Kamis, 30 Oktober 2025

“Munafik” Resmi Diproduksi Ulang di Indonesia Kolaborasi Besar Indonesia-Malaysia Siap Hadirkan Horor Bertema Nilai dan Kejujuran

 

jajaran pemeran yang dipersiapkan untuk menghidupkan karakter-karakter kunci. Arya Saloka sebagai Adam, Acha Septriasa sebagai Fitri, Donny Damara sebagai H. Mansur, Nova Eliza sebagai Hj. Zulfa, Dimas Aditya sebagai Anwar, Izabel Jahja sebagai Umi Fitri, Elvira Davinamira sebagai Hanifa, Oce Permatasari sebagai Pembantu H. Mansur, dan Faqih Alaydrus sebagai Amir.

Jakarta, 29 Oktober 2025 — Unlimited Productions bersama Skop Productions (Malaysia), berasosiasi dengan A&Z Films, Komet Productions, dan Legacy Pictures, resmi mengumumkan penggarapan ulang (remake) film horor fenomenal “Munafik” untuk pasar Indonesia. 

Pengumuman dilakukan dalam konferensi pers yang dihadiri produser Oswin Bonifaz, sutradara Guntur Suharjanto, perwakilan Skop Productions Datuk Dr. Yusof Haslam, serta penulis Ali. 

Proyek ini menandai kerja sama lintas negara untuk menghadirkan kisah horor berintensitas tinggi dengan pendekatan budaya Indonesia yang kuat. 

“Ini IP besar yang kami kerjakan serius sejak lama. Harapannya, versi Indonesia berdiri kuat dengan jati dirinya sendiri bukan menggantikan, melainkan menghadirkan pengalaman baru yang membanggakan penonton Indonesia,” ujar Oswin Bonifa, Produser Unlimited Productions. Ia menambahkan bahwa proses perolehan dan pengembangan IP berjalan panjang hingga tim siap masuk tahap produksi. 

Menggarap ulang karya yang begitu lekat dengan penggemarnya, Guntur Suharjanto menegaskan arah kreatif film: “Saya ingin membuat horor yang bukan sekadar menakut-nakuti, tapi punya pesan personal yang kuat. Versi Indonesia akan berakar pada kultur kita dari karakter, laku spiritual, hingga konteks sosial tanpa kehilangan ruh kisah aslinya.” Guntur juga menekankan pemaknaan “Munafik” yang lebih luas sebagaimana dijabarkan film ini melalui karakter dan dialog, sehingga relevan dengan pengalaman penonton sehari-hari Ujar Guntur Selaku Sutradara Film Munafik

Hadir mewakili Skop Productions dan putranya Syamsul Yusof (sutradara “Munafik” 1 & 2), Datuk Dr. Yusof Haslam menyampaikan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini: “Bahasa dan budaya kita saling memahami. Kolaborasi Indonesia-Malaysia menjadi tantangan sehat untuk sama-sama menghadirkan karya terbaik. Saya percaya kualitas sineas Indonesia dan Malaysia akan saling melengkapi, dan semoga film ini sukses di kedua negara.” Ia menekankan pentingnya penilaian yang jujur terhadap karya, serta harapan agar produksi berjalan lancar dan diterima luas. 

Dari sisi penulisan naskah, Ali mengakui tantangan terbesar adalah mengelola ekspektasi tinggi terhadap sebuah judul yang telah “booming” di Malaysia: “Ekspektasi itu yang paling menantang. Syukurlah prosesnya sangat terbantu oleh produser dan sutradara, sehingga dalam waktu relatif singkat naskah bisa terbentuk dengan arah yang jelas.” 

Pada sesi perkenalan, tim juga menyinggung jajaran pemeran yang dipersiapkan untuk menghidupkan karakter-karakter kunci. Arya Saloka sebagai Adam, Acha Septriasa sebagai Fitri, Donny Damara sebagai H. Mansur, Nova Eliza sebagai Hj. Zulfa, Dimas Aditya sebagai Anwar, Izabel Jahja sebagai Umi Fitri, Elvira Davinamira sebagai Hanifa, Oce Permatasari sebagai Pembantu H. Mansur, dan Faqih Alaydrus sebagai Amir.

Aktris Acha Septriasa dan aktor Arya Saloka resmi diumumkan sebagai pemeran utama dalam film horor terbaru Munafik, remake dari film legendaris asal Malaysia yang sukses besar di 2016.

Dalam versi Indonesia ini, Acha memerankan karakter Fitri, sosok utama yang dikenal dengan adegan kerasukan ikonik yang sempat membuat Munafik versi asli menjadi fenomena di Asia Tenggara. Ia mengaku film ini hadiah ulang tahunnya di bulan September lalu.

"Ini adalah hadiah ulang tahun buat saya sebenarnya. Dihubungin langsung ke Sydney, terus diminta untuk bermain di film Munafik. Saya sebagai Fitri pemain dari Indonesia merasa terhormat sekali untuk bisa mendapatkan kesempatan ini," ujar Acha Septriasa

Acha menuturkan, peran Fitri memiliki posisi sakral dalam cerita Munafik karena, menjadi sumber dari adegan kerasukan yang paling diingat oleh penonton. Ia merasa bangga bisa meneruskan ikon tersebut dalam balutan budaya Indonesia.

