian) yang mengendarai motor dan berusaha menghindari mobil yang berjalan ke arahnya. Ia kemudian diceritakan pulang ke rumahnya dan bertemu dengan adiknya, Kemal (Angga Yunanda). Adegan demi adegan dari perspektif Jaya mengurai interaksinya dengan Kemal, juga dengan Fauzan (Kristo Immanuel) dan Amanda (Caitlin Halderman). Hingga akhir trailer, kita disuguhkan dengan konflik, kekonyolan hingga kebersamaan kakak dan adik menghadapi masalahnya masing-masing, termasuk permintaan Kemal agar Jaya tidak meninggalkannya lagi. Skenario film My Annoying Brother diadaptasi oleh Sheila Timothy, Deliesza Tamara, dan Tumpal Tampubolon. “Kami senang sekali, karena setelah melalui proses yang panjang, akhirnya sebentar lagi film My Annoying Brother bisa dinikmati oleh seluruh penonton Indonesia. Lewat trailer yang dirilis hari ini, kami ingin berbagi sedikit kehangatan cerita abang-adik, Kemal dan Jaya,” tutur produser Sheila Timothy menjelaskan perilisan trailer hari ini. “Terima kasih tak terhingga buat seluruh kru dan pemain yang sudah bekerja keras sehingga hasil akhir film My Annoying Brother ini sangat membanggakan.” "Sangat senang melihat trailer-nya dan makin penasaran untuk segera menonton filmnya. 

Film ini akan menunjukkan sisi seorang kakak yang kelihatannya ngeselin, suka ngajak berantem, tapi sangat sayang kepada adiknya, Kemal. Dari Jaya, kita akan diingatkan bahwa seorang abang bukan sekadar panutan buat adiknya, tapi abang adalah sahabat terbaik untuk adik-adiknya. Semua yang nonton nanti pasti akan relate dan berasa dekat banget dengan hubungan kakak dan adik ini,” ungkap Vino G. Bastian, pemeran Jaya di film My Annoying Brother.

Angga Yunanda, pemeran Kemal, juga menambahkan, “Berperan sebagai adik di film ini jadi bisa merasakan bagaimana memiliki seorang kakak laki-laki yang jahil tapi penuh perhatian, meskipun dia tidak mengungkapkan rasa sayang ke adiknya secara langsung. Saya sudah tidak sabar film My Annoying Brother bisa segera tayang di bioskop dan ditonton banyak orang. Film ini akan mengajak kita untuk merayakan hubungan adik kakak, saudara, dan keluarga, tentang bagaimana hubungan keluarga lebih kuat dari hubungan apa pun.”

Sinopsis

My Annoying Brother bercerita tentang Kemal, seorang atlet judo nasional yang mengalami cedera dalam sebuah pertandingan hingga kehilangan penglihatannya. Kerumitan muncul dengan kedatangan tak terduga saudaranya, Jaya, seorang narapidana yang berusaha mengurangi hukumannya dengan alasan harus merawat Kemal, satu-satunya keluarga yang tersisa. Kini, Kemal harus menghadapi perilaku Jaya yang berantakan dan memperbaiki hubungan mereka, sembari menerima kenyataan baru dan membangun kembali rasa percaya dirinya.

Nantikan film My Annoying Brother di bioskop tanah air mulai 24 Oktober 2024.

Daftar pemain:

  1. Angga Yunanda berperan sebagai Kemal, atlet judo
  2. Vino G. Bastian berperan sebagai Jaya
  3. Caitlin Halderman berperan sebagai Amanda, coach judo
  4. Kristo Immanuel berperan sebagai Fauzan


Jumat, 27 September 2024

Jangan Salahkan Aku Selingkuh, akhirnya resmi tayang di platform streaming WeTV.

 Jangan Salahkan Aku Selingkuh, Akhirnya Resmi Tayang di Platform streaming WeTV Original. 

WeTV Original Jangan Salahkan Aku Selingkuh merupakan hasil kolaborasi antara WeTV Indonesia dan Leo Picture

WeTV menggelar acara Pre-screening di XXI Plaza Indonesia pada Jumat, 27 September 2024.

Di hari pertama, WeTV merilis dua bagian sekaligus, memuaskan rasa penasaran penonton yang sudah menunggu kehadiran serial ini.

Acara tersebut dihadiri oleh para pemeran utama seperti 

° Marshanda, 

° Giorgino Abraham,

° Stefan William, dan

° Emir Mario. 

kisah cinta antara Anna @marshanda99, Dimas @giorgino_abraham dan Reyhan stefannwilliam

° Sinopsis

Cerita ini berfokus pada kisah Anna (Marshanda), seorang konselor pernikahan sukses yang harus menghadapi kenyataan pahit ketika suaminya, Dimas (Giorgino Abraham), berselingkuh.

Mau tau kelanjutannya Jangan Salahkan Aku Selingkuh dan Penasaran dengan kisah cinta antara Anna @marshanda99, Dimas @giorgino_abraham dan Reyhan stefannwilliam?😍😍 Saksikan secara eksklusif di Platform WeTV Original. 

Dengan jadwal tayang setiap hari Jumat dan Sabtu pukul 18:00 WIB. Pengguna VIP bahkan dapat menikmati 2 bagian lebih awal dibandingkan dengan pengguna reguler. 

DuarrrrπŸ”₯πŸ”₯πŸ”₯

Jangan lupa juga buat siapin VIP kalian dan catat tanggal tayangnya yaaπŸ₯³

🎬: WeTV Original Jangan Salahkan Aku Selingkuh

πŸ‘‰: Tayang 27 September di WeTV!

πŸ“Œ: https://bit.ly/JanganSalahkanAkuSelingkuhWeTV

#NontondiWeTV #WeTVIndonesia #WeTVID #WeTVOriginal #JanganSalahkanAkuSelingkuh #Marshanda #GiorginoAbraham #StefanWilliam #DosmaHazenbosch #SerbaFilm



Film Animasi "Garuda di Dadaku" Menggapai Mimpi Besar Indonesia di Animasi dan Sepak Bola

 BASE Entertainment Hadirkan Film Animasi "Garuda di Dadaku" Menggapai Mimpi Besar Indonesia di Animasi dan Sepak Bola

“Garuda Di Dadaku: Capturing Indonesian Big Dreams in Football and Animation” 

BASE Entertainment dengan bangga mempersembahkan proyek terbarunya, film Animasi "Garuda di Dadaku", yang akan diluncurkan secara eksklusif pada acara IDEAFEST 2024 di JCC Senayan, Jakarta. Acara ini bertajuk “Garuda Di Dadaku: Capturing Indonesian Big Dreams in Football and Animation” digelar pada Jumat, 27 September 2024.

Kisah legendaris "Garuda di Dadaku", yang diciptakan oleh Shanty Harmayn dan Salman Aristosebelumnya hadir dalam bentuk live-action dan sukses memikat hati jutaan penonton Indonesia. Film Garuda Di Dadaku pertama diluncurkan tahun 2009, disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Film kedua tayang pada tahun 2011 dan disutradarai oleh Rudi Soedjarwo. Kemudian, IP ini diadaptasi menjadi serial pada tahun 2014 dan 2015. Serial ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan Ifa Isfansyah. Kini akan dihidupkan kembali dalam bentuk film animasi.

Dalam proyek ini BASE Entertainment berkolaborasi dengan KAWI Animation, Springboard, dan AHHA Korpora yang didirikan oleh Atta Halilintar. Dengan visi dan semangat yang sama, melalui medium animasi, film ini mengangkat pesan yang kuat tentang semangat, kerja keras dan persahabatan, dalam bentuk visual yang lebih dinamis dan kaya.

Dengan adaptasi animasi ini, kami ingin melanjutkan nilai-nilai positif seperti semangat pantang menyerah, kerja keras, dan persaudaraan. Tak hanya itu, kami berharap animasi ini bisa membawa spirit optimisme animasi Indonesia ke panggung global,"tutur Shanty Harmayn selaku Produser dan co-founder BASE Entertainment .

