Kamis, 29 Mei 2025

JAFF Market Tahun Kedua Resmi Dibuka sebagai Pasar Strategis Perfilman Indonesia

 

Jakarta, 28 Mei 2025 – Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) hari ini resmi mengumumkan penyelenggaraan edisi keduanya yang kali ini didukung oleh Amar Bank. JAFF Market Powered by Amar Bank akan berlangsung pada 29 November – 1 Desember 2025 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, bersamaan dengan momen istimewa 20 tahun JAFF sebagai salah satu festival film terdepan di Asia Pasifik.

Setelah sukses besar di edisi perdananya – menghadirkan 6.700 peserta dari 19 negara, 151 booth, dan 63 kesepakatan bisnis senilai Rp 36 miliar -- JAFF Market kembali sebagai platform penting yang mempertemukan kreator, produser, investor, dan mitra strategis dalam satu ruang kolaborasi terbuka dan berdampak.

“JAFF Market lahir dari semangat JAFF untuk mendukung sinema independen Asia, kini dikembangkan sebagai ruang yang merespons langsung kebutuhan industri film hari ini,” ujar Ifa Isfansyah, Festival Director JAFF. “Kita ingin karya Indonesia tak hanya tumbuh di negara sendiri, tapi mampu bersaing dan berdialog di pasar global.”

Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha, penuh semangat mendukung pelaksanaan JAFF Market edisi kedua ini sebagai bagian dari langkah strategis dukungan pemerintah dalam memperkuat infrastruktur ekosistem film nasional. 

“Pemerintah melihat JAFF Market sebagai mitra penting dalam upaya mendorong pertumbuhan industri film yang berkelanjutan. Platform ini bukan hanya mempertemukan pelaku industri, tetapi juga membangun fondasi kolaborasi lintas sektor yang sangat dibutuhkan untuk menjadikan film Indonesia sebagai kekuatan budaya, sekaligus sumber ekonomi di kawasannya,” ujar Giring.

Melanjutkan komitmen tahun lalu, JAFF Market tahun ini menghadirkan enam program unggulan:

· JAFF Future Project (Inkubasi Proyek & Pendampingan Kreatif)·

· Content Market (Presentasi IP & Business Matchmaking)

· Talent Day (Mentorship Talenta Baru & Networking)

· Film & Market Conference (Forum Diskusi Industri & Dialog Kebijakan)

· Market Screening (Pemutaran Privat untuk Audience, Buyer &Distributor)

· Film Lab (Workshop Khusus & Pengembangan Proyek)

“Kami membangun untu Market sebagai katalis untuk pertumbuhan ekosistem film nasional –mulai dari ide, talenta, sampai struktur distribusi dan bisnis,” ujar Linda Gozali, Market Director JAFF Market. “Fokus kami tetap: menjembatani konten Indonesia dengan peluang nyata, baik lokal maupun internasional.”

Per Mei 2025, jumlah penonton bioskop Indonesia telah mencapai 35 juta setara dengan sekitar 44% dari total lebih dari 80 juta penonton tahun 2024. Namun, dengan hanya ±2.200 layar bioskop secara nasional, tantangan struktural masih nyata, khususnya dalam distribusi film dan monetisasi IP. Di tengah peningkatan produksi dan antusiasme terhadap konten lokal, JAFF Market mengambil peran penting: membuka ruang B2B domestik, memperluas jejaring internasional, dan menjadi jembatan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan mitra lembaga, institusi budaya, dan kerja sama antar negara untuk memperkuat posisi Indonesia di lanskap ekonomi kreatif Asia.

Tahun ini, antusiasme terus meningkat: sekitar 50% booth telah terisi, minat sponsor bertumbuh, dan sejumlah kemitraan internasional sedang dijajaki. 

Alumni JAFF Market 2024 pun telah menembus panggung global, seperti film “Pangku” karya Reza Rahadian yang tampil di Marchédu Film Cannes 2025 dalam program HAF Goes to Cannes, serta tiga IP lokal: Bandits of Batavia, Jitu dan Locust, berhasil tampil di Forum Pitching IP Cannes. Konsistensi JAFF Market dalam menjembatani dunia kreatif dengan sektor pendukung juga menarik dukungan Amar Bank sebagai sponsor utama tahun ini. 

Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, menyampaikan bahwa partisipasi Amar Bank dalam JAFF Market 2025 merupakan langkah strategis untuk memasuki sektor-sektor potensial, seperti industri kreatif Indonesia yang sedang berkembang pesat. 

”Kemitraan ini memberikan kesempatan luas bagi kami untuk memahami kebutuhan pelaku industri, membuka peluang kolaborasi yang lebih erat, dan pada waktunya menghadirkan solusi keuangan yang tepat dan relevan. Dukungan ini juga diharapkan menjadi sinergi yang kuat antara layanan keuangan digital dan sektor kreatif, yang semakin penting bagi perekonomian Indonesia.”

Sebagai penutup kalender pasar film Asia Tenggara 2025, JAFF Market hadir bukan hanya sebagai ruang temu industri, tapi sebagai strategi jangka panjang untuk menjawab tantangan, merancang solusi, dan merayakan kolaborasi yang berdampak bagi masa depan industri film Indonesia.

Bersiaplah untuk JAFF (29 November - 6 Desember 2025) dan JAFF MARKET 2025 (29 November – 1 Desember 2025) – Let’s Shape the Future of Asian Cinema!

Rabu, 28 Mei 2025

Tak Ingin Usai di Sini: Ketika Cinta Tak Bisa Memiliki Vanesha Prescilla & Bryan Domani Saling Mencintai, Tapi Tak Bisa Bersama.

 

Tak Ingin Usai di Sini menyuguhkan kisah paling romantis tahun ini di bioskop Indonesia.

Jakarta, 28 Mei 2025- Satu minggu menjelang penayangannya, film Tak Ingin Usai di Sini karya Robert Ronny resmi menggelar Gala Premiere. Film drama romantis ini mempertemukan Vanesha Prescilla dan Bryan Domani sebagai Cream dan K, dua sahabat yang saling mencintai, namun tak pernah bisa benar-benar bersama.

Dipersembahkan oleh Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment, Tak Ingin Usai di Sini mengangkat kisah cinta yang penuh pengorbanan. Lewat cerita K dan Cream, penonton diajak memahami bahwa cinta tak selalu tentang memiliki, tapi juga soal keikhlasan untuk melepaskan demi kebahagiaan orang yang dicintai.

K dan Cream telah bersahabat sejak SMA-tumbuh bersama dan diam-diam saling jatuh cinta. Namun K menyimpan rahasia besar: ia mengidap penyakit serius yang mengancam hidupnya dan diam-diam mempersiapkan perpisahannya. K memilih untuk mencarikan sosok yang bisa membahagiakan Cream saat dirinya tak ada. Dalam dunia yang tak bisa memberikan kebersamaan, Tak Ingin Usai di Sini adalah kisah tentang cinta yang memilih untuk berkorban, bukan memiliki; tentang rasa yang tak pernah benar-benar usai.

Didukung oleh para pemain muda berbakat seperti

° Vanesha Prescilla sebagai Cream

° Bryan Domani sebagai K

° Davina Karamoy sebagai Vero

° Rayn Wijaya, sebagai Armand

° Indian Akbar,

° Asha Assuncao,

° Jinan Safa,

° Anya Zen, 

° Tanta Ginting 

° Rukman Rosadi Sebagai Dokter

Serta penampilan spesial dari Queen of Pop Indonesia, Rossa. 

Tak Ingin Usai di Sini menyuguhkan kisah paling romantis tahun ini di bioskop Indonesia.

"Cinta itu butuh pengorbanan. Value ini yang terkadang sering dilupakan oleh banyak orang. Tanpa pengorbanan, cinta tak akan terasa seperti cinta, dan semua cinta, meskipun terasa indah namun butuh pengorbanan, apapun bentuknya," ujar Robert Ronny, produser, penulis, dan sutradara Tak Ingin Usai di Sini.

"Kami merasa ada ruang yang besar untuk film drama romantis yang kuat secara cerita dan emosional. Tak Ingin Usai di Sini hadir karena kami percaya, di balik kisah cinta yang tidak selesai, selalu ada pelajaran tentang mencintai dengan tulus. Film ini mengisi ruang tersebut dengan cerita yang menyentuh tapi tetap relevan," imbuh Andi Boediman, produser eksekutif.

Di film ini, Robert Ronny pun memberikan tantangan untuk para pemerannya. Tak hanya bagi kedua bintang utama, namun juga untuk para ansambel pemeran. Seperti Davina Karamoy yang harus tampil berbeda dari karakter yang pernah ia mainkan di film lain dan akan memperlihatkan sisi keaktorannya yang kaya, hingga peran Rossa yang biasanya tampil di lepan panggung kini harus berakting.

Film ini juga menjadi momen eksplorasi akting bagi para pemain. Vanesha mengaku bahwa karakter Cream menantangnya secara emosional. "Cream terlihat ceria, tapi sebenarnya menyimpan luka. Untuk menyelami karakter ini, aku harus menanggalkan sisi Vanesha dan masuk ke kompleksitas emosinya," ujar Vanesha Prescilla.

Sementara bagi Bryan Domani, memerankan K bukan perkara mudah. "K memikul beban besar sejak awal cerita. Untuk memainkan emosi itu, aku sangat terbantu oleh chemistry dengan Vanesha dan arahan sutradara yang detail," kata Bryan Domani.

Salah satu elemen menarik dalam film ini adalah penggunaan lokasi animal shelter milik Jakarta Animal Aid Network (JAAN), organisasi nirlaba yang fokus pada kesejahteraan hewan. Di cerita, K dan Cream menjadi relawan yang merawat anjing dan kuda di sana. Film ini sekaligus mengajak penonton untuk mendukung program advokasi JAAN dengan berdonasi.

Film ini turut didukung oleh Legacy Pictures, KMIF, Netzme, Nuon, dan Virtuelines, serta Livin' by Mandiri sebagai official partner dan PT Suparma Tbk yang menyediakan merchandise berupa tisu Plenty untuk film Tak Ingin Usai di Sini. Sebelumnya, Paragon Pictures sukses dengan film Kuasa Gelap dan serial Culture Shock, yang keduanya menduduki peringkat satu di Netflix dalam minggu yang sama bersama The Most Beautiful Girl in the World. Kuasa Gelap juga sukses di bioskop dengan perolehan lebih dari 1 juta penonton.


Jangan lewatkan kisah cinta paling menyentuh tahun ini. Tak Ingin Usai di Sini tayang serentak di bioskop mulai 5 Juni 2025!