"Ketika dikasih tahu bahwa background-nya semuanya diubah jadi khas Indonesia, dan juga Pak Guntur Suharyanto menjelaskan secara runut bagaimana proses pembaruan dari skrip... dibikin lebih Indonesia sekali. Insyaallah saya mau meneruskan legacy dari Malaysia ini," tambah Acha.

Aktris yang kini menetap di Australia itu juga mengungkapkan, versi Indonesia akan menampilkan intensitas aksi yang lebih tinggi dibandingkan film aslinya. Adegan ikonik "merayap di dinding" akan tetap dipertahankan, namun ditambah dengan elemen pertarungan yang lebih dinamis.

"Yang paling menantang adalah bahwa adegan Fitri di sini action-nya sangat luar biasa. Benar-benar nggak menghilangkan ikon dari bagaimana dia merayap di dinding itu, cuma ditambah lagi dengan adanya pertarungan dengan ustaz-ustaz. Lebih banyak movement yang pasti nanti bikin penonton lebih terhibur," ungkapnya.

Sementara itu, Arya Saloka dipercaya memerankan karakter Ustaz Adam, tokoh utama pria yang berjuang melawan kekuatan jahat. Untuk pendalaman peran, Arya mengaku kembali belajar Iqro dari awal demi bisa melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan fasih.

"(Belajar) Iqro lagi dari awal. Beban juga (memainkan karakter Ustaz Adam). Di Malaysia kan amat luar biasa Ustaz Adam-nya. Jadi kebetulan guru kami juga bilang, 'Itu saya nonton bacaannya Masya Allah bagus loh,' jadi saya merasa harus belajar lagi, harus bisa setidaknya mengejar," tutur Arya.

Selain itu, Arya juga melakukan transformasi fisik demi mendalami karakternya. Ia membiarkan jenggotnya tumbuh, bukan hanya untuk kebutuhan peran, tetapi juga sebagai bentuk mengikuti sunnah Rasul. "Ya salah satunya karena persiapan ini. Salah satunya juga karena sunnah Rasul ya menumbuhkan jenggot. Ketika kita menjalankan sunnah kan pahalanya masuk setiap hari selama belum dipotong," Kata Arya

Film Munafik versi Indonesia akan mengalami perubahan pada nama-nama karakter yang disesuaikan dengan lokalitas di sini. Namun, nama karakter Ustaz Adam akan tetap dipertahankan dari versi aslinya.

Kabarnya, film ini akan segera memasuki proses syuting pada awal November 2025 dan dijadwalkan tayang di bioskop pada tahun 2026


Sinopsis

Berdasarkan film asli asal Malaysia, Munafik mengisahkan Ustaz Adam yang imannya tengah goyah usai kematian sang istri dalam sebuah kecelakaan. Di tengah pergulatan batin tersebut, Ustaz Adam harus membantu seorang perempuan yang dirasuki sosok iblis.

Ketika berhadapan dengan roh jahat tersebut, Ustaz Adam mendapati pertanda terkait penyebab meninggalnya sang istri. Sementara itu, ia terus mendapat teror dari sosok iblis mengerikan yang juga mengancam nyawanya

Film Horor Kuncen Membawa Misteri Gunung Merapi! Azela Putri Berseteru dengan Davina Karamoy di Tengah Pendakian, Mencari Pacar yang Hilang dan Pengganti Juru Kunci

 

Atta Halilintar terlibat sebagai produser eksekutif, Kuncen tayang mulai 6 November di bioskop

Jakarta, 30 Oktober 2025 - Apa yang terjadi ketika anak rumahan yang tinggal di kota tiba-tiba harus naik gunung karena sang pacar hilang kontak? Itulah yang dialami Azela Putri bersama teman-temannya, Vonny Felicia dan Mikha Hernan di film horor terbaru persembahan Hers Productions dan Cinevara Studio, Kuncen. Di film ini, penonton akan diperlihatkan misteri Gunung Merapi dengan sajian perjalanan kisah persahabatan dan perasaan kehilangan orang tersayang.

Kuncen mengikuti kisah Awindya (Azela Putri), yang kehilangan kekasihnya yang sedang naik gunung. Awindya pun lalu mengajak kedua temannya untuk menyusul dan mencari pacarnya. Namun, sesampainya di sana, ada peristiwa yang tak terduga yang membuat semuanya berubah. Sang Juru Kunci, atau Kuncen, mati akibat ilmu hitam.

Mereka kemudian bertemu dengan Yoga (Cinta Brian) dan Diska (Davina Karamoy), dua orang asing yang juga sedang mencari orang terdekat mereka yang hilang. Perjalanan kelima remaja di gunung pun berubah menjadi kisah mistis, bertemu dengan berbagai hal gaib yang di luar nalar mereka. Apa yang akan terjadi?