Film animasi Garuda di Dadaku akan diproduksi oleh KAWI Animation, sebuah studio animasi yang merupakan anak perusahaan dari BASE Entertainment. Ronny Gani, selaku CEO danCo-Founder KAWI Animation adalah sosok yang ditunjuk menjadi sutradara dari film animasi ini. Ronny adalah salah satu animator Indonesia paling ikonik yang telah terlibat di banyak proyek raksasa Hollywood seperti The Avengers, The Mandalorian dan lainnya. Film ini, akan menjadi karya debut dari KAWI Animation.

“Animasi di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saya percaya inilah saatnya unjuk gigi para animator Indonesia, untuk menciptakan karya yang benar-benar berkualitas dan setara dengan standar global. Proyek Garuda di Dadaku ini adalah kesempatan kami untuk menghasilkan sebuah karya yang bisa dinikmati oleh pecinta film, animasi dan keluarga pecinta sepak bola di Indonesia," ungkap Ronny Gani.

Energi Positif untuk Sepak Bola dan Animasi Indonesia

Proyek ini juga merupakan sebuah ko-produksi bersama Springboard. David Wayne Ika selaku CEO, percaya bahwa film animasi ini akan membawa energi positif bagi perkembangan sepak bola di Indonesia. “Saya yakin film animasi ini bisa memberikan dampak positif untuk sepak bola sebagai olahraga nasional. Selain itu, cerita inspiratif dalam film ini diharapkan dapat membangkitkan semangat dan kepedulian masyarakat terhadap sepak bola, khususnya dalam mendukung prestasi tim nasional kita, Proyek Film dan IP ini sangat sejalan dengan tujuan utama Springboard yang ingin memajukan musik, film dan juga olahraga Indonesia dengan sentuhan yang lebih menarik dan menghibur,” ujarnya.

Atta Halilintar, yang juga dikenal sebagai influencer sekaligus penggemar sepak bola, sangat antusias terlibat dalam proyek ini. "Dari dulu saya dan seluruh keluarga suka sepak bola. Itu juga alasan saya untuk memiliki sebuah klub futsal sendiri. Urusan sepak bola, saya serius di bidang ini. Saya percaya bahwa film animasi ini dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan dan menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap sepak bola," kata Atta Halilintar dengan penuh semangat.

*Garuda di Dadaku: Sebuah Kisah Inspiratif yang Kembali Hidup dalam Animasi*

Film animasi Garuda Di Dadaku akan membawa semangat yang sama dengan proyek sebelumnya. Film ini menceritakan perjalanan seorang remaja Indonesia yang punya kecintaan besar terhadap sepak bola dan memiliki mimpi untuk menjadi seorang pesepak bola profesional. Berbeda dari versi live-action yang sebelumnya, versi animasi ini akan menambahkan unsur fantasi yang membuat petualangan tokoh utamanya terasa lebih besar dan menakjubkan. Film ini dijadwalkan rampung pada tahun 2026 mendatang.

Dengan kolaborasi ini, BASE Entertainment, KAWI Animation, Springboard dan AHHA Korpora yakin bahwa Garuda di Dadaku Animation akan menjadi tonggak penting dalam sejarah animasi Indonesia. Film ini juga diharapkan mampu mengangkat semangat sepak bola dan animasi lokal kepanggung dunia, serta menginspirasi generasi muda untuk terus mengejar impian mereka.

Kamis, 26 September 2024

Drama Religi ala Drakor “Laut Tengah”

 Jadi Istri Kedua Demi S2 di Korea,Akankah Kisah Haia Berakhir Bahagia dalam Drama Religi ala Drakor “Laut Tengah”


Film drama religi “Laut Tengah” persembahan Starvision yang diadaptasi dari novel best seller berjudul sama. 

Setelah sukses dengan “172 Days” yang mencatatkan box office, Starvision kembali mempersembahkan drama religi terbaru“Laut Tengah” yang diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya Berliana Kimberly. Film “Laut Tengah” mengisahkan cinta antara Haia, Bhumi dan Aisa, yang menghadapi situasi sulit.

Diproduseri oleh Chand Parwez Servia, disutradarai Archie Hekagery, dan skenario ditulis oleh Oka Aurora, “Laut Tengah” akan menghadirkan kisah mengharukan yang inspiratif tentang drama percintaan Haia (Yoriko Angeline), perempuan yang bersedia menjadi istri kedua Bhumi (Ibrahim Risyad) demi bisa keluar dari

kehidupannya yang kelam dan melanjutkan kuliah S2 di Korea. Haia terjebak dalam dilema antara suaminya, Bhumi dan putrinya, Suri yang tak mau menerimanya, juga istri pertama Bhumi, Aisa (Anna Jobling) yang mengalami sakit kritis. Semua tokoh dalam kisah ini memiliki nama yang tanpa sengaja saling terhubung sebagaimana negara-negara yang dilewati oleh Mediterranean Sea/Laut Tengah, yaitu perairan yang menghubungkan tempat-tempat bersejarah dalam peradaban Islam. Ada Turki dengan Masjid Hagia Sophianya, Mesir dengan kota cantik bernama Alexandria,

Bumi Syam yang memiliki Suriah dan Palestina dengan Masjidil Aqsha di dalamnya,juga Selat Gibraltar menjadi pintu masuk ke perairan Laut Tengah. Produser “Laut Tengah” Chand Parwez Servia mengatakan, melalui film ini,Starvision ingin memberikan keragaman penceritaan, dengan tema religi yang dibalut dengan lanskap indah Korea. Sehingga membuat film “Laut Tengah”memiliki nuansa drama religi ala drakor.

“Film “Laut Tengah” menghadirkan kisah yang mengharukan dari perjalanan cinta yang tidak mudah. Bagaimana manusia saling memahami perasaan mereka untuk lebih mengerti tentang takdir dan misteri kehidupan yang sulit ditebak. Starvision juga ingin menghadirkan penyegaran di genre drama religi yang juga kental dengan nuansa visual seperti drama Korea,” kata produser “Laut Tengah” Chand Parwez Servia.

Penulis novel “Laut Tengah” Berliana Kimberly mengungkapkan rasa syukurnya.Cerita yang ditulisnya dengan penuh tangis dan perjuangan, kini menjadi lebih hidup melalui para karakter di filmnya. Ia pun menegaskan, film keluarga ini bisa ditonton bersama orang yang dicintai.

“Tulisan yang saya tulis sendiri malam-malam dengan penuh tangis dan lelah seorang penulis, kini disayangi oleh banyak orang. Para pemeran film “Laut Tengah”juga mau berproses di cerita ini. Menghidupkan para karakter di novel, dan membuat cerita yang saya tulis menjadi lebih hidup. Tonton film ini dengan orang-orang yang kalian cintai,” kata penulis novel “Laut Tengah” Berliana Kimberly.

Film “Laut Tengah” mengambil lokasi syuting di Indonesia dan Korea Selatan dengan support dari Seoul Metropolitan Government dan Seoul Film Commission.

Film ini menjadi kolaborasi lintas negara. Selain model dan aktris asal Malaysia Anna Jobling yang memerankan Aisa, dalam produksinya juga melibatkan kru lokal Korea Selatan. “Laut Tengah” di antaranya dibintangi Yoriko Angeline, Ibrahim Risyad, Anna Jobling, Aliando Syarief, Gabriel Prince, Azkya Mahira, Cut Mini, Pritt Timothy, Nungki Kusumastuti, Djenar Maesa Ayu, Alex Rio, dan pemain lainnya dari Korea juga Indonesia.

Yoriko Angeline menceritakan pengalamannya selama syuting di Korea Selatan. Menghidupkan karakter Haia yang membawa Yoriko ke dalam pengalaman baru dalam berakting. Ia pun merasa bersyukur bisa mempelajari hal dan pengalaman baru di film ini.

“Saat di Korea, aku juga jadi banyak belajar tentang jejak-jejak ke-Islaman di sana. Mulai dari mendalami kajian politik Asia Timur, dan melihat peradaban Islam diKorea yang memiliki majelis keilmuan Islam di masjid Itaewon,” kata pemeran Haia Yoriko Angeline.