Senin, 26 Mei 2025

Film “Jodoh 3 Bujang” Merilis Official Trailer & Poster Membawa Kisah Komedi Keluarga yang Lucu dan Segar dari Makassar untuk Indonesia

 

Film “Jodoh 3 Bujang” akan tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025.

Jakarta, 26 Mei 2025 — Satu lagi karya menyegarkan dari rumah produksi Starvision bekerja sama dengan Rhaya Flicks, dari sutradara asal Makassar Arfan Sabran lewat film drama komedi keluarga berjudul “Jodoh 3 Bujang” yang diangkat dari kisah nyata. Menjadi persembahan terbaru dari Chand Parwez Servia yang tahun ini sukses dengan “Petaka Gunung Gede” dan “Komang” yang back to back meraih blockbuster, “Jodoh 3 Bujang” akan menjadi film yang cocok ditonton ramai-ramai bersama teman dan keluarga saat masa libur sekolah.

“Jodoh 3 Bujang” mengikuti kisah tiga bujang bersaudara, Fadly (Jourdy Pranata),Kifly (Christoffer Nelwan), dan Ahmad (Rey Bong) diminta orang tuanya untuk menikah kembar karena keterbatasan biaya dalam memenuhi tradisi. Namun, calon Fadly tiba-tiba dijodohkan orang tuanya dengan pria yang lebih mapan. Fadly harus menemukan jodoh penggantinya di waktu singkat yang tersisa, atau pernikahan kembar mereka terancam batal!

Dalam official trailer “Jodoh 3 Bujang” menampilkan perjalanan Fadly yang berjuang untuk memenuhi ambisi orangtuanya, sekaligus memperlihatkan betapa rumitnya merealisasikan nikah kembar turut menjadi konflik dari ketiga bersaudara tersebut. Penonton juga akan melihat aksi lucu dari para komika yang ikut bermain di film ini, seperti Musdalifah Basri.

“Film “Jodoh 3 Bujang” adalah sebuah film yang membawa komedi segar dengan latar belakang cerita yang kuat dari keluarga Bugis-Makassar. Digarap dengan sangat baik oleh sutradara berbakat Arfan Sabran, dan akan membawa penonton Indonesia pada kekayaan cerita yang tidak hanya membawa tawa, namun juga rasa haru dan nilai yang akan memberikan kita refleksi tentang perjodohan, kisah cinta, dan apa arti dari sebuah perjuangan,” kata produser film “Jodoh 3 Bujang” Chand Parwez Servia.

Aisha Nurra Datau, yang kembali bekerja sama dengan Starvision setelah “Dua Hati Biru” menjelaskan, memerankan karakter Rifa yang bersahabat dengan Fadly sejak kuliah, namun akhirnya terpisah karena harus melanjutkan studi S-2 di luar kota,menurutnya akan sangat dekat dengan banyak orang tentang perasaan-perasaan yang tertunda dan belum terungkap.

“Salah satu sisi yang menarik di film ini adalah bagaimana Rifa dan Fadly, yangmungkin secara strata sosialnya sangat jauh berbeda, keduanya bersahabat. Namun,karena strata sosial itu pula, ternyata ada yang membuat jarak dan akhirnya ada banyak perasaan yang tertunda. Di film ini kita juga akan melihat bagaimana perjalanan seseorang dalam menemukan keberaniannya untuk mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya lewat kesempatan kedua dalam persimpangan hidup,”jelas Aisha Nurra Datau, pemeran Rifa di film “Jodoh 3 Bujang”.


Film “Jodoh 3 Bujang” dibintangi

° Jourdy Pranata Sebagai Fadly

° Aisha Nurra Datau Sebagai Rifa

° Maizura Sebagai Nisa

° Christoffer Nelwan Sebagai Kifly

° Barbie Arzetta Sebagai Karin

° Rey Bong Sebagai Ahmad

° Elsa Japasal Sebagai Asha

° Arswendy Bening Swara Sebagai Mustapa

° Cut Mini Sebagai Fatimah

° Nugie Pak Sebagai Malik

° Iwan Coy Sebagai Ariping

° Zakaribo Sebagai Pirre

° Le Roy Osmany Sebagai Ayah Rifa

° Nunu Datau Sebagai Ibu Rifa

° Musdalifah Basri Sebagai Bibi Surti

° Arla Ailani Sebagai Sepupu Asha

° Hery Chan Aldhy Sebagai EO

° Syamsul Adi Sebagai EO

° Zulkifli Sebagai Teman Fadly


° Produksi Starvision

° Produser 

- Chand Parwez Servia

- Riza

- Mithu Nisar

- Futih Aljihadi

° Sutradara Arfan Sabran

°  Ko Sutradara Muh Ishak Iskandar

° Produser Eksekutif 

- Reza Servia

- Amrit Dido Servia

- Raza Servia

° Produser Lini Rini Atmodjo

° Ide Cerita Dari Kisah Nyata

° Penulis Skenario Erwin Wu

- Alwi Shihab

- Arfan Sabran

OST

° Seberapa Pantas - Sheila On 7

° Celengan Rindu - Fiersa BesariB

° Bersamamu - Jaz



Film “Jodoh 3 Bujang” akan tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025! 

Sebelum Filmnya Tayang, Komedinya Tinggal Meninggal Hadir Duluan Lewat TINGNING COMEDY SHOW, Tiketnya Sudah Bisa Dipesan!


Tiket TINGNING COMEDY SHOW sudah bisa dibeli mulai 25 Mei 2025
di event.hahahacorp.com dengan harga Rp249.000.
Harga tersebut belum termasuk pajak, tapi termasuk tawa yang nggak ternilai harganya!

Jakarta, 26 Mei 2025 — 

Sebelum film komedi absurd penuh tawa Tinggal Meninggal (TingNing)resmi tayang pada 14 Agustus 2025, Imajinari kembali menggebrak dengan menghadirkan sebuah acara spesial bertajuk TINGNING COMEDY SHOW. Digelar pada 25 Juni 2025 di Gedung Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, acara ini jadi kesempatan langka buat penonton merasakan gaya komedi dari filmnya sebelum nonton filmnya di bioskop.

Apa yang bikin acara ini beda? Di TINGNING COMEDY SHOW, penonton bakal diajak ketawa bareng lewat rangkaian stand-up comedy, improv comedy, dan talkshow dengan tema yang “Komedi sebagai Cara Berdamai dengan Duka”. Komika dan pelaku kehebohan yang akan naik panggung antara lain: Ernest Prakasa, Yono Bakrie, Ardit Erwandha, Boah Sartika, Arief Didu,dan Denny Gitong. Mereka nggak cuma jago ngelucu, tapi juga terlibat di dunia film dan komedi tanah air, termasuk dalam semesta Tinggal Meninggal.


Tentu saja, para cast dan crew Film TingNing juga akan hadir, termasuk sang sutradara, Kristo Immanuel, bersama Omara Esteghlal, Mawar de Jongh, Shindy Huang, Mario Caesar, dan Nada Novia. Acara ini bukan cuma pemanasan menjelang rilis film, tapi juga ajang untuk merasakan atmosfer humor langsung dari sumbernya. Ada tawa, ada akting, ada kebohongan(yang direncanakan), dan semua dibungkus dalam vibe yang TingNingl banget!

Tiket TINGNING COMEDY SHOW sudah bisa dibeli mulai 25 Mei 2025 di event.hahahacorp.com dengan harga Rp249.000. Harga tersebut belum termasuk pajak, tapi termasuk tawa yang nggak ternilai harganya!

Film TingNing sendiri adalah debut penyutradaraan Kristo Immanuel bersama rumah produksi Imajinari. Film ini mengisahkan Gema, pemuda canggung yang hidupnya berubah setelahy Ayahnya meninggal dan ia mulai bertanya: siapa lagi yang harus meninggal demi perhatian?

Sebuah cerita konyol, absurd, tapi dekat dengan kenyataan yang terkadang sama-samamembingungkan. Jadi, jangan tinggal diam, ayo datang ke TINGNING COMEDY SHOW, dan rasakan lebih dulu gelombang komedi yang siap menerjang bioskop Agustus 2025 mendatang!

Jumat, 23 Mei 2025

GJLS: Ibuku Ibu-Ibu Luncurkan Poster Blur & Trailer Spesial Absurd Siap-siap Ketawa Bareng di Bioskop 12 Juni 2025!


Poster dan Trailer Penuh Kejutan dan Kekocakan
Poster resmi yang dirilis menampilkan wajah para karakter yang blur
 alias nggak jelas, mirip seperti isi kepala mereka


 Jakarta, 23 Mei 2025 – 

Film komedi keluarga GJLS: Ibuku Ibu-Ibu resmi merilis Special Trailer dan Official Poster dalam rangkaian acara spesial yang digelar di Jakarta Marketing Week di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jumat (23/5). 

Dalam acara yang penuh tawa dan kehangatan

GJLS: Ibuku Ibu-Ibu adalah film drama-komedi keluarga yang menggambarkan dinamika tiga bersaudara, Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir, yang sama-sama absurd, egois, dan tidak bisa diandalkan, tapi bisa jadi kompak demi misi mulia: menggagalkan pernikahan sang ayah. Lewat jalan cerita yang relate dengan banyak keluarga Indonesia, film ini menghadirkan sisi emosional, konyol, dan penuh kehangatan dalam satu paket.

Poster dan Trailer Penuh Kejutan dan Kekocakan Poster resmi yang dirilis menampilkan wajah para karakter yang blur alias nggak jelas, mirip seperti isi kepala mereka. Ada juga satu karakter wanita misterius yang wajahnya sengaja disembunyikan. Menanggapi konsep visual unik ini, Indra Yudhistira, selaku Executive Producer dari Amadeus Sinemagna mengungkapkan, “kami sengaja bikin posternya blur, karena blur diposter itu mewakili sesuatu yang nggak jelas alias absurd, yang adalah ciri khas dari komedi GJLS. 

Film ini memang tidak menawarkan kesempurnaan karakter, tapi kekacauan yang penuh kasih sayang namun nggak ketinggalan yang pasti menghibur dan bikin ketawa. Di poster yang absurd ini ketiga anggota GJLS hadir bersama satu karakter yang disensor itu. Siapa dia dan kenapa ikut disensor? Tunggu jawabannya nanti di bioskop!”