Ketegangan di film Kuncen dibangun melalui setting atmosfer gunung yang sunyi, kabut tebal, dan hal-hal misterius. Penonton akan merasakan setiap sudut di hutan dan gunung menjadi sumber ancaman.

Film ini menghadirkan pengalaman horor yang emosional, membawa ketegangan yang terasa nyata dan akan membekas lama di benak penonton. Selain nuansa horor, film Kuncen juga membawa tema persahabatan. Mengeksplorasi ketakutan terhadap hal gaib yang turut menguji hubungan antar teman, sekaligus menyentuh nilai budaya dan spiritual lokal yang dipercaya masyarakat.

"Dalam kepercayaan lokal masyarakat kita, gunung bukan cuma alam fisik, tapi juga menjadi tempat tinggal roh leluhur dan penjaga alam. Ada kebiasaan yang telah menjadi common knowledge di antara para pendaki dan juga masyarakat di sekitar pegunungan, izin ke Kuncen atau Juru Kunci berarti menghormati mereka yang 'menjaga' sebelum manusia datang. Di film ini, kami ingin menunjukkan bahwa Kuncen adalah penjaga adat sekaligus keselamatan, bukan cuma penjaga alam mistis," ujar produser Rahul Mulani.

Disutradarai oleh Jose Poernomo, film Kuncen diproduseri oleh Rahul Mulani bersama Fadi Iskandar dan Neivy Vilany. Atta Halilintar turut bergabung menjadi produser eksekutif di film ini bersama Heera Syahir, Roan Yandie Anpira, Azmi Yansyah Siregar, dan Kemal Temenggung. Kuncen dibintangi di antaranya oleh Azela Putri, Davina Karamoy, Cinta Brian, Mikha Hernan, Vonny Felicia, dan Sara Wijayanto.

Di film ini, Sara Wijayanto tampil menjadi sosok misterius yang menjadi kunci keselamatan dari para karakter utamanya dalam sebuah misi penyelamatan. Ia hadir dengan tampilan yang berbeda. Meski penampilannya singkat, namun Sara berhasil memberikan kesan yang mendalam dan memberikan pemaknaan terhadap jalannya cerita di film ini.

"Meski film ini memiliki latar setting lokal dengan unsur mistis dari budaya lokal dari desa dekat pegunungan, namun permasalahan dan solusi yang ditampilkan di film ini adalah dari para karakter yang tinggal di kota. Jadi berbagai dinamika selama pendakian itu juga akan membawa kedekatan ke penonton muda tentang ketidaktahuan mereka pada apa yang terjadi sebenarnya di gunung dan akibat fatalnya," ujar sutradara Jose Poernomo.

"Di film Kuncen saya banyak belajar dari teman-teman produser bagaimana membuat sebuah karya film untuk menjadi lebih baik lagi. Ini jadi momen saya untuk bisa mengambil pelajaran dari banyak pelaku perfilman yang lebih berpengalaman dan bisa saya gunakan ke depannya," tambah produser eksekutif Atta Halilintar.

Azela Putri, menuturkan pengalaman menegangkannya saat syuting Kuncen. Salah satu tantangan yang paling berat adalah ketika ia harus beradegan di liang kubur.

Sementara itu, di film ini, Jose Poernomo memanfaatkan setting asli kuburan yang ada di lokasi, yang menambah suasana mencekam yang tergambar di dalam film. Azela juga menuturkan pengalaman dirinya yang hampir kesurupan.

"Jadi ada salah satu pemeran kuntilanak yang saat di lokasi itu berteriak. Aku kira itu Vonzy yang lagi ambil adegan. Teriakannya itu nonstop. Aku akhirnya lari pengen lihat seperti apa, eh tahunya ternyata ada yang kesurupan. Begitu teriakannya berhenti, tiba-tiba itu seperti mau berpindah ke aku. Jadi aku mengalami hampir mau kesurupan, itu rasanya ubun-ubunnya seperti mau ditarik," cerita Azela Putri.

Sementara itu, Davina Karamoy menyatakan bermain di film Kuncen menjadi hal baru baginya. Ia yang pada dasarnya lebih menyukai pantai, harus menerima tantangan saat mendaki gunung. Terlebih, karakter yang diperankannya, Diska, adalah sosok yang tidak familiar dengan naik gunung.

"Jadi saat syutingnya, aku harus pakai celana pendek dan semacam rompi sleeveless. Aku lumayan tersiksa di sana karena sangat kedinginan. Sementara teman-teman cast yang lain itu pakai double coat dan sweater. Jadi tiap cut adegan itu aku selalu minta selimut karena dingin banget," cerita Davina Karamoy.


Berikut Trailer FILM KUNCEN

 Tonton film Horor Kuncen yang akan tayang mulai 6 November 2025 di jaringan bioskop Indonesia!

Rabu, 29 Oktober 2025

Film Dopamin Menampilkan Cara Bahagia di Dunia yang Semakin Gila! Couple Goals Angga Yunanda & Shenina Cinnamon Bersatu Hadapi Ujian Kehidupan dan Cinta

 

Film Dopamin tayang mulai 13 November 2025 di bioskop Indonesia


Jakarta, 29 Oktober 2025 - Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon membawa kita ke dalam sebuah roller coaster kehidupan berumah tangga mereka dalam film romantic survival drama Dopamin persembahan Starvision dan Karuna Pictures, Film yang disutradarai Teddy Soeria Atmadja dan produser Chand Parwez Servia ini akan menampilkan cara pasangan suami istri bahagia di dunia yang semakin gila.

