Kamis, 26 Juni 2025

“Seribu Bayang Purnama” Film Drama Keluarga Yang Mengangkat Problematika Nyata Para Petani

 


° Film Seribu Bayang Purnama dikemas secara ringan untuk memberikan sarana edukasi dan juga alternatif untuk memahami pentingnya bidang pertanian bagi bangsa Indonesia.

° Film Seribu Bayang Purnama akan tayang serentak di jaringan bioskop nasional mulai tanggal 3 Juli 2025, seperti XXI, CGV,CINEPOLIS dan SAM’S STUDIO. 

° Seluruh keuntungan tiket Film Seribu Bayang Purnama akan digunakan sepenuhnya untuk menjalankan program pemberdayaan petani.


Jakarta, 26 Juni 2025 – Untuk pertama kalinya dalam sejarah perfilman Indonesia, ada sebuah film layar lebar yang mengangkat sepenuhnya problematika para petani di pedesaan masa kini, yang mungkin tidak banyak diketahui oleh masyarakat perkotaan. Film ini berjudul “Seribu Bayang Purnama” yang diproduksi oleh Baraka Films, sebuah rumah produksi yang sudah berpengalaman membuat film-film dokumenter. 

Di dalam film ini diceritakan bagaimana sulitnya para petani memperoleh modal untuk mengolah lahan mereka, antara lain karena mahalnya harga pupuk dan pestisida kimia yang sudah biasa digunakan para petani. Akibatnya, para petani terperosok ke dalam jeratan para rentenir yang menerapkan bunga pinjaman selangit, sehingga para petani pun hidup dalam lingkaran kemiskinan yang tak berkesudahan.

Nasib para petani yang kurang beruntung inilah, yang menginspirasi Yahdi Jamhur, sutradara film Seribu Bayang Purnama, untuk mengangkat kegelisahan para petani masa kini ke dalam sebuah film, dengan harapan masyarakat luas dapat lebih memahami derita para petani. Lantaran para petani inilah, yang menjadi tiang utama atau tulang punggung pengadaan pangan secara nasional.

Menurut Yahdi Jamhur, yang juga founder Baraka Films, keinginan membuat film Seribu Bayang Purnama, dipicu oleh tantangan dan dukungan penuh dari produser eksekutif film ini, Joao Mota seorang penggiat pertanian alami dan sosok yang sangat peduli dengan pertanian dan nasib petani Indonesia datang membawa ide cerita, kisah sukses seorang petani muda di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berhasil mempelopori Metode Tani Nusantara, sebuah metode pertanian alami yang mudah, murah dan sederhana. Dengan menerapkan metode ini, para petani tidak perlu lagi bergantung kepada para rentenir dan pupuk pestisida pabrikan berbahan baku kimia yang harganya cukup mahal serta bisa menekan biaya pertanian hingga 80%.

Namun untuk menerapkan metode pertanian alami di desa yang sudah sangat bergantung pada pupuk dan pestisida pabrikan, tentunya tidak mudah. Perjuangan para perintis metode pertanian alami pastinya mendapatkan perlawanan keras dari juragan penjual pupuk kimia pabrikan, seperti yang digambarkan dalam film Seribu Bayang Purnama. Konflik antara pejuang tani alami dengan juragan pupuk pabrikan, yang diwarnai kisah cinta yang juga problematik, menjadi bagian paling menarik dalam film ini.

Sutradara Yahdi Jamhur berharap, film Seribu Bayang Purnama hasil karyanya ini, juga dapat menginspirasi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian, seperti yang dicontohkan Putro Hari Purnomo, tokoh utama film ini. Putro adalah seorang pemuda yang bertekad kembali dari kota ke kampung halamannya, untuk menggerakkan para petani agar ikut menerapkan metode pertanian alami.    

Sesuai dengan pengalaman Yahdi Jamhur yang cukup panjang sebagai jurnalis TV dan pembuat film-film dokumenter, film yang dibuat dengan mengambil lokasi di sebuah desa desa di Yogyakarta ini, dipenuhi dengan gambar-gambar sinematik yang indah dan eksotis, yang dapat membuat para penonton merasa seakan berada di alam pedesaan yang mengingatkan akan akar budayanya. Didukung alur cerita dan penokohan yang kuat, melalui skenario yang ditulis oleh Swastika Nohara, yang pernah meraih dua Piala Maya untuk kategori Penulis Skenario Terpilih, serta nominasi sebagai penulis skenario terbaik pada ajang bergengsi FFI 2014. Film Seribu Bayang Purnama akan tayang serentak mulai 3 Juli 2025 di jaringan bioskop nasional.

Sinopsis Seribu Bayang Purnama

Tokoh utama dari film ini adalah Putro Hari Purnomo (Marthino Lio) seorang pemuda yang kembali ke desanya setelah mengejar cita-cita di kota dan merupakan anak dari seorang petani bernama Budi (Nugie). Putro bertekad memulai hidup baru di desa menggunakan metode pertanian alami warisan sang ayah. Putro gigih mengajak warga desa lain menggunakan metode alami karena terbukti bisa membantu petani mengurangi biaya produksi dan meningkatkan hasil panen. 

Namun niat baik Putro tidak berjalan mulus. Ia mendapat tentangan dari saingan lama keluarganya di desa. Keluarga ini bahkan menantangnya dalam kompetisi pertanian bergengsi, berebut pengaruh dalam masyarakat. Saat Putro berjuang untuk membuktikan nilai pertanian alami yang berkelanjutan, perjalanannya menjadi lebih rumit ketika ia menaruh hati pada sosok Ratih (Givina), pemilik toko pupuk dan pestisida pabrikan yang juga anak dari keluarga rivalnya. 

Berada dalam kondisi yang menimbulkan gejolak batin Putro terus berjuang untuk membawa perubahan bagi masyarakat sambil menghadapi konflik pribadi dan sosial. Tekadnya untuk memperbaiki kehidupan orang-orang disekitarnya mendapat ujian berat. 

Tokoh-tokoh utama film ini dipercayakan kepada beberapa nama pemeran yang memiliki karakter atau personifikasi kuat seperti Marthino Lio, Givina, Whani Darmawan, Aksara Dena serta Nugie.

“Pesan lain yang ingin disampaikan adalah bumi pertiwi ini butuh sebuah cara, yaitu pertanian yang alami agar terus bisa memberikan hasil bumi terbaik. Selain itu diharapkan juga banyak generasi muda yang mulai tertarik untuk bertani karena bertani juga sebuah pilihan hidup, bukan sebuah keterdesakan hidup seperti yang selama ini terjadi.” tambah Yahdi. Film Seribu Bayang Purnama ini juga didedikasikan bagi para petani yang memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Bahkan seluruh keuntungan tiket film ini nantinya akan digunakan sepenuhnya untuk menjalankan program pemberdayaan petani.

Metode pertanian alami yang digunakan pada film ini, pada praktiknya bisa diterapkan secara langsung karena minim biaya produksi sehingga bisa menambah penghasilan petani. Selain itu, dengan menggunakan metode pertanian alami, maka hasil pertanian yang dihasilkan akan menjadi lebih sehat untuk dikonsumsi. “Pesan utama yang kami coba sampaikan melalui film ini adalah ketahanan pangan merupakan salah satu kunci bagi kedaulatan negara Indonesia,” tutup Yahdi. 



Film Seribu Bayang Purnama akan tayang serentak di jaringan bioskop nasional mulai tanggal 3 Juli 2025,

Selasa, 24 Juni 2025

Misteri dan Dendam di Masa Lalu, Hingga Sebuah Sekte dan Ritual Keramat Tersaji DalamFilm “NARIK SUKMO”

Jakarta, 24 Juni 2025 - Film terbaru Mesari Pictures & JP Pictures, Narik Sukmo, menggelar Press Screening dan Conference pada hari ini (24/06) di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi pemutaran perdana film Narik Sukmo bersama para rekan rekan media dan mendapatkan antusias yang sangat baik. Acara Press Screening and Conference ini dihadiri oleh Sutradara, Penulis Novel, Penulis Skenario, dan Produser Narik Sukmo dan juga dihadiri oleh pemain film Narik Sukmo seperti Febby Rastanty, Aliando Syarief, Dea Annisa, Teuku Rifnu Wikana, Kinaryosih, Nugie, Mariam Supraba, Elly Luthan dan Yama Carlos. 

Cerita film Narik Sukmo yang merupakan adaptasi dari novel karya Dewie Sofia berpusat pada karakter seorang mahasiswi bernama Kenar (yang diperankan oleh Febby Rastanty). Kecintaannya pada dunia tari sejak kecil pudar setelah kekasihnya selingkuh dengan mantan sahabatnya yang juga seorang penari. Untuk menghibur Kenar, Ayu (yang diperankan oleh Dea Annisa) mengajak teman baiknya itu untuk berkunjung ke kampung halamannya di Dewa Kelawangin. Kedatangan mereka disambut hujan lebat seolah memberi isyarat pertanda ada sesuatu mengerikan yang akan segera terjadi.

Setibanya di Desa Kelawangin, Kenar kerap bermimpi buruk dikejar oleh sosok hitam legam yang ingin merebut jiwa/sukmanya, dan juga sosok penari yang seolah mengintainya. Karena banyak keanehan dan misteri masa lalu yang terjadi di desa dan melibatkan keluarganya Ayu mengenalkan Kenar pada Dierja (diperankan oleh Aliando Syarief) untuk membantunya menjawab misteri yang pernah terjadi di Desa Kelawangin sepuluh bahkan dua puluh tahun lalu.

Penampilan Febby Rastanty memerankan karakter Kenar mendapat pujian dari eksekutif produser Narik Sukmo, Darmawan Surjadi. Kendati ini adalah produksi film horor pertama Febby Rastanty ia menjelaskan kalau memilih Febby adalah pilihan yang tepat.

“Bicara soal kemampuan akting dari awal saya sudah yakin kalau dia (Febby) bisa menghidupkan karakter Kenar. Jam terbang Febby di dunia akting dan dedikasi dia di dunia seni peran tentu tidak bisa diragukan lagi” jelas Darmawan.

Sementara itu produser Mulyadi JP juga menambahkan jika berakting di genre horor memiliki tantangan tersendiri. Namun hal tersebut nyatanya tidak menjadi penghalang bagi Febby dan aktor sera aktris lain untuk menampilkan akting terbaiknya.

“Yang membedakan film horor dengan film genre lain adalah proses pembuatannya seperti lebih banyak syuting di malam hari dan teknis lainnya. Disini Febby bisa beradaptasi dan total dalam proses syuting. Dia harus belajar menari, melakukan adegan sling tanpa stunt, dia sangat profesional. Begitupun para aktor dan aktris lainnya”.

Banyak tantangan dan hal baru yang harus para pemain film Narik Sukmo jalani saat produksi film ini. Febby Rastanty harus belajar menari tradisional yang gerakannya diciptakan khusus untuk film Narik Sukmo oleh penata gerak senior Elly Luthan yang juga ikut bermain peran dalam film ini. 