Sementara itu, trailer final yang dirilis langsung memancing tawa netizen dengan adegan-adegan gokil khas GJLS. Trio bersaudara, Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir sukses membuat orang-orang yang nonton cuplikan singkat trailernya tertawa terbahak-bahak. Tak hanya kekonyolan para karakter utama, di filmnya nantinya juga menghadirkan berbagai karakter pendukung termasuk Yuni (Reynavenzka Deyandra), serta cameo dari Maxime Bouttier dan Umay Shahab yang bikin penonton makin pastinya tak kalah konyolnya.

Proses Syuting Penuh Bloopers dan Gelak Tawa Sutradara Monty Tiwa mengungkapkan bahwa proses syuting bersama trio GJLS adalah pengalaman syuting paling “goblok” yang pernah ia alami. “GJLS itu kayak syuting sambil nongkrong di warung kopi, script bisa berubah tiap 5 menit, bloopers lebih banyak dari take yang benar. Tapi justru di situ letak keajaibannya. Mereka absurd, tapi jujur dan penuh semangat. Saya dan kru ketawa setiap hari selama syuting.”

Monty juga menambahkan bahwa keputusan untuk menggarap film ini berawal dari ketertarikannya pada karya pendek GJLS di YouTube berjudul KUYUP, yang sempat viral dan diapresiasi para filmmaker.

Tayang 12 Juni 2025 Ajak Keluarga dan Teman, #SIAPGOBLOK di Bioskop!

Para pemain,

° Rigen Rakelna,

° Hifdzi Khoir, 

° Ananta Rispo, 

° Nadya Arina, 

° Bucek, 

° Luna Maya dan 

° Reynavenzka Deyandra, 

° Maxime Bouttier dan 

° Umay Shahab 

Yang bikin penonton makin pastinya tak kalah konyolnya Selama produksi. Mereka juga membagikan momen kesulitan menahan tawa saat take, hingga insiden-insiden gokil yang justru jadi kenangan tak terlupakan. Tentunya hal terebut menjadi alasan mengapa film ini patut ditunggu penayangannya di bioskop!

Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu merupakan kolaborasi produksi antara Amadeus Sinemagna dan Legacy Pictures. Tak hanya menjadi debut layar lebar GJLS, film ini juga menjadi representasi suara generasi muda yang ingin tertawa di tengah tekanan hidup sehari-hari.

Jangan lupa, film ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 12 Juni 2025. 

Siapkan hati, siapkan dompet, dan yang paling penting, siapkan mental, karena kamu harus benar-benar #SIAPGOBLOK di bioskop!



Kamis, 22 Mei 2025

Film Sore Istri dari Masa Depan Merilis Official Poster & Trailer

Diwarnai dengan tribute untuk format web series serta
sentuhan-sentuhan baru yang menawan


Film drama romantis fantasi Sore Istri dari Masa Depan garapan Yandy Laurens resmi merilis poster dan trailer perdana pada Kamis, 22 Mei 2025. 

Disutradarai dan ditulis oleh Yandy Laurens serta diproduseri Suryana Paramita, film ini dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 10 Juli 2025.

Dalam poster resmi yang dirilis, tampak karakter Jonathan (Dion Wiyoko) berdiri di anak tangga teratas dengan Sore (Sheila Dara) memegang pergelangan tangannya. Tangga spiral yang mereka pijak dipenuhi berbagai versi karakter Sore yang mengekspresikan beragam emosi, menyiratkan makna mendalam terkait waktu dan perjalanan batin.

Trailer film memperkenalkan premis unik: Jonathan dikejutkan oleh kehadiran Sore, perempuan yang mengaku sebagai istrinya dari masa depan. Latar indah kota kecil di Kroasia menjadi tempat keduanya menjalani proses saling mengenal, sementara Sore mengungkap hal-hal pribadi tentang Jonathan—termasuk waktu kematiannya—yang tak mungkin diketahui orang lain. Sore datang membawa kesempatan kedua dalam hidup Jonathan.

“Editor kami, Hendra, punya peran besar dalam membentuk trailer. Dia berhasil menyampaikan rasa filmnya tanpa membocorkan kejutan-kejutan penting,” kata Yandy Laurens.

Produser Suryana Paramita juga menambahkan bahwa film ini tetap membawa tribute untuk format web series-nya. Adegan ikonik seperti Sore membuang alkohol dan mematahkan rokok Jonathan turut ditampilkan, lengkap dengan puisi serta lagu “Forget Jakarta” dari Adhitia Sofyan yang melekat dalam ingatan penonton setia versi terdahulu.

Film Sore Istri dari Masa Depan menjadi kolaborasi keempat antara Yandy Laurens, Dion Wiyoko, dan Sheila Dara. Dion mengaku perannya kali ini terasa seperti reuni dengan sahabat lama, namun juga menghadirkan kedalaman baru. Sementara Sheila menyampaikan rasa bangga sekaligus tantangannya menggantikan karakter Sore yang sebelumnya diperankan oleh Tika Bravani.

“Aku ada di antara rasa cemas dan bangga. Beruntung dikelilingi tim yang sangat suportif,” ujar Sheila.

Diproduksi oleh Cerita Films, film ini turut melibatkan berbagai kolaborator dan produser eksekutif seperti Melyana Tjahyadikarta, Slingshot Pictures, Imajinari, Studio Artemis, hingga Miles Films. Dukungan partner seperti Artotel Wanderlust, SukkhaCitta, dan HMNS juga memperkuat rilis film ini.


SINOPSIS

Seorang perempuan datang dari masa depan untuk mengubah hidup pasangannya jadi lebih baik. Namanya... Sore. 

SORE (Sheila Dara) hanya punya satu tujuan, yaitu mengubah kebiasaan dan gaya hidup JONATHAN (Dion Wiyoko) sebelum semuanya terlambat. Namun, saat Sore mengungkap rahasia masa depan, sesuatu yang tak terduga terjadi. Apakah usaha Sore untuk mengubah hidup Jonathan berhasil?... 


PEMAIN

Sheila Dara sebagai Sore

Dion Wiyoko sebagai Jonathan

Mathias Muchus sebagai Seno

Maya Hasan sebagai Maya

Goran Bogdan sebagai Karlo

Lara Nekić sebagai Elsa


INFORMASI FILM

Writer & Director : Yandy Laurens

Producer : Suryana Paramita

Associate Producers : 

Asri Welas, Maya Hasan, Sulung Landung

Executive Producers : 

Melyana Tjahyadikarta

Queen Yeap

Agustinus Lee Martin

Ernest Prakasa

Mira Lesmana

Asim Kemas

FX Iwan

Nugroho

Hotma Abigail Sirait

Line Producer : Meryl Amarilis


Film Sore Istri Dari Masa Depan Tayang Mulai 10 Juli 2025 Hanya di Bioskop!

Rabu, 21 Mei 2025

WAKTU MAGHRIB 2 PRODUKSI RAPI FILMS SIAP MENEROR LAYAR LEBAR


WAKTU MAGHRIB 2 PRODUKSI RAPI FILMS SIAP MENEROR LAYAR LEBAR MULAI 28 MEI 2025 MELIBATKAN PULUHAN ANAK YANG KERASUKAN HADIR LEBIH MENCEKAM

Jakarta, 21 Mei 2025 – 

Film ini menjanjikan pengalaman sinematik yang lebih mencekam, atmosfer yang lebih gelap, dan ketegangan yang lebih intens. 

Film Waktu Maghrib 2 juga memperluas mitologi horor yang pertama kali dikenalkan lewat Waktu Maghrib (2023), dengan kehadiran kembali sosok Jin Ummu Sibyan yang menakutkan. 

Ummu Sibyan dikenal sebagai sosok jin yang kerap dikaitkan dengan gangguan terhadap anak-anak dan wanita hamil. Ummu Sibyan sering muncul dan mengganggu manusia saat adzan Maghrib berkumandang. Karena itu, banyak orang tua yang disarankan untuk menjaga anak-anak tetap berada di dalam rumah pada waktu tersebut guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Sidharta Tata mengungkapkan, “Film Waktu Maghrib 2 menghadirkan cerita yang lebih dalam dan atmosfer yang lebih gelap. Kali ini bukan hanya soal ketakutan personal, tapi soal bagaimana teror bisa menyebar dan mengikat satu desa dalam ketakutan. Kami menghadirkan elemen horor yang lebih sinematik, dengan dukungan pemain muda yang tampil sangat kuat.”


Dibintangi oleh 

° Omar Daniel,                     ° Anantya Kirana,

° Sulthan Hamonangan,    ° Ghazi Alhabsyi,

° Muzakki Ramdhan,         ° Sadana Agung,

° Nopek Novian,                  ° Fita Anggriani,

° Bagas Pratama Saputra, 


° Di Sutradarai Sidharta Tata 

° Di Produseri Gope T. Samtani, 

° Film yang Produksi  Rapi Films                       

° Sky Media,                       ° Kebon Studio

° Rhaya Flicks,                   ° Legacy Pictures, 



Waktu Maghrib 2 mengisahkan kembalinya jin Ummu Sibyan yang kini meneror Desa Giritirto. Sekelompok anak tanpa sadar membangkitkan malapetaka saat 

mereka mengutuk teman-temannya seusai pertandingan bola di waktu maghrib. Satu-per satu mereka diburu di tengah hutan oleh kekuatan tak kasat mata yang lebih jahat dari sebelumnya.

Anantya Kirana, pemeran utama yang berusia 15 tahun, membagikan pengalamannya saat memerankan Wulan, “Ini pengalaman paling menantang sekaligus seru buat aku. Saat adegan kerasukan, aku harus benar-benar berubah dari anak biasa menjadi sosok yang menyeramkan. Aku banyak latihan fisik dan ekspresi, dan dibantu oleh coaching dari Mas Tata. Penggunaan sling saat beradegan juga jadi pengalaman pertama yang sangat berkesan.”

Dengan durasi yang padat dan narasi yang memikat, Waktu Maghrib 2 bukan hanya menghadirkan jump scare, tapi juga membangun ketegangan yang tak putus sejak awal hingga akhir. Adegan kerasukan yang melibatkan puluhan anak akan menjadi daya tarik bagi para pecinta film horor lokal yang menginginkan cerita berakar pada budaya dan mitos Indonesia.

Jangan lewatkan film Waktu Maghrib 2 di bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 28 Mei 2025.

Selasa, 20 Mei 2025

PRESS CONFERENCE OFFICIAL TRAILER FILM & ORIGINAL SOUNDTRACK ASSALAMUALAIKUM BEIJING 2: LOST IN NINGXIA DIGELAR DI JAKARTA DAN BEIJING!! SIAP SAMBUT PENONTON BIOSKOP TANAH AIR

 


Sebuah cerita yang menyajikan kisah cinta lintas budaya yang penuh gejolak,

dengan latar eksotis Ningxia, Tiongkok.

