Tak Kenal Maka Taaruf diangkat dari novel karya Mim Yudiarto, yang berjudul sama. Film ini bakal memadukan dunia literasi dan layar lebar lewat kolaborasi antara IPB Press dan YATIMA Films.
Film ini bertujuan untuk membawa pesan kebaikan di tengah tantangan zaman. Ia berharap film ini dapat menjadi panduan bagi anak muda dalam mencari pasangan hidup dengan cara yang lebih baik Kata Dedi Suherman Selalu Eksekutif Produser
"Baginya, menjadi tugas bersama bagi insan perfilman untuk menampilkan konten hiburan yang mendidik sekaligus refleksi, bagaimana anak muda bisa memahami cinta dan pergaulan dengan cara yang bermartabat dan beradab," ujar Dedi
Disebutkan Direktur IPB Press dan Co-Producer, Erick Wahyudyono, hal ini menjadi langkah memperkuat literasi kreatif di Indonesia.
"Kami percaya buku dan film adalah dua medium yang saling melengkapi. Melalui Tak Kenal Maka Taaruf, kami ingin menunjukkan bahwa karya literasi bisa menembus batas media," tutur Erick
Sementara itu, dari kursi sutradara, Fajar Bustomi menyoroti permasalahan remaja sebagai inti cerita. Menurutnya, film ini berani mengangkat tema yang jarang disentuh, yaitu bagaimana remaja bisa menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan agama di tengah arus modernisasi.
Hal ini dianggap penting karena remaja merupakan tulang punggung masa depan sebuah bangsa. Pesan inilah yang ingin ditonjolkan lewat karakter-karakter di dalam film.
Dari sisi penulis novel sekaligus produser, Mim Yudiarto, mengaku punya alasan kuat kisah ini harus hidup di layar bioskop. "Kami ingin menghadirkan kisah yang ringan namun mengena, yang bisa membuat penonton tersenyum sekaligus berkontemplasi," kata Mim Yudiarto.
"Tak Kenal Maka Taaruf bukan hanya kisah cinta, tetapi perjalanan tentang menemukan diri, memahami makna pertemuan, dan menjaga kesucian perasaan," ujar Erick.
Berikut Trailer Untuk Film Tak Kenal Maka Ta'aruf
Film Tak Kenal Maka Taaruf sendiri akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 13 November 2025.
Sinopsis
Pusat cerita film ini adalah Zoya, yang diperankan oleh Saskia Chadwick, seorang mahasiswi kedokteran yang teguh memegang kaidah agama, terutama dalam pandangannya tentang pernikahan tanpa pacaran.
Prinsip hidup Zoya ini bukan tanpa alasan; ia dibayangi oleh pengalaman traumatis kedua kakaknya, Khalid (Maghara Adipura) dan Asma (Ghina Salsabiela), yang mengalami kegagalan cinta mendalam. Trauma ini membentuk Zoya menjadi pengidap Philophobia, ketakutan ekstrem untuk jatuh cinta.
Namun, hidup Zoya berubah drastis dengan kehadiran Faris, mahasiswa teknologi kelautan yang tampan, tinggi, dan vokalis band kampus, diperankan oleh Fadi Alaydrus. Pertemuan pertama mereka justru memicu kebencian Zoya pada pandangan pertama, terutama karena suara bising motor Faris setiap kali ia pergi ke masjid kampus.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar