Selasa, 22 Oktober 2024

Film Action-Thriller “Pengepungan di Bukit Duri”Jadi Kolaborasi Perdana Perusahaan Hollywood Amazon MGM Studios dan Joko Anwar

 Film Action-Thriller “Pengepungan di Bukit Duri”Jadi Kolaborasi Perdana Perusahaan Hollywood Amazon MGM Studios dan Joko Anwar

Sutradara Joko Anwar mengumumkan film ke-11 yang menandai sebuah babak baru dalam karier perfilmannya

Film “Pengepungan di Bukit Duri” adalah kolaborasi perdana Amazon MGM Studios dengan perusahaan film Asia Tenggara untuk rilisan film bioskop

Sutradara Joko Anwar mengumumkan film ke-11 yang menandai sebuah babak baru dalam karier perfilmannya. Setelah sukses ditahun ini melalui film horor Siksa Kubur dan deretan film seperti Pengabdi Setan,Pengabdi Setan 2 Communion dan juga Perempuan Tanah Jahanam yang meraih Piala Citra 2020 termasuk untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Kini Joko Anwar membuat gebrakan baru dengan bekerja sama studio Hollywood Amazon MGM Studios dalam film berjudul Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High) yang akan tayang di bioskop pada tahun 2025. Kolaborasi dengan rumah produksi Come and See Pictures ini menandai pertama kalinya studio Hollywood Amazon MGM Studios bekerja sama dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk perilisan film bioskop. Amazon MGM Studios dikenal dengan film-film prestisius seperti Challengers, Blink Twice, American Fiction, dan Air.

Film bergenre thriller-aksi menjadi film non-horor pertama Joko Anwar sejak terakhir kali pada enam tahun lalu, “Gundala” (2019). Di film ini sekaligus juga menjadi kolaborasi perdana Joko Anwar dengan aktor berbakat Pengepungan di Bukit Duri juga dibintangi para aktor generasi baru Indonesia, di antaranya adalah

° Morgan Oey

° Omara Esteghlal,

° Hana Pitrashata Malasan,

° Endy Arfian,

° Fatih Unru,

° Satine Zaneta,

° Dewa Dayana,

° Florian Rutters,

° Faris Fadjar Munggaran, 

° Sandy Pradana,

° Farandika,

° Raihan Khan,

° Sheila Kusnadi,

° Millo Taslim,

° Bima Azriel.

 Film Pengepungan di Bukit Duri akan tayang di bioskop di Indonesia pada tahun 2025.

Pengepungan di Bukit Duri mengambil latar tahun 2027, ketika situasi diIndonesia bergejolak. Menggambarkan kondisi masyarakat berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial. Di tengah semua itu,muncul Edwin (diperankan Morgan Oey), guru pengganti di SMA DURI yang dikhususkan untuk siswa-siswi bermasalah. Situasi semakin rumit, Edwin menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang pertarungan hidup dan mati.

Sutradara Pengepungan di Bukit Duri Joko Anwar menyatakan antusiasmenya dalam proyek terbaru ini bersama Amazon MGM Studios dan rumah produksinya Come and See Pictures.

“Tidak sabar untuk menghadirkan cerita yang menegangkan dan urgent ini kePenonton Indonesia. Pengepungan di Bukit Duri membawa isu yang relevan dan sangat dekat dengan kehidupan kita sekarang di Indonesia, mengajak penonton untuk merenungkan kembali persepsi tentang keadilan dan empati. Hal ini yang menjadikan film ini bukan hanya sekadar film action-thriller, namun juga pengalaman yang menggugah pikiran,” kata Sutradara Joko Anwar.

“Kolaborasi ini menandai pencapaian penting, karena untuk pertama kalinya Amazon MGM Studios bekerja sama dengan perusahaan produksi film dari Asia Tenggara untuk perilisan film di bioskop. Kolaborasi ini juga menjadi yang pertama dengannya sutradara berbakat Indonesia, Joko Anwar. Kami sangat antusias untuk mempersembahkan hasil kerja sama kami dengan tim Come and See Pictures menghidupkan visi unik Joko Anwar ke layar lebar bagi penonton Indonesia,” ungkap Vice President, International Originals Amazon MGM Studios James Farrell. Pengepungan di Bukit Duri akan segera tayangdibioskop Indonesia, pada tahun 2025. 

Info cast on video instagram Serba Film : https://www.instagram.com/p/DBaSAzsTBkX/

Apa yang Tersembunyi di Balik Sempurnanya Kehidupan Rumah Tangga Febby Rastanty di Wanita Ahli Neraka?

 Apa yang Tersembunyi di Balik Sempurnanya Kehidupan Rumah Tangga Febby Rastanty di Wanita Ahli Neraka?

Film garapan Farishad I.Latjuba ini menyuguhkan kisah tentang Farah (diperankan oleh Febby Rastanty), seorang santriwati yang menjalani kehidupan rumah tangga yang awalnya tampak penuh dengan berkah.

Dalam konferensi pers yang berlangsung di Epicentrum XXI, Jakarta,para pemain, sutradara, serta tim produksi Wanita Ahli Neraka berkumpul untuk merilis official trailer dan poster terbaru dari film horor terbaru dari Visinema Pictures, Wanita Ahli Neraka.

Film garapan Farishad I.Latjuba ini menyuguhkan kisah tentang Farah (diperankan oleh Febby Rastanty), seorang santriwati yang menjalani kehidupan rumah tangga yang awalnya tampak penuh dengan berkah.