● Perjalanan menemukan diri sendiri melampaui kehilangan, pengkhianatan,

harapan dan pencarian akan iman dan cinta sejati yang penuh dinamika

● Pemutaran trailer perdana dan penampilan memukau dari Hanin Dhiya,

Fadhillah Intan, Nadzira Shafa dan Dinda Alfa Regina


Jakarta, 20 Mei 2025 – 

Antusiasme para pecinta film drama romantis kembalimenyala lewat gelaran press conference Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia, yang digelar siang ini di CGV Grand Indonesia, Jakarta. 

Setelah sebelumnya sukses memikat hati para undangan dalam soft launching hari Minggu,18 Mei eksklusif di KBRI Beijing, Tiongkok, kini giliran Indonesia menyambut kehadiran sekuel drama lintas budaya yang telah lama dinantikan ini.

Acara dibuka dengan hangat oleh MC yang memperkenalkan perjalanan film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia, sebuah kisah tentang cinta,pengkhianatan, dan harapan yang dikemas dalam balutan budaya dua negara,Indonesia dan Tiongkok.

Para performer yang mengisi original soundtrack film ini turut hadir memeriahkan suasana. Adalah Fadhillah Intan, Nadzira Shafa, Dinda Alfa Regina dan Hanin Dhiya, tampil membawakan lagu tema yang penuh makna, seketika menghadirkan keharuan di ruangan dan menyentuh hati para hadirin.

Sorotan utama acara ini adalah pemutaran trailer perdana. Trailer ini menampilkan perjalanan Aisha (Yasmin Napper), seorang reporter televisi yang meliput acara di Ningxia dan berniat memberi kejutan pada kekasihnya, Arif (Emir Mahira), yang sedang menempuh studi S2 di sana. Namun, Arif menghilang, dan Aisha dibantu oleh Mo (Baskara Mahendra), pemuda Tionghoa-Indonesia yang tinggal di sana,untuk mencarinya. Pencarian ini menjadi perjalanan religi bagi Aisha sebagai seorang yang baru mengenal Islam. Di tengah kekecewaan pada Arif, ia mulai memiliki perhatian pada Mo. Saat Aisha mulai melupakan Arif dan memperhatikan Mo, Arif kembali. Aisha bimbang, pada siapa hati yang dia miliki dilabuhkan.

Visual eksotis wilayah Ningxia dengan lanskap alamnya yang memukau serta potongan-potongan konflik emosional antara karakter Aisha, Arif, dan Mo berhasil membius perhatian seluruh yang hadir. Adegan-adegan dalam trailer berhasil merepresentasikan betapa film ini akan menjadi lebih dari sekadar kisah cinta melainkan perjalanan tentang keberanian, keikhlasan, dan memaknai kembali arti cinta lintas perbedaan.

Seluruh jajaran pemain dan kru film diperkenalkan secara langsung di atas panggung. Dimulai dari Yasmin Napper, Emir Mahira, Baskara Mahendra, Ria Ricis,Gabriella Eka Putri, Violeta Wijaya, dan Ferry Salim. Turut serta hadir perwakilan dari rumah produksi Imperial Pictures beserta partner pada project film ini terdapat Pak Hartawan sebagai Produser, Pak Niki dari 786 Production dan Rumpi Entertainment, Pak Guntur Soeharjanto sebagai sutradara, Ibu Asma Nadia sebagai penulis buku, dan Kak Bhutet sebagai Casting Director.

Suasana semakin semarak ketika acara mulai kedalam segment penampilan penyanyi soundtrack film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia tampil bergantian menyanyikan lagu-lagu yang akan menjadi warna emosional film ini. Musik yang dihadirkan bukan sekadar pelengkap, tapi menjadi narasi tersendiri yang membangun kedalaman cerita film.

Selain menyapa media dan para tamu undangan, para pemain juga berbagi kisah menarik selama proses syuting di Tiongkok. Mulai dari tantangan menghadapi cuaca ekstrem di Ningxia, hingga pengalaman bersentuhan langsung dengan budaya masyarakat Hui yang begitu hangat dan bersahaja. Bagi Yasmin Napper,memerankan Aisha adalah pengalaman personal yang mengajarkannya banyak hal tentang keberanian menghadapi kehilangan dan merelakan.

Acara press conference ditutup dengan sesi foto bersama para pemain, kru, media,serta para performer. Sebagai penutup yang manis, Hanin Dhiya kembali membawakan lagu penutup yang menyentuh hati, membuat seisi ruangan larut dalam suasana hangat dan emosional.

Film ini diharapkan tak hanya menjadi suguhan drama romantis yang memikat, namun juga membawa pesan tentang keberanian, keikhlasan melepaskan, dan merayakan perbedaan sebagai anugerah.

Jangan lewatkan film yang akan membawa penonton menyelami keindahan Ningxia dan makna yang mendalam tentang arti kehilangan, pencarian, terluka serta harapan tersaji akan sebuah perjalanan kehidupan. 

Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia akan resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 19 Juni 2025. 




Senin, 19 Mei 2025

Diplomasi Budaya Sinema Indonesia di Cannes Film Festival 2025

Diplomasi Budaya Sinema Indonesia di Cannes Film Festival 2025: Pertemuan Strategis dan Promosi Kekayaan Intelektual Indonesia

Cannes, 19 Mei 2025 — Delegasi Indonesia terus melanjutkan langkah strategis dalam rangkaian Cannes Film Festival 2025 dengan beragam agenda penting yang memperkuat posisi Indonesia di peta sinema global.

Hari ini, Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia menghadiri CNC x EFAD Talks in AFAN Roundtable, sebuah forum yang diselenggarakan oleh Centre National duCinéma et de l'image animée (CNC) bersama European Film Agency Directors Association (EFAD) dan Asian Film Alliance Network (AFAN). Dalam kesempatan ini, perwakilan Indonesia duduk berdampingan dengan para pengambil kebijakan dari negara-negara Asia Tenggara dan Eropa untuk membahas kolaborasi lintas kawasan, keberlanjutan industri film, dan mobilitas talenta kreatif.

Usai forum tersebut, Wakil Menteri Kebudayaan juga melakukan pertemuan bilateral dengan CNC dan empat perwakilan negara sahabat: Filipina,Thailand, dan Vietnam. Pertemuan ini membahas potensi ko-produksi dan distribusi film lintas negara yang diharapkan dapat membuka akses lebih luas bagi karya-karya sineas Indonesia di jaringan festival dan bioskop internasional.

“Pertemuan dengan CNC dan AFAN telah berlangsung dengan sukses, di mana negara-negara peserta memberikan apresiasi tinggi terhadap industri perfilman Indonesia. Pengakuan ini didasarkan pada pencapaian luar biasa dalam penjualan tiket film domestik, total jumlah penonton, serta kualitas produksi film nasional.

Dalam kesempatan tersebut, saya menyatakan Indonesia disebut sebagai leading country di Asia Tenggara dalam industri film,” jelas Giring Ganesha, Wakil Menteri Kebudayaan RI mengenai kegiatan di Cannes.

“Untuk CNC, Kementerian Kebudayaan tengah menjajaki kerja sama yang berorientasi masa depan. Rencana perjanjian kerja sama yang sedang disusun mencakup berbagai aspek, di antaranya pertukaran pengalaman dan praktik terbaik,penguatan kapasitas institusional, fasilitasi pertukaran profesional, kolaborasi dalam produksi bersama antara kreator dan produser dari Indonesia dan Prancis,pertukaran pengetahuan mengenai pengarsipan, restorasi, digitalisasi, dan distribusi warisan film juga pengembangan program pendidikan dan akses publik dan peningkatan partisipasi internasional. Jika semua proses berjalan sesuai rencana, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan CNC akan dilaksanakan pada bulan Desember di JAFF Market,” lanjutnya mengenai kerja sama strategis yang dijalin.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, tiba di Cannes dan melakukan kunjungan singkat ke Paviliun Jakarta Indonesia di Marche du Film.

Kunjungan ini menandai dukungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap penguatan ekosistem perfilman Jakarta sebagai bagian dari visi menjadikan Jakarta sebagai Kota Sinema, menjelang perayaan 500 tahun kota Jakarta pada tahun 2027.

Dalam kunjungannya ke paviliun tersebut, Rano Karno menegaskan bahwa keikutsertaan Jakarta di Festival Film Cannes adalah bentuk komitmen serius pemerintah dalam mendorong kemajuan perfilman nasional. Jakarta juga siap memperluas jejaring global dan membuka peluang kolaborasi strategis demi kemajuan industri film tanah air. Secara khusus, ia menyampaikan bahwa kampanye“Jakarta Kota Sinema” akan resmi diluncurkan jelang peringatan 500 tahun Kota Jakarta pada 2027.

“Inilah bukti keseriusan Jakarta dalam membangun kota sinema. Kehadiran kami difestival ini merupakan langkah awal untuk memperluas jejaring internasional. Kedepan, Jakarta juga akan membentuk Jakarta Film Commission untuk mendukung industri kreatif di bidang perfilman,” ujar Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno.

Paviliun Indonesia juga menjadi ruang strategis bagi promosi dan pertukaran kekayaan intelektual Indonesia. Dalam sesi khusus Showcase Indonesian IP in Marche du Film, delegasi memperkenalkan proyek-proyek adaptasi dari komik nasional seperti Bandits of Batavia, Locust, dan Jitu, serta film-film unggulan seperti Pangku, Jumbo, dan Sleep No More. Showcase ini memperlihatkan kesiapan ekosistem kreatif Indonesia untuk bersaing di pasar global dengan materi-materi orisinal dan menjanjikan.

Dalam rangkaian AFAN Talks yang berlangsung pada 15 Mei 2025, Indonesia turut ambil bagian dalam diskusi panel bersama berbagai pemangku kepentingan perfilman Asia dan Eropa. Forum ini menghadirkan pembicara dari CNC (Prancis),EFAD (Asosiasi Lembaga Film Eropa), serta delegasi dari Thailand, Filipina, dan Vietnam. Indonesia diwakili oleh produser Meiske Taurisia sebagai moderator dan Mia Santosa, selaku perwakilan dari Visinema.

Perwakilan Indonesia menyampaikan pentingnya membangun kolaborasi kebijakan lintas kawasan untuk mendukung pendanaan, distribusi, dan pertukaran talenta film Asia-Eropa. Dalam diskusi tersebut, disoroti pula potensi kawasan Asia Tenggara sebagai pusat produksi kreatif global, dengan Indonesia sebagai salah satu negara penggerak utama melalui dukungan pemerintah dan keterlibatan komunitas film independen.