“Walaupun aku suka menari, tapi lebih suka tarian modern. Disini aku perlu menari dengan basic gerakan tarian tradisional yang gerakannya memang dibuat khusus untuk film ini” Ujar Febby Rastanty. 

Selain Febby Rastanty, Aliando juga menerima tantangan bermain gamelan untuk karakter Dierja yang ia perankan.

“Kelihatannya gampang, tapi kita tetap harus menyesuaikan tempo ya. Untungnya gue juga suka musik dan ada basic jadi lebih gampang buat mainin itu” pungkas Ali.

Berbeda dengan film horor yang memiliki elemen dan tema penari ataupun tarian lainnya, Narik Sukmo mencoba pendekatan berbeda melalui konflik internal karakter Kenar dengan konflik eksternal masa lalu yang terjadi di desa kelawangin. Konflik perselisihan dari dua kelompok yang memiliki pengaruh besar di desa tersebut berdampak pada perebutan dominasi penuh dengan melegalkan cara cara licik untuk menjatuhkan dan melemahkan kelompok yang lain. 

Sutradara Narik Sukmo, Indra Gunawan, menyampaikan bagaimana film ini relate dengan kondisi saat ini.

“Masyarakat Desa Kelawangin di masa lalu merupakan cerminan masyarakat kita saat ini yang mudah sekali terhasut oleh hoax ataupun fitnah karena politik dan kepentingan kekuasaan. Lewat film ini kami mencoba menyampaikan pesan bahwa akan selalu ada konsekuensi dari setiap tindakan yang kita pilih”

Narik Sukmo adalah film kedua Mesari Pictures dan JP Pictures setelah Bangsal Isolasi. Darmawan Surjadi selaku CEO dari Mesari Pictures berharap jika film ini melebihi sukses film pertama mereka.

“Dengan peningkatan dari berbagai aspek, saya harap Narik Sukmo bisa diterima dan respon yang baik oleh masyarakat. Saya optimis film Narik Sukmo bisa melewati kesuksesan film kami tahun lalu. ” papar Darmawan. 

Mesari Pictures akan segera membuka Advance Ticket Sales di akhir Juli menyambut penayangan luas film ini. 

Film Narik Sukmo akan tayang secara reguler di bioskop mulai 3 Juli 2025.

Minggu, 22 Juni 2025

KARYA KOLABORASI REZA RAHADIAN BERSAMA EMPAT SENIMAN DAN KREATOR TANAH AIR DIPAMERKAN DI ARTJOG 2025

 

Jakarta, 20 Juni 2025 – Eudaimonia, sebuah karya seni instalasi bagian dari program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian, dipresentasikan di ArtJog 2025 lewat program Spotlight. Karya seni instalasi ini merupakan karya kolaborasi artistik Reza Rahadian dengan sejumlah seniman dan kreator lintas bidang di tanah air, seperti Davy Linggar (Fotografer dan Videografer), Andra Matin (Arsitek), Garin Nugroho (Sutradara), Siko Setyanto (Koreografer), dan Kasimyn aka Aditya Surya Taruna (Komposer).

Eudaimonia dalam filsafat Yunani kuno bertumpu pada pemenuhan diri melalui tujuan yang bermakna. Bagi seorang aktor, eudaimonia adalah tentang menemukan titik keseimbangan antara keinginan dan kebutuhan, antara karakter laku dan karakter lakon, antara keriuhan dan kesenyapan. Aktor menggunakan tubuh, akal, kreativitas, dan talentanya untuk terus belajar, berproses, bertransformasi, dan berkolaborasi. Dalam perjalanan yang tak pernah usai itu, tubuh menjadi ruang yang terus bergerak dan merasa.

Lewat karya kolaborasi ini, Reza Rahadian tidak hanya menghadirkan sebuah ruang kontemplatif yang personal, tapi juga ruang pengalaman bagi publik untuk meresapi kembali makna proses kreatif dalam hidup dan karya seorang aktor melampaui panggung, kamera, dan layar. “Bagi saya, Eudaimonia menjadi semacam jurnal perasaan dan pemikiran saya dalam bentuk kolaboratif, sebuah proses kontemplasi yang tanpa henti,” ujar Reza Rahadian.

Program Spotlight di ArtJog 2025 merupakan platform baru yang mempertemukan praktik seni rupa dengan berbagai disiplin lain. Melalui pendekatan artistik lintas bidang, program ini mendorong terbentuknya kerja sama yang mengutamakan proses dan pertukaran gagasan.

Inet Leimena, Ketua Program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian, menyatakan bahwa Eudaimonia menjadi salah satu cara yang jujur dan personal dalam merayakan perjalanan panjang seorang seniman. “Karya kolaborasi ini memperlihatkan bahwa perayaan tidak harus tentang kemegahan, tapi juga dapat berupa ruang tenang yang penuh makna. Eudaimonia adalah bentuk perayaan yang penuh kerendahan hati, reflektif, dan terbuka untuk dirasakan bersama,” ujar Inet Leimena.

Instalasi Eudaimonia dapat dikunjungi di Jogja National Museum (JNM) selama penyelenggaraan ArtJog 2025, dari 20 Juni hingga 31 Agustus 2025. 



Sabtu, 21 Juni 2025

RAPI FILMS MERILIS TRAILER DAN POSTER KITAB SIJJIN & ILLIYYIN,FILM HOROR TERBARU KARYA HADRAH DAENG RATU

 

mangangkat kisah tentang Sijjin dan Illiyyin, dua kitab yang mencatat amal perbuatan orang-orang durhaka dan orang-orang yang berbakti dan saleh

Jakarta, 20 Juni 2025 – Rapi Films merilis trailer dan poster film horor, Kitab Sijjin & Illiyyin yang rencananya akan tayang di bioskop mulai 17 Juli 2025. Film ini merupakan produksi terbaru Rapi Films bersama Sky Media, Rhaya Flicks, Legacy Pictures, dan Narasi Semesta yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu dan diproduseri oleh Gope T. Samtani. Film Kitab Sijjin & Illiyyin menampilkan pemain-pemain seperti 

° Yunita Siregar,

° Dinda Kanyadewi,

° Kawai Labiba,

° Tarra Budiman,

° Sulthan Hamonangan,

° Nai Djenar Maisa Ayu, dan

° David Chalik.

Skenario film Kitab Sijjin & Illiyyin yang ditulis oleh Lele Laila mangangkat kisah tentang Sijjin dan Illiyyin, dua kitab yang mencatat amal perbuatan orang-orang durhaka dan orang-orang yang berbakti dan saleh. Film ini menjadi kolaborasi kedua Rapi Films dengan sutradara Hadrah Daeng Ratu dan penulis Lele Laila. Menurut Hadrah Daeng Ratu, “Yang baru di film ini dan kolaborasi kami adalah cara kami menggambarkan santet sebagai sebagai jalan pilihan yang salah bukan sekadar horor visual. Ada kedalaman emosi dan spiritualitas yang kami gali, terutama dari sudut pandang perempuan yang tersakiti.”

Film Kitab Sijjin & Illiyyin bercerita tentang Yuli (Yunita Siregar) yang tulus dan baik berubah menjadi penuh dendam karena kehilangan rumah, ditinggal mati orang tua, dituduh anak selingkuhan, dan diperlakukan seperti pembantu oleh keluarga Ambar (Djenar Maesa Ayu). Yuli meminta bantuan seorang dukun untuk membalaskan dendamnya dengan menyantet keluarga Ambar, yaitu Laras (Dinda Kanya Dewi), Rudi (Tarra Budiman), Dean (Sulthan Hamonangan), dan Tika (Kawai Labiba). Namun, santet yang disarankan ternyata sangat mematikan. Yuli diharuskan melakukan ritual dalam waktu satu minggu dengan memasukkan nama-nama target santet ke mayat yang baru meninggal. Berhasilkah Yuli membalaskan dendamnya?

Sunil G. Samtani, produser eksekutif film Kitab Sijjin & Illiyyin, juga menyampaikan harapan untuk film ini, “Yang layak ditunggu dari film ini adalah bagaimana teror muncul dari orang terdekat dan dibangun dari emosi yang sangat manusiawi: rasa sakit, dendam, dan harapan akan keadilan. Harapannya, penonton bukan hanya takut, tapi juga merasa terhubung menyaksikan cerita tentang keadilan yang dicari dengan jalan yang gelap akan runtuh dikalahkan oleh kebenaran.”

Jangan lewatkan film Kitab Sijjin dan Illiyyin di bioskop mulai 17 Juli 2025.

Jumat, 20 Juni 2025

Ejen Ali dan Jumbo adalah dua karya animasi yang berbeda, masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.

 


Ejen Ali dan Jumbo adalah dua karya animasi yang berbeda, masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Ejen Ali adalah serial animasi mata-mata Malaysia yang berfokus pada petualangan Ali, seorang agen muda yang terikat pada sistem canggih bernama IRIS. Sementara Jumbo adalah film animasi Indonesia yang menceritakan kisah persahabatan antara seorang anak laki-laki dan seekor gajah ajaib. Meskipun keduanya adalah animasi, genre dan target pemirsanya berbeda. Ejen Ali lebih berorientasi pada aksi dan petualangan dengan elemen mata-mata, sementara Jumbo lebih menekankan pada cerita persahabatan dan keluarga dengan sentuhan fantasi.

 "Jumbo" berhasil menjadi film animasi terlaris di Asia Tenggara, sementara "Ejen Ali" dikenal dengan cerita yang kuat dan karakter yang menarik. 

Berikut adalah perbandingan lebih detail antara keduanya:

Ejen Ali:

Genre: Animasi aksi mata-mata.

Fokus: Petualangan agen muda, teknologi canggih (IRIS), dan intrik organisasi mata-mata.

Negara Produksi: Malaysia.

Target Pemirsa: Remaja dan dewasa muda.

Kekuatan: Plot cerita yang menarik, adegan aksi yang menegangkan, karakter yang kuat, dan pesan moral yang dalam. 


Jumbo:

Genre: Animasi petualangan fantasi keluarga.

Fokus: Persahabatan anak laki-laki dan gajah ajaib, petualangan di dunia fantasi, nilai-nilai kekeluargaan.

Negara Produksi: Indonesia.

Target Pemirsa: Anak-anak dan keluarga.

Kekuatan: Cerita yang menyentuh hati, animasi yang indah, karakter yang menggemaskan, dan pesan moral yang universal.

"Jumbo" telah mencetak sejarah sebagai film animasi terlaris di Asia Tenggara, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh "Mechamato Movie" CNN Indonesia dan menjadi film animasi terlaris kedua di Indonesia, hanya kalah dari "Frozen 2" Warta Ekonomi.

"Jumbo" menawarkan visual yang memukau dan cerita yang menarik, yang berhasil memikat banyak penonton.

"Ejen Ali" memberikan dukungan kepada "Jumbo", menunjukkan apresiasi terhadap kemajuan animasi Indonesia CNN Indonesia.