Di balik kebahagiaan rumah tangga Farah bersama suaminya, Wahab (Oka Antara), tersimpan rahasia gelap yang perlahan-lahan menghancurkan jiwa Farah. Melalui trailer yang mencekam,penonton diajak menyelami perjalanan Farah yang penuh lika-liku sebuah hubungan yang terlihat sempurna di luar, namun menyimpan misteri mengerikan di balik pintu tertutup.

Film yang digarap oleh sutradara Farishad I. Latjuba ini menampilkan Febby Rastanty dalam peran paling intens dan penuh tantangan. Febby Rastanty yang selama ini dikenal melalui peran-peran lembut, kali ini tampil memukau dengan peran sebagai Farah, seorang santriwati yang harus berhadapan dengan kengerian dalam rumah tangganya. Bagi Febby, ini adalah peran yang sangat menantang, memaksanya keluar dari citra perempuan lemah lembut yang sering ia bawakan di layar lebar.

Febby Rastanty berbicara tentang tantangan mendalam yang ia hadapi dalam memerankan Farah. "Saya merasa seperti masuk ke dalam dunia Farah, dunia yang penuh harapan, tapi sekaligus penuh ketakutan. Saya harus mendalami emosi yang luar biasa kompleks. Karakter ini sangat manusiawi, dan saya harap penonton bisa merasakan ketegangan batin yang dialami Farah," kata Febby dengan penuh emosi.

Sementara itu, Lele Laila selaku penulis, menambahkan bahwa film ini bukan hanya tentang horor biasa, tetapi juga tentang pergulatan batin seseorang yang berada di ambang kehancuran.

"Kita semua punya keyakinan, tapi bagaimana jika keyakinan itu diuji oleh orang yang paling kita percayai? 

Wanita Ahli Neraka adalah kisah tentang seseorang yang terjebak dalam neraka yang mereka sendiri tidak sadari. Kata ‘Ahli Neraka’ dalam film ini bukan mengacu pada seseorang yang akan masuk neraka, tetapi mereka yang kuat dalam menghadapi nerakanya, yang dalam hal ini diwakili oleh karakter Farah" ujarnya.

Trailer dan Poster yang Menggugah Kengerian

Semakin dalam, penonton akan menyadari bahwa semua itu hanyalah lapisan tipis yang menutupi kenyataan kelam. Kecurigaan, ritual aneh, hingga ancaman tak kasatmata mulai merasuki kehidupan mereka, dan Farah dihadapkan pada pilihan antara tetap percaya atau melawan kenyataan yang menakutkan.

Poster resmi yang dirilis pun memperlihatkan kengerian yang akan memenuhi kehidupan Farah.Terlihat sosok memakai hijab dengan wajah mengerikan dan sosok misterius di belakangnya.

Deretan pocong yang ada di dalam poster pun menambah sensasi horor meski hanya lewat visual poster. Poster ini seakan memberi isyarat bahwa ada sesuatu yang sangat salah dalam kehidupan Farah.

Pujian demi pujian diberikan netizen yang tak menyangka Febby Rastanty bisa membawakan peran yang tak biasa sebagai Farah. Banyak penonton yang sudah tidak sabar dan penasaran melihat akting Febby di film Wanita Ahli Neraka.

"Febby setiap main film karakternya gadis cengeng yang sering dibully tapi sekarang dibikin sangar, sangat kaget lihatnya,"ujar pemilik akun @fitri_nduuttzz. Sementara itu pemilik akun@golden_hourglow sangat antusias menunggu perilisan film Wanita Ahli Neraka,"harus nonton soalnya baru kali ini lihat Febby main horor."

Perilisan dan Pertanyaan yang Belum Terjawab

Wanita Ahli Neraka akan membawa penonton kedalam kegelapan yang sarat dengan pertanyaan besar: 

° Apa sebenarnya yang terjadi pada Farah?... 

° Apa rahasia yang disembunyikan Wahab, dan mengapa Farah seolah tidak bisa keluar dari jerat yang mencekik hidupnya?... 

Film ini tidak hanya menjanjikan kengerian visual, tetapi juga pergulatan emosional yang menyentuh sisi terdalam setiap orang. 

° Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik cinta mereka?... 

° Dan yang paling penting, siapakah yang sebenarnya menjadi penghuni neraka?... 

Judul : Wanita Ahli Neraka

Sutradara : Farishad Latjuba

Penulis Skenario : Lele Laila

Produser : Herlam Lingga, Ridla An-Nuur

Rumah Produksi : Visinema Pictures

Tanggal Rilis : 14 November 2024 (Bioskop)


Cast : 

° Febby Rastanty sebagai Farah

° Oka Antara sebagai Wahab

° Ashira Zamita sebagai Dina

° Alfie Alfandy sebagai Ustad Irfan

° Elma Theana sebagai Umi Hanum

Trailer selengkapnya ada di Instagram Serba Film: https://www.instagram.com/reel/DBa9Mm2vXOL/

Minggu, 13 Oktober 2024

Pesugihan Demi Cinta, Apa yang Akan Anda Korbankan? Film Danyang “Mahar Tukar Nyawa” Punya Jawabannya!

 Pesugihan Demi Cinta, Apa yang Akan Anda Korbankan? Film Danyang “Mahar Tukar Nyawa” Punya Jawabannya!



Castle Film Production secara resmi memperkenalkan poster dan trailer film horor terbaru mereka, Danyang “Mahar Tukar Nyawa”, dalam acara press conference yang diadakan hari ini di Metropole XXI. 