Mia A. Santosa selaku Chief of Staff Visinema menyampaikan, “Merupakan kehormatan bagi saya untuk mewakili Visinema dalam diskusi penting ini, membahas realita menjadi produser independen di Asia. Sebagai produser film Indonesia, Visinema berkomitmen untuk menjadi game changer dengan menghadirkan tontonan berkualitas lintas genre, walau tidak lepas dari berbagai tantangan dari hulu ke hilir. Saya percaya bahwa kolaborasi yang mendalam, baik dengan sumber daya dalam negeri maupun antar negara anggota AFAN, dapat menjadi kunci untuk memajukan ekosistem industri film di masing-masing pasar,dan membuka jalan bagi karya-karya Asia untuk menjangkau audiens global.”

Pada program lain, produser Indonesia Yulia Evina Bhara juga telah memulai aktivitasnya sebagai juri dalam section Semaine de La Critique (Critics Week)Cannes Film Festival 2025. Yulia bergabung bersama Jihane Bougrine, Josee Deshaies, Daniel Kaluuya dan Presiden juri Rodrigo Sorogoyen.

“Semaine de la Critique adalah section yang sangat spesial, karena dari ribuan pendaftar mereka hanya memilih tujuh film panjang dan 10 film pendek di kompetisi section. Saat ini, saya bersama keempat juri lain telah memulai menonton film yang ada di kompetisi, di mana nantinya kami mesti memutuskan beberapa awards,”tutup Yulia Evina Bhara.

Berbagai rangkaian aktivitas Delegasi Indonesia di Cannes International Film Festival 2025 akan membawa dampak pada penguatan industri sinema Tanah Air.

Baik dalam bentuk penjajakan kerja sama dan kemitraan, hingga jejaring internasional yang berpotensi membuka peluang kerja sama di masa mendatang.

Daftar Proyek Film dan Kekayaan Intelektual Indonesia di Marche du Film & Cannes Film Festival 2025:

1. Renoir (film ko-produksi Jepang, Indonesia, Prancis, Filipina dan Singapura, berkompetisi program utama untuk memperebutkan di Palme d’Or).

2. Pangku (mengikuti program Hong Kong Asia Film Financing Forum (HAF)Goes to Cannes).

3. Jumbo (dipasarkan oleh Magic Fair, Amerika Serikat).

4. Sleep No More (dipasarkan oleh Showbox, Korea Selatan).

5. Mortician (dipasarkan di Marche du Film).

6. Ikatan Darah (dipasarkan di Marche du Film).

7. Timur (dipasarkan di Marche du Film).

8. Legenda Kelam Malin Kundang (dipasarkan dan bekerja sama dengan Barunson E&A, Korea Selatan).

9. Sijjin (dipasarkan dan bekerja sama dengan Barunson E&A, Korea Selatan).

10. Rangga & Cinta (dipasarkan dan bekerja sama dengan Barunson E&A,Korea Selatan).

11. Film tentang Rose Pandanwangi (Sutradara & Produser Razka Robby Ertanto ikut dalam program Producers Network Marche du Film).

12. Komik Jitu (dipresentasikan dalam program Asian IP Adaptation: Intro Talk & Pitching Session oleh JAFF Market & VIPO).

13. Komik Locust (dipresentasikan dalam program Asian IP Adaptation: Intro Talk & Pitching Session oleh JAFF Market & VIPO).

14. Komik Bandits of Batavia (dipresentasikan dalam program Asian IP

Adaptation: Intro Talk & Pitching Session oleh JAFF Market & VIPO).

Ganesa Films Rilis Poster dan Trailer Perdana Film Horor "Syirik (Danyang Laut Selatan)". Nikita Mirzani Tampil Sebagai Penari Ledhek


Jakarta, 20 Mei 2025-Setelah menjadi perbincangan hangat di media sosial, Ganesa Films resmi merilis poster dan trailer perdana film horor terbaru mereka, Syirik (Danyang Laut Selatan). Peluncuran ini digelar di Cinepolis Senayan Park dan turut dihadın para pemain yang untuk pertama kalinya menyaksikan pemutaran trailer di layar lebar sekaligus secara seremonial memperkenalkan poster resmi film kepada audiens yang hadir. Beberapa bintang yang ikut hadir dalam acara tersebut antara lain Richele Skornicki, Donny Alamsyah, Kinaryosih, dan Totos Rasiti.

Film yang dibintangi oleh Richele Skornicki (sebagai Sari), Teuku Rasya (sebagai Said), Nikita Mirzani (sebagai Ningsih), Donny Alamsyah (sebagai Ki Dalang). Kinaryosih sebagai Santika, Ibu San), Totos Rasiti (sebagai Lurah), Staniafirasti (sebagai Bu Lurah), Pritt Timothy (sebagai Romo), Seteng Adja (sebagai Mbah Wito), dan Mila Rosinta (sebagai Danyang) ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 19 Juni 2025

Disutradarai oleh Hestu Saputra. Syirik (Danyang Laut Selatan) dipastikan bukan sekadar film horor biasa. Selain memadukan teror mistis dengan kisah cinta, konflik keluarga, dan kekuatan budaya lokal, film ini juga menghadirkan pendekatan konseptual yang berbeda.

Ruang sosial desa pesisir dalam film ini dibangun sebagai semesta cerita (universe) yang hidup dan kompleks, menjadikannya tampil otentik dan membedakan Syirik (Danyang Laut Selatan) dari film-film bertema penari lainnya yang sudah lebih dulu hadir di perfilman Indonesia.

Cerita berpusat pada Said (Teuku Rasya), seorang pemuda yang pulang ke desanya setelah bertahun-tahun menimba ilmu di pesantren. Namun, kepulangannya justru membuka tabir misteri--desanya kini diliputi kejadian supranatural yang mengancam keselamatan orang-orang terdekatnya, terutama Sari (Richele Skornicki), gadis yang telah lama ia cintai yang sekarang menjadi harapan Ibunya untuk menjadi seorang penari Ledek utama. Tak hanya itu, Said juga dihadapkan pada kenyataan pahit tentang keluarganya yang terikat pada tradisi kelam penuh rahasia yang ada sangkut pautnya dengan Sari. Mampukah ia menyelamatkan Sari dan desanya dari kuasa gelap?

Ketegangan cerita langsung terasa dalam visual poster perdana yang menampilkan karakter-karakter utama dalam suasana mencekam. Dalam poster resmi tersebut, sosok Sari yang diperankan oleh Richele Skornicki tampil sebagai penari ledek, berdiri di tengah dan dikelilingi tokoh-tokoh lain yang menyiratkan banyaknya rahasia kelam yang terjadi di desa tersebut. Ditambah dengan kehadiran benda-benda klenik hingga hewan ular yang identik dengan praktik kuasa gelap sehingga menggambarkan atmosfer horor dan teror yang kuat.

Sementara itu, trailer resmi berdurasi dua menit sembilan belas detik menyuguhkan atmosfer desa yang penuh teror, dibuka dengan tembang Jawa serta adegan ritual yang akan menjadi kunci penting dalam film ini.

Salah satu penampilan yang paling mencuri perhatian datang dari Nikita Mirzani, yang tampil memukau sebagai penari dengan tatapan tajam dan gerak tubuh penuh daya tank mistis. Dalam film ini, Nikita memerankan karakter Ningsih, saingan San untuk menjadi penari Ledhek utama. Kehadiran Nikita Mirzani dalam film ini menjadi salah satu daya tarik utama, sekaligus menandai kembalinya Nikita ke layar lebar. Aksinya bersama aktor dan aktris lain akan menjadi kekuatan tambahan dalam menyokong cerita yang sudah begitu kuat.

Sutradara Hestu Saputra menjelaskan bahwa film ini merupakan hasil perenungan panjang dan pengalaman empiris dari masa kecilnya di desa pesisir pantai selatan Jawa.

"Sebagai seorang sutradara sekaligus penulis skenario film ini, saya ingin menampilkan horor yang tidak hanya menyeramkan secara visual, tapi juga menggugah secara emosional, apalagi film ini adalah hasil dari perenungan dan pengalaman saya selama tinggal di desa pesisir pantai selatan Jawa. Sehingga film Syirik (Danyang Laut Selatan) ini banyak menceritakan tentang lapisan konflik pada diri manusia terutama tentang keberanian, cinta, dan luka yang diwariskan turun-temurun," ujarnya.

Syirik (Danyang Laut Selatan) menyoroti tema-tema relevan seperti kekuasaan, ambisi, pengkhianatan, dan perjuangan cinta di tengah gejolak di sebuah desa. Nuansa budaya Jawa terasa kental melalui elemen-elemen khas seperti tari ledhek, ritual Bersih Dusun, dan mitos tentang Ratu Selir-unsur budaya yang jarang diangkat dalam film horor modern.

"Meski terlihat sangat kental dengan unsur budaya, kami sengaja mengemas film Syirik (Danyang Laut Selatan) ini dengan pendekatan emosional yang relevan seperti kisah cinta terlarang, ambisi, serta pencarian jati diri, supaya bisa menyentuh Gen-Z tanpa kehilangan kekayaan nilai lokalnya," tambah Chandir Bhagwandas, produser film Syirik (Danyang Laut Selatan).

Film ini juga secara tegas mengangkat isu-isu seperti ilmu hitam, santet, dan bahaya ketika warisan budaya turun-temurun dimanipulasi menjadi alat kekuasaan. Unsur budaya Jawa seperti tari ledhek, ritual Bersih Dusun, hingga mitos Ratu Selir ditampilkan dengan cara yang ekspresif, namun tetap menjaga penghormatan terhadap akar budayanya. Jika harus dirangkum dalam satu kata, maka film ini adalah "Magis".

Semakin tidak sabar menyambut kehadiran film Syirik (Danyang Laut Selatan) yang trailer resminya kini sudah dapat disaksikan melalui kanal YouTube Ganesa Films dan akun Instagram @filmsyirik_official. Ikuti terus kanal resmi tersebut untuk informasi eksklusif dan kejutan lainnya menjelang penayangannya.


Film Legenda Kelam Malin Kundang Umumkan

 Film Legenda Kelam Malin Kundang merupakan karya sutradara Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat.