Terhimpit utang yang menumpuk, telat bayar sewa tempat tinggal, menggadaikan barang demi bisa makan, dan kehilangan pekerjaan adalah masalah bertubi-tubi yang dihadapi pasangan yang baru saja menikah, Malik (Angga Yunanda) dan Alya (Shenina Cinnamon). Krisis yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga mereka membuat pasangan ini kurang harmonis, seakan menyeret keduanya hingga ke pinggir jurang dan bertanya apa lagi yang harus mereka lakukan untuk bisa bertahan hidup?

Namun, di tengah masalah yang berdatangan, hadir seorang tamu asing ke rumah mereka, dan bermalam usai membantu Malik yang mobilnya bermasalah. Sang tamu asing yang menjadi jawaban instan bagi Malik dan Alya, karena meninggalkan koper berisi penuh uang! Film Dopamin akan mengikuti liku perjalanan Malik dan Alya dalam menata hidup mereka yang baru, tak hanya bergelimang uang, namun juga ancaman bahaya yang mengintai!

Produser film Dopamin Chand Parwez Servia mengungkapkan film ini akan menjadi karya yang berbeda. Setelah kolaborasi Chand Parwez bersama Teddy serta Starvision dan Karuna Pictures yang menghasilkan blockbuster The Architecture of Love (TAOL), kini bertepatan dengan momentum perayaan 30 tahun Starvision, Dopamin hadir sebagai karya baru yang menyegarkan.

"Kita bisa melihat bagaimana Malik dan Alya sebagai pasangan muda bisa saling mengandalkan, dan berusaha untuk bisa selamat dari kesulitan yang sedang mereka hadapi. Ini adalah film yang berbeda dan penuh adrenalin, saya yakin semua pasti ingin melakukan yang terbaik untuk pasangan. Dan di film Dopamin membuat kita merasa bahwa kita berada dalam situasi yang sama dan bersama-sama dengan pasangan muda ini, Malik dan Alya untuk menghadapi segala permasalahannya. Benarkah cinta obat bahagia di dunia yang semakin gila?" ujar produser film Dopamin Chand Parwez Servia.

Film Dopamin sendiri memiliki perjalanan yang cukup panjang. Teddy menulis draft pertama naskah ini sejak lima tahun lalu. Film yang awalnya diintensikan memiliki cerita dan visual yang lebih gelap dalam balutan thriller, setelah berdiskusi dengan Chand Parwez Dopamin menjadi bentuk eksplorasi cross-genre yang akan membawa penonton dalam sebuah adrenaline rush dari para karakter di filmnya.

"Dopamin adalah film tentang survival, perjuangan untuk sebuah cinta. Pada dasarnya adalah relasi antara manusia. Ini adalah cerita yang sangat humanis, dan akan membuat kita berempati dan jatuh cinta pada karakter Malik dan Alya," ujar penulis dan sutradara film Dopamin Teddy Soeria Atmadja.

Bagi Angga dan Shenina, Malik dan Alya di film Dopamin sangat merefleksikan dinamika yang terjadi dalam kehidupan mereka serta bisa menjadi cerminan bagi banyak orang dalam menjalani hidup.

Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon membintangi film Dopamin bersama Anjasmara, Andri Mashadi, Teuku Rifnu Wikana, Totos Rasiti, Nagra Pakusadewo, Kiki Narendra, Rizky Inggar, Verdi Solaiman, Tike Priatnakusumah, Aida Nurmala, Willem Bevers, Alfian Phang, dan lain-lain.

"Ini adalah kondisi banyak orang. Up and down dari sebuah hubungan pernikahan. Malik dan Alya di film ini adalah pasangan muda yang baru menikah. Lalu mereka menghadapi pergolakan ekonomi, dan aku merasa kita bisa merefleksikan diri dari film Dopamin," ungkap Angga Yunanda.

"Semuanya harus dijalankan bersama-sama, sebagai pasangan. Di momen ini juga menangkap apa pun keputusan yang diambil, semuanya harus dibicarakan bersama dan menemukan titik tengahnya. Sehingga sebagai pasangan kita bisa bersama-sama sampai akhir," tambah Shenina Cinnamon.

Sebelumnya, film Dopamin juga mendapatkan sambutan positif dan meriah saat terpilih untuk tayang sebagai closing film di Jakarta Film Week (JFW) 2025 pada 26 Oktober 2025. Para penonton memberikan standing ovation seusai penayangan. Banyak dari para reviewer film pun menyebut Dopamin sebagai karya yang fresh, thrilling, dan intens menegangkan namun menyenangkan.

Tonton film Dopamin persembahan Starvision dan Karuna Pictures di Bioskop mulai 13 November 2025. Temukan cara bahagia di dunia yang semakin gila! 


Berikut Trailer Film Dopamin



Sinopsis

Hubungan pasutri, Malik dan Alya sedang kurang harmonis sejak Malik terkena PHΚ dan terjerat hutang. Mobil Malik bermasalah sepulang wawancara kerja yang gagal, hingga seorang asing mengantarnya pulang kemudian menginap di rumah mereka. Pagi hari mereka syok menemukan tamunya terbujur kaku, meninggalkan sekoper uang milyaran yang mengubah kehidupan pasangan muda ini!

Selasa, 28 Oktober 2025

Film Pangku Tayang Mulai 6 November di Bioskop Indonesia Membawa Kisah Perjuangan Ibu yang Tak Punya Pilihan Tribut Reza Rahadian untuk Sang Ibu

 

Chemistry yang apik dari Claresta Taufan dan Christine Hakim membawa keduanya meraih nominasi Piala Citra FFI 2025

Jakarta, 28 Oktober 2025 - Setelah tayang perdana (world premiere) di Busan International Film Festival (BIFF) 2025, film debut penyutradaraan Reza Rahadian dan persembahan pertama rumah produksi Gambar Gerak, Pangku akan resmi tayang di jaringan bioskop Indonesia mulai 6 November 2025. Film Pangku menghadirkan kisah tentang perjuangan seorang ibu dengan penceritaan yang sangat sederhana, namun membumi dan universal, sehingga sangat relate dan mudah dinikmati oleh berbagai kalangan penonton.

Mengikuti kisah Sartika (Claresta Taufan), yang tengah hamil besar dan mencari pekerjaan, nasib hidupnya membawa Sartika ke pasangan tua Maya (Christine Hakim) dan Jaya (Jose Rizal Manua). Sartika ditampung oleh Maya dan Jaya, dan kelak ia menemukan kehidupan baru untuk membesarkan anaknya, Bayu (Shakeel Fauzi), dan bertemu dengan cintanya, Hadi (Fedi Nuril) si sopir truk ikan.

Sebagai debut penyutradaraannya, Reza Rahadian menampilkan kisah ibu tunggal dengan penuh kasih. Berbekal pengalamannya, selama 38 tahun sebagai anak dari seorang ibu tunggal dan 20 tahun karier aktingnya. Reza dengan cermat menggali perspektif ibu. Sehingga penonton bisa menyelami perasaan ibu yang dalam menjalani hidupnya tanpa pilihan.. 

Meskipun ini film pertamanya Reza Rahadian (sebagai sutradara), tapi bukan yang terakhir. Kami sudah punya rencana untuk memproduksi beberapa film lagi ke depan. Fokus kami tetap pada isu-isu menarik di masyarakat dengan pendekatan yang humanis,” ungkap Arya.

"Sumber inspirasi dari cerita di film Pangku berasal dari ibu saya sebagai seorang single mother dan bagaimana saya tumbuh bersamanya. Itulah awal dari semuanya, dan saya ingin menjadikan film ini sebagai tribut untuk ibu. Setelah berada di industri film selama lebih dari 20 tahun, saya merasa membutuhkan tantangan dan ruang baru untuk berkembang lagi sebagai seorang seniman, dan menyutradarai adalah hal yang sudah saya impikan sejak lama," ujar penulis dan sutradara film Pangku Reza Rahadian... 

Sementara itu, Reza Rahadian menegaskan terwujudnya film Pangku berkat kerja sama dengan banyak pihak. Reza pun memuji peran sinematografer Teoh Gay Hian yang bisa mewujudkan visi penyutradaraan film tersebut.

"Kalau bahasanya Pak Teoh, 'Kamu orang pertama yang saya izinin buat mainkan viewfinder saya.' Karena kan belum punya viewfinder, jadi suka iseng pinjam buat cari-cari titik dan lain-lain," kata Reza

Diproduseri oleh Arya Ibrahim dan Gita Fara, dengan produser eksekutif Melyana Tjahjadikarta, film Pangku ditulis Reza Rahadian bersama Felix K. Nesi. Film ini dibintangi di antaranya oleh Claresta Taufan, fedi Nuril, Christine Hakim, Shakeel Fauzi Aisy, Jose Rizal Manua, Devano Danendra, Kaan Lativan, Reza Chandika, Lukman Sardi, Nazira C Noer, Galabby Thahira, Tj Ruth, happy Salma, Nai Djenar Maesa Ayu, iswadi Pratama, nusa Kalimasada, Heliana Sinaga, Rizky Langit, Dan Demi Medina.

"Film Pangku berbicara tentang ibu dan bagi banyak ibu di luar sana, yang hidupnya harus bekerja keras berkali lipat. Film ini untuk semua orang yang berjuang tanpa kemudahan dan pilihan-pilihan. Mau tidak mau hidup harus dijalani, suka dukanya adalah yang kadang kita harus nikmati, kadang juga kita harus syukuri," ujar produser Gita Fara.