Acara press conference ini turut dihadiri oleh jajaran pemain utama, seperti Bhisma Mulia (pemeran Galang), Sahila Hisyam (pemeran Resti), Agla Artalidia (pemeran Fatimah), dan Rizky Tama (pemeran Darman) serta tim produksi di antaranya Rofiq Ashari (Executive Producer & Produser), dan Wathin Ciptawan (Executive Producer). Seluruh tim berbagi pandangan mengenai kekuatan cerita film ini, serta tantangan dalam pembuatan film yang terinspirasi dari kisah nyata tentang pesugihan dan tumbal.

Poster dan Trailer yang Mencekam

Poster resmi yang dirilis menampilkan atmosfer kelam, menampilkan sosok menyeramkan dengan rambut panjang yang seolah siap mengambil mahar untuk menukar kekayaan pesugihan. Sementara itu, trailer yang telah dipublikasikan di kanal YouTube resmi Castle Film Production (@castlefilmproduction) dan akun Instagram @danyang_film, menampilkan sekilas kisah Galang yang terjerat dalam perjanjian kelam dengan Danyang demi cintanya pada Resti. Nuansa tegang yang menyelimuti trailer semakin membuat penonton penasaran akan akhir dari perjanjian pesugihan yang berujung tumbal.

Danyang “Mahar Tukar Nyawa” bercerita tentang Galang, seorang pemuda miskin yang sangat mencintai Resti dan berambisi untuk menikahinya meski hubungan mereka tidak direstui oleh keluarga Resti, terutama Dasmi, ibunya. Untuk mencapai tujuannya, Galang melakukan pesugihan dengan bantuan Ki Randu (Egi Fedly), yang mengantarnya ke Eyang Danyang, roh penjaga yang dapat mengabulkan keinginan melalui ritual pesugihan. Namun, keputusan ini memiliki konsekuensi mematikan. Nyawa Resti menjadi tumbal dalam perjanjian tersebut, dan Dasmi, dengan naluri keibuannya, berusaha keras menyelamatkan anaknya dari cengkeraman Danyang.

Suara dari Para Pemain dan Produser

Bhisma Mulia, yang memerankan Galang, mengungkapkan bahwa film ini lebih dari sekadar film horor biasa. "Bagiku, ini bukan sekadar horor. Selain keseraman, film ini sangat dramatis karena yang menjadi inti cerita adalah cinta," jelas Bhisma.

Sahila Hisyam, pemeran Resti, menambahkan, "Cinta keluarga menjadi tema utama di film ini. Orang tua karakterku sangat mencintaiku, hingga mereka tak merestui hubunganku dengan Galang. Ketika nyawaku terancam, keluargaku berjuang keras untuk menyelamatkanku."

Rofiq Ashari, selaku produser, menegaskan pentingnya kedekatan cerita ini dengan kehidupan masyarakat. "Cerita yang kami angkat dalam film ini sangat dekat dengan kehidupan nyata. Selain tema cinta, urban legend mengenai pesugihan menjadi topik yang tak lekang oleh waktu. Kami berharap penonton bisa merasakan ketegangan sekaligus makna mendalam dari film ini," ungkap Rofiq.

Saksikan Teror Danyang di Bioskop November Ini

Film ini menghadirkan jajaran aktor papan atas, mulai dari 

° Bhisma Mulia sebagai Galang,

° Wulan Guritno sebagai Dasmi,

° Sahila Hisyam sebagai Resti, hingga

° Mathias Muchus sebagai Pak Ustadz Rahmat,

° Egi Fedly sebagai Ki Randu, dan

° Agla Artalidia sebagai Fatimah.

 Danyang “Mahar Tukar Nyawa” siap memberikan pengalaman horor yang mendalam, bukan hanya melalui ketakutan akan sosok Danyang, tetapi juga melalui konflik cinta, pengorbanan, dan pesugihan yang mencekam.

 Film Danyang “Mahar Tukar Nyawa” akan menghantui layar bioskop Indonesia mulai 7 November 2024.



Kamis, 10 Oktober 2024

Prilly & Dikta Ajak Penonton Menghadapi Emosi dan Sembuh Bersama Melalui Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis”

 Prilly & Dikta Ajak Penonton Menghadapi Emosi dan Sembuh Bersama Melalui Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis”


Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” persembahan Sinemaku Pictures“ Capek, namun harus tetap kuat dan bertahan!”

Itulah yang dialami Prilly Latuconsina dalam film drama terbarunya persembahan Sinemaku Pictures, “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” yang disutradarai Reka Wijaya. Bersama Dikta Wicaksono, Prilly mengolah perasaan dan emosinya yang selama ini selalu dipendamnya sendiri, melepaskan beban masa lalu.

“Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” mengikuti kisah Tari (Prilly Latuconsina).Setelah kakaknya meninggalkan rumah, Tari berjuang sendirian untuk menyelamatkan Ibunya (Dominique Sanda) dari Ayahnya (Surya Saputra) yang abusive. Tari yang sejak kecil menyimpan banyak sekali trauma, sudah tidak mampu menahan beban ini. Ditemani Baskara (Dikta Wicaksono), seorang pria temperamental yang juga bergabung di support group yang sama.Mampukah Tari melewati Trauma yang ia punya dan tidak lagi menyimpan tangisnya sendiri?... 

Film ini juga dibintangi oleh 

° Prilly Latuconsina (sebagai Tari)

° Dikta Wicaksono (Baskara),

° Dominique Sanda (Ibu Tari) 

° Surya Saputra (Ayah Tari) 

° Widi Mulia (sebagai Nina),konselor di support group,

° Ummi Quary (Ica),

°  Kristo Immanuel (Agoy),

° Gracia JKT48 (Sarah), dan

° Antonio Blanco (Dimas).