Film Legenda Kelam Malin Kundang Umumkan Pemeran: Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, dan Nova Eliza Produksi Terbaru Come and See Pictures Siap Rilis Bioskop Tahun Ini! Film Legenda Kelam Malin Kundang merupakan karya sutradara Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat

Jakarta, 19 Mei 2025 sebagai film action thriller dewasa Indonesia terlaris sepanjang masa, rumah produksi yang didirikan Joko Anwar dan Tia Hasibuan, Come and See Pictures Setelah sukses dengan Pengepungan di Bukit Duri mengumumkan jajaran pemeran film terbaru mendatang. Legenda Kelam Malin Kundang yang disutradarai oleh Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat. Film ini diproduseri oleh Joko Anwar dan Tia Hasibuan.

Para pemeran Legenda Kelam Malin Kundang adalah Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, Nova Eliza, Jordan Omar, Gambit Saifullah, dan Sulthan Hamonangan. Ini akan menjadi pertama kalinva Rio Dewanto dan Faradina Mufti bermain Sementara, Legenda Kelam Malin Kundang akan menjadi reuni bagi Rio Dewanto bersama Joko Anwar setelah Modus Anomali (2012) dan Gundala (2019), serta Faradina Mufti setelah Siksa Kubur (2024).

Legenda Kelam Malin Kundang merupakan film yang terinspirasi dari cerita legenda masyarakat Minangkabau dengan setting cerita masa kini, dikemas dengan genre drama-misteri-thriller, dan akan mengikuti kisah seorang seniman lukisan mikro bernama Alif (Rio Dewanto). Setelah pulih dari kecelakaan, dokter mengingatkan bahwa ingatannya belum pulih sepenuhnya. Ketika dia pulang ke rumah dijemput oleh istrinya yang bernama Nadine (Faradina Mufti) dan anaknya Emir (Jordan Omar), dia diberitahu bahwa ibunya akan datang berkunjung dari kampung untuk pertama kalinya. Masalahnya, Alif tidak ingat wajah ibunya, bahkan tidak ingat sama sekali tentang masa lalunya. Ketika perempuan itu tiba, dia curiga bahwa perempuan itu bukan ibunya.

Legenda Kelam Malin Kundang menjadi debut penyutradaraan film panjang bagi Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat. Kevin Rahardjo sebelumnya telah menyutradarai dan memproduseri film-film pendek yang telah melanglang buana di banyak festival film internasional seperti Followers (2024), Parasomnia (2024), In the Name of Love I Will Punish You (2024) Accidentally Intentional (2023), dan Necessity of Life (2021). Sementara Rafki selain menulis dan menyutradarai film pendek, ia juga telah menulis skenario untuk film panjang seperti Kafir (2018), serta dua episode serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams (2024) untuk Netflix. Kolaborasi Kevin dan Rafki sebelumnya terjadi di film pendek Parasomnia, ketika Kevin menjadi produser untuk film tersebut, dan Rafki menulis dan menyutradarainya.

Skenario film ini ditulis oleh Joko Anwar, Aline Djayasukmana (Series Tira, Disney+, 2024), serta Rafki Hidayat.

Legenda Kelam Malin Kundang diproduksi oleh Come and See Pictures, bekerja sama dengan Rapi Films dan Legacy Pictures. Film ini juga hadir di salah satu ajang pasar film (film market) terbesar di dunia, Marche du Film Cannes International Film Festival 2025, yang akan diwakili oleh Barunson E&A, sebagai world sales agent untuk Legenda Kelam Malin Kundang. Untuk rilis internasional, film ini menggunakan judul berbahasa Inggris 'Smothered'. Film ini diproyeksikan akan rilis di bioskop Indonesia akhir tahun ini.

Jumat, 16 Mei 2025

MALAM YANG SEHARUSNYA INDAH AKAN PENUH DENGAN DARAH, KETIKA SANG NYAI DARI PANTAI SELATAN DIPAKSA BANGKIT DARI TIDURNYA DAN MENAMPAKKAN WUJUD ASLINYA.

 

Gundik menjadi film pertama yang diproduksi dan didistribusikan sendiri oleh Umbara Brothers Film

JAKARTA, 16 Mei 2025-Bersiaplah untuk menyaksikan terkuaknya tabir kelam dan wujud asli sang Nyai pada film terbaru Anggy Umbara yang dibintangi Pengantin Baru, Luna Maya dan Maxime Bouttier yang akan tayang pada 22 Mei 2025 di seluruh bioskop Indonesia.

Diproduksi oleh Umbara Brothers Film yang juga menggandeng Makara Production, Rumpi Entertainment, 786 Production, dan Role Entertainment sebagai Partner dalam Film ini. Gundik merupakan sebuah perpaduan unik antara Horor, Heist (perampokan), dan Comedy. Persembahan Film yang menampilkan rasa takut yang banal, aksi mendebarkan, dan sentuhan humor yang menyegarkan dengan balutan drama kehidupan, di dalam nuansa mistis kental dan budaya lokal.

Film Gundik mengisahkan tentang empat perampok yang masuk ke dalam rumah seorang wanita simpanan/gundik, yang diduga memiliki banyak emas batangan dan perhiasan. Mereka mengira misi perampokan ini akan mudah, namun ternyata wanita tersebut bukanlah wanita biasa. la adalah seorang Nyai (diperankan oleh Luna Maya) sosok siluman yang berdiam di pesisir Pantai Selatan, yang ternyata sangat haus darah dan mempunyai kekuatan supranatural, sakti mandra guna.

Alih-alih mendapatkan harta, emas dan perhiasan, para perampok justru terjebak dalam perjuangan hidup dan mati melawan kekuatan gaib yang mengerikan yang dimiliki sosok Nyai; siluman Ular pemilik rumah tersebut.

Anggy Umbara, Sutradara yang dikenal dengan konsep dan gaya penyutradaraan yang selalu fresh dan unik, mengungkapkan bahwa Gundik adalah film yang sangat istimewa baginya dan merupakan Comeback-nya dalam membuat film yang idealis. "Karena di Film ini saya juga berlaku sebagai Produser dan Penulisnya sendiri, saya bisa kembali jujur dalam berkarya, dimana saya bisa kembali menjadi Anggy Umbara yang dulu selalu mempunyai statement dalam Film-filmnya, dengan makna tersirat dan komunikasi terselubung. I simply just wanna go back to my roots, dimana saya bisa membuat film yang menyenangkan untuk ditonton, dan mempunyai kedalaman arti untuk dikaji lebih lanjut."

Bukan cuma itu saja, ada fakta unik dibalik pembuatan film Gundik. Melalui acara Press Conference, Anggy Umbara juga membagikan pengalamannya yang pernah bertemu Nyi Roro Kidul dalam mimpi, yang membuatnya terinspirasi untuk membuat film Gundik ini.

"Bisa dibilang inilah interpretasi saya sendiri pada sosok ghoib yang konon dikatakan menjadi Penguasa atau Ratu di Pantai Laut Selatan itu." lanjut Anggy Umbara.

"Saya harus menggali kegelapan yang terjauh di dalam diri saya sendiri untuk bisa menghidupkan sosok Nyal ini, sehingga kadang saya memang harus mengkodisikan diri saya selalu dengan Mood yang buruk dalam keseharian di rumah dan lokasi shooting demi menhadirkan betapa gelapnya Sang Nyai tersebut." tutur Luna Maya, yang memerankan karakter utama sebagai Nyai, mengaku sangat antusias dan tertantang begitu diberikan peran ini.

"Karakter ini sangat berbeda dari yang pernah saya perankan sebelumnya," ujar Luna Maya dalam Press Conference film Gundik di XXI Epicentrum. "Ada sisi gelap yang kompleks dalam diri Nyai, apalagi dia ini hidup di dua dunia, tentu saya kesulitan mencari referensi dari karakter Nyai. Saya pun kadang terbawa ke dua dunia yang saya jalani, di dalam film dan di kehidupan nyata," lanjutnya.

Maxime Bouttier yang juga berperan sebagai Baim, turut mengisi Original Soundtrack bersama bandnya Dear9Three dengan lagunya yang khusus dibuat untuk film ini, yang juga berjudul Gundik. Selain itu, pasangan yang baru menikah pada 7 Mei 2025 itu, ikut duduk di bangku Executive Producer di film Gundik, bersama istri, cast-cast lain dan juga beberapa Crew yang terlibat.

Tak hanya band Dear9three, OST film Gundik juga diisi oleh berbagai genre musik untuk memperkuat atmosfer film, di antaranya, lagu metal "Oblivious Insanity" dari band legendaris Purgatory yang direkam dan dirilis ulang, lagu terbaru dari grup Trio (girl-band) MAWAR berjudul "GREED", serta lagu "Ruang Semu" dari Armia and The Shadows. Menariknya, lagu "Ruang Semu" awalnya tidak diperuntukkan menjadi OST film Gundik, namun berkat pertemuan dengan Anggy Umbara di acara Konser Rock Legends, lagu tersebut resmi masuk ke dalam daftar OST film Gundik serta menandai debut solo seorang Lutfi Armia yang dikenal luas sebagai gitaris band metal legendaris Purgatory.

"Awalnya hanya meminta dia (Anggy Umbara) untuk mendengarkan lagu 'Ruang Semu (My Drowning Soul)' sekaligus meminta untuk memberikan penilaian terkait hasil project solo yang baru dirintis ini," jelas Lutfi. "Tapi kehendak baik itu datang ketika Anggy memberikan penawaran untuk menjadi salah satu Original Soundtrack film Gundik. Penilaian Anggy lagu ini sangat cocok untuk film Gundik," katanya menambahkan.

Ada lagi sesuatu yang spesial di Gala Premiere hari ini. Sebuah cuplikan dari Film Umbara Brothers Film selanjutnya yang direncanakan akan rilis di akhir tahun ini, diputar pada awal Film Gundik. Film tersebut adalah berdasarkan Kisah Nyata dari Penganiayaan Brutal oleh anak seorang Oknum Pejabat yang mengaku sebagai Penguasa Jaksel, dimana kasus tersebut menjadi sorotan nasional pada tahun 2023 lalu. Dengan judul OZORA, cuplikan film tersebut hanya bisa dilihat pada awal Film Gundik di seluruh Bioskop saat tayang nanti, dan tidak akan dikeluarkan secara resmi di sosial media apa pun.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi saksi terungkapnya wujud asli sang Nyai dalam film Gundik yang akan tayang serentak di bioskop Indonesia pada 22 Mei 2025.

Film Gundik ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris ternama, seperti :

° Luna Maya

° Maxime Bouttier,

° Agus Kuncoro,

° Ratu Sofya,

° Arief Didu,

° Dian Sidik,

° Rukman Rosadi,

° Tyo Pakusadewo dan

° Yatti Surachman.