Penampilan apik dari Claresta Taufan dan Christine Hakim juga membuahkan hasil manis. Keduanya mendapatkan nominasi untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik dan Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik untuk Piala Citra FFI (Festival Film Indonesia) 2025. Chemistry yang sangat kuat di antara keduanya memberikan getaran tentang perjuangan keras seorang ibu, yang terasa seperti perjalanan yang biasa dalam hidup, tanpa dramatisasi dan memelas diri.

"Bagiku, film Pangku adalah film yang jujur tentang kehidupan di Indonesia, spesifiknya di kawasan Pantura. Aku yang memerankan Sartika merasa film ini bisa memotret secara real apa adanya seperti itu kehidupan yang dilalui, tanpa disedih-sedihkan atau dibagus-baguskan. Dan ini yang membuat penonton akan merasa relate, bahkan termasuk penonton internasional yang sudah nonton Pangku di Busan," terang Claresta Taufan.

"Salah satu tantanganku secara teknis di film ini adalah ketik adegan aku menarik gerobak. Karena itu diambil dengan one-shot sementara jalanannya berbatu, jadi agak sulit. Untuk adegan ini bahkan butuh sekitar 11 take," lanjut Claresta.

Salah satu yang juga menarik, film Pangku juga menggunakan lagu Rayuan Perempuan Gila dari Nadin Amizah. Film Pangku menjadi satu-satunya yang mendapatkan izin lisensinya untuk menggunakan lagu tersebut sebagai OST film, meski selama ini banyak yang meminatinya. Lagu ini juga akan memberikan dimensi yang lebih dalam tentang karakter Sartika di film ini.

Sutradara Reza Rahadian mendapatkan izin dari penyanyi Nadine Amizah untuk menggunakan lagu "Rayuan Perempuan Gila" sebagai lajur suara orisinal (OST) film Pangku.

Lagu Nadine Amizah tersebut pertama kali diperkenalkan kepada Reza oleh produser Arya Ibrahim yang disebut menggemari karya-karya penyanyi tersebut.

"Saat dengar lagunya (Rayuan Perempuan Gila), yang pertama kali muncul di kepala saya itu wajah ibu saya. Karena, menurut saya, dia cukup gila untuk menjadi seorang perempuan yang hebat," kata Reza saat acara gala perdana film "Pangku" di Jakarta, Selasa.

Lagu itu juga dinilai memberikan dimensi yang lebih dalam terhadap perasaan karakter Sartika dalam suatu adegan di film Pangku.

Proses persetujuan dari Nadine Amizah dilakukan tidak instan, tapi setelah ia membaca skrip film Pangku terlebih dahulu.

Reza menuturkan, saat mereka bertemu, Nadine mengucapkan: "Jadi gini Kak Reza, ini bukan karena Kak Reza ya tapi ini karena ceritanya. Saya sudah menemukan rumah untuk Rayuan Perempuan Gila," Reza menyambut baik persetujuan tersebut.

Selain Rayuan Perempuan Gila, Pangku juga memiliki OST dari lagu legendaris Iwan Fals, Ibu. Namun, spesial untuk Pangku, Iwan Fals merekam ulang lagu Ibu.

Film Pangku sebelumnya telah memenangkan 4 penghargaan di Busan International Film Festival (BIFF) 2025 dalam kompetisi program Vision Asia. Penghargaan itu adalah KB Vision Audience Award, FIPRESCI Award, Bishkek International Film Festival-Central Asia Cinema Award, dan Face of the Future Award. Di FFI 2025, Pangku total meraih 7 nominasi Piala Citra: Film Cerita Panjang Terbaik, Pemeran Utama Perempuan Terbaik (Claresta Taufan), Pemeran Utama Pendukung Perempuan Terbaik (Christine Hakim), Penulis Skenario Asli Terbaik (Reza Rahadian, Felix K. Nesi), Penata Artistik Terbaik (Eros Eflin), Penyunting Gambar Terbaik (Ahmad Fesdi Anggoro), dan Penata Musik Terbaik (Ricky Lionardi).

Film Pangku adalah film yang sudah diakui festival dunia dan dalam negeri, dengan cerita naratif yang sangat sederhana, yang menjadikannya terasa sangat hangat, tulus dan real.

Film Pangku tayang mulai 6 November 2025 di bioskop Indonesia. Ikuti terus informasi terkini film Pangku melalui akun-akun media sosial resminya.

***


Berikut Trailer Film Pangku 



Sinopsis

Sartika (Claresta Taufan), seorang perempuan muda yang sedang hamil, pindah dari kota asalnya dengan harapan bisa memberikan masa depan yang lebih baik bagi anaknya. Ia bertemu dengan Maya (Christine Hakim), pemilik kedai kopi di Pantura. Maya merawat Sartika dan membantu persalinannya. Setelah Sartika melahirkan, Maya merayunya bekerja menyuguhkan kopi sambil dipangku, hingga suatu hari Sartika bertemu dan jatuh cinta dengan sopir truk distributor ikan bernama Hadi (Fedi Nuril). Akankah Sartika menemukan kebahagiaannya?