"Ejen Ali" menyajikan cerita tentang agen rahasia muda yang berjuang untuk melindungi negaranya, dengan elemen aksi, intrik, dan persahabatan yang kuat.

Karakter-karakter dalam "Ejen Ali" memiliki desain yang khas dan mudah diingat, dengan masing-masing agen memiliki kekuatan dan keunikan tersendiri.

"Ejen Ali" membangun dunia yang kaya dengan teknologi canggih dan organisasi rahasia MATA (Meta Advance Tactical Agency), yang menambah daya tarik cerita.

Serial ini juga menyiratkan pesan tentang keberanian, persahabatan, dan pentingnya melindungi negara.

Meskipun berbeda, kedua karya ini memiliki kelebihan masing-masing yang membuatnya layak diapresiasi. "Jumbo" menunjukkan potensi besar animasi Indonesia dalam hal kesuksesan komersial, sementara "Ejen Ali" memberikan cerita yang menarik dan karakter yang kuat, yang menjadikannya serial animasi yang dicintai.


Kesimpulan:

"Jumbo" dan "Ejen Ali" adalah dua film animasi yang berbeda, namun sama-sama memiliki kelebihan dan daya tarik masing-masing. "Jumbo" berhasil menarik perhatian penonton dengan cerita yang mengharukan dan visual yang menarik, sementara "Ejen Ali" dikenal dengan cerita yang kompleks dan karakter yang kuat. Pilihan antara keduanya tergantung pada preferensi pribadi masing-masing penonton.

Kamis, 19 Juni 2025

Jodoh 3 Bujang kisah komedi romantis dengan irisan isu cinta beda status sosial dengan latar budaya Bugis Makassar.

 

Komedi Romantis Jodoh 3 Bujang: Suguhkan Komedi Perjuangan Mencari Jodoh yang Terbentur Budaya dan Tekanan Orangtua Setelah sukses dengan berbagai judul komedi romantis di antaranya Get Married dan Komang, kini Starvision kembali menghadirkan Jodoh 3 Bujang.

Jakarta, 19 Juni 2025 — Starvision, rumah produksi yang selalu sukses dengan komedi romantis seperti waralaba Get Married, hingga hit Lebaran Komang, kini akan kembali dengan judul terbarunya, Jodoh 3 Bujang. Bekerja sama dengan Rhaya Flicks, film komedi romantis Jodoh 3 Bujang diangkat dari kisah nyata yang viral dan pernah jadi dokumenter pendek tentang kisah tiga bujang bersaudara dalam melaksanakan nikah kembar.

Disutradarai Arfan Sabran, ditulis Arfan bersama Erwin Wu dan Alwi Shihab, film Jodoh 3 Bujang diproduseri oleh Chand Parwez Servia dan Futih Aljihadi. Film ini dibintangi di antaranya oleh

° Jourdy Pranata, 

° Aisha Nurra Datau,

° Maizura,

° Christoffer Nelwan,

° Barbie Arzetta,

° Rey Bong,

° Elsa Japasal,

° Arswendy Bening Swara,

° Cut Mini, Nugie,

° Iwan Coy, 

° Zakaribo,

° Le Roy Osmany, 

° Nunu Datau, 

°Musdalifah Basri,

° Arla Ailani,

° Hery Chan, 

° Syamsul, 

° Zulkifli, 

Mengambil latar dari keluarga Bugis-Makassar, Jodoh 3 Bujang menceritakan tiga bujang bersaudara, Fadly (Jourdy Pranata), Kifly (Christoffer Nelwan), dan Ahmad (Rey Bong), yang diminta orangtuanya untuk nikah kembar karena keterbatasan biaya dalam memenuhi tradisi. Namun, calon Fadly tiba-tiba dijodohkan orang tuanya dengan pria yang lebih mapan. Fadly harus menemukan jodoh penggantinya di waktu singkat yang tersisa, atau pernikahan kembar mereka terancam batal!

Film ini akan membawa penonton ke dinamika Fadly dalam menemukan pengganti calon pasangannya dalam waktu singkat. Mulai dari mencoba dating app hingga perjodohan orangtuanya, semua ia lakukan. Namun, mencari jodoh tak semudah itu.

Belum lagi, dengan tekanan sosial dan tradisi yang turut membuat Fadly kian tersudut. Sementara, kedua saudaranya dengan pasangannya, yang sudah lebih siap ikut kegantung pernikahannya, membuat situasi menjadi semakin rumit.

Produser Chand Parwez Servia mengungkapkan film Jodoh 3 Bujang akan memberikan perspektif baru yang memperkaya perfilman Indonesia debuda menghadirkan latar budaya Bugis-Makassar, dalam dinamika permasalahan yang banyak dihadapi oleh anak muda saat ini, yaitu tentang mencari jodoh. Di Indonesia sendiri, menurut data Statista, ada 4,6 juta pengguna dating app pada tahun 2024, sebuah data yang juga dicerminkan di film ini melalui perjuangan Fadly.

“Starvision selalu ingin hadirkan perspektif baru dalam sinema Indonesia. 

Cerita yang kami bawa tak hanya berpusat di Jakarta, namun juga membawa cerita-ceritayang unik dan kuat dari berbagai wilayah di Indonesia. Setelah berhasil membuat penonton Indonesia memiliki kedekatan dengan Komang, yang berlatar budaya Buton dan Bali, kali ini lewat Jodoh 3 Bujang kami ingin menyoroti kisah komedi romantis dengan irisan isu cinta beda status sosial dengan latar budaya Bugis Makassar. Semoga penonton bisa mengambil pelajaran berharga dari yang dialami oleh para karakter di film ini,” kata produser Jodoh 3 Bujang Chand Parwez Servia.

Produser Futih Aljihadi dari Rhaya Flicks menambahkan, salah satu alasan terlibat dalam produksi film ini karena ia meyakini Starvision memiliki rekam jejak yang kuat dalam mengolah cerita-cerita yang punya kelekatan dengan kelokalan.

“Secara rekam jejak, Starvision adalah rumah produksi yang memberikan ruang secara luas untuk cerita-cerita lokal bisa dinikmati oleh penonton Indonesia yang lebih luas. Sebab itu, Rhaya Flicks pun percaya melalui film Jodoh 3 Bujang penonton Indonesia akan kembali merasakan kehangatan dalam balutan komedi romantis yang menjadi ciri khas Starvision. Ini adalah kisah yang akan memberikan kita pandangan baru tentang budaya yang begitu beragam di Indonesia,” ujar produser Jodoh 3 Bujang Futih Aljihadi dari Raya Flicks.

Penulis dan sutradara Arfan Sabran menjelaskan, film Jodoh 3 Bujang ingin menangkap bagaimana realitas kota Makassar saat ini. Bagaimana generasi muda Makassar menghadapi tradisi yang dianut dan dipercayai oleh orangtua mereka, namun juga harus berhadapan dengan realitas kehidupan modern.

“Makassar adalah kota yang dinamis. Industri musik hingga film, semuanya hidup. Namun, di tengah perkembangan dinamis kota Makassar, juga masih ada tradisi yang dianut dan dijalankan. Di film ini, saya ingin memperlihatkan bagaimana pergeseran tradisi tersebut serta dampaknya, baik terhadap generasi yang lebih tua maupun generasi muda sekarang,” kata Arfan Sabran.

Di film ini, dilema tak hanya dihadapi oleh Jourdy Pranata sebagai Fadly. Namun, dinamika dan konflik juga dihadapi oleh karakter lain, seperti Nisa yang diperankan oleh Maizura. Ia, dipaksa harus mengikuti keputusan orangtuanya, saat ada yang datang untuk melamarnya dengan membawa uang panai 500 juta rupiah, sementara Fadly, hanya 50 juta rupiah.

Nisa telah menjalin hubungan pacaran dengan Fadly selama 3 tahun. Namun, karena keduanya berangkat dari latar keluarga yang berbeda status sosial, membuat kisah romansa mereka harus kandas.

“Nisa sebenarnya bukan karakter antagonis. Ia juga menjadi korban pasif dari sistem yang begitu menekan. Karakternya kompleks, dia dituntut untuk terlihat biasa-biasa saja tapi di dalamnya menyimpan luka dan konflik batin. Dan karakter Nisa ini nyata sekali, seperti banyak perempuan di dunia nyata yang tidak bisa memilih jodoh pilihannya sendiri,” ujar Maizura.

Sementara, Jourdy, yang memerankan Fadly, dihadapkan pada tanggung jawab keluarga. Sebagai anak pertama, ia dituntut untuk bisa memenuhi ekspektasi orangtua dan menjadi pelindung bagi kedua adik laki-lakinya.

“Di film ini, akan diperlihatkan bagaimana seorang laki-laki mengalami perubahan yang sangat berarti pada usia tertentu. Secara pribadi, aku sangat tertantang dengan premis film ini, bagaimana tiga saudara mau menikah bersamaan tapi satu saudaranya tiba-tiba jodohnya ditikung. Aku belum pernah lamaran ataupun menikah, jadi itu tantangan juga. Mungkin Jourdy dan Fadly punya kemiripan, sama-sama dalam fase mencari jodoh. Dan film ini jadi lebih menarik bagiku, karena belajar budaya seperti adanya uang panai yang seakan menjadi standar tertentu, yang menurutku jauh dari logikaku. Jadi aku banyak diskusi untuk memahami kultur Bugis-Makassar di film ini,” terang Jourdy Pranata.

Aisha Nurra Datau, yang memerankan Rifa, teman dekat Fadly semasa kuliah dan akhirnya harus berpisah lama dengannya karena melanjutkan pendidikan di Jogja, berada pada situasi yang berbeda dengan Maizura sebagai Nisa. Rifa, dengan statusnya sebagai anak perempuan tunggal Bugis yang sudah lulus S2 dan pernah umrah, justru ‘takut’ jika uang panainya terlalu tinggi dan memberatkan calon jodohnya.

Meski karakter yang diperankan sangat bertolak belakang dengannya, Nurra mencoba memahami Rifa dan berempati dengannya. “Selain dari bahasa dan budaya yang harus dipelajari, karakter Rifa itu sebenarnya sangat berbeda denganku. Jadi aku harus menyelami lebih dalam dan banyak berdiskusi dengan sutradara. Menurut aku film Jodoh 3 Bujang ini selain bawa tradisi tapi ini adalah sebuah film yang mengartikulasikan a fresh pack of idea of womans thinking yang ada di daerah. Baik Rifa maupun Nisa, keduanya menghadapi konflik batin mereka,” kata Aisha Nurra Datau.


Film “Jodoh 3 Bujang” tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025! 

Rabu, 18 Juni 2025

Merayakan Keluarga Bersama Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara,Menyentuh Hati Merangkul Orang Tersayang Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025

 


Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 Persembahan Visinema Studios dan Indonesia Kaya, bekerja sama dengan Ciputra Artpreneur akan pentas mulai 20 Juni–13 Juli 2025. Melalui tata panggung megah, didukung para kreator nomor satu di Indonesia, musikal ini akan mengajak seluruh penonton untuk merayakan makna dan nilai keluarga.