Sutradara “Laut Tengah” Archie Hekagery, menambahkan selama syuting dan merampungkan film ini, ia merasa senang karena bisa menyalurkan kecintaannya terhadap drakor dalam film yang digarapnya.

“Sebagai pencinta drakor, saya senang akhirnya bisa menuangkan apa yang selama ini menjadi referensi ke dalam karya terbaru bersama Starvision. Film “Laut Tengah”menjadi film drama religi yang memiliki sentuhan berbeda, dengan nuansa ala drakor, dan semoga penonton terhibur dan terbawa emosinya saat menonton dibioskop,” kata sutradara “Laut Tengah” Archie Hekagery. Film drama religi “Laut Tengah” juga menghadirkan 5 lagu yang akan mengajak penontonnya bernyanyi bersama merayakan keharuan cinta berliku yang menghangatkan hati.

 


Akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 3 Oktober2024. 

Sinopsis

Haia sedang menghadapi cobaan terbesar dalam hidupnya. Dia hanya ingin pergi mengejar mimpinya kuliah S2 di Korea dengan menerima tawaran Aisa untuk menjadi istri dari suaminya, Bhumi Syam.

Pemain & Tim Produksi

° Yoriko Angeline as Haia (Ayla Hagia Sophia)

° Ibrahim Risyad as Bhumi (Teuku Bhumi Syam)

° Anna Jobling as Aisa (Aisa Alexandria)

° Aliando Syarief as Zidan (Zidan Gibraltar)

° Gabriel Prince as Choi Haneul

° Azkya Mahira as Suri (Cut Suriah)

° Cut Mini as Masbihah ( Mama Zidan) 

° Pritt Timothy as Prof. Fatih

° Nungki Kusumastuti as Maryam

° Djenar Maesa Ayu as Tante Maya 

° Alex Rio as Ryan

° Produksi Starvision & Legacy Pictures

° Produser Chand Parwez Servia Riza

° Sutradara Archie Hekagery

° Produser Eksekutif Reza Servia, Mithu Nisar

Amrit Dido Servia,Raza Servia, Lisbeth Simarmata

° Produser Lini Yaya Said

° Penulis Skenario Oka Aurora

° Berdasarkan Novel Best Seller Karya Berliana Kimberly

° Pengarah Artistik Jafar

° Penata Kamera Roy Lolang, I.C

° Penyunting Gambar Cesa David Luckmansyah, Apriady Fatahullah Sikumbang

° Penata Suara M Ikhsan,Siti Asifa Nasution

° Perekam Suara Siti Asifa Nasution,Benggang Enal

° Penata Musik Tya Subiakto

° Penata Warna & VFX In My Room

° Penata Grafis Mataque Studio

° Penata Rias Eba Sheba

° Penata Busana Meutia S. Pudjowarsito

° Penata Peran Arief Havidz,Cira Azila

° Perancang Poster Alvin Hariz

° OST Penjaga Hati - Nadhif Basalamah

- Teramini – Ghea Indrawari

- Malam Tak Berjudul - Monica Christiana

- Seribu Pelukan – Ramadhani

- Laut Tengah - Yoriko Angeline

Rabu, 25 September 2024

Film horor eksorsisme pertama Indonesia, Kuasa Gelap

Film Eksorsisme Pertama Indonesia 


Jerome Kurnia sebagai salah satu pemeran utama yang menjalani ujian iman melalui karakter Romo Thomas. Dalam film horor ini, Jerome menghadapi tantangan besar sebagai seorang Romo yang melakukan ritual eksorsisme untuk menyelamatkan seorang remaja perempuan dari cengkeraman kekuatan jahat.

Film ini mengisahkan Romo Rendra (Lukman Sardi) dan Romo Thomas (Jerome Kurnia) dalam menjalankan ritual eksorsisme Katolik untuk mengusir setan dari Kayla (Lea Ciarachel). Kuasa Gelap menghadirkan kisah nyata tentang bagaimana pemuka agama Katolik berhadapan dengan kekuatan gelap, yang jarang terekspos diIndonesia, dengan pendekatan realistis dan mencekam.

Jerome Kurnia menyatakan bahwa peran ini memberinya tantangan dan perspektif baru, baik sebagai individu maupun aktor. “Melalui karakter Romo Thomas, saya belajar banyak tentang ritual eksorsisme, dari doa hingga urutannya, serta betapa terstrukturnya Gereja Katolik. Ini memberi saya sudut pandang baru tentang kekuatan iman dalam menghadapi ancaman luar biasa,” kata Jerome.

Produser Kuasa Gelap, Robert Ronny, menekankan bahwa film ini tidak hanya menawarkan ketegangan horor, tetapi juga menggali sisi emosional dan spiritual yang jarang diangkat dalam film horor serupa. “Kami ingin memberikan film yang berakar pada riset mendalam, dengan nuansa spiritual yang kuat, serta menjadi karya yang menggugah penonton,” ujar Ronny.

Produser eksekutif Andi Boediman menambahkan bahwa proyek ini adalah bagian dari upaya tim dalam menghadirkan inovasi di industri perfilman Indonesia.

“Dengan mengangkat kisah nyata yang jarang terekspos, Kuasa Gelap menghadirkan horor yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga memberikan kedalaman emosional dan perspektif baru di dunia perfilman horor Indonesia,” ungkap Andi.

Dengan riset mendalam tentang eksorsisme Katolik di Indonesia, Kuasa Gelap memberikan perspektif baru bagi penonton, sekaligus memperkaya industri perfilman horor yang semakin berkembang.

Kuasa Gelap tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 3 Oktober 2024!

___________________________

Film Kuasa Gelap diproduksi oleh Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment,dengan dukungan dari Anami Pictures, Netzme, Nuon Digital Indonesia, KMIF, dan Legacy Pictures. 

Film ini diproduseri oleh Robert Ronny, dengan Andi Boediman sebagai produser eksekutif, serta ko-produser Pandu Birantoro dan Arvin Sutedja. Disutradarai oleh Bobby Prasetyo,

Kuasa Gelap menampilkan aktor-aktor berbakat

- Jerome Kurnia, as Romo Thomas

- Lukman Sardi, as Romo Rendra

- Astrid Tiar, as Maya Mama Nya Kayla

- Lea Ciarachel, as Kayla

- Freya JKT48, as Cilla

- Delia Husein, as Suster Indah

- Erdin Werdrayana.

Jakarta Film Week 2024 Siap Diselenggarakan 23-27 Oktober 2024

 Jakarta Film Week 2024 Siap Diselenggarakan 23-27 Oktober 2024, Hadir dengan Program Inovatif dan Kolaboratif untuk Merayakan Sinema Global


Jakarta Film Week 2024 kembali hadir di tahun keempatnya dengan dukungan dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta. 

Melalui press conference yang diselenggarakan pada Rabu, 25 September 2024, di CGV FX Sudirman,festival ini secara resmi diumumkan akan berlangsung pada 23-27 Oktober 2024. 

Berbagai kegiatan menarik dan inovatif siap digelar di lokasi-lokasi utama Jakarta seperti

🌟 CGV Grand Indonesia, 

🌟 Taman Ismail Marzuki, 

🌟 Mercure Jakarta Cikini.

Dukungan Disparekraf DKI Jakarta dalam Penguatan Industri Perfilman Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata,menegaskan komitmen Pemerintah DKI Jakarta dalam menjaga ekosistem perfilman dan mendukung industri film, terutama di tengah pesona Jakarta sebagai kota global. "Jakarta yang memancarkan pesonanya sebagai pusat aktivitas dan bertumbuhnya jutaan warga, terutama pada sektor ekonomi kreatif terus berkembang menuju global. Acara Jakarta Film Week 2024,yang telah menjadi tradisi, menjadi salah satu wujud nyata pesona kecantikan Jakarta melalui industri kreatif. Dengan demikian, diharapkan festival ini dapat menjadi salah satu suguhan dari kami sebagai hiburan yang menyenangkan bagi penggemar industri film, terutama warga Jakarta," ujarnya.