Senin, 27 Oktober 2025

TRAILER RESMI “AIR MATA MUALAF” DIRILIS: KETIKA KELUARGA DAN KEYAKINAN MENJADI JALAN PILIHAN, BUKAN SEKADAR WARISAN


 

Merak Abadi Productions dan Suraya Filem Malaysia secara resmi meluncurkan trailer dan poster resmi film Air Mata Mualaf dalam konferensi pers yang digelar pada Senin, 27 Oktober 2025 di XXI Plaza Senayan, Jakarta. Peluncuran ini menjadi langkah awal memperkenalkan kepada publik sebuah film drama keluarga yang hangat dan reflektif—tentang keluarga, cinta, dan keberanian memilih jalan hidup sendiri.

Sejak detik pertama, trailer menampilkan emosi yang tenang namun kuat. Air Mata Mualaf tidak menonjolkan perubahan keyakinan sebagai momen dramatis, melainkan memperlihatkan bagaimana keluarga, cinta, dan pencarian jati diri saling bertabrakan dalam perjalanan seorang perempuan yang berani menentukan arah hidupnya sendiri.

Film ini mengajak penonton memahami bahwa keyakinan baik spiritual, prinsip hidup,maupun nilai-nilai pribadi bukan sesuatu yang otomatis diwariskan. Setiap orang lahir dalam lingkungan yang membentuknya, tetapi pada akhirnya, kita semua sampai di titik dimana harus memilih: “Apakah ini benar-benar jalan hidupku? Atau hanya kebiasaan yang diwariskan?”

Air Mata Mualaf adalah tentang keberanian untuk berkata: “Ini adalah Jalan Pilihanku.”

Pilihan yang mungkin berbeda, namun tetap lahir dari cinta. Konflik yang tergambar dalam trailer tidak dihadirkan secara hitam-putih. Hubungan Anggie (Acha Septriasa) dengan ibunya (Dewi Irawan) penuh kasih, namun juga sarat tekanan.

Bukan karena mereka saling menolak, melainkan karena mereka sama-sama takut kehilangan. Di sinilah kekuatan utama film ini: ia tidak menghakimi, tetapi menggambarkan kompleksitas keluarga secara jujur dan lembut. Bahwa film ini adalah perjalanan kedewasaan seseorang dalam memilih, bukan sekadar kisah perpindahan keyakinan Ujar Indra Gunawan Yang sebagai Sutradara

“Bagi saya, iman bukan sesuatu yang diwariskan begitu saja. Iman adalah hasil dari perjalanan batin yang panjang. Dan ketika seseorang memilih jalannya sendiri, disitulah kedewasaan lahir. Keluarga bisa menjadi tempat paling hangat, tetapi juga tempat di mana pilihan kita diuji. Di titik itulah nilai istiqomah benar-benar terasa bukan soal agama saja, tapi soal keberanian untuk tetap setia pada jalan yang diyakini.” Aku sangat terhubung dengan karakter Anggie karena kisahnya terasa dekat dengan kehidupan siapa pun. Kata Acha Septriasa Yang Berperan Sebagai Anggie

“Anggie tidak melawan keluarganya. Dia mencintai ibunya, tapi juga mencintai kebenaran yang ia temukan sendiri. Konflik ini sangat relevan karena setiap orang pada akhirnya akan sampai di titik di mana mereka harus memilih jalan hidupnyasendiri. Menurut saya, Air Mata Mualaf berbicara tentang keberanian untuk jujur pada diri sendiri tanpa kehilangan cinta terhadap keluarga.”

Sementara itu, Dewi Irawan yang memerankan sosok ibu Anggie mengaku perannya terasa sangat personal. “Saya punya anak perempuan, dan ketika membaca naskahnya, saya langsung merasa dekat dengan cerita ini. Suatu saat nanti, mungkin anak saya juga akan membuat pilihan yang berbeda dari saya dan itu bukan hanya soal agama, tapi soal bagaimana setiap anak mencari jati dirinya sendiri. Air Mata Mualaf mengingatkan saya bahwa cinta seorang ibu juga berarti belajar menerima.” Kata Dewi Irawan yang memerankan sosok ibu Anggie

Aktor Rizky Hanggono, yang berperan sebagai bagian dari lingkar keluarga Anggie, juga mengaku tersentuh oleh kedalaman cerita film ini.“Ada satu adegan pertengkaran antara karakter saya dan Anggie yang cukup emosional. Setelah syuting selesai, saya langsung teringat pada adik perempuan saya sendiri. Rasanya seperti diingatkan lagi, bahwa di balik setiap perbedaan pandangan dalam keluarga, selalu ada kasih yang nggak bisa hilang begitu saja.” Ujar Rizky Hanggono

Film ini dibangun dari sudut pandang keluarga,bukan dari sudut pandang religius sempit.“Air Mata Mualaf bukan film yang menggurui. Ini film tentang manusia. Tentang anak yang ingin didengar. Tentang orang tua yang takut kehilangan. Tentang bagaimana perbedaan dalam keluarga bukanlah akhir, tapi awal dari proses saling memahami "Jelas Dewi Amanda Produser Film. Air Mata Mualaf"

Menjadi berbeda itu berat, tapi ketika kita istiqomah kita bisa tetap berjalan tanpa membenci.”