°Umay Shahab , Prilly Latuconsina, dan Junisya Aurelita.

° Skenario ditulis oleh Junisya Aurelita.

° Producer Umay Sahab

° Sutradara Reka Wijaya

° Produser Eksekutif Prilly Latuconsina


Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” mengajak penonton untuk merenung lebih dalam tentang emosi, khususnya kesedihan, yang seringkali kita pendam. Melalui kisah Tari, perempuan yang terbebani oleh trauma masa kecil dan masih ada hingga ia dewasa, film ini menyoroti pentingnya mengakui dan mengungkapkan perasaan sebagai langkah awal menuju penyembuhan.

“Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” juga telah menjadi gerakan lewat kehadiran event sebelumnya, Bolehkah Sekali Saja Kita Menangis yang mengajak ribuan orang untuk mengolah rasa bersama, difasilitasi oleh konselor profesional. Selain itu,eksperimen sosial yang menghadirkan para pemeran film untuk membagikan perasaan terpendam mereka selama ini dan belum pernah terungkap sebelumnya. Eksperimen tersebut, secara mengejutkan juga menjadi wadah bagi para warganet untuk saling mencurahkan emosi yang mereka alami.

Produser “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” Umay Shahab mengatakan, alih-alih mengglorifikasi kesedihan film ini ingin menjadi platform penguat bagi individu yang masih harus berjuang dengan segala lapisan emosi mereka.

“Kami ingin film ini menjadi teman bagi siapa saja yang sedang berjuang dengan emosi mereka. Kami berharap penonton bisa menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri setelah menonton film ini,” kata Produser “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” Umay Shahab.

Film ini memperlihatkan suasana yang berat dan penuh tekanan. Tari, karakter utama, hidup dalam lingkungan yang penuh dengan ketegangan dan ketidakharmonisan. Penonton akan merasakan kegelisahan dan kesedihan yang mendalam saat menyaksikan perjuangan Tari untuk bertahan di tengah situasi yang sulit.

Namun, seiring berjalannya film, penonton akan mulai merasakan perubahan dalam diri Tari. Dia mulai belajar untuk mengungkapkan perasaannya, mencari dukungan dari orang-orang terdekatnya, dan berusaha untuk sembuh dari trauma masa lalunya. Perjalanan emosional ini akan membuat penonton terbawa dan ikut merasakan perjuangan Tari.

Salah satu momen yang paling kuat dalam film ini adalah ketika Tari akhirnya menangis. Adegan ini sangat emosional dan mampu membuat penonton ikut menangis. Menangis adalah bentuk pelepasan emosi yang sehat, dan film ini mengajak penonton untuk tidak takut untuk menangis dan mengungkapkan perasaan mereka.

“Kami ingin film ini menjadi ruang yang aman bagi penonton untuk merasakan berbagai emosi. Melalui cerita Tari, kami ingin menunjukkan bahwa setiap orang berhak untuk sembuh luka hatinya dan bahagia,” kata Sutradara “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” Reka Wijaya.

“Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” adalah film yang penuh dengan harapan dan menyoroti proses penyembuhan luka batin dan emosional. Melalui kisah Tari, film ini ingin menunjukkan setiap orang berhak untuk sembuh dan bahagia. Film ini juga ingin mengajak penonton untuk lebih terbuka dengan emosi mereka dan tidak takut untuk mencari bantuan jika mereka membutuhkannya.

“Melalui Tari, saya berharap penonton bisa merasakan betapa pentingnya untuk tidak memendam perasaan. Menangis itu bukan tanda lemah, tapi bukti bahwa kita manusia,” kata pemeran Tari, pengembang ide cerita dan Produser Eksekutif“Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” Prilly Latuconsina.


Melalui Baskara, saya juga ingin menunjukkan kita semua membutuhkan dukungandari orang-orang terdekat saat menghadapi  ,” tambah Pemeran Baskara difilm “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” Dikta Wicaksono.

Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” akan tayang di bioskop mulai 17 Oktober 2024 dan marilah menangis bersama, sekali saja bersama Tari dan Baskara! 


Rabu, 09 Oktober 2024

“Tebusan Dosa” Kisah Tegarnya Perjuangan Seorang Ibu dalam Balutan Drama Pencarian Anak

Tebusan Dosa” Kisah Tegarnya Perjuangan Seorang Ibu dalam Balutan Drama Pencarian Anak Misteri horor mencekam, drama yang menyentuh.

Misteri horor “Tebusan Dosa” yang disutradarai Yosep Anggi Noen berkisah tentang Wening, ibu yang mengalami kejadian tragis 

Misteri horor “Tebusan Dosa” yang disutradarai Yosep Anggi Noen berkisah tentang Wening, ibu yang mengalami kejadian tragis ketika Nirmala anaknya yang berusia 11 tahun, hilang dalam kecelakaan motor di sebuah jembatan. Kecelakaan itu juga merenggut nyawa Uti Yah, ibunda Wening. Wening merasa sangat berdosa karena membuat ibunya meninggal dan anaknya hanyut di sungai, tapi dia percaya Nirmala masih hidup. Tirta (Putri Marino), podcaster Saiki Tirta, berminat memviralkan tragisnya kehidupan Wening.

Dengan segala upaya dan penuh harapan, Wening mencari Nirmala, termasuk meminta bantuan Tetsuya (Shogen), peneliti dari Jepang. Wening juga meminta bantuan Mbah Gowa, seorang dukun misterius. Namun, di tengah pencarian,Wening selalu didatangi oleh hantu Uti yah

“Tebusan Dosa” memiliki cerita dan nuansa yang segar. Bukan saja misteri horor melainkan juga ceritanya kuat dengan drama. Semoga penonton Indonesia juga bisa menerima film ini,” tambah pemeran Tirta dalam “Tebusan Dosa” Putri Marino.