Tema Jakarta Film Week 2024: Resonance Tahun ini, Jakarta Film Week mengusung tema “Resonance”, yang menggambarkan bagaimana perkembangan sinema memiliki kekuatan untuk menciptakan dampak yang luas

Rina Damayanti, Festival Director Jakarta Film Week mengungkapkan, “Sejak 2021, Jakarta Film Week terus berkembang. Jumlah film yang diterima dari tahun ke tahun meningkat, dan antusiasme dari pemangku kepentingan di industri film juga terus bertambah. Hal ini pun sejalan dengan perkembangan industri perfilman di Indonesia. Di dalam negeri, pada 2022 dan 2023, lebih dari selusin film Indonesia berhasil menembus lebih dari satu juta penonton setiap tahunnya, yang memicu perluasan layar bioskop dan peningkatan investasi. Di kancah internasional, film-film Indonesia mendapat pendanaan dan tampil di festival bergengsi,menunjukkan bagaimana ekosistem film terus terhubung dan berkembang.”

Program Pemutaran Film dan Penghargaan

Sejak pertama kali diadakan pada 2021, Jakarta Film Week terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Jumlah film yang disubmit meningkat setiap tahunnya, mencerminkan semakin besarnya antusiasme para sineas dari seluruh dunia. Tahun ini, tercatat ada 1132 film dari 85 negara, yang diseleksi menjadi 140 film dari 50 negara. Hal ini menunjukkan betapa besarnya minat dan harapan terhadap festival ini, yang berperan penting dalam memperkuat ekosistem perfilman di Indonesia dan global.

Dari film-film yang telah terseleksi dapat ditonton secara offline di CGV Grand Indonesia dan Taman Ismail Marzuki. Namun sejumlah film yang tayang di Jakarta Film Week juga bisa dinikmati secara online melalui Vidio."Kami sangat bangga bisa menghadirkan film-film yang menjadi kebanggaan kami, yang akan diumumkan segera. Di tahun 2024 ini, Jakarta Film Week semakin berwarna dengan kehadiran film-film dari 50 negara. Program-program yang kami tawarkan pun, kami semakin beragam dan semoga bisa memperkuat industri film tanah air," ujar Novi Hanabi, Program Manager Jakarta Film Week 2024. Pada kesempatan ini, Jakarta Film Week juga mengumumkan film pembuka tahun ini yaitu Sampai Jumpa, Selamat Tinggal yang disutradarai oleh Adriyanto Dewo,produksi Adhya Pictures dan Relate Films. Sementara film penutup festival tahun ini berasal dari Vietnam yang berjudul Don’t Cry, Butterfly, disutradarai oleh Duong Dieu Linh, yang akan menambah kemeriahan Jakarta Film Week 2024. Film Don't Cry, Butterfly berhasil memenangkan dua penghargaan di Festival Film Venice 2024, setelah tayang perdana di ajang bergengsi Venice Critics Week. Film ini memperoleh penghargaan utama sebagai film terbaik dan penghargaan untuk film paling inovatif.

Adriyanto Dewo, sebagai sutradara Sampai Jumpa, Selamat Tinggal, turut hadir dan memberikan komentarnya, “Semoga film fresh from the oven ini bisa diterima teman-teman diJakarta Film Week,” ungkapnya tanpa membocorkan sedikit pun tentang film ini. Pasalnya,penayangan film ini di Jakarta Film Week 2024 juga akan menjadi momen world premiere untuk Sampai Jumpa, Selamat Tinggal.

Dalam rangka memberikan apresiasi yang luar biasa untuk para sineas, Jakarta Film Week juga memberikan 6 penghargaan bergengsi kepada para pembuat film terbaik. 

Penghargaan ini meliputi:

1. Global Feature Awards (penghargaan film panjang internasional terbaik)

2. Global Short Awards (penghargaan film pendek internasional terbaik)

3. Global Animation Awards (penghargaan film animasi pendek)

4. Direction Awards (penghargaan film panjang Indonesia terbaik

5. Series of the Year (penghargaan series orisinil yang tayang di layanan Over The Top)

6. Jakarta Film Fund Awards (penghargaan film hasil produksi pemenang Jakarta Film Fund)

Penghargaan ini diharapkan bisa mendorong para sineas untuk terus berinovasi dan berkreasi,baik di tingkat nasional maupun internasional. Program Khusus Bagi Warga DKI Jakarta: Jakarta Film Fund Salah satu program unggulan dari Jakarta Film Week adalah Jakarta Film Fund (JFF), yang telah berjalan sejak 2021 dan menghasilkan 14 film pendek. Tahun ini, tiga proyek film terpilih mendapatkan pendanaan sebesar 50 juta rupiah dan fasilitas Production Movielab, mulai dari pendampingan penyutradaraan, penulisan naskah, hingga proses editing. Film-film ini akan diputar untuk pertama kalinya di Jakarta Film Week 2024. Program ini membuka ruang bagi para sineas muda untuk mengembangkan potensi mereka, memberikan kesempatan untuk berkarya dengan dukungan penuh dari industri.

Program Industri: JFW Net

Jakarta Film Week kembali hadir dengan JFW Net, sebuah program yang berfokus pada pengembangan industri film yang menggabungkan berbagai program kolaboratif dan edukatif. Berbagai program JFW Net diantaranya Producers Lab, Pitching Forum, Business Forum,Festival Meeting, Producers Network, Industry Talks, dan Networking Event. Dalam rangka penguatan kolaborasi di tingkat regional ASEAN, Jakarta Film Week 2024 juga mengajak festival-festival film di kawasan untuk berjejaring, membuka kesempatan berkolaborasi,berkumpul dalam program Festival Meeting, yang sudah hadir sejak penyelenggaraan Jakarta Film Week tahun lalu.

Kegiatan JFW Net mendapatkan dukungan dari Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Menurut Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Kemendikbudristek,"Komitmen kami adalah mendukung perkembangan industri film tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Jakarta Film Week dengan program-programnya menjadi wadah penting bagi talenta-talenta baru Indonesia untuk terus bersinar dan meraih prestasi berikutnya.”

Kristo Immanuel sebagai Festival Ambasador


Kristo Immanuel terpilih sebagai Festival Ambassador Jakarta Film Week 2024. Kristo menyatakan antusiasmenya untuk terlibat dalam festival ini, "Saya senang bisa menjadi bagian dari Jakarta Film Week 2024. Ini adalah kesempatan untuk membawa dunia sinema lebih dekat ke publik dan memperkenalkan festival film kepada lebih banyak orang. Semoga bisa menginspirasi banyak teman-teman yang mungkin belum begitu mengenal industri film untuk datang dan terlibat."

Mengajak Partisipasi Publik

Dengan semangat Resonance, Jakarta Film Week 2024 hadir sebagai ruang bagi para sineas untuk berbagi cerita, ide, dan budaya, serta menciptakan kolaborasi dan inovasi yang akan menggema di masa depan. Jakarta Film Week 2024 terbuka untuk semua kalangan, baik profesional film maupun masyarakat umum yang ingin menikmati rangkaian program dan film dari seluruh dunia. Pemesanan tiket untuk festival film ini tersedia di TIX.ID, dan informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs resmi www.jakartafilmweek.com serta media sosial diInstagram @jakartafilmweek.

Mari bersama-sama menyambut kemeriahan Jakarta Film Week 2024 dan mendukung perkembangan industri perfilman Indonesia!


**********


TENTANG JAKARTA FILM WEEK

Jakarta Film Week yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2021 ini adalah bukti eksistensi dan kebangkitan industri film di masa pandemi terjadi. Jakarta Film Week mencerminkan upaya dan komitmen berkelanjutan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta untuk memajukan dan mengembangkan industri film, baik di dalam dan luar negeri. Sineas dan penonton film di Indonesia pun menyambut festival internasional ini dengan antusias.