Disutradarai Pasha Prakasa dari cerita karya Arswendo Atmowiloto dengan skenario yang ditulis oleh Yemima Krisantina dan Widya Arifianti, serta komposer Ifa Fachir dan Simhala Avadana, Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 menghadirkan harmoni sebuah cerita yang tak lekang oleh waktu. Mengajarkan kita tentang kesederhanaan arti sebuah keluarga dari Abah, Emak, Euis, dan Ara. Cristian Imanuell, Billy Gamaliel, dan Chriskevin Adefrid kembali memproduseri pertunjukan panggung ini.

Pada malam Gala Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 di Ciputra Artpreneur yang dihadiri oleh para figur publik dan keluarga mereka, pertunjukan berlangsung dengan meriah. Banyak dari para tamu undangan yang hadir terharu menyaksikan beberapa bagian cerita, namun juga bersukacita saat para pemain mengajak semua untuk bernyanyi lewat lagu-lagu yang gembira dan koreografi yang bersemangat.

“Indonesia Kaya berharap melalui Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 ini, penonton bisa menemukan kehangatan keluarga melalui cerita, musik, dan koreografi yang dibawakan di atas panggung. Dengan 30 kali pementasan, semoga akan semakin banyak penikmat seni yang tumbuh dan turut mengapresiasi pertunjukan panggung Indonesia.

Menonton teater bukan sekadar menikmati cerita, melainkan juga menjadi bentuk nyata dukungan terhadap ekosistem seni pertunjukan yang terus berkembang di negeri ini,” ujar Program Manager Indonesia Kaya dan Produser Billy Gamaliel


Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 menjadi sebuah pentas yang akan membawa selebrasi kejayaan musikal Indonesia tahun ini. Setelah sukses dipentaskan tahun lalu, kini Musikal Keluarga Cemara hadir dengan cerita yang lebih menyentuh, serta tata artistik panggung yang lebih megah. Pasha Prakasa meramu adegan demi adegan menjadi sebuah aksi ikonik dengan lagu-lagu dan koreografi yang mengiringinya. Tak hanya itu, Pasha juga memberikan sentuhan kritis pada isu sosial yang saat ini sedang terjadi di Indonesia melalui sudut pandang keluarga Abah dan Emak, serta para tetangga mereka. Di saat dunia tengah ditelan hiruk-pikuk kesibukan, Pasha memberikan oase kolektivitas keluarga yang tak hanya berarti satu darah, namun juga komunitas yang ada di sekelilingnya menjadi bagian dari keluarga.

“Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 ini diharapkan dapat menjadi pemantik budaya keluarga Indonesia untuk merayakan liburan ke panggung teater. Lewat cerita yang hangat dan pengalaman menonton yang menyentuh, kami ingin semua orang merasa seperti pulang ke rumah. Keluarga tidak selalu harus hadir dalam ikatan darah seperti orang tua dan anak. Di panggung ini, kami berharap siapa pun yang menonton dapat merasakan makna pulang. Karena itulah, kisah Keluarga Cemara bagi kami akan selalu relevan dan tak lekang oleh waktu,” ujar Produser Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025, Cristian Imanuell.

Simhala Avadana, yang menjadi penulis lirik, komposer, serta pemeran Abah, menambahkan musik yang ada di Musikal Keluarga Cemara tahun ini akan terasa lebih sempurna. Hal ini,disebut Mhala, karena ia bersama Ifa Fachir sebagai komposer, dan Ivan Tangkulung sebagai music director bekerja sama untuk meramu musik di pentas tahun ini dengan peningkatan yang akan membawa kebaruan

“Secara musik, bisa dipastikan di pertunjukan tahun ini akan jauh lebih detail karena ada waktu untuk menyempurnakannya. Penonton yang datang dan menyaksikan, akan mendengarkannya seperti pengalaman menonton untuk pertama kalinya,” kata Simhala Avadana.

Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 dibintangi diantaranya oleh Taufan Purbo, Simhala Avadana, Andrea Miranda, dan Galabby yang kembali memerankan karakter Abah dan Emak. Sementara Amira Karin, Aisyah Fadhila, Fazka Bahanan, dan Quinn Salman masing-masing akankembali menjadi Euis dan Ara. Namun, bedanya dengan edisi tahunlalu, mereka kini akan berganti duet peran sebagai keluarga.

“Kembali memerankan Emak sebenarnya adalah tantangan, karena sudah setahun berlalu dan kini kembali dipercaya untuk peran ini. Rasanya justru seperti pertama kali bertemudengan para lawan main. Namun, selama prosesnya kami menikmatinya karena rasanya begitu hangat. Dengan formasi keluarga yang berubah, ada perspektif baru yang harus dicocokkan, tapi rasanya tetap sama seperti kembali ke rumah,” kata pemeran Emak,Andrea Miranda. 


Saatnya #KembaliKeKeluarga Lagi! dengan menonton Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara pada 20 Juni–13 Juli 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Tiket dapat dibeli di tiket.com.


“RABI JIWO” Menikahi Mayat Siap Tayang Di Bioskop



Film "Rabi Jiwo" adalah sebuah film horor Indonesia yang tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025. 

Mereka mengemas cerita ini dengan pendekatan yang tidak hanya menyeramkan, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan: tentang obsesi, penolakan, dan konsekuensi dari pilihan gelap yang diambil seseorang.

Cuaca ekstrem di pesisir sempat menantang tim produksi. Aktor Furry Setya bahkan harus mendapatkan perawatan akibat dehidrasi karena intensitas adegan fisik yang tinggi.

Berikut beberapa informasi lengkap tentang film ini:

*Sinopsis*

Film ini menceritakan tentang kisah seorang anak muda bernama Gimin yang nekad mencari bantuan dari dunia tak kasat mata karena hinaan dan penolakan dari keluarga Ningsih, yang merupakan keluarga calon istrinya. Hal ini kemudian memancing teror mengerikan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

*Pemeran*

- Gimin: Raymond J Tungka

- Sriningsih: Syahnaz Sadiqah

- Nyi Suti: Reynavenzka Deyandra

- Gopek: Furry Setya

- Raden Mas Priyo Sumarjo: Tyo Pakusadewo

- Nyi Turah: Varissa Camelia

- Wati: Lisa Mae

- Ki Geseng: Budi Bima

- Raden Ayu Priyo Sumarjo: Sania Velova

- Simbok: Sri Yatun

Film ini diProduseri oleh empat anak muda dari dunia bela diri Tanah Air, yaitu:

- Wahyudi "Beksi" Tejo Sulaksono

- Ali Massae

- Atmi S

- Ical Labarani

Film ini disutradarai oleh Agus H Mawardy, yang sebelumnya dikenal sebagai sutradara film Valentine, Arwah Noni Belanda, dan Bonnie.

Proses pengambilan gambar film ini dilakukan di daerah Blora, Cepu, dan Lasem, Jawa Tengah, dengan dukungan dari pemerintah daerah setempat.

Film ini memiliki durasi 92 menit dan diberi rating 17+, yang berarti tidak cocok untuk penonton di bawah umur 17 tahun

Selasa, 17 Juni 2025

ANGEL POL DRAMA KOMEDI & MUSIK DANGDUT KOPLO

Michelle Ziudith, menyumbangkan suara emasnya di 4 judul lagu bernuansa dangdut koplo, yaitu 

° Pepes Rempelo, 

° Angel Pol,

° Tembang Ani-Ani,dan

° LDR (Layer Dungo Restu).

Setelah sukses menyelenggarakan tur promo di 6 kota Surabaya, Kediri, Malang, solo, Semarang, dan Yogjakarta Angel Pol melangsungkan premiere di XXI Epicentrum, Jakarta. Film ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat, terbukti dari antusiasme penonton di setiap kota. Penonton tampak terhibur, tertawa lepas, dan menikmati cerita yang disajikan.

 “Susah Banget… Susahnya hidup memang kadang kebangetan, tapi sesusah apa pun hidup, jogetin saja!”. Begitulah gambaran film Angel Pol

Angel Pol merupakan sebuah film drama komedi yang dibalut nuansa musik dangdut koplo, diselipi sindiran halus mengenai pemerintah dan masalah-masalah sosial di masyarakat. Dalam film ini, penonton diajak untuk mentertawakan kesederhanaan hidup sambil bergoyang sesuai irama koplo sebuah genre musik yang merupakan percampuran dari bermacam-macam aliran, sehingga melambangkan keberagaman. Inilah spirit yang ingin disampaikan Angel Pol: perbedaan dan masalah hidup juga dapat dinikmati dan menjadi inspirasi.

Cerita Angel Pol berpusat pada Jati (Bhisma Mulia) dan Lastri (Michelle Ziudith), dua manusia yang menjadi korban ketidakadilan. Jati harus kehilangan beasiswa, dan Lastri dilecehkan oleh seorang produser musik sekaligus ditipu calo tenaga kerja.

Ketidakadilan hidup justru menyatukan Jati dan Lastri. Bersama-sama, mereka merangkai mimpi lewat sebuah orkes dangdut keliling yang tampil di atas sebuah truk yang dimodifikasi menjadi panggung dadakan.

Angel Pol merupakan sebuah komedi satir yang mampu membuat penonton tertawa sambil merenungkan masalah-masalah hidup di sekitarnya. Didampingi alunan dangdut koplo, film ini memberikan sebuah paket lengkap: hiburan, musik, nuansa budaya, roman, sekaligus pesan moral yang penting. Keunikan Angel Pol juga terletak pada lirik yang disertakan di setiap lagu, sehingga penonton dapat bernyanyi bersama saat menonton.

Deretan aktor dan aktris yang turut terlibat antara lain: 

° Michelle Ziudith,

° Bhisma Mulia,

° Jolene Marie,

° Fajar Nugra,

° Dayu Wijanto, 

° Ananda George,

° Yono Bakrie,

° Siti Fauziah, 

° Toni Belok Kiri, dan 

° Bogang Bakar. 

° Produser : Johansyah Jumberan dan Victor G. Pramusinto

° Produser Eksekutif : Johansyah Jumberan, Arianisti Zulhanita Putri Basry, Daniel Haposan Marbun, Lily Laurenz Lo

° Sutradarai : Hanny R.Syaputra

° Penulis : Asaf Antariksa

Satu lagi keunikan film Angel Pol: Pemeran utamanya, Michelle Ziudith, juga menyumbangkan suara emasnya di 4 judul lagu bernuansa dangdut koplo, yaitu 

° Pepes Rempelo, 

° Angel Pol,

° Tembang Ani-Ani,dan

° LDR (Layer Dungo Restu).

Keempatnya juga dapat dinikmati di platform musik digital. Tak heran jika banyak yang menyangka bahwa Michelle Ziudith tengah banting setir menjadi biduan dangdut.

Angel Pol merupakan film kedelapan yang diproduksi oleh DHF Entertainment sejak mulai aktif pada tahun 2015. DHF Entertainment juga terus menjaga komitmennya untuk menghadirkan film-film yang lebih berkualitas di masa mendatang.