Rabu, 14 Mei 2025

Hadir Lagi, Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara Siap Membawa Penonton #KembaliKeKeluarga

Saatnya #KembaliKeKeluarga dengan menonton Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara pada 20 Juni–13 Juli 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. 

 ● “Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara” pentas 20 Juni–13 Juli 2025.

● Tersedia tiket presale dengan harga yang sangat terjangkau.

● Koreografi dan desain artistik panggung yang lebih megah.

Setelah sukses menghangatkan dan menyatukan kembali keluarga Indonesia lewat film animasi JUMBO, Visinema Studios bersama Indonesia Kaya kini kembali menghadirkan Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara bekerja sama dengan Ciputra Artpreneur. Dipentaskan pada 20 Juni hingga 13 Juli 2025, pementasan merupakan adaptasi dari salah satu IP terpopuler dan tersukses yang juga telah diangkat kelayar lebar, dan akan menjadi satu-satunya pertunjukan panggung musikal yang hadir selama hampir satu bulan penuh dengan total 30 kali pertunjukan.

Setelah sukses pada edisi tahun lalu dengan mendatangkan lebih dari 30 ribu penonton, kini Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 akan disajikan dengan lebih megah untuk membawa semua penonton #KembaliKeKeluarga. Pertunjukan tahun ini akan menampilkan koreografi tari yang lebih semarak, desain artistik panggung, hingga aransemen lagu yang diperbarui untuk memberikan pengalaman yang lebih hangat dan mengesankan.

Disutradarai oleh Pasha Prakasa dan diproduseri oleh Cristian Imanuell, Billy Gamaliel, dan Chriskevin Adefrid, Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 akan tampil berbeda dengan edisi perdananya. Dengan susunan keluarga Abah dan Emak kini diperbarui dengan jajaran pemeran baru yang membawa energi segar ke atas panggung. Adegan pada setiap babak akan dikembangkan menjadi lebih emosional, mengajak penonton untuk kembali merasakan nilai-nilai keluarga yang penuh makna dan kehangatan.

“Visinema Studios selalu berkomitmen untuk menghadirkan karya dan konten yang ditujukan untuk anak-anak dan keluarga. Setelah kesuksesan Pertunjukan Musikal Keluarga Cemara tahun lalu, disusul dengan capaian luar biasa film animasi JUMBO, kami kembali mempersembahkan Pertunjukan Musikal Keluarga Cemara, semoga bisa menjadi pilihan utama untuk keluarga dalam menikmati hiburan berkualitas. Selain itu, tentunya kami berharap industri dan ekosistem musikal maupun pertunjukan panggung di Indonesia juga menjadi lebih semarak dan terus berkembang,” kata produser Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara Cristian Imanuell.

Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara tahun ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak keluarga Indonesia. Dengan harga tiket presale yang terjangkau dan Visinema Studios sebagai studio yang konsisten menghadirkan hiburan berkualitas untuk anak dan keluarga, pertunjukan panggung ini menjadi salah satu karya unggulan yang layak dinikmati oleh anak-anak dan keluarga Indonesia.

“Indonesia Kaya percaya bahwa panggung bukan sekadar ruang pertunjukan, melainkan medium penting untuk merawat jati diri bangsa. Kisah Keluarga Cemara adalah salah satunya, hadir dengan nilai-nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan cinta yang tulus nilai yang tetap relevan lintas generasi. Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara kami hadirkan kembali sebagai wujud nyata komitmen berkelanjutan kami dalam mendukung kelestarian hidup seni pertunjukan Indonesia. Kami berharap, pementasan ini dapat menyentuh lebih banyak hati dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan, serta membangkitkan semangat untuk terus berkarya di dunia senipertunjukan Tanah Air,” ujar Billy Gamaliel, Program Manager Indonesia Kaya sekaligus produser pementasan ini.

Sutradara Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara Pasha Prakasa menambahkan,“Ini adalah kesempatan yang sangat langka, sebuah pertunjukan panggung musikal di Indonesia memiliki total 30 kali pertunjukan selama hampir satu bulan penuh, dan melakukan rerun. Kami semua berharap Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara bisa menjadi katalisator bagi semakin berkembangnya ekosistem musikal di Indonesia, dan yang terpenting, menjadi hiburan berkualitas yang dapat dinikmati oleh banyak keluarga Indonesia.”

Pasha menjelaskan bahwa tahun ini akan ada beberapa penyesuaian adegan dan tata artistik, seperti penambahan moving set untuk memberikan pengalaman baru dan berbeda dari pertunjukan sebelumnya. Tak hanya itu, video musik untuk seluruh lagu Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara juga akan dirilis. Pada tahun lalu, Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara berhasil meraih Piala AMI Awards untuk kategori Album Musikal Terbaik.

Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara dibintangi diantaranya oleh Taufan Purbo, Simhala Avadana, Andrea Miranda, dan Galabby yang kembali memerankan karakter Abah dan Emak. Sementara Amira Karin, Aisyah Fadhila, Fazka Bahanan, dan Quinn Salman masing-masing akan kembali menjadi Euis dan Ara.

Saatnya #KembaliKeKeluarga dengan menonton Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara pada 20 Juni–13 Juli 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. 

Pantau akun media sosial resmi kami di Instagram @serbafilm_ untuk informasi Film lainnya




Selasa, 13 Mei 2025

JAFF Market Tampilkan Perkembangan Industri Kreatif Indonesia di Cannes Film Festival

JAFF Market Tampilkan Perkembangan Industri Kreatif Indonesia di Cannes Film Festival

 Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), salah satu festival film terkemuka di Asia, kembali hadir di Cannes Film Festival tahun ini dengan delegasi yang solid untuk merayakan edisi ke-20 yang akan datang. JAFF Market, sebagai platform industri profesional JAFF, hadir di Marché du Film dengan sejumlah kemitraan dan proyek unggulan.

Proyek JAFF Market yang Dipresentasikan di Cannes

Tahun ini, JAFF Market dengan bangga mendukung sejumlah sineas, studio, produser, dan proyek Indonesia yang berpartisipasi di Cannes. Salah satunya adalah Pangku, film drama coming-of-age berlatar krisis ekonomi Indonesia tahun 1998, yang juga menjadi debut penyutradaraan aktor ternama Indonesia Reza Rahadian. Film ini pertama kali diperkenalkan melalui JAFF Future Project 2024, memenangkan White Light Post-Production Award, dan akan diputar dalam program “HAF Goes to Cannes” di Marché du Film sebagai representasi kekuatan cerita sinema Indonesia.

Tak hanya Pangku, tiga proyek IP original dari JAFF Content Market 2024 juga akan dibawa ke program Spotlight Asia - Asian IP Adaptation: Showbox Masterclass & Pitching Session di Marché du Film, menegaskan upaya JAFF Market mendorong kisah-kisah Indonesia ke panggung dunia:

· Locust dari penerbit independen Kosmik, yang didirikan oleh komikus senior Sunny Gho. Sunny dikenal berkontribusi dalam proyek-proyek besar Marvel, DC Comics, dan Star Wars, serta aktif membangun ekosistem komik independen di Indonesia melalui Kosmik dan JICAF.

· Bandits of Batavia oleh Bryan Valenza dan studionya, Beyondtopia. Bryan dikenal secara global atas karyanya dalam Venom: Lethal Protector, Batman & The Joker: The Deadly Duo, serta berbagai judul di Image Comics. Proyek terbarunya ini menggabungkan folklore Indonesia dengan narasi visual yang modern dan dinamis.

· Jitu, dari Caravan Studio, didirikan oleh ilustrator dan desainer Chris Lie. Caravan Studio telah terlibat dalam proyek besar seperti Game of Thrones, Transformers, Star Wars, dan Shazam, serta bekerja sama dengan perusahaan ternama seperti Sony, Konami, Mattel, dan Marvel Comics.

“Cannes memberi kami kesempatan untuk menunjukkan energi dan peluang yang sedang berkembang pesat di industri film Indonesia. Kami sangat bangga karena sejumlah proyek terpilih JAFF Market seperti Pangku, Locust, Bandits of Batavia, dan Jitu kini bisa melangkah ke panggung dunia di Cannes,” ujar Ifa Isfansyah, Festival Director JAFF sekaligus President Commissioner JAFF Market.

Kemitraan JAFF Market di Cannes

Selain itu, JAFF Market akan berkolaborasi dengan Netherlands Film Fund pada 16 Mei di paviliun SEE NL dalam acara networking untuk memperkuat implementasi perjanjian co-production antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada JAFF Market 2024. Acara ini didukung oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

JAFF Market juga akan bekerja sama dengan Adelaide Film Festival dari Australia, yang menjadi mitra JAFF Market 2024, dalam sesi diskusi dan networking yang digelar 18 Mei di booth Screen Australia, sebagai langkah awal memperluas kerja sama antara industri film kedua negara.

Untuk meningkatkan eksposur studio dan investor Indonesia di kancah internasional, JAFF Market juga menggandeng Visinema* dan Jagartha** melalui rangkaian acara networking yang mempertemukan pelaku industri film Indonesia dengan mitra internasional.

“2025 menjadi momentum penting, bukan hanya karena JAFF merayakan 20 tahun kiprahnya mendukung sinema Asia, tetapi juga karena JAFF Market hadir kembali dengan semangat yang lebih besar untuk menjadi platform kolaborasi bagi sineas, produser, dan pelaku industri dari dalam dan luar negeri. Harapannya, kehadiran di Cannes ini dapat memperluas jejaring dan menciptakan dampak nyata untuk ekosistem film Indonesia ke depan,” ujar Linda Gozali, JAFF Market Director.

Industri film Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan luar biasa dengan mencatat lebih dari 80 juta penonton bioskop dan menguasai 65% pangsa pasar lokal pada 2024. Sebagai bagian dari perayaan 20 tahun, edisi kedua JAFF Market akan digelar pada 29 November – 1 Desember 2025 di Yogyakarta untuk memperluas kemitraan global dan mendukung generasi baru sineas Asia Tenggara.

*****

Tentang JAFF & JAFF MARKET

Didirikan pada tahun 2006 sebagai respons terhadap perkembangan distribusi digital di awal 2000-an, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) telah menjadi platform penting dalam memperkuat ekosistem sinema di Yogyakarta dan Indonesia. Lebih dari sekadar festival film, JAFF berfungsi sebagai pusat pembelajaran, pertukaran budaya, serta wadah bagi sineas Asia untuk berkembang.

Seiring berkembangnya distribusi digital secara global, Indonesia menjadi salah satu pasar film terbesar di Asia Tenggara, yang menuntut kehadiran sineas dan tenaga profesional berkualitas. Dari kebutuhan ini, lahirlah JAFF Market sebagai hub industri untuk menghubungkan sineas, talenta baru, kreator konten, investor, institusi film, media, dan komunitas film.