Setiap tahunnya, Jakarta Film Week memberikan wadah bagi film-film dari berbagai negara di dunia, baik dalam bentuk film panjang maupun pendek. Di tengah kemegahan festival ini, beberapa karya luar biasa dipilih dan dianugerahi penghargaan bergengsi. Tidak kurang dari ratusan ribu penonton berpartisipasi, baik secara virtual maupun secara langsung. Jakarta Film Week hadir dalam beragam program mulai dari Road to Jakarta Film Week, Jakarta Film Fund, Pemutaran Film, Masterclass, Talks, acara Komunitas, hingga malam penghargaan Jakarta Film Week.

Jakarta Film Week juga berkomitmen untuk terus mewadahi inovasi dan memberikan kesempatan bagi para filmmaker untuk terus bertumbuh dengan program-program baru yang berkolaborasi dengan berbagai festival film internasional lainnya.


Minggu, 22 September 2024

Film Sumala Angkat Urban Legend Semarang

Sumala (2024) diadaptasi dari kisah nyata di kabupaten Semarang.

Cerita Sumala berasal dari utasan akun @bangbetzillustration di aplikasi X, tentang sepasang suami istri yang mengharapkan punya keturunan. Ceritanya, berbagai cara dilakukan suami istri itu hingga mereka memutuskan membuat perjanjian dengan iblis

*Sinopsis Film Sumala*

Sumala merupakan film horor yang diangkat dari kisah nyata tentang kejadian tahun 1948 di Semarang. Sepasang suami istri bernama Soedjiman dan Sulastri mendambakan kehadiran buah hati. Mereka diam-diam melakukan perjanjian dengan iblis untuk mendapatkan buah hati.

Ritual akhirnya dijalankan. Sulastri meminum berbagai sesajen untuk menjadi perantara proses perjanjian. Hasil perjanjian tersebut membuat Sulastri hamil. Perasaan bahagia menghampiri Sulastri dan Soedjiman. Namun hal itu hanyalah semu belaka.

Mereka mempunyai anak kembar yang terlahir cantik sebagai bangsa manusia dan satunya lagi dari keturunan iblis. Anak yang keturunan iblis diberi nama Kumala namun tidak diperbolehkan hidup, nyawanya diambil pada saat itu. Sementara anak yang satu lagi hidup sebagai putri yang mempunyai keterbelakangan, ia adalah Sumala Kejadian misterius datang satu per satu ketika Sumala beranjak besar. Sumala melakukan tingkah aneh yang membuat satu kampung geger. Setiap hari terjadi kematian seorang anak dengan cara tragis.

Penduduk desa mulai ketakutan dan mempercayai Sumala sebagai sosok yang membawa petaka. Soedjiman disalahkan atas kekacauan yang diakibatkan oleh Sumala. Hanya Sulastri yang tahu penyebab Sumala membalaskan dendamnya. 

Bagi yang mengikuti cerita Sumala di X dan penasaran dengan filmnya, dapat menyaksikan di bioskop pada 26 September 2024. 


Film karya Rizal Mantovani yang ditulis oleh Betz Illustration dan Riheam Juniati ini memilih pemeran dari aktor dan aktris papan atas. Inilah pemeran Film Sumala

Luna Maya: Sulastri

Darius Sinathrya: Soedjirman

Makayla Rose Hilli: Sumala/Kumala

Ivonne Dahler: Mbok Sum

Denino Basrial: Sukir

Nandito Hidayattullah Putra: Nandito

Kamis, 19 September 2024

Film “Tulang Belulang Tulang” Angkat Semangat Kekeluargaan dengan Budaya Batak

 Film “Tulang Belulang Tulang” Angkat Semangat Kekeluargaan dengan Budaya Batak

Bukan hanya para pemeran yang diperkuat para aktor keturunan Batak dan Sumatra Utara, film “Tulang Belulang Tulang” juga banyak diisi oleh para kru perempuan berdarah Batak.

Film drama roadtrip terbaru persembahan Adhya Pictures dan Pomp Films, “Tulang Belulang Tulang” karya sutradara Sammaria Sari Simanjuntak akan tayang di jaringan bioskop mulai 26 September 2024. Film yang didukung oleh PMM, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek yang juga merupakan hasil inkubasi dari program Indonesiana Film 2021 yang diselenggarakan olehKemendikbudristek guna mendukung inisiatif-inisiatif masyarakat di bidang Kebudayaan termasuk bidang perfilman.

“Tulang Belulang Tulang” dibintangi oleh Atiqah Hasiholan (Mami Laterina), Tasha Siahaan (Cian), Tanta Ginting (Tulang Ucok), David Saragih (Papi Mondo), Cornel Nadeak (Alon), Lina ‘Mak Gondut’ Marpaung (Opung Tiolin) dan Landung Simatupang (Tulang Tua). Semua pemeran ini juga memiliki darah keturunan Sumatera Utara.

Selain para pemeran, jajaran kru film juga didominasi oleh para sineas perempuan berdarah Sumatera Utara. Di antaranya sutradara dan ko-penulis Sammaria Sari Simanjuntak, ko-penulis Lies Nanci Supangkat, sinematografer Anggi Frisca, assistant director Eigi Pohan, hingga make up artist Stella Gracia. Selain mereka,assistant director Genhart Manullang dan VFX Artist Erickson Siregar juga berdarah Sumatera Utara.

“Tulang Belulang Tulang” berkisah tentang sebuah keluarga yang akan melaksanakan upacara ‘Mangokal Holi’ (pemindahan tulang belulang leluhur), yang menjadi kebanggaan bagi keluarga Batak yang mampu melaksanakannya. Celakanya,koper berisi tulang belulang Tulang Tua (Kakek Buyut) hilang! Mereka harus segera menemukan tulang kalau tidak mau dikutuk Opung (Nenek) dan seluruh keluarga besar yang sudah menunggu siap berpesta di tepi Danau Toba.

Perjalanan mencari tulang memaksa mereka bersatu mengarungi banyak cobaan: mulai dari ngebut-ngebutan di jalanan berliku di tepian Danau Toba, kejar-kejaran dengan anjing pemakan tulang, sampai melintasi hutan ber harimau, menggunakan high heels! Kehormatan keluarga mereka dipertaruhkan. Perjalananan ini membuat mereka mempertanyakan kembali apa arti harga diri bagi keluarga mereka.

Layaknya perjalanan keluarga Mami Laterina bersama keluarga, perjalanan film “Tulang Belulang Tulang” juga tidaklah mudah dan penuh liku. Memproduksi film dengan cerita lokal, dilandasi semangat kekeluargaan seluruh tim di film ini, membawa “Tulang Belulang Tulang” akhirnya bisa tayang di bioskop dan akan menghibur masyarakat Indonesia. Produser “Tulang Belulang Tulang” Shierly Kosasih menuturkan, perjalanan film ini memiliki lika-liku yang panjang. Namun dengan semangat kekeluargaan yang dibina bersama seluruh tim yang terlibat, memberikan kesan mendalam. Ada kesenangan luar biasa untuk bisa ada di lingkungan produksi kreatif yang nyaman, terlebih dengan adanya ruang eksplorasi bagi para sineas perempuan.“Adhya Pictures sangat excited bisa mempersembahkan “Tulang Belulang Tulang” kepada penonton indonesia. Film yang membawa semangat kekeluargaan, relationship healing antar generasi serta indah dan kentalnya tradisi Indonesia.

Semangat dan value yang ada dalam proses produksi dan dalam film ini seirama dengan visi kami, di mana founder Adhya Group-Adhya Pictures yang juga sekaligus produser eksekutif, Bapak Ricky Wijaya adalah Putra Daerah yang selalu passionate dalam membawa local go national dalam setiap bidang bisnisnya,” kata produser“Tulang Belulang Tulang” Shierly Kosasih. Mengeksplorasi keindahan Danau Toba dan setiap sudutnya, membuat “Tulang Belulang Tulang” menjadi film yang menyuguhkan perjalanan keluarga Batak Mami Laterina. ”Tulang Belulang Tulang” memadukan kekayaan tradisi masyarakat Batak dengan tema universal tentang keluarga, identitas, dan pencarian makna. Upacara

Mangokal Holi, menjadi latar belakang yang mengharukan bagi perjalanan pribadi para karakter di film. Dari momen kesialan namun lucu di jalan hingga momen-momen yang mengharukan, “Tulang Belulang Tulang” menawarkan perpaduan yang menyenangkan antara tawa dan emosi.