~ Cast ~

° Happy Salma dan

° Putri Marino,

° Bhisma Mulia,

° aktor asal Jepang Shogen,

° Keiko Ananta,

° Laksmi Notokusumo, dan

° Haru Sandra.

° Sutradara Anggi Noen 

° Produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia

° Penulis Alim Sudio

“Tebusan Dosa” tidak hanya menyajikan kisah misteri horor realistik yang menarik,tetapi juga visual yang memukau. Dengan mengambil latar belakang kota kecil yang penuh misteri, film ini berhasil menciptakan suasana kengerian yang mencekam.Perjuangan Wening yang penuh liku, menjadi potret mengharukan tentang kekuatan seorang ibu dan keteguhan hati manusia dalam menghadapi cobaan hidup dan mencoba untuk berdamai dengan rasa kehilangan

Film “Tebusan Dosa” tayang di bioskop mulai 17 Oktober 2024.

Press Conference peluncuran foto perdana film “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)”

 Rilis First Look, Film “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)” Tampilkan Kombinasi Budaya Tionghoa dan Kisah Horor yang Mencekam 

“Pernikahan Arwah (The Butterfly House)”, sebuah film horor yang menggabungkan unsur tradisi Tionghoa dengan alur cerita mencekam


Jakarta, 8 Oktober 2024 

Entelekey Media Indonesia (EMI) berkolaborasi dengan Relate Films secara resmi merilis foto-foto perdana dari film terbaru mereka, “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)”, sebuah film horor yang menggabungkan unsur tradisi Tionghoa dengan alur cerita mencekam. Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini menampilkan Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, dan Brigitta Cynthia sebagai pemeran utama. 

Press Conference peluncuran foto perdana film “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)” yang diselenggarakan di Work Coffee Jakarta pada Selasa, 8 Oktober 2024 ini memberikan kesempatan kepada media dan publik untuk melihat sekilas fiim yang siap menambah warna baru di industri perfilman Indonesia. 

Foto-foto perdana film “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)” akhirnya diperkenalkan ke publik setelah melewati proses syuting beberapa waktu lalu. Foto-foto itu memperlihatkan sejumlah karakter utama dalam berbagai adegan dan latar. “Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) membawa elemen horor yang tidak hanya berfokus pada ketegangan, tetapi juga tentang budaya peranakan Tionghoa, terutama tradisi pernikahan arwah. Ini adalah tantangan bagi saya untuk menggabungkan dua elemen ini menjadi sebuah narasi yang kuat dalam film," ujar Paul Agusta, sutradara film “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)”. 

Sebagai film pertama, “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)” menunjukkan komitmen Entelekey Media Indonesia dalam menghadirkan film berkualitas dengan sentuhan budaya lokal. Patricia Gunadi, Direktur Utama Entelekey Media Indonesia, menjelaskan bahwa film ini merepresentasikan visi EMI untuk memperkaya khazanah perfilman Indonesia dengan cerita yang autentik dan menarik. “Kami ingin membawa film yang tidak hanya bercerita, tetapi juga memiliki nilai budaya. Pernikahan Arwah (The Butterfly House) adalah contoh bagaimana kami ingin memperkenalkan budaya Indonesia, dalam hal ini tradisi Tionghoa, kepada audiens yang lebih luas,” ungkap Patricia. 

Film “Pemikahan Arwah (The Butterfiy House)" bercerita tentang Salim (Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani), pasangan yang sedang mempersiapkan pemikahan mereka, namun terjebak dalam misteri arwah leluhur Salim saat melakukan sesi foto pre-wedding di rumah keluarganya. Penulis skenario Aldo Swastia berbicara tentang inspirasi di balik cerita ini. “Inspirasi cerita film ini datang dari rekan saya, Ario Sasongko. Kami menulis skenario ini bersama, terinspirasi dari tradisi kuno pernikahan arwah dalam budaya Tionghoa, yang jarang diangkat di Indonesia. Tradisi ini merupakan bagian penting dari sejarah dan warisan budaya kita, dan saya ingin menggabungkannya dengan genre horor untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi penonton" ujar Aldo. 

Film ini juga mengharuskan para aktomya untuk melakukan pendalaman karakter yang intens, terutama karena cerita ini menggabungkan elemen spiritual dan tradisional. Morgan Oey, yang berperan sebagai Salim, berbagi pengalamannya dalam mempersiapkan diri untuk memerankan karakter Ini. “Saya melakukan cukup banyak riset tentang tradisi Tionghoa. Ini adalah pertama kalinya saya bermain dalam film horor dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kuat, dan itu memberikan tantangan tersendiri,” kata Morgan. 

Proses syuting yang berlangsung di Lasem, sebuah kota yang terkenal dengan warisan budaya Tionghoa-nya, juga memberikan suasana otentik bagi fiim ini. Menurut Paul Agusta, pemilihan lokasi syuting sangat penting dalam menciptakan atmosfer yang sesuai dengan cerita. “Lasem memberikan energi yang unik. Ada sejarah panjang di setiap sudut kotanya, dan itu benar-benar membantu menciptakan latar yang sempurna untuk cerita ini," jelasnya. Selain horor yang berakar pada tradisi, film ini juga menyajikan kisah cinta tragis yang menjadi salah satu elemen emosional yang mendasari konflik dalam cerita. “Kombinasi antara horor dan romansa di film ini memberikan dimensi baru yang lebih berlapis dan menarik, menjadikannya lebih dari sekadar film horor biasa," tambah Aldo Swastia. 


Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 2025. Secara berkala, fiim “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)" akan terus merilis informasi-nformasi terbaru tentang jajaran aktor-aktris dan karakter-karakternya, sinopsis, dan berbagai hal lainnya melalui akun media sosial Entelekey Media Indonesia. 


SINOPSIS 

Sepasang calon suami istri, Salim dan Tasya, memutuskan untuk memindahkan proses foto pre wedding mereka ke rumah keluarga Salim setelah bibi Salim, satu-satunya keluarga sedarah Salim, baru saja meninggal dunia. Selain harus mengurus pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar yang misterius atau nyawanya akan terancam. Kehadiran mereka dan tim foto pre wedding di rumah itu membuat arwah leluhur Salim yang meninggal di masa pendudukan Jepang muncul dan meneror mereka. Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim untuk bisa menenangkan arwah tersebut, sekaligus membebaskan calon suaminya dari kewajibannya agar mereka bisa pergi dari rumah itu.

Jumat, 04 Oktober 2024

Meneruskan Warisan, Versi Terbaru Pulau Hantu

 Meneruskan Warisan, Versi Terbaru Pulau Hantu Hadirkan Kisah yang Lebih Mencekam

Setelah berhasil mencuri perhatian pada tujuh belas tahun silam,kesuksesan film Pulau Hantu kali ini dibuat kembali pada tahun 2024 oleh rumah produksi MVP Pictures. 

Ketika kapal yang digunakan untuk berpesta terdampar di pulau misterius, seorang remaja pembangkang mempertaruhkan nyawa melawan serangkaian teror gaib mematikan demi bisa pulang ke rumah dan bertemu Ibunya, orang yang selama ini diabaikan.

Menurut Co-Producer, Amrit Punjabi menjelaskan, bahwa film Pulau Hantu versi 2024 secara cerita tidak ada kaitannya dengan tiga film sebelumnya. Film Pulau Hantu 2024 akan berfokus kepada cerita, emosi dan tentu saja teror. “Kami melahirkan kembali cerita Pulau Hantu ini tapi arahnya beda.Ini fokus ke cerita, emosi dan teror. Kalau yang dulu kan, sangat ‘terbuka’ ya. Yang ini, tidak ada sama sekali. Vibes beda. Yang kami tonjolkan kali ini hantunya kami buatkan background storynya. Itu visi besarnya. Cerita Pulau Hantu kali ini bercerita tentang anak remaja dan teman-temannya. Yang berbeda lagi di sini, Production Value dan set lokasinya. Set-nya memperlihatkan satu periode waktu dan 20 tahun kemudian.” Sekali lagi, Amrit Punjabi mengungkapkan bahwa Pulau Hantu versi 2024 ini adalah cerita yang baru dan tidak ada kaitannya dengan trilogi film sebelumnya.

Ditemui di tempat yang terpisah, Ferry “Pei” Irawan yang akrab disapa Bang Pei sebagai Sutradara menjelaskan, “Yang jelas membedakan dari versi sebelumnya adalah adanya unsur Drama Keluarga yang kita masukkan sebagai latar belakang dari lingkup peristiwa yang kemudian membawa persoalan pada karakter inti. Bila karakter Dara kita sebut sebagai Protagonis, maka tentu karakter Mala adalah antagonisnya. Itu yang tampak nyata dalam visualnya. Tapi ada persoalan yang subtle namun memberikan dampak yang lebih besar dalam film ini. Yaitu Domestic Violence semakin sering terjadi.Pribadi-pribadi banyak yang “sakit” sehingga tercipta masyarakat yang sakit. Sering sekali berita disekitar kita ayah menyiksa bayi kandungnya, Istri menyiksa Suami, tekanan dalam kehidupan akan semakin sulit bila kita tidak punya Cinta yang menenangkan dan membuat kita sadar apa arti peran kita di dunia ini, dalam hubungannya dengan manusia lain di sekitar kita”



Deretan nama yang pastinya sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, dan bagi pecintafilm khususnya, film Pulau Hantu ini dibintangi oleh Taskya Namya, Bukie B. Mansyur, Samo Rafael,Cindy Nirmala, Hannah Hannon, Verdi Solaiman, Izabel Jahja, Patty Sandya dan pendatang baru diindustri perfilman tanah air, Amanda Green.

Ferry “Pei” Irawan menambahkan “Tanpa bercita cita muluk dan tinggi, lewat film Pulau Hantu, saya hanya ingin memberi pesan untuk diri saya sendiri dan bagi penonton tentunya, bahwa cintai lah orang terdekat atau keluarga anda dengan sebaik baiknya selagi masih ada kesempatan. Sepelik apapun masalah dalam keluarga atau dalam masyarakat, pasti ada jalan keluar bila dibicarakan dengan baik dan dengan lapang dada tanpa ada yang merasa tersakiti. Berhati hatilah dan selalu menjaga tindakan,lisan atau sikap kita kepada siapapun. Karena bisa saja akibat dari tindakan atau sikap kita, akan tumbuh sebuah senjata mematikan yang bisa dipakai oleh siapapun untuk melakukan keburukan.”

“Kalian harus menonton film Pulau Hantu karena kita akan menyajikan sesuatu yang beda dari Pulau Hantu sebelumnya. Ada hubungan antara ibu dan anak, persahabatan, dan juga teror pastinya. Ekspektasi aku semoga film Pulau Hantu ini diterima penonton Indonesia, apa lagi yang suka sama film horror, terus juga aku berharap nanti yang nonton film Pulau Hantu akan mendapatkan sesuatu yang baru, yang fresh. Semoga pesan yang ada di film ini bisa diambil yang baiknya, yang positifnya.”Terang Taskya Namya memberikan harapan untuk film ini. 



Film Pulau Hantu juga mengangkat isu kesehatan mental di dalamnya, uniknya tanggal perilisan film ini bersamaan dengan hari Kesehatan Mental Sedunia pada tanggal 10 Oktober 2024


SINOPSIS

Dara (Taskya Namya) mengabaikan larangan Ibunya untuk pergi merayakan kelulusan bersama Noah (Bukie B. Mansyur), Pandu (Samo Rafael), Niki (Cindy Nirmala), Lathi(Hannah Hannon) di sebuah kapal. Tanpa sadar kapal mereka terdampar di sebuah pulau tak bernama. Kerinduan menyelimuti Dara terhadap sang Ibu karena ia dan temannya terjebak disana. Apakah Dara dan teman temannya bisa keluar dari pulau itu?.... 

Genre Film : Horror

Executive Producers : Raam Punjabi

Co - Producers : Amrit Punjabi

Director : Ferry Pei Irawan

Scriptwriter : Erwanto Alphadullah

Productions : MVP Pictures, 2024

Taskya Namya : Dara

Bukie B Mansyur : Noah

Hannah Hannon : Lathi

Cindy Nirmala : Niki

Samo Rafael : Pandu

Amanda Green : Mala

Azqya Mahira : Mala Kecil

Izabel Jahja : Ibu Dara

Verdi Solaeman : Ayah Mala

Patty Sandya : Ibu Mala

Kamis, 03 Oktober 2024

FILM HOROR TERBARU PRODUKSI RAPI FILMS YANG DIANGKAT DARI KISAH NYATA

 KEMAH TERLARANG KESURUPAN MASSAL,

FILM HOROR TERBARU PRODUKSI RAPI FILMS YANG DIANGKAT DARI KISAH NYATA AKAN TAYANG MULAI 10 OKTOBER 2024 DI BIOSKOP TANAH AIR

Film Kemah Terlarang Kesurupan Massal yang diangkat dari kisah nyata kesurupan massal di Yogyakarta tahun 2016. 

Film horor terbaru karya Ginanti Rona ini menjadi topik perbincangan di media sosial dan mendapat sambutan hangat dari penonton film Indonesia, terlihat dari watchlist di aplikasi pembelian tiket yang tinggi. 

° Produksi Rapi Films, Sky Media, Rhaya Flicks, dan Legacy Pictures.

° Rapi Films didirikan oleh Gope T. Samtani 

° Produser Eksekutif Sunil G. Samtani 

° Sutradara Ginanti Rona, 

° Skenario Lele Leila

Cast

° Callista Arum,

° Nayla Purnama,

° Fatih Unru,

° Iqbal Sulaiman,

° Derby Romero,

° Zenia Zein,

° Azela Putri,

° Callista Mercy,

° Nihna Fitria,

° Landung Simatupang, dan

° Dimas Juju.

Sinopsis

Film Kemah Terlarang Kesurupan Massal terjadi di Jogja tahun 2016. Rini (Callista Arum), siswi kelas 1 SMA Pandega, mengikuti perkemahan di hutan Wana Alus untuk membuktikan dirinya kuat dan mendekati Miko (Fatih Unru), ketua panitia yang diam-diam ia sukai. Meski awalnya dilarang oleh kuncen desa, Mbah Sonto (Landung Simatupang), izin akhirnya diberikan dengan syarat tidak mengusik tempat sajen. Namun, selama tiga hari perkemahan, kejadian di luar nalar terjadi. Pada malam puncak pementasan drama, Rini yang memerankan tokoh Roro Putri tiba-tiba kesurupan arwah asli Roro Putri (Nihna Fitria) dan memantik kesurupan massal di kalangan peserta lainnya. Keadaan menjadi kacau, banyak korban terluka hingga ada yang terancam nyawa. Miko (Fatih Unru), dewan ambalan, dan Mbah Sonto berjuang keras untuk menyelamatkan para siswa. Mampukah mereka mengatasi teror gaib ini dan membawa semua peserta pulang dengan selamat?

“Saya sangat gembira, akhirnya film horor baru saya dengan Rapi Films akan tayang dan bisa ditonton. Film ini akan membuat penonton turut merasakan pengalaman menonton yang menegangkan, seru, dan adventurous ketika berkemah di tempat terlarang yang memiliki sejarah peristiwa yang dipenuhi tangis, dendam, dan darah. Saya penasaran sekali dengan respons para penonton setelah menonton film Kemah Terlarang Kesurupan Massal ini. Semoga film ini bisa disukai dan ditonton oleh sebanyak-banyaknya penonton, baik para moviegoers yang suka film horor dan juga penonton film pada umumnya,” Ginanti Rona, sutradara film Kemah Terlarang Kesurupan Massal, terkait film terbarunya. 

Callista Arum, pemain utama film Kemah Terlarang Kesurupan Massal, menyambut gembira penayangan filmnya. “Sangat senang dan tidak sabar untuk melihat reaksi penonton. Bermain di film ini sangat menarik karena ceritanya otentik, asli dari kejadian nyata dan aku diberi kesempatan bertemu dengan karakter aslinya. Pelajaran dan petualangan kami selama berkemah sangat seru untuk diikuti sampai akhir film.” Pendapat yang sama juga disampaikan oeh Fatih Unru, “Saya sangat senang film ini akan tayang di bioskop. Ceritanya menarik dan terjadi di kehidupan nyata. Film ini bisa jadi sentilan untuk kita semua agar lebih sadar dalam berlaku di lingkungan sekitar, tentang bagaimana berada di tempat baru, dengan siapa kita berbicara. Hal-hal kecil yang akan berdampak pada diri kita.”