"Johansyah" mengatakan Ini Film Pertama yang Berani mengambil genre Asal Jawa  karna tertarik Dengan Lagu Koplo Jawa Timur padahal dirinya asli dari Kalimantan. 

"Michelle Ziudith" Mengatakan Memerankan Karakter yang berbeda dengan menggunakan Bahasa Jawa Timuran mengalami Kesulitan dan belajar lagi, baik, intonasi dan pengucapannya karna Asli Michelle Ziudith sendiri Berasal dari Medan Melayu dan Michelle Merasakan Terkejut dengan arti Lagu Koplo yang di bawakan nya dan Belajar Bernyanyi sela Sebulan sebelum Reading. 

Sempet menolak untuk menyanyikan lagu Lirik "Goblokku Dadakan,,,," karna merasa bahasa kasar tapi ternyata Arti nya unik dan bagus sekali Kata "Michelle "

Awal nya merasakan degdegan karna memerankan sebagai jati yg agresif seperti ada masalah dalam sekitarnya langsung d selesaikan saat itu juga kata "Bisma Mulia yang Memerankan Sebagai Jati"


SINOPSIS

Jati (Bhisma Mulia), mahasiswa seni rupa, harus mengubur mimpinya setelah kehilangan beasiswa. Sementara itu, Lastri (Michele Ziudith), gadis desa yang ingin mengubah nasib di kota, justru tertipu dan kehilangan segalanya. Takdir mempertemukan mereka dalam keterpurukan, dan bersama-sama mereka membangun orkes dangdut keliling berbagi mimpi, tawa, dan tanpa sadar, cinta.

Namun, kesuksesan datang dengan harga. Seiring bersinarnya karir Lastri sebagai penyanyi dan ketenaran Jati sebagai pelukis, jarak mulai tercipta. Ragu, kesalahpahaman, dan keadaan yang tak berpihak mendorong mereka untuk menjauh, hingga perpisahan menjadi pilihan tanpa kata. Lalu bagaimana kelanjutan orkes dangdut mereka?

Bersiaplah untuk tertawa, bernyanyi, terharu, dan bergoyang bersama Angel Pol mulai 19 Juni 2025 dibioskop kesayangan Anda.




Senin, 16 Juni 2025

Syirik: Danyang Laut Selatan’ Tawarkan Teror Mistis Berbalut Budaya Lokal

‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ juga mencuri perhatian dengan keberaniannya mengangkat berbagai mitos dan legenda lokal, terutama dari Jawa. Mulai dari cerita Danyang penjaga desa, pulung gantung, ritual pengorbanan, hingga konsep mengerikan seperti ‘wayang kulit manusia’,semuanya dikemas secara sinematik dan otentik, 

Jakarta, 16 Juni 2025 — Film horor terbaru bertajuk ‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ siap meneror layar lebar dengan pendekatan yang berbeda dari film horor kebanyakan. Tak sekadar menyajikan adegan jumpscare, film ini justru menggali kedalaman kengerian dari akar-akar budaya, kepercayaan kelam, dan praktik sesat yang masih eksis di masyarakat. Dengan cerita yang menyentuh sisi emosional dan spiritual, Syirik menghadirkan horor yang lebih personal dan mengusik batin penonton.

Kisah cinta tragis antara Said dan Sari menjadi salah satu benang merah dalam narasi film ini. Cinta mereka diuji oleh tradisi kuno, tekanan keluarga, serta ancaman dari kekuatan gaib. Perjuangan mereka menggambarkan dilema berat dalam memilih antara cinta, keluarga, dan kebenaran.

Tokoh Said, yang digambarkan sebagai seorang santri yang kembali ke kampung halamannya dan menemukan desanya telah jatuh dalam kesesatan, menjadi inti dari konflik utama film ini.

Cerita tersebut memunculkan pertarungan nilai antara iman dan penyimpangan, serta menghadirkan dimensi moral dan spiritual dalam balutan genre horor.

Intrik kekuasaan turut memperkuat ketegangan film ini. Sosok antagonis Ki Dalang, yang terobsesi pada ilmu hitam dan ritual tumbal, berhadapan dengan tokoh lurah yang harus memilih antara menyelamatkan warganya atau menutupi rahasia kelam desa tersebut. Konflik ini menjadi cerminan tentang pengorbanan, ambisi, dan kekuasaan yang menyesatkan.

Film ini juga didukung oleh deretan bintang papan atas, seperti

° Teuku Rassya,

° Donny Alamsyah,

° Kinaryosih,

° Totos Rasiti,

° Richelle Skornicki, dan

° Nikita Mirzani. 

Kehadiran para aktor ini menjadi jaminan kualitas dari sisi akting dan daya tarik yang kuat bagi penonton.

Menariknya, film ini juga menjadi salah satu titik balik karier Nikita Mirzani, yang selama ini kerap menjadi sorotan media karena berbagai kontroversi. Dalam film ini, Nikita menunjukkan dedikasinya sebagai aktris, dengan peran yang menantang dan emosional.

Debut Richelle Skornicki sebagai pemeran utama di genre horor juga menjadi salah satu sorotan. Dalam perannya sebagai Sari, Richelle berhasil memerankan karakter yang penuh dilema dan pergolakan batin.

‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ juga mencuri perhatian dengan keberaniannya mengangkat berbagai mitos dan legenda lokal, terutama dari Jawa. Mulai dari cerita Danyang penjaga desa, pulung gantung, ritual pengorbanan, hingga konsep mengerikan seperti ‘wayang kulit manusia’,semuanya dikemas secara sinematik dan otentik, menghadirkan pengalaman horor yang terasa nyata dan dekat dengan budaya masyarakat Indonesia.

Sisi visual film ini pun tak kalah mencuri perhatian. Dengan mengambil lokasi syuting di Wonosari, film ini menyuguhkan lanskap alam dan suasana pedesaan yang penuh nuansa mistis. Keindahan visual dari pemandangan alam hingga elemen arsitektur lokal memperkuat atmosfer mencekam dalam setiap adegannya.

Dengan proses produksi yang memakan waktu cukup lama, Syirik dirancang bukan hanya untuk menakuti, tetapi juga menggugah pemikiran penonton mengenai dampak dari keserakahan, ambisi, dan penyimpangan keyakinan.

Jangan lewatkan pengalaman horor yang tak hanya menegangkan, tapi juga sarat makna budaya. Ajak teman, pasangan, dan keluarga untuk menyelami kisah mistis ini di awal musim panas!

‘Syirik: Danyang Laut Selatan’ akan tayang serentak pada 19 Juni 2025 di seluruh bioskopIndonesia. 




Kamis, 12 Juni 2025

REZA RAHADIAN MENDAPAT PENGHARGAAN EXCELLENT ACHIEVEMENT IN FILM DARI MIFFEST 2025

 

Tahun ini Reza Rahadian menandai 20 tahun berkarier di industri film dan kreatif dengan meluncurkan program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian pada akhir bulan April lalu
Jakarta, 12 Juni 2025 – Reza Rahadian mendapat penghargaan Excellent Achievement In Film dari Malaysia International Film Festival (MIFFest) 2025. Penghargaan tersebut merupakan apresiasi atas kerja dan pencapaian Reza Rahadian selama 20 tahun berkarier di industri perfilman. MIFFest 2025 juga membuat program Actor In Focus: Reza Rahadian dengan memutar film Habibie & Ainun (2012) yang disutradarai oleh Faozan Rizal dan My Stupid Boss (2016) yang disutradarai oleh Upi.

Reza Rahadian menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas penghargaan yang diberikan. “Hidup dengan penuh ketidakpastian adalah sesuatu yang sering dihadapi oleh para aktor dan pembuat film, dan bisa mendapatkan kesempatan ini menjadi hal yang sangat saya syukuri. Terima kasih yang tulus kepada MIFFest – MGGA atas penghargaan yang luar biasa ini. Saya benar-benar merasa terhormat dan tersentuh atas apresiasinya,” tutur Reza Rahadian.


Reza Rahadian direncanakan menghadiri Malaysia International Film Festival (MIFFest) 2025 yang akan diselenggarakan pada 19–27 Juli 2025.

Selain itu, Reza Rahadian juga akan menjadi salah satu anggota panel juri MIFFest 2025. Reza Rahadian bertugas sebagai juri tahap akhir bersama sutradara Asif Kapadia(Inggris/Presiden Juri), aktris dan penyanyi Diana Danielle (Malaysia), aktris, penyanyi dan model Jennifer Yu (Hong Kong), serta sutradara dan produser Rima Das (India). Tahun ini Reza Rahadian menandai 20 tahun berkarier di industri film dan kreatif dengan meluncurkan program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian pada akhir bulan April lalu. Program yang menjadi ruang kontemplasi atas perjalanan dan pencapaian kreatif Reza Rahadian akan berisi beragam aktivitas dan kerja kolaborasi bersama para kreator seni lintas bidang hingga akhir tahun 2025.

Reza Rahadian direncanakan menghadiri Malaysia International Film Festival (MIFFest) 2025 yang akan diselenggarakan pada 19–27 Juli 2025.

Rabu, 11 Juni 2025

Film "Assalamualaikum Beijing 2" Memperlihatkan keindahan Ningxia, China

 

Film ini mengisahkan tentang kisah cinta
 dan petualangan Aisa di Tiongkok,
 dengan latar belakang keindahan alam
 Ningxia dan Beijing.
 Film ini juga menyajikan nilai-nilai
 moral dan religi yang mendalam
.

Film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia diadaptasi dari novel laris karya Asma Nadia Dan Film ini disutradarai oleh Guntur Soeharjanto. 

Berbeda dengan film pertamanya, "Assalamualaikum Beijing 2" banyak menampilkan keindahan Ningxia yang meliputi bentangan gurundan pegunungan hingga arsitektur berusia ratusan tahun khas masyarakat China.    

Dalam misi mereka untuk mencari Arief, Mo dan Aisha banyak memperlihatkan kehangatan kehidupan komunitas Muslim etnis Hui di Ningxia, mengeksplorasi beberapa rumah ibadah umat Islam bergaya tradisional China.   

Tak hanya menyajikan kisah romantis penuh haru, film Indonesia terbaru berjudul "Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia" sukses meninggalkan kesan tersendiri bagi penontonnya karena menampilkan berbagai keindahan alam dan kekayaan budaya di Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut.

Yasmin Napper menjelaskan, film ini bukan sekuel dari Assalamualaikum Beijing yang dulu dibintangi Revalina S Temat dan Morgan Oey.

"Filmnya sangat memanjakan mata karena banyak memperlihatkan kota-kota di China yang benar-benar menakjubkan. 

“Waktu sampai sana, aku suka banget. Aku belum pernah ke China. Aku di sana nyaman, entah kenapa terasa homey. Aku cepat beradaptasi dengan lingkungan, cuaca, dan suka sama makanannya, Papar "Yasmin Napper"

“Bunda Asma menitip pesan: bagaimana cara penonton bisa pitty sama Aisha. Aku kali pertama baca skenario, sulit mengasihani Aisyah karena anaknya kayak bangor banget, susah dikasih tahu, benar-benar punya pemikiran sendiri, keras kepala banget,” paparnya panjang.