“Berada di perjalanan yang melintasi Danau Toba, tentu saja disuguhi pemandangan yang indah dan udara yang dingin. Danau Toba adalah sesuatu yang majestic. Ada semacam makna simbolis juga antara latar Danau Toba dan permasalahan yang dihadapi keluarga Batak di film ini,” kata sutradara “Tulang Belulang Tulang” Sammaria Sari Simanjuntak.

Sammaria berharap, film “Tulang Belulang Tulang” bisa membawa kebahagiaan dan kesenangan. Film yang diproduksi dengan semangat kekeluargaan dan latar belakang daerah Sumatra Utara ini juga ingin mengajak penonton untuk merayakan setiap perjuangan yang dilalui dalam hidup sementara itu, Atiqah Hasiholan yang berperan sebagai Mami Laterina menambahkan, di balik keindahan Danau Toba yang menjadi latar film ini, juga seperti menjadi cerminan perjalanan film “Tulang Belulang Tulang.”

“Sama seperti danau Toba, untuk menikmati keindahannya kita juga dihadapkan pada jalanan yang berliku, keluarga di film ini pun menghadapi tantangannya. Seperti perjalanan filmnya, yang panjang namun pada akhirnya bisa dipersembahkan untuk penonton Indonesia,” kata pemeran Mami Laterina Atiqah Hasiholan.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menyampaikan tayangnya film “Tulang Belulang Tulang” di bioskop menandakan terjaga dan makin kuatnya ekosistem dunia perfilman Indonesia secara baik. “Ini merupakan hal yang sangat baik dalam penguatan ekosistem film Indonesia. Kemendikbudristek selalu mendukung serta memfasilitasi sineas Indonesia agar terus berkembang, terutama melalui program-program yang kami laksanakan,” ujar Hilmar. Selanjutnya, Hilmar juga menyampaikan apresiasi terhadap film “Tulang Belulang Tulang” yang merupakan hasil inkubasi dari program Indonesiana Film 2021 yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek mampu menembus tayang di bioskop Indonesia dalam waktu dekat ini.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, memastikan bahwa pemerintah selalu hadir memberikan dukungan kepada para sineas Tanah Air untuk berkarya sehingga memperkuat ekosistem film nasional. “Setelah produksi yang begitu sistematis, selamat dengan tayangnya film “Tulang Belulang Tulang”. Kami di Kemendikbudristek akan terus mendukung kerja-kerja kreatif para sineas, agar ke depannya semakin banyak prestasi film Indonesia di kancah internasional,” ucap Mahendra.

Terakhir Mahendra menginginkan ke depannya makin banyak lagi film karya sineas nasional hasil inkubasi Indonesiana Film yang dapat berkiprah lebih jauh, sehingga membuka pintu lebar bagi para sineas nasional untuk unjuk gigi di festival film internasional.

Sinopsis film “Tulang Belulang Tulang”

Upacara ‘Mangokal Holi’ (pemindahan tulang belulang leluhur) adalah kebanggaan bagi keluarga Batak yang mampu melaksanakannya. Celakanya, koper berisi tulang belulang TULANG TUA (Kakek Buyut) hilang di bandara! Mereka harus segera menemukan tulang kalau nggak mau dikutuk OPUNG (Nenek) dan seluruh keluarga besar yang sudah menunggu siap berpesta di Danau Toba. Perjalanan ini membuat mereka mempertanyakan kembali makna harga diri bagi keluarga mereka.


INFORMASI FILM

JUDUL: TULANG BELULANG TULANGG

ENRE: DRAMA ROADTRIP, PETUALANGAN KELUARGA

SUTRADARA: Sammaria Sari Simanjuntak

PRODUSER: Sammaria Sari Simanjuntak,Shierly Kosasih

PRODUSER EKSEKUTIF: Ricky Wijaya

PENULIS: Sammaria Sari Simanjuntak, Lies Nanci Supangkat

CAST:

Atiqah Hasiholan - Mami Laterina

Tanta Ginting - Tulang Ucok

David Saragih - Papi Mondo

Tasha Siahaan - Cian

Cornel Nadeak - Alon

Lina ‘Mak Gondut’ Marpaung - Opung Ti

Film “Tulang Belulang Tulang” tayang di bioskop mulai 26 September 2024. 



Rabu, 18 September 2024

Tangis dan Tawa Penonton Pecah! Gala Premiere Home Sweet Loan Sukses Bikin Penonton Lihat Diri Sendiri di Layar

 Tangis dan Tawa Penonton Pecah! 

Gala Premiere Home Sweet Loan Sukses Bikin Penonton Lihat Diri Sendiri di Layar


Home Sweet Loan, film terbaru dari Visinema Pictures yang diadaptasi dari novel laris karya Almira Bastari, resmi menggelar Gala Premiere pada 18 September 2024 di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta. Acara ini sukses menghadirkan momen penuh haru dan tawa bersama para pemain, pembuat film, media, serta tamu undangan. Press Screening dan Conference juga diadakan pada hari yang sama, menambah kemeriahan acara tersebut.

Film yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie dan diproduseri oleh Cristian Imanuell ini menceritakan perjuangan hidup Kaluna, seorang pekerja dari kalangan menengah yang terjebak dalam dilema sandwich generation. Kaluna harus memilih antara mengejar impian memiliki rumah sendiri atau terus menanggung beban finansial keluarganya. Cerita ini menyentuh banyak orang, khususnya mereka yang merasakan kerasnya menjadi pejuang hidup dan keluarga.

Yunita Siregar yang memerankan Kaluna mengungkapkan, "Aku bisa merasakan apa yang Kaluna rasakan. Sebagai anak bungsu, aku paham betul bagaimana rasanya ingin keluar dari lingkungan keluarga yang mengekang. Di satu sisi, kamu ingin membantu keluarga, tapi di sisi lain, kamu punya mimpi sendiri. Film ini adalah drama keluarga yang sangat relate untuk banyak orang."

Keruwetan Hidup Keluarga yang Terasa Nyata

Sabrina Rochelle Kalangie, selaku sutradara, menggambarkan kehidupan Kaluna dengan istilah beautiful mess. Menurutnya, keruwetan hidup Kaluna adalah refleksi dari kehidupan banyak orang di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. "Aku pengen menampilkan keruwetan itu dalam film. Dunianya Kaluna adalah dunia pekerja, dunia kelas menengah yang penuh dengan kerumitan. Walau hidupnya ruwet, tetap ada sisi yang indah dalam perjuangannya," ujar Sabrina.

Ayushita Nugraha, yang memerankan kakak Kaluna, Kamala, juga turut berbagi pengalamannya. Film ini benar-benar menunjukkan betapa beratnya beban sandwich generation. Banyak dari kita yang merasakannya, dan aku yakin film ini bisa jadi pelukan untuk mereka yang sedang berjuang. Yang terpenting, jangan lupa untuk sayang ke diri sendiri," ucap Ayushita penuh empati.

Gala Premiere Penuh Emosi

Penayangan perdana di Gala Premiere ini berhasil membuat banyak penonton berderai air mata namun juga diisi dengan gelak tawa, yang membuat suasana luar biasa meriah. “Alurnya, grafik emosinya, semua pas! Akhirnya ada film yang merayakan si tulang punggung keluarga”, ungkap salah satu penonton. Habis Nonton Film yang juga hadir dalam pemutaran ini menyatakan kebahagiaannya setelah menonton film ini. “Sangat relate karena gue juga mengalami masalah keluarga, kantor lembur, transportasi umum, semua yang kita alami sebagai masyarakat menengah ini. Meskipun berat, tapi ngerasa gak sendirian abis nonton film ini. Ini karya terbaik Sabrina”.