Kini, sebagai gerbang menuju kencangnya laju industri film Indonesia, JAFF Market menjadi pasar film terbesar di Asia Tenggara yang membuka peluang kerja sama dan bisnis lintas sektor industri. Dengan berbagai program unggulan, JAFF Market terus berkembang sebagai event industri terkemuka yang mendorong inovasi dan memperkuat ekosistem film Indonesia yang dinamis.

Bersiaplah untuk JAFF (29 November - 6 Desember 2025) dan JAFF MARKET 2025 (29 November – 1 Desember 2025)

Let’s Shape the Future of Asian Cinema!


Senin, 12 Mei 2025

Launching Trailer & Poste FILM “ANGEL POL” DRAMA KOMEDI & MUSIK DANGDUT KOPLO

 “Susah banget… Susahnya hidup kadang kebangetan.”

Begitulah garis besar film Angel Pol, sebuah drama komedi yang menggambarkan perjuangan dua insan manusia dalam meraih mimpi dan harapan ditengah kerasnya ketidakadilan sosial.

Jati (Bhisma Mulia), seorang mahasiswa seni rupa yang kritis dalam menyampaikan kritik sosial melalui mural – muralnya di dinding kota, harus mengubur mimpinya setelah kehilangan beasiswa karena ketidakadilan birokrasi kampus. Sementara itu, Lastri(Michele Ziudith), gadis desa yang ingin mengubah nasib di kota, justru tertipu dan kehilangan segalanya. Takdir mempertemukan mereka dalam keterpurukan, dan bersama-sama mereka membangun orkes dangdut keliling—berbagi mimpi, tawa, dan tanpa sadar, cinta.

Namun, kesuksesan datang dengan harga. Seiring bersinarnya karir Lastri sebagai penyanyi dan ketenaran Jati sebagai pelukis, jarak mulai tercipta. Ragu,kesalahpahaman, dan keadaan yang tak berpihak mendorong mereka untuk menjauh,hingga perpisahan menjadi pilihan tanpa kata. Lalu bagaimana kelanjutan orkes dangdut mereka?

Film Angel Pol penuh dengan komedi satir dan kritik sosial yang menyentil dan menghibur. Diiringi lagu-lagu Dangdut Jawa Koplo, film ini seakan berkata bahwa sesusah apapun hidup, “Jogetin Aja”.

Di Produksi oleh DHF Entertainment, Film Angel Pol adalah film ke delapan yang diluncurkan DHF Entertainment sejak berdiri tahun 2015, dan merupakan film Komedi ketiga DHF Entertainment setelah film Catatan Akhir Kuliah (2015) dan Love reborn(2018).

Film yang berlatar belakang budaya Jawa ini di bintangi oleh Michelle Ziudith, Bhisma Mulia, Jolene Marie, Fajar Nugra, Dayu Wijanto, Ananda George, Yono Bakrie, Siti Fauziah, Toni Belok Kiri & Bogang Bakar.

Yang unik dan menarik di film Angel Pol ini, empat lagu Dangdut Jawa Koplo: Pepes Rempelo, Angel Pol, Tembang Ani-Ani dan LDR (Layang Dungo Restu), yang menjadi soundtrack film ini dinyanyikan langsung oleh Michelle Ziudith yang berperan sebagai Lastri di film ini. Saat ini, soundtrack – soundtrack film Angel Pol sudah bisa dinikmati diberbagai layanan digital streaming music.

SINOPSIS

Jati (Bhisma Mulia), mahasiswa seni rupa, harus mengubur mimpinya setelah kehilangan beasiswa. Sementara itu, Lastri (Michele Ziudith), gadis desa yang ingin mengubah nasib di kota, justru tertipu dan kehilangan segalanya. Takdir mempertemukan mereka dalam keterpurukan, dan bersama-sama mereka membangun orkes dangdut keliling berbagi mimpi, tawa, dan tanpa sadar, cinta.

Namun, kesuksesan datang dengan harga. Seiring bersinarnya karir Lastri sebagai penyanyi dan ketenaran Jati sebagai pelukis, jarak mulai tercipta. Ragu, kesalahpahaman, dan keadaan yang tak berpihak mendorong mereka untuk menjauh, hingga perpisahan menjadi pilihan tanpa kata. Lalu bagaimana kelanjutan orkes dangdut mereka?

DETAIL FILM

Judul Film: Angel Pol

Genre Film: Drama, Komedi

Durasi: 107 Menit

Produksi: DHF entertaiment

Produser Eksekutif: Johansyah Jumberan, Arianisti Zulhanita Putri Basry, Daniel Haposan Marbun, Lily Laurenz Lo

Produser: Johansyah Jumberan, Victor G. Pramusinto

Sutradara: Hanny R. Saputra

Penulis: Asaf antariksa

Casts

° Michelle Ziudith,

° Bhisma Mulia,

° Jolene Marie,

° Toni Belok Kiri,

° Bogang Bakar,

° Dayu Wijanto,

° Ananda George,

° Fajar Nugra,

° Yono Bakrie,

° Siti Fauziah,

° Kukuh Riyadi,

° Akun Gege,

° Kholis

° Muhammad,

° Andi Tata,

° Bob Sadoni.

Film angel pol akan rilis di bioskop mulai 19 Juni 2025, Buat para pecinta Dangdut Jawa Koplo, yuk karaokean bareng di Bioskop kesayangan Anda!

Minggu, 11 Mei 2025

Tak Ingin Usai di Sini Rilis Poster dan Trailer Resmi, Rossa Persembahkan OST “Aku Baik Saja” Tayang 5 Juni 2025

 

Cinta yang tak pernah terucap, kisah tentang cinta yang paling tulus:
yang justru membiarkan dia bahagia.

Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment secara resmi merilis poster dan trailer utama film Tak Ingin Usai di Sini, sebuah kisah cinta sejati yang penuh kehangatan. Film ini mempertemukan kembali Vanesha Prescilla dan Bryan Domani sebagai Cream dan K, dua sahabat sejak SMA yang selalu ada satu sama lain dalam suka dan duka, namun tak pernah saling mengucap cinta.

Dalam trailer yang baru dirilis, kita menyaksikan bagaimana K dan Cream tumbuh bersama,saling melengkapi, namun menyimpan pergulatan batin masing-masing. Di balik tawa dan kedekatan, tersimpan kenyataan bahwa K menyimpan rahasia besar: ia mengidap penyakit
serius dan diam-diam mempersiapkan kepergiannya termasuk mendorong Cream untuk menemukan cinta lain. Bertemulah Cream dengan Armand (Rayn Wijaya), seorang dokter
yang juga tengah dilanda kalut setelah tunangannya, Vero (Davina Karamoy) pergi.

Tak Ingin Usai di Sini ditulis dan disutradarai oleh Robert Ronny, yang sebelumnya sukses
lewat The Most Beautiful Girl in the World film komedi romantis nomor satu di Indonesia
dengan 4,1 juta penonton dalam dua minggu penayangan, serta masuk dalam jajaran Top 4
film global kategori Non-English Movies di Netflix. Di film ini, Robert Ronny juga
mengambil peran sebagai produser.

“Tak Ingin Usai di Sini menunjukkan bahwa kehilangan bisa menjadi bagian dari cinta
sejati. Saya ingin penonton memahami bahwa cinta tak selalu tentang memiliki, tapi kadang
tentang melepaskan,” ujar Robert Ronny.

Film ini juga menandai keterlibatan diva Indonesia, Rossa, yang bukan hanya tampil sebagaipemeran pendukung, tetapi juga mempersembahkan lagu terbarunya “Aku Baik Saja”sebagai original soundtrack. Lagu ini dikomposisi oleh Andi Rianto dengan lirik dari MontyTiwa. Keduanya kembali berkolaborasi setelah menciptakan lagu “Melangkah”, yang meraih Piala Citra 2022. Lagu “Aku Baik Saja” memperkaya atmosfer emosional dalam kisah ini.

Selain Bryan Domani, Vanesha Prescilla, dan Rossa, film ini juga dibintangi oleh Davina
Karamoy, Rayn Wijaya, Indian Akbar, Asha Assuncao, Jinan Safa, Anya Zen, Tanta Ginting,dan Rukman Rosadi. Tak Ingin Usai di Sini mengisahkan cinta yang tak sempat diucapkan,kisah tentang cinta yang paling tulus: yang justru membiarkan dia bahagia dan kerinduan yang tak pernah benar-benar selesai. Ini adalah kisah tentang memilih bahagia untuk orang yang kita cinta, meski bukan bersama kita.

“Memerankan K, aku benar-benar memahami perasaannya dan pilihan-pilihannya saat
hidup bersama Cream. Ada kesedihan karena cintanya tak pernah terucapkan, tapi saat
menonton Tak Ingin Usai di Sini, penonton akan mengerti bahwa dalam cinta, terkadang ada
ketulusan dan keikhlasan demi sebuah kebahagiaan,” kata Bryan Domani.

“Cream adalah sosok yang terlihat kuat, ceria, tapi sesungguhnya rapuh. K adalah
satu-satunya orang yang benar-benar memahaminya. Film ini sangat personal buatku,”tambah Vanesha Prescilla.

Film ini juga menjadi momen kembalinya Vanesha ke layar lebar sekaligus reuni bersama
Robert Ronny setelah film Backstage (2021).
Film Tak Ingin Usai di Sini diproduksi oleh Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment,
dengan produser eksekutif Andi Boediman.
“Sebagai partner, kami percaya Paragon Pictures selalu menyuguhkan cerita dengan lapisan
makna. Film ini menyentuh sisi cinta yang jarang dibicarakan: tentang cinta yang tulus dan
keikhlasan,” ujar Andi Boediman.

Film ini juga mendapat dukungan dari Legacy Pictures, KMIF, Netzme, Nuon, dan
Virtuelines.

Sebelumnya, Paragon Pictures sukses dengan film Kuasa Gelap dan serial Culture Shock,
yang keduanya menduduki peringkat satu di Netflix dalam minggu yang sama bersama The
Most Beautiful Girl in the World. Kuasa Gelap juga sukses di bioskop dengan jumlah
penonton lebih dari 1 juta.


“Seribu Bayang Purnama” Film Drama Keluarga Yang Mengangkat Problematika Nyata Para Petani

  ° Film Seribu Bayang Purnama dikemas secara ringan untuk memberikan sarana edukasi dan juga alternatif untuk memahami pentingnya bidang pe...