Setelah diskusi intens dengan Asma Nadia, Yasmin Napper menarik kesimpulan soal kenapa Aisha sangat keras kepala. Salah satu yang paling membekas di benaknya, Asma Nadia mengatakan Aisha rapuh dan hancur karena tak punya siapa-siapa. Tak punya pegangan.

Film "Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia" adalah sekuel dari film "Assalamualaikum Beijing" yang diadaptasi dari novel karya Asma Nadia. Film ini disutradarai oleh Guntur Soeharjanto dan dibintangi oleh Yasmin Napper sebagai Aisa, yang melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menyusul kekasihnya.


*Sinopsis*

Film ini mengisahkan tentang kisah cinta dan petualangan Aisa di Tiongkok, dengan latar belakang keindahan alam Ningxia dan Beijing. Film ini juga menyajikan nilai-nilai moral dan religi yang mendalam.


*Pemeran*

- Yasmin Napper sebagai Aisa

- Baskara Mahendra Sebagai Mo

- Ria Ricis

- Emir Mahira

- Gabriella Ekaputri

- Lokasi syuting: Beijing dan Ningxia, Tiongkok

- Proses syuting: 1 bulan penuh dengan cuaca ekstrem 0 derajat hingga -4 derajat Celsius

Film ini menawarkan panorama indah dan daya tarik visual yang memukau, serta nilai-nilai moral yang bisa diambil dari kisah cinta dan petualangan Aisa 

Film ini baru akan dirilis secara resmi untuk publik pada 19 Juni mendatang.

Selasa, 10 Juni 2025

Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara yang merilis album Lagu-Lagu Cemara, berisi 7 lagu dari musisi-musisi ternama di Indonesia.

 Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 Berkolaborasi dengan Musisi Berbakat Tanah Air: JKT48, Vidi hingga Ruth Sahanaya Merilis Album Lagu-Lagu Cemara


memperkenalkan 7 Duta Pertunjukan
Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025
 yang membawakan lagu-lagu album Cemara,
 Visinema Studios bersama Indonesia Kaya yang bekerja sama
dengan Ciputra Artpreneur juga merilis official trailer Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025.


● Para musisi mulai dari JKT48, GAC (Gamaliél Audrey Cantika), hingga grup RAPOT

menyanyikan lagu-lagu yang akan menjadi song list Pertunjukan Panggung Musikal

Keluarga Cemara 2025.

● Album Lagu-Lagu Cemara menjadi kolaborasi dari para keluarga lintas generasi yang akan menghangatkan hati.

● Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 pentas pada 20 Juni–13 Juli 2025 di Ciputra Artpreneur.

Jakarta, 10 Juni 2025 — 10 hari menjelang pentas Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 di Ciputra Artpreneur, Visinema Studios merilis sebuah album kolaborasi dengan para musisi lintas generasi dan genre bertajuk Lagu-Lagu Cemara. Album Lagu-Lagu Cemara akan menjadi album OST. Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025.

Para pengisi album Lagu-Lagu Cemara adalah 

° JKT48 membawakan Waktunya Membuktikan;

° RAPOT (Opak Party); 

° The Lantis (Seperti Cemara);

° Feby Putri (Indah Apa Adanya); 

° GAC (Gamaliél Audrey Cantika) (Bahagia YHA!); 

° Ruth Sahanaya (Rencana Bukan Bencana); dan

° Vidi (Pelukmu Sementara, Hatiku Selamanya). 


Untuk lagu Rencana Bukan Bencana yang dibawakan oleh Ruth Sahanaya, gitaris legendaris Tohpati menjadi produsernya. Ketujuh pengisi album Lagu-Lagu Cemara sekaligus didapuk sebagai Duta Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025.

Lagu-lagu yang dibawakan oleh mereka memberikan sentuhan aransemen baru dari materi album yang pernah memenangkan Album Musikal Terbaik AMI Awards 2024. Kolaborasi ini juga menandakan semangat nilai keluarga yang memeluk seluruh generasi dengan nuansa album yang lebih dinamis secara aransemen dan warna lagu. 

Album Lagu-Lagu Cemara (OST Musikal Keluarga Cemara) sudah bisa didengarkan di platform streaming digital mulai 12 Juni 2025.

Selain memperkenalkan 7 Duta Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 yang membawakan lagu-lagu album Cemara, Visinema Studios bersama Indonesia Kaya yang bekerja sama dengan Ciputra Artpreneur juga merilis official trailer Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025. Dalam trailer menampilkan cuplikan pentas yang memperlihatkan dinamika keluarga Abah dan Emak dalam menghadapi permasalahan keseharian yang terasa dekat. Mulai dari menghadapi perbedaan pendapat hingga pertumbuhan remaja yang direpresentasikan melalui karakter Euis dan Ara.

Mereka mampu menyampaikan pesan-pesan yang ada di lagu-lagu Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 dengan nuansa dan warna baru, yang juga menjadi pendekatan dalam penggarapan pentas kami tahun ini. Semoga lagu-lagu yang ada di album Lagu-Lagu Cemara juga bisa menemani seluruh keluarga Indonesia dan membekas di hati,” kata produser Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 Cristian Imanuell. 

Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 disutradarai oleh Pasha Prakasa, dibintangi di antaranya oleh Taufan Purbo, Simhala Avadana, Andrea Miranda, dan Galabby yang kembali memerankan karakter Abah dan Emak. Sementara Amira Karin, Aisyah Fadhila, Fazka Bahanan, dan Quinn Salman masing-masing akan kembali menjadi Euis dan Ara. Selain itu, Sita Nursanti juga masih akan turut memeriahkan panggung, dengan tambahan pemeran baru Mang Saswi yang akan semakin membuat hangat suasana liburan keluarga!

Saatnya #KembaliKeKeluarga Lagi! dengan menonton Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara pada 20 Juni–13 Juli 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Tiket dapat dibeli di tiket.com

Kampung Jabang Mayit diangkat dari kisah nyata yang menyeramkan dengan setting lokasi di desa Rangkaspuna

 

Film ini mengambil latar di desa Rangkaspuna,
yang dikenal sebagai desa dengan aura mistis yang kuat dan cerita tentang praktik aborsi ilegal yang meninggalkan kutukan di masa lalu. 


Film "Kampung Jabang Mayit" adalah sebuah film horor Indonesia yang diadaptasi dari kisah nyata tentang praktik aborsi ilegal di Desa, Rangkaspuna. Film ini disutradarai oleh Wisnu Surya Pratama dan diproduksi oleh Kucing Hitam Pictures, Spasi Moving Image, dan BEN Film.

Film ini mengambil latar di desa Rangkaspuna, yang dikenal sebagai desa dengan aura mistis yang kuat dan cerita tentang praktik aborsi ilegal yang meninggalkan kutukan di masa lalu. 

Yang membedakan Series Kampung Jabang Mayit Dengan Versi Film nya Menurut Wisnu Surya Pratama yang juga sebagai Sutradara. Pada saat di meja development kami berdiskusi panjang tentang kebaruan apa yang ingin kita hadirkan untuk para penggemar Kampung Jabang Mayit? Akhirnya kami memutuskan untuk menghadirkan peristiwa - peristiwa yang melatar belakangi cerita Kampung Jabang Mayit. Pilihan ini sekaligus dapat menjadi pintu masuk bagi penonton baru untuk memahami semesta yang ada didalam cerita Kampung Jabang Mayit 

Ajish Dibyo aktif di industri perfilman sebagai Produser dan Produser Pelaksana, Ia juga salah satu pendiri JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) & JAFF Market. Debut film panjang komersialnya sebagai produser adalah film #Republiktwitter. Salah satu film yang ia produseri, Penyalin Cahaya, meraih 12 penghargaan di Festival Film Indonesia termasuk kategori film terbaik di tahun 2021.Di akhir 2023, Ia bersama Muhammad Barkah Winata menginisiasi sebuah project film dengan genre folk horor berjudul “KAMPUNG JABANG MAYIT: RITUAL MAUT”.


*Sinopsis*

Konon, jika masuk ke desa tersebut, kita tidak akan bisa keluar lagi tanpa mempersembahkan nyawa untuk Ni Itoh. Tumbal-tumbal berjatuhan dan Rangkaspuna menjadi massal bayi-bayi.

Film ini mengisahkan tentang sebuah desa terpencil yang dikenal sebagai desa angker dengan praktik aborsi ilegal yang menyeramkan. Desa ini dikuasai oleh seorang dukun bernama Ni Itoh, yang percaya bahwa nyawa bayi-bayi yang dikorbankan dapat memperpanjang hidupnya. Mayat bayi-bayi tersebut dijadikan tumbal demi mencapai keabadian, membuat desa tersebut menjadi kuburan massal penuh misteri dan teror 


*Pemeran*

- Ersya Aurelia sebagai Weda

- Atiqah Hasiholan sebagai Ni Itoh

- Rachquel Nesia sebagai Rini

- Bukie B Mansyur sebagai Bagas

- Yudi Ahmad Tajudin sebagai Ki Jak

- Nessie Judge sebagai Nisa

- Prasodjo Muhammad sebagai Bah Amar

- Monica Rajalele sebagai Ni Warsih


"Kampung Jabang Mayit akan menghadirkan pengalaman menonton yang menegangkan dan penuh kejutan dari kisah seorang perempuan yang terjebak dalam ritual klenik," kata Ajish Dibyo selaku produser. 

Film "Kampung Jabang Mayit" dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada *24 Juli 2025*

Poster & Trailer Film Arwah Resmi Dirilis, Kisahkan Reuni Keluarga yang Berujung Maut hingga Teror yang Mengerikan

 

Kekuatan utama Arwah tidak hanya terletak pada
 sosok hantunya yang mencekam,
tetapi juga pada lapisan misteri yang perlahan terungkap
di balik teror yang menghantui.
Semua itu tercermin dalam posternya yang penuh simbol,
 misteri, dan tanda tanya” jelas Jonathan.


Jakarta, 10 Juni 2025 – Film horor Arwah, produksi Bangun Pagi Pictures dan Drias Film Productions serta Mockingbird Pictures, resmi meluncurkan poster dan trailer perdana pada

Selasa (10/06/2025) dalam sebuah acara di CGV FX Sudirman, Jakarta. Peluncuran ini juga dilakukan secara digital melalui akun Instagram dan TikTok resmi @film_arwah yang. memberikan gambaran awal tentang kisah mencekam dan teror mengerikan yang dihadirkan oleh film garapan sutradara Ivan Bandhito dan penulis skenario, Sankut. Dari poster dan trailer resminya, film ini akan tayang serentak pada 3 Juli 2025 di bioskop Indonesia.