Cerita Home Sweet Loan yang hangat dan realistis serta dekat dengan kehidupan sehari-hari membuat penonton merasa terhubung secara emosional. Bahkan, penonton dari Menjadi Manusia menyampaikan bahwa Home Sweet Loan sangat relate dengan kehidupannya, “Ini kok kayak kakak adik saya sendiri ya? Ada juga part dimana kita harus selalu mengalah, selalu ngertiin orang tua. It’s a very thoughtful story”. Pendapat serupa datang dari Cinemuach yang sebelumnya sudah menonton di special screening, ia mengatakan "Wow, ini aku sedang ngacakah? Kok relate banget!".

Film ini juga mendapat respons luar biasa dari penulis novel Home Sweet Loan, Almira Bastari,yang menekankan pentingnya menyebarkan pesan dari film ini. “Kalau malam ini hati kalian tersentuh dan kalian menikmati film ini, please do share this to your friend, ke keluarga kalian, nonton bareng semuanya, ajakin. Supaya ini bisa menjadi pengingat kita, teman kita berjuang untuk mewujudkan mimpi.”

Soundtrack yang Menghanyutkan

Tak hanya ceritanya yang menguras emosi, Home Sweet Loan juga dilengkapi dengan soundtrack yang menyentuh hati. Lagu Berakhir di Aku yang dinyanyikan oleh Idgitaf menjadi salah satu lagu utama yang membawa penonton pada perjalanan emosional Kaluna. Idgitaf tampil langsung membawakan lagu tersebut di atas panggung gala premiere. "Mungkin ada banyak air mata yang terurai malam hari ini, menandakan banyak orang yang menaruh hatinya di karya ini.

Jangan Lewatkan Penayangan Home Sweet Loan di Bioskop Mulai Tanggal 26 September 2024

Film Home Sweet Loan menyampaikan pesan penting tentang perjuangan meraih rumah impian di tengah tekanan hidup dan tanggung jawab keluarga, yang membuat Bank BCA dan Pinhome mendukung penuh film ini sebagai sponsor. Bank BCA memiliki program Kredit Pemilikan Rumah(KPR) dengan bunga spesial yang siap membantu masyarakat mewujudkan hunian impian mereka. Sementara, Pinhome dengan misinya untuk membantu akses kepemilikan rumah pertama, adalah platform terpadu yang memudahkan proses pencarian properti, mencicil,menjual, hingga merawat rumah. Keduanya memberikan solusi mudah bagi mereka yang ingin memiliki properti.

Sinopsis 

 Kaluna, seorang pekerja middle-income, yang masih tinggal dengan orangtua serta kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga, berusaha keras menabung untuk membeli rumah impiannya sendiri. Namun hal tersebut semakin sulit untuk diwujudkan ketika ia harus memilih antara menyelamatkan keluarganya atau memenuhi impiannya membeli rumah.

"Home Sweet Loan"

Sutradara : Sabrina Rochelle Kalangie

Produser : Cristian Imanuell

Penulis Novel : Almira Bastari

Rumah Produksi : Visinema Pictures

Tanggal Rilis : 26 September 2024 (Bioskop)

Cast 

Yunita Siregar (sebagai Kaluna)

Derby Romero (sebagai Danan)

Risty Tagor (sebagai Tanish)

Fita Anggriani (sebagai Miya)

Ayushita Nugraha (sebagai Kamala)

Ariyo Wahab (sebagai Kanendra)

Wafda Saifan (sebagai Hansa)

Selasa, 17 September 2024

Film Misteri-Horor ‘Tebusan Dosa’Rilis Official Poster dan Trailer yang Penuh Teka-Teki

Film Misteri-Horor ‘Tebusan Dosa’Rilis Official Poster dan Trailer yang Penuh Teka-Teki

Film misteri-horor “Tebusan Dosa” rilis official poster dan trailer yang penuh dengan teka-teki. Setelah sukses dengan “Kabut Berduri”, rumah produksi Palari Films akan menayangkan film misteri-horor, “Tebusan Dosa”. Film ini merupakan kolaborasi Palari Films dengan sutradara Yosep Anggi Noen yang bekerja sama dengan Legacy Pictures serta Showbox, studio asal Korea Selatan yang memproduseri film box office “Exhuma”.

√ Wening (Happy Salma),

√ Tirta (Putri Marino),

√ Tetsuya (Shogen),

√ Bhisma Mulia

√ Keiko Ananta, 

√ Laksmi Notokusumo, 

√ Haru Sandra, 

√ Shogen (aktor asal Jepang) 

√ Nirmala, serta

√ Uti Yah 

√ Yosep Anggi Noe (Sutradara) 

√ Muhammad Zaidy (Produser) 

Diperlihatkan secara jelas melalui refleksi aliran sungai yang menjadi tempat hilangnya Nirmala.Kemudian di tengah poster terdapat origami burung bangau yang melambangkan harapan Wening bertemu lagi dengan Nirmala, anak perempuannya. Film “Tebusan Dosa” mengikuti kisah Wening, seorang ibu yang mengalami kejadian tragis ketika Nirmala, anaknya yang berusia 11 tahun, hilang dalam kecelakaan motor di sebuah jembatan. Kecelakaan itu juga merenggut nyawa Uti Yah, ibunda Wening. Wening merasa sangat berdosa karena membuat ibunya meninggal dan anaknya hanyut di sungai, tapi dia percaya Nirmala masih hidup. Tirta, seorang perempuan kreator podcast misteri, berminat memviralkan tragisnya kehidupan Wening, namun bantuannya malah membuat Tirta menyibak rahasia gelap masa lalu Wening yang mengakibatkan hilangnya Nirmala.Dengan segala upaya dan penuh harapan, Wening mencari Nirmala, termasuk meminta bantuan Tetsuya, peneliti dari Jepang. Wening juga meminta bantuan Mbah Gowa, seorang dukun misterius. Namun, di tengah pencarian, Wening selalu didatangi oleh hantu Uti Yah. Akankah Wening bersatu lagi dengan Nirmala?

Produser film misteri-horor “Tebusan Dosa”  Muhammad Zaidy menyampaikan, “Sebagai pencinta film bergenre misteri dan horor, saya sangat antusias rasanya akhirnya bisa berkesempatan membuat film bergenre seperti ini,dan juga berkolaborasi untuk pertama kalinya bersama Anggi Noen. Kisah seorang ibu yang akan melakukan berbagai cara demi bersatu kembali dengan anaknya yang hilang. Saya rasa itu yang bisa membuat penonton tergugah. Misteri horor yang kuat dibalut dengan drama yang mengharukan.”Film misteri-horor “Tebusan Dosa” disutradarai oleh Yosep Anggi Noen yang sebelumnya dikenal lewat film “Istirahatlah Kata-Kata” dan “24 Jam Bersama Gaspar” yang berhasil mengantarkannya meraih nominasi sebagai Sutradara Terbaik di ajang Festival Film Indonesia. Film ini juga sekaligus menjadi film bergenre misteri-horor pertama yang digarap oleh sutradara asal Yogyakarta tersebut.Meski film misteri-horor “Tebusan Dosa” adalah film horor pertamanya, namun Yosep Anggi Noen menjelaskan filmnya akan menyajikan sesuatu yang berbeda. Tidak hanya mengandalkan kengerian, “Tebusan Dosa” juga membawa cerita yang segar berpadu dengan estetika sinematik yang memanjakan mata.“Saat memulai proyek misteri-horor ini, saya merasa bebas dan punya ruang luas untuk mengeksplorasi genre yang paling populer di dunia ini. Kebebasan itu saya manfaatkan untuk menghadirkan ketakutan dan kengerian yang berbeda. Misteri horor ini dibalut dengan drama hubungan ibu anak yang dekat dengan keseharian kita semua” jelas sutradara “Tebusan Dosa” Yosep Anggi Noen.