Nantikan film Kemah Terlarang Kesurupan Massal bioskop-bioskop tanah air mulai 10 Oktober 2024. 



Selasa, 01 Oktober 2024

KawanKawan Media Rilis Official Trailer “Tale of the Land”, Film Indonesia yang Berkompetisi di Program New Currents Busan International Film Festival 2024

 KawanKawan Media Rilis Official Trailer “Tale of the Land”,Film Indonesia yang Berkompetisi di Program New Currents Busan International Film Festival 2024

Diproduksi oleh KawanKawan Media, “Tale of the Land” dibintangi Shenina
Cinnamon, Arswendy Bening Swara, Angga Yunanda, dan Yusuf Mahardika.

 Di pulau Kalimantan, di mana realitas dan fantasi berbaur menjadi satu, “Tale of the Land” muncul sebagai sebuah perjalanan yang terinspirasi dari masyarakat adat. Menyambut penayangan perdana (world premiere) film tersebut di Busan International Film Festival 2024, KawanKawan Media merilis official trailer film “Tale of the Land” yang berlatar belakang alam dan perairan terbuka, bisa disaksikan di sini: https://youtu.be/_mOEFlzmBpc?si=6lixPy3eCP9Ko7QS

“Tale of the Land” akan berkompetisi di program New Currents di Busan International Film Festival 2024. Film ini menandai debut Loeloe Hendra sebagai sutradara dan penulis. Produser Yulia Evina Bhara dan Amerta Kusuma dari KawanKawan Media, yang terkenal dengan film-film mereka yang mendapat banyak penghargaan seperti “Autobiography” dan “Tiger Stripes”, mengorkestrasi sebuah produksi yang sangat intim dan inovatif dalam “Tale of the Land”. Dengan memahami ketidakpastian lingkungan alam Kalimantan, mereka merancang produksi dan pengaturan yang efektif untuk mengatasi tantangan yang ada. Dengan mengambil 90% film di atas air, film ini menciptakan pengalaman yang imersif,memperkuat elemen fantasinya.


“Tale of the Land” berpusat pada seorang gadis Dayak bernama May, yang diperankan oleh Shenina Cinnamon. May dihantui oleh trauma kematian orangtuanya dalam sebuah konflik tanah, yang membuatnya tidak dapat menginjakkan kaki di tanah. May tinggal bersama kakeknya, Tuha (diperankan oleh Arswendy Bening Swara), di sebuah rumah terapung yang terombang-ambing di atas danau yang jauh dari daratan. Bagi sutradara Loeloe Hendra, karakter May merupakan alegori yang merefleksikan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat di seluruh dunia yang tanah airnya terus berubah akibat tekanan dunia modern.

Sutradara Loeloe Hendra mengatakan, “Tale of the Land menyajikan sebuah kisah tentang tanah. Secara pribadi, film ini merupakan gabungan dari imajinasi masa kecil saya dan realitas sosial masyarakat di Kalimantan saat ini. Dari sini saya ingin menunjukkan bahwa ada sesuatu yang berubah dan bergeser. Kondisi yang terjadi pada karakter May adalah bentuk pertanyaan saya tentang situasi tersebut.Bagaimana jika manusia tidak bisa hidup di atas tanah? Bagaimana jika kita memiliki tanah yang luas, tapi kita tidak bisa menginjakkan kaki di atasnya lagi? Bagaimana dengan seseorang yang lahir di tanah leluhurnya, namun kemudian terpaksa pergi hingga ajal menjemput dan tidak bisa kembali lagi ke tanah kelahirannya.”

KawanKawan Media sangat senang dapat menyatukan bakat luar biasa dari Shenina Cinnamon dan Arswendy Bening Swara dalam “Tale of the Land”. Shenina siap memukau penonton sekali lagi setelah penampilannya yang luar biasa dalam “24 Jam Bersama Gaspar” (Yosep Anggi Noen, 2023). Arswendy, yang dianugerahi Aktor Terbaik di Festival Film Internasional Marrakech 2022 untuk film “Autobiography”(Makbul Mubarak, 2022), bertemu kembali dengan Cinnamon setelah keduanya memainkan peran utama dalam “Badrun & Loundri” (Garin Nugroho, 2023).Bergabung dengan para pemeran utama adalah Angga Yunanda dan Yusuf Mahardika.


Produser Yulia Evina Bhara dan Amerta Kusuma mengatakan, “Tale of the Land di-shoot di sebuah delta sungai pedalaman yang berubah secara dramatis selama musim hujan, saat air mencapai puncak debitnya. Tugas utama kami adalah menemukan momen terbaik untuk pengambilan gambar, yaitu ketika air berada pada debit tertinggi. Kemudian datanglah tantangan berikutnya: musim hujan selalu datang dengan angin dan badai. Proses produksi selalu tentang menemukan cara teraman untuk melakukan pengambilan gambar di musim hujan yang penuh dengan angin dan badai dan kami sangat senang film ini akhirnya akan tayang perdana diBusan International Film Festival.”

“Seribu Bayang Purnama” Film Drama Keluarga Yang Mengangkat Problematika Nyata Para Petani

  ° Film Seribu Bayang Purnama dikemas secara ringan untuk memberikan sarana edukasi dan juga alternatif untuk memahami pentingnya bidang pe...