Diproduseri oleh Jonathan HM dan Bambang Drias, yang juga bertindak sebagai produser eksekutif, trailer resmi Arwah telah dirilis dan menampilkan tema serta premis singkat dari film ini. Trailer tersebut memperkenalkan kisah empat bersaudara yang kembali ke kampung halaman untuk berlibur dan bertemu abah dan juga adik bungsunya yang bernama Sofi.

Ditengah liburan mereka, ide mengunjungi curug untuk mengenang masa kecil mereka berakhir naas ketika mobil yang mereka kendarai kecelakaan. Pasca kecelakaan tersebut mereka berempat terus diteror dan dihantui oleh teror mengerikan dari si bungsu Sofi yang seakan ingin menyampaikan sebuah pesan.

Sementara itu, poster resmi yang dirilis menampilkan dominasi warna merah yang memperlihatkan frontal shot seorang gadis secara terbalik yang sedang memeluk boneka dengan banyak luka, mata berwarna putih dan senyum mengerikan memberikan kesan horor seolah menyimpan sebuah pesan. Poster ini menjadi kelanjutan dari poster teaser yang telah lebih dulu dirilis, yang menampilkan sosok perempuan dari belakang dalam medium close-up,berlumuran darah dan memegang boneka lusuh.

Jonathan HM, selaku produser eksekutif, mengungkapkan bahwa poster resmi Arwah bukan hanya sekadar materi promosi, tapi juga mencerminkan kekuatan cerita filmnya

“Kekuatan utama Arwah tidak hanya terletak pada sosok hantunya yang mencekam, tetapi juga pada lapisan misteri yang perlahan terungkap di balik teror yang menghantui. Semua itu tercermin dalam posternya yang penuh simbol, misteri, dan tanda tanya” jelas Jonathan.

Melengkapi pernyataan sang produser, sutradara Arwah Ivan Bandhito mengungkapkan bahwa film ini tidak hanya menjawab tantangan dalam menyuguhkan teror, tetapi juga merespons perkembangan arah genre horor di Indonesia saat ini.

“Gempuran pasar global industry film di tanah air, khususnya film bergenre horror yang identik dengan settingan dusun dan balutan agama sebagai identitas moral, merupakan hal yang tidak mudah untuk mencari sesuatu yang baru. Namun saya percaya bahwa dalam genre film apapun pasti memiliki sub dengan gaya yang berbeda-beda, hingga pemahaman tentang sebuah genre film tidak sempit” papar Ivan.

Ivan juga menyoroti bahwa Arwah mencoba menjelajahi spektrum luas dalam genre horor, yang tak melulu soal rasa takut, tapi juga bagaimana ketegangan dibangun lewat pendekatan yang lain.

“Seperti yang kita ketahui bahwa dalam genre horror pun banyak yang menggunakan sub bagian seperti horror komedi, horror romance, horror thriller, horror psikologi dll. Cerita Sofi mengajak penonton untuk masuk ke dalam sebuah peristiwa baka yang mana nalar serta logika perlu digunakan untuk menikmatinya.” tambahnya.

Sementara itu, dari sisi pemain, Sarah Beatrix menyebutkan bahwa dirinya banyak menemukan kesamaan dengan karakter Sofi yang ia mainkan. 

“Sofi itu sosok yang cukup introvert dan pendiam, saya merasa banyak bagian dari dirinya yang mirip dengan saya. Ini membantu saya lebih mudah masuk ke dalam karakternya dan membawakan emosinya lebih mudah” ungkap Sarah.

Sementara itu, Joshua Suherman yang berperan sebagai Jojo menilai Arwah sebagai film horor yang unik, karena tidak hanya menghadirkan ketegangan dan teror, tetapi juga menyisipkan unsur drama yang kuat dan misteri yang intens.

“Arwah bukan cuma soal ketakutan instan atau jumpscare. Film ini punya sisi drama yangsangat kuat dan misteri yang membuat penonton terus penasaran. Kombinasi itu bikin pengalaman menonton jadi lebih dalam dan berbeda dari horor biasanya,” jelas Joshua.

Selain Sarah Beatrix dan Joshua Suherman, film Arwah juga dibintangi sederet pemain film muda seperti, Annete Edoarda, Naura Hakim, Irsyadillah, juga didukung oleh bintang senior, yaitu Egi Fredly, Roweina Umboh, Ferry Salim serta Julian Kunto Selain itu,terdapat juga karakter cameo yang diperankan Natasha Germania.




Film Arwah akan menghantui mulai 3 Juli 2025 di seluruh bioskop Indonesia

Senin, 09 Juni 2025

Blood Brothers: Bara Naga Sukses Gelar Gala Premiere di Jakarta,

 

Jakarta, 9 Juni 2025 — Film box office Malaysia Blood Brothers: Bara Naga sukses menggelar gala premiere di CGV Grand Indonesia, Jakarta, pada Senin malam, 9 Juni 2025. Para bintang utama seperti Syafiq Kyle, Sharnaaz Ahmad, dan Amelia Henderson dan dua sutradara film,Syafiq Yusof dan Abhilash Chandra, hadir langsung untuk menyapa para tamu undangan, media,e Serta penggemar di momen yang meriah dan penuh antusiasme.

Acara ini menjadi bagian dari tur promosi film Blood Brothers: Bara Naga di Indonesia,menandai langkah besar film ini ke pasar internasional setelah mencetak rekor pendapatan lebih dari RM 76 juta di Malaysia, yang menjadikannya film dengan pendapatan tertinggi sepanjang 2025 di negaranya, dan salah satu film terlaris sepanjang sejarah bioskop Malaysia.


Film Blood Brothers: Bara Naga berkisah tentang Ghaz (Sharnaaz Ahmad) yang merupakan sosok yang terlatih, disiplin, dan mematikan. Ketika sang mentor, Dato’ Zul (Wan Hanafi Su), ditemukan tewas secara brutal, semua berubah. Bukti yang ada menunjuk pada satu nama, Ariff (Syafiq Kyle), sahabat sekaligus rekan satu tim yang dulu ia anggap seperti saudara. Hancur karena dikhianati oleh orang yang paling ia percaya, Ghaz justru menerima satu tugas untuk memburu dan menghabisi Ariff.

Namun pelariannya membawa Ghaz ke dalam labirin pengkhianatan yang jauh lebih kelam dari yang ia bayangkan. Ariff tidak sendiri. Ia bersekutu dengan kakaknya, Jaki (Syazwan Zulkifly),sosok yang penuh amarah dan pernah berurusan dengan dunia kriminal. Pada akhirnya, pada siapakah Ariff setia dan memihak? Pada sang kakak, Jaki atau Ghaz, sahabatnya yang sudah seperti saudara, alias “his blood brother”? Penuh aksi brutal, konspirasi kelam, serta pertarungan emosional, Blood Brothers: Bara Naga menyajikan ketegangan yang membara dari awal hingga akhir.

Bukan hanya alur cerita yang menggugah, film ini juga menawarkan kualitas produksi berstandar internasional, dengan 13 adegan laga besar, tujuh ledakan nyata, adegan klimaks berdurasi 15 menit non-stop, hingga set-piece megah dan koreografi laga yang digarap tim stunt profesional Malaysia, Defenderz. Kolaborasi dengan komposer Indonesia Ricky Lionardi juga memberi lapisan emosional dan energi sinematik yang semakin memperkuat film ini.

Blood Brothers: Bara Naga juga mencatatkan pencapaian gemilang dari sisi penerimaan kritikus dan penonton. Film ini meraih rating 8.3/10 di IMDb dan 3.7/5 di Letterboxd, menjadikannya sebagai film SKOP Productions yang paling sukses secara kritikal dan finansial hingga saat ini.

Kombinasi kekuatan cerita, kualitas produksi, serta performa para pemainnya menjadikan film ini sebagai tolok ukur baru bagi sinema aksi Malaysia.

Respons penonton Indonesia pun luar biasa positif. Banyak yang memuji betapa mendebarkannya adegan aksi yang disuguhkan, serta bagaimana film ini menyajikan plot twist yang tak terduga dan emosional. “Gue kira ini cuma film action biasa, tapi ternyata emosinyadalem banget dan twist-nya bikin merinding,” ujar salah satu penonton usai gala premiere. Yang lain menambahkan, “Adegan akhirnya bikin napas nggak sempat diambil. Tegang banget, tapi puas.”

“Melihat respons luar biasa dari penonton Indonesia malam ini sungguh menggembirakan. Kami berharap energi dan emosi dari film ini bisa sampai ke hati para penonton di sini,” ungkap Syafiq Kyle seusai acara pemutaran.

Sharnaaz Ahmad turut menambahkan, “Film ini adalah gabungan dari aksi yang intens dan cerita emosional yang kuat. Kami harap penonton Indonesia bisa merasakan pengalaman yang sama seperti yang kami alami selama proses syuting.”

Sutradara Abhilash Chandra mengungkapkan kebanggaannya bisa menayangkan film perdananya di Jakarta. “Indonesia punya sejarah film aksi yang kuat. Kami bangga bisa membawa Blood Brothers: Bara Naga ke sini dan berharap bisa memberikan pengalamansinematik yang menggugah.”

Tak heran jika para penonton yang hadir malam itu memberikan sambutan hangat. Banyak yang menyebut film ini sebagai pengalaman menonton yang memacu adrenalin, serta titik balik perfilman laga Malaysia yang tak bisa diabaikan.

Blood Brothers: Bara Naga akan mulai tayang secara eksklusif di jaringan CGV Indonesia & Flix Cinema mulai 11 Juni 2025. 

Siapkan diri Anda untuk sebuah pertarungan hidup dan mati yang membakar layar lebar, penuh ledakan, konflik, dan aksi tiada henti.

“Senyum Manies Love Story” Hadirkan Kisah Cinta yang Menggemaskan Hingga Ajang Nostalgia Bagi Mereka yang Pernah Jatuh Cinta di Kala Muda


“Senyum Manies Love Story” Hadirkan Kisah Cinta yang Menggemaskan Hingga Ajang Nostalgia Bagi Mereka yang Pernah Jatuh Cinta di Kala Muda Sebuah Romansa Dari Anies Baswedan & Fery Farhati Diangkat Ke Layar Lebar

Jakarta, 9 Juni 2025 - Siap -siap jatuh cinta lagi! Di bulan Juni akan hadir film Senyum Manies Love Story persembahan Bennatin Surya Cipta dan Berkah Menara Sinemayang siap membawa penonton pada perjalanan cinta masa muda yang manis, polos,dan penuh pilihan sulit. Film yang diproduseri H. Beni Pensong sebagai produser eksekutif dan Muhammar Amin sebagai produser ini merupakan film yang diangkat dari kisah nyata romansa masa muda Anies Baswedan dan Fery Farhati yang akan menyentuh hati penonton lintas generasi. Disutradarai oleh Ronny Mepet dan ditulis oleh Tisa TS, film ini akan tayang serentak pada 12 Juni 2025 di seluruh bioskop Indonesia.