Selain menjadi film misteri-horor pertama yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen,“Tebusan Dosa” juga sekaligus menandai pertama kalinya Putri Marino berperan dalam film bergenre misteri-horor. Ia menjelaskan, “Sebagai seorang aktris, aku merasa perlu mengeksplorasi berbagai macam genre supaya enggak stuck di satu genre tertentu. Sebab kalau hanya berkutat di satu genre tertentu, aku jadi enggak bisa menguji sampai sejauh mana kemampuanku dalam memerankan suatu karakter. Setelah dijalani, terasa menenangkan juga karena sutradaranya Mas Anggi. Kalau bukan Mas Anggi mungkin enggak akan senyaman ini bermain bersama pemeran lain,” ungkap pemeran Tirta, Putri Marino. Happy Salma yang menjadi pemeran utama mengaku tertarik bermain di film“Tebusan Dosa” karena peran Wening yang diberikan kepadanya. “Wening adalah karakter perempuan yang sangat sulit untuk dimainkan. Dia tidak memiliki sinar mata berbinar-binar. Sepanjang film, saya melakukan meditasi. Anggi selalu menjaga bukan saja intensitas tapi juga fokus untuk tidak keluar dari peran tersebut.”

Film misteri-horor “Tebusan Dosa” menjadi film ketujuh Palari Films sekaligus proyek panjang ke-8 di tahun ke-delapan Palari Films berlayar di industri. Sebelumnya, Palari Films telah memproduksi banyak karya-karya fenomenal yang berhasil meraih berbagai macam penghargaan bergengsi di ajang festival film internasional.

Film “Tebusan Dosa” tayang di bioskop mulai 17 Oktober 2024


Senin, 16 September 2024

Terinspirasi dari Kisah Nyata tentang Pesugihan dan Tukar Tumbal, “Danyang: Mahar Tukar Nyawa

Terinspirasi dari Kisah Nyata tentang Pesugihan dan Tukar Tumbal,
“Danyang: Mahar Tukar Nyawa”
Tayang di Bioskop 7 November 2024
  


Siap-siap dibawa masuk ke dalam dunia yang mencekam, horor dan menakutkan. Castle Film Production dengan bangga mempersembahkan Danyang: Mahar Tukar Nyawa, film yang akan membawa penonton ke dalam dilema antara pesugihan dan upaya untuk tukar tumbal. Tayang perdana di seluruh bioskop Indonesia pada 7 November 2024, film ini siap menyihir para pecinta film horor dengan alur cerita yang menegangkan dan tak terduga.


Film ini disutradarai oleh Faozan Rizal, yang dikenal dengan kemampuannya merangkai cerita dan menampilkan sinematografi yang apik. Diproduseri oleh Rofiq Ashari dan Abu Rizal Biladina, Danyang: Mahar Tukar Nyawa menghadirkan kisah yang terasa begitu dekat namun misterius. Film ini mengangkat tema yang sudah sangat familiar di masyarakat Indonesia, yaitu pesugihan dimana pelakunya mendapatkan apa yang ia mau, tapi kehilangan orang yang ia cintai. Namun, di balik itu, film ini ingin menunjukkan kisah cinta yang tidak direstui dan bagaimana cinta bisa membuat seseorang mengambil keputusan yang tak terbayangkan, termasuk memilih jalan pesugihan yang meminta tumbal nyawa.



Rofiq Ashari, sang produser, mengatakan bahwa cerita pesugihan dan hal-hal mistis memiliki daya tarik tersendiri. “Kali ini, film Danyang: Mahar Tukar Nyawa juga akan hadir dengan cerita yang banyak menjadi perbincangan, yaitu seputar pesugihan yang berdasarkan dari urban legend yang sudah banyak sekali kita dengar kisahnya."


Film ini dibintangi oleh Bhisma Mulia, Wulan Guritno, Sahila Hisyam, Agla Artalidia, Mathias Muchus, Egi Fedly dan beberapa aktor lainnya. Kisahnya berpusat pada Galang, seorang laki-laki miskin yang begitu mencintai kekasihnya, Resti. Cinta yang begitu dalam membuat Galang mengambil langkah ekstrem: melakukan pesugihan dengan setan Danyang. Tapi, keputusan ini memiliki harga tinggi yang memaksanya menukar tumbal demi menyelamatkan wanita yang ia cintai.


Bhisma Mulia akan memerankan karakter Galang, yang harus bergulat dengan rasa takut dan penyesalan atas pilihannya. Sementara itu, Wulan Guritno akan memerankan Dasmi, seorang ibu yang rela melakukan apa saja demi anaknya, Resti, yang diperankan oleh Sahila Hisyam. "Saya berperan sebagai Dasmi, seorang ibu yang kehilangan suaminya akibat pesugihan. Ketika satu-satunya yang tersisa adalah anaknya, Resti, Dasmi rela melakukan apa saja, bahkan jika harus menukar nyawanya sendiri," ungkap Wulan dengan penuh emosi.


Kesan menegangkan dari film ini sudah bisa dirasakan hanya dari teaser poster-nya, yang menampilkan para aktor dengan berbagai ekspresi, mulai dari ketegangan hingga ketakutan. Nuansa mistis dan atmosfer mencekam juga terlihat jelas pada teaser poster film Danyang: Mahar Tukar Nyawa. Selain dibintangi Bhisma Mulia, Wulan Guritno, Sahila Hisyam, dan Agla Artalidia, film ini juga menampilkan aktor senior Mathias Muchus sebagai Pak Ustadz Rahmat, seorang tokoh yang tetap mempertahankan keimanannya di tengah maraknya kepercayaan terhadap pesugihan. Egi Fedly juga hadir sebagai Ki Randu, seorang dukun yang memahami seluk-beluk dunia pesugihan, serta Agla Artalidia yang memerankan Fatimah, sosok yang akan memberikan warna tersendiri dalam cerita ini.


Bagaimana akhir dari kisah ini? Apakah pesugihan yang dapat membuat seseorang kaya raya akan membawa kebahagiaan atau justru menjadi jerat yang mematikan? Jangan lewatkan untuk menyaksikan Danyang: Mahar Tukar Nyawa di bioskop mulai 7 November 2024. Film ini akan membuat Anda berpikir ulang tentang cinta, pengorbanan, dan kepercayaan akan hal-hal yang tak terlihat.


Untuk terus mengikuti update seputar film ini, termasuk bocoran eksklusif dan cerita di balik layar, ikuti kami di media sosial @danyang_film. Rasakan sendiri ketegangan dan dilema yang akan menghantui pikiran Anda hingga akhir cerita.

***

CATATAN PRODUKSI 

Judul : Danyang: Mahar Tukar Nyawa

Genre : Horor

Rumah Produksi : Castle Film Production

Waktu Rilis : 7 November 2024 (Bioskop)

Sutradara : Faozan Rizal

Produser : Rofiq Ashari & Abu Rizal Biladina


Cast :

Bhisma Mulia (sebagai Galang

Wulan Guritno (sebagai Dasmi Ayudia)S

ahila Hisyam (sebagai Resti) 

Mathias Muchus (sebagai Pak Ustadz Rahmat)

Egi Fedly (sebagai Ki Randu) 

Agla Artalidia (sebagai Fatimah) 

Renda Bagus Pamungkas (sebagai Gondo) 

Eduwart Manalu (sebagai Ridwan) 

Ingrid Widjanarko (sebagai Danyang) 

Jeriko Jeffry (sebagai Abduh)

Moamar Emka (sebagai Ki Banyu Urip)

Rizky Pratama (sebagai Darman) 

Tommy Babap (sebagai Slamet) 

Ernanta Kusuma Panca (sebagai Supardi) 

Mukhammad Kukuh Prasetya (sebagai Wiro) 

Chrismanto Eka Prastio (sebagai Untung) 

Rachman Avri (sebagai Mitro) 

Rian Ekky Pradipta (sebagai Mas Rian)



“Seribu Bayang Purnama” Film Drama Keluarga Yang Mengangkat Problematika Nyata Para Petani

  ° Film Seribu Bayang Purnama dikemas secara ringan untuk memberikan sarana edukasi dan juga alternatif untuk memahami pentingnya bidang pe...