Film ini mengikuti perjalanan Anies Baswedan muda diperankan oleh Fahad Haydra,mahasiswa baru Fakultas Ekonomi UGM yang cerdas dan aktif sebagai aktivis kampus.Tanpa sengaja ia bertemu Fery Farhati diperankan oleh Kathy Indera, mahasiswi lembut dan penuh semangat. Keduanya saling menyimpan rasa, namun kesibukan Anies mengejar cita-cita demi masa depannya membuat perasaan itu tak pernah terucap. Anies pun galau di antara dua pilihan; cinta atau cita?

Seluruh perjalanan kisah cinta yang menggemaskan sekaligus menjawab kegalauan Anies akan tersaji dengan hangat dalam film ini. Berlatar suasana kampus era 90-an yang autentik mulai dari kegiatan ospek, kehidupan anak kost, diskusi panas dengan dosen, hingga aksi demonstrasi mahasiswa, film ini menghadirkan pengalaman nostalgik yang tak hanya membangkitkan kenangan generasi terdahulu, tetapi juga membuka jendela bagi generasi sekarang untuk melihat seperti apa cinta di masa lalu: tanpa gadget, tanpa media sosial, hanya usaha-usaha kecil nan tulus demi bisa bertemu dengan orang yang disayang. Tak heran, banyak momen manis dan canggung di film ini yang akan membuat penonton tersenyum sendiri.

Lebih dari sekadar romansa, film ini juga menanamkan nilai-nilai tentang kejujuran, kesabaran, dan pengorbanan dalam sebuah hubungan. Bahwa cinta tidak selalu tentang memiliki, tapi tentang menjadi bagian dari perjalanan seseorang yang kita sayangi. Meski diangkat dari kisah nyata pasangan Anies Baswedan dan Fery Farhati,film ini pada akhirnya adalah refleksi dari banyak kisah kita semua tentang cinta pertama, dilema hidup muda, dan tentang bagaimana sebuah hubungan bisa tumbuh perlahan namun kuat, dengan landasan saling percaya dan ketulusan.

Sebagai CEO Bennatin Surya Cipta sekaligus Executive Producer, H. Beni Pensong menyampaikan bahwa Senyum Manies Love Story adalah bagian dari visi perusahaannya untuk menghadirkan film-film yang inspiratif dan membangun karakter.

“Ini adalah film yang tidak hanya menghibur, tapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya ketulusan, kesabaran, dan pilihan hidup yang bijak. Sebagai rumah produksi, kami ingin terus menghadirkan cerita-cerita yang membekas dan relevan bagi generasi muda Indonesia.” jelas H. Beni Pensong.

Sementara itu,Ronny Mepet,sang sutradara, mengungkapkan betapa menyenangkannya proses produksi film ini. Suasana syuting yang hangat, kru yang solid, dan dukungan dari berbagai pihak membuat proses kreatif berjalan lancar dan penuh semangat. 

“Proses pembuatan film ini sangat menyenangkan dan penuh energi positif. Kami mendapat dukungan luar biasa dari banyak pihak, mulai dari kru, pemain, hingga komunitas sekitar. Semua bekerja sama dengan semangat tinggi untuk menghasilkan karya yang terbaik dan bermakna bagi penonton” ungkap Ronny.

Sementara itu,di Fahad Haydra, pemeran Anies muda, mengungkapkan bahwa ia harus melakukan riset mendalam untuk memerankan karakter tersebut dengan baik.

“Untuk memerankan Pak Anies, saya harus banyak melakukan riset agar bisa memahami siapa dia sebenarnya — bukan hanya sebagai sosok publik, tapi juga perjalanan pribadi dan perjuangannya di masa muda. Proses ini sangat penting supaya saya bisa menghadirkan karakter yang autentik dan bisa menyentuh hati penonton.”papar Fahad.

Hal senada juga disampaikan oleh Kathy Indera yang memerankan karakter Fery Farhati muda. Kathy mengaku bahwa memerankan Fery di masa muda merupakan sebuah keuntungan dibandingkan jika harus memerankan Fery di masa kini. “Memerankan Bu Fery di masa muda membuat saya merasa lebih dekat dengan karakternya karena banyak kemiripan dengan kehidupan sehari-hari kita pada masa itu.

Pada masa muda, karakternya lebih mudah saya pahami dan alami, karena masih banyak pengalaman dan perasaan yang sama dengan yang saya jalani atau amati disekitar saya. Namun, jika harus memerankan Bu Fery di masa kini, saya rasa itu akan menjadi tantangan tersendiri. Karakternya jelas berbeda, baik dari segi kepribadian maupun cara pandang hidup, sehingga saya harus menyesuaikan diri lebih banyak”jelas Kathy.

Selain dibintangi Fahad Haydra dan Kathy Indera, film ini juga dibintangi oleh Chelsea Sepyani, Lala Sawer, Riki Panap, Tabah Penemuan, Asrul Dahlan, Joe P. Project,Dewi Alam Purnama, Dimas Putra, Arsyal Azizan, Emma Waroka, Iwan Burnani,Anton Andreas, Yosephine Chrisan, Rio Maland, Chintya Septyani dan Ridho Nur Abdi.

Film ini bukanlah cerita tentang seseorang, melainkan cerita kita semua yang pernah muda, jatuh cinta, dan belajar mengambil keputusan sulit. 

Siap-siap baper berjamaah bulan ini lewat Senyum Manies Love Story yang akan tayang pada 12 Juni 2025 diseluruh bioskop Indonesia.

Kamis, 05 Juni 2025

FILM LINTRIK Ilmu Pemikat Siap Meramaikan Bisokop Indoneia

Film Lintrik bukan jenis Film Horor yang mengandalkan pada penampakan hantu yang menakut-nakuti saja namun lebih menitik beratkan pada drama psikologis menyentuh

Bu Asye Siregar selaku produser Prama Gatra Film melihat sebuah Film pendek di youtube berjudul Lintrik -Janakim Series, karya anak-anak Banyuwangi pada akhir tahun 2022. 

Karena menyadari etika soal kerkarya maka kelompok pembuat film ini kemudian di ajak bekerjasama secara resmi dan terlibat di dalam pembuatan film Lintrik versi bioskop ini. Mereka juga menjadi konsultan ataupun penasehat untuk hal-hal berbau budaya yang ditampilkan di dalam film ini.

Lintrik sendiri adalah sejenis ilmu pelet atau pengasihan Jawa kuno yang memiliki efek cepat dan sangat kuat bahkan bisa menarik korbannya meskipun berada di luar negeri, namun bersifat hanya sementara. 

Perbedaannya dengan pelet adalah jika pelet bisa dilakukan secara ritual sendirian oleh pelakunya berbeda dengan lintrik tidak bisa dilakukan oleh semua orang karena hanya bisa dilakukan oleh seorang dukun wanita yang sudah melakukan ritual tertentu tentang lintrik ini. Salah satu ritual yang extrimnya adalah mengelilingi kuburan keramat dalam keadaan tanpa busana.

Penulisan skenario berjalan hingga di pertengahan tahun 2023 lalu syuting mulai di lakukan langsung di sebagian Jakarta dan lebih banyak di Banyuwangi Karena syuting ini dilakukan resmi dengan ijin pemda Banyuwangi maka kami di ijinkan untuk mengambil gambar juga di festival Banyuwangi dan salah satu adegannya juga akan masuk kedalam film.

Selain lokasi di Banyuwangi film Lintrik juga melibatkan beberapa aktor asli Banyuwangi diantaranya Sang Maestro tari Gandrung yang tersisa yakni Mak Temu Misti. Selain itu ada juga seniman senior Banyuwangi Mas Yon DD. Mereka akan menggunakan bahasa Osing yakni bahasa asli Banyuwangi.

Sementara itu beberapa artis Nasional yang turut mendukung film Lintrik ini adalah Donny Damara, Yatti Surachman, Meisya Amira, Karina Icha, Akbar Nasdar, Fannita Posumah dan Karakter Ustad muda yang berbeda dari film lainnya dimainkan oleh pendatang baru muda Teguh Ryder yang selama ini dikenal banyak membintangi iklan komersial.

Selama syuting di lakükan sekitar 25 hari, ada banyak cekali kejadian yang di Juar nalar salah satunya adalah ketika syuting dilakukan disebuah hutan di Banyuwangi. Di tempat itu selama 3 hari berturut-turut kru tidak bisa melakukan pengambilan gambar sama sekali karena setiap seudah mengeluarkan kamera dan di set untuk siap syuting tiba-tiba saja hujan turun. Hal itu terus di coba selama puluhan kali dan berulang terus hujan kembali turun setiap akan mulai take. Padahal ketika istirahat dan tidak take hujan akan berhenti namun begitu semua alat sudah di set kembali dan siap take akan action tiba-tiba saja hujan kembali turun. Akhirnya setelah menyerah di hari ke tiga karena tidak bisa syuting sama sekali kami diminta melakukan ritual tertentu barulah kejadian itu tidak terjadi lagi.

Beberapa obyek wisata indah di Banyuwangi juga ditampilkan di film ini seperti hutan De Djawatan yang dulu terkenal sebagai lokasi film Perempuan tanah Jahanam, Patung Terakota, Pantai, hingga pusat kota.

Film Lintrik bukan jenis Film Horor yang mengandalkan pada penampakan hantu yang menakut-nakuti saja namun lebih menitik beratkan pada drama psikologis menyentuh cerita kisah Sari (Karina Icha) yang berusaha menjalani kehidupan normal bermimpi menjadi ibu rumah tangga kaya namun dengan cara me lintrik cinta pertamanya dulu yang kini sudah beristri. Dari sinilah konflik bergulir yang memaksa Sari masuk ke dalam sebuah konspirasi besar yang hanya akan terjawab di ending filmnya nanti. Jadi kekuatan cerita menjadi andalan dalam film ini, seluruh adegan mempunyai informasi penting, karena itu jika melewatkan satu adegan saja bisa akan memutus seluruh informasi yang ada dalam film secara berkaitan.

Film Lintrik merupakan film kolaborasi antara Prama Gatra film bekerjasama dengan Rumah Semut Film yang di sutradarai oleh Irham Acho Bahtiar sutradara yang selama ini banyak di kenal menghasilkan karya-karya komedi Nasional seperti Epen Cupen the Movie dan Security Ugal-ugalan dan juga sering mengangkat beberapa film dari berbagai daerah di Indonesia seperti Papua dan Makasar. Sebelumnya bersama Prama Gatra Film juga mereka pernah bekerja sama membuat film Horas Amang yanng bertema keluarga Batak.

Saat ini Film Lintrik telah siap untuk tayang dan sejak tahun lalu sudah mengantri di bioskop untuk mendapatkan jadwal penayangan. Semoga saja film ini bisa segera di saksikan oleh para penonton di tahun 2025 ini.



“Seribu Bayang Purnama” Film Drama Keluarga Yang Mengangkat Problematika Nyata Para Petani

  ° Film Seribu Bayang Purnama dikemas secara ringan untuk memberikan sarana edukasi dan juga alternatif untuk memahami pentingnya bidang pe...