Secara visual, trailer menampilkan keseharian yang akrab dan intim: ruang makan keluarga, perjalanan pulang malam, pertengkaran kecil yang menyimpan luka besar, hingga momen hening ketika seseorang bertanya dalam hati, “Apakah aku berhak memilih jalanku sendiri?”

Air Mata Mualaf tidak hanya menghadirkan konflik batin, tetapi juga harapan. Di balik air mata dan pertentangan, tersimpan kemungkinan rekonsiliasi karena keluarga, seberapa pun rapuhnya, tetap menjadi tempat untuk pulang.

Film ini juga menghadirkan kolaborasi lintas negara antara Indonesia, Malaysia, dan Australia, dengan turut menampilkan dua aktor asal Malaysia: Syamim Freida dan Hazman Al-Idrus. Kehadiran mereka memberikan nuansa baru dalam cerita, memperlihatkan bahwa nilai seperti cinta, keberanian, dan istiqomah bersifat universal dapat dirasakan oleh siapapun, di mana pun.

Disutradarai oleh Indra Gunawan, film ini dibintangi oleh Acha Septriasa, Achmad Megantara, Dewi Irawan, Rizky Hanggono, serta aktor lintas negara dari Malaysia dan Australia. Diproduksi di Indonesia dan Australia, film ini menghadirkan sinematografi yang intim dan emosional dengan genre drama, religi, dan keluarga.

Air Mata Mualaf akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 27 November 2025, disusul rilis di Asia Tenggara dan Timur Tengah pada awal Desember 2025. Trailer dan poster resmi kini dapat disaksikan melalui kanal YouTube Merak Abadi Productions dan seluruh platform media sosial resmi film ini.

Lebih dari sekadar kisah tentang keyakinan, film ini mengundang penonton untuk merenung:Apa jalan pilihanku? Dan beranikah aku menjalaninya dengan istiqomah?


Berikut Trailer Film Air Mata Mualaf



SINOPSIS

Air Mata Mualaf bercerita tentang Anggie, seorang wanita Indonesia yang tinggal dan sekolah di Australia, merupakan korban kekerasan dalam hubungan yang dilakukan oleh kekasihnya Ethan di Sydney. Suatu hari, Anggie memutuskan untuk meninggalkan Ethan setelah hidupnya terpuruk. Dalam kondisi mabuk dan terluka, ia jatuh di depan sebuah masjid dan diselamatkan oleh seorang gadis pengurus masjid.

Kebaikan hati gadis itu menyentuh Anggie, terlebih saat ia mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dari mulut sang gadis tersebut. Sejak saat itu, Anggie meminta untuk diajarkan tentang Islam.

Keputusan Anggie untuk memeluk Islam menjadi titik balik hidupnya. Namun di saat itu, ia harus menghadapi penolakan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Perjalanannya penuh dengan luka, keteguhan, dan harapan untuk berubah. Film ini sarat makna tentang spiritualitas, penerimaan diri, keluarga yang disayangi, dan pengampunan, yang relevan bagi semua kalangan.

PEMERAN:

° Acha Septriasa: Anggie

° Achmad Megantara: Ust. Reza

° Budi Ros: Pak Joseph

° Dewi Irawan: Bu Maria

° Rizky Hanggono: Willy

° Dewi Amanda: Magda

° Matthew Williams: Ethan

° Yama Carlos: Ramli

° Almeera Quinn: Alya

° Syamim Freida: Nina

° Hazman Al idrus: Sayid

° Sutradara: Indra Gunawan

° Produser: Dewi Amanda

° Rumah Produksi: Merak Abadi Productions & Suraya Filem Malaysia

Kamis, 23 Oktober 2025

The Hostage’s Hero Rampungkan Proses Syuting: Sebuah Persembahan untuk Semangat Patriotisme dan Sejarah Maritim Indonesia Kisah Heroik TNI Angkatan Laut Segera Hadir di Layar Bioskop

 


Jakarta, 19 Oktober 2025 – Film layar lebar The Hostage’s Hero resmi menyelesaikan proses syuting pada 19 Oktober 2025. Karya ini menjadi persembahan sinematik yang menyoroti nilai patriotisme, nasionalisme, dan keberanian para prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.

Didukung penuh oleh TNI Angkatan Laut di bawah kepemimpinan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, film garapan Iswara Rumah Film ini diproduksi sebagai bentuk pelestarian sejarah maritim bangsa sekaligus penguatan citra positif TNI AL di masyarakat luas.

Menggabungkan elemen aksi militer, drama patriotik, dan riset sejarah yang mendalam, The Hostage’s Hero dirancang menjadi karya strategis dan berkelanjutan yang menginspirasi generasi muda untuk menghargai jasa para prajurit serta menumbuhkan semangat bela negara.

“Kami bangga bisa ikut berperan dalam lahirnya The Hostage’s Hero. Film ini menunjukkan sisi lain perjuangan prajurit laut. Bahwa di balik disiplin dan ketegasan, selalu ada hati yang berani dan peduli pada sesama,” ungkap Laksaman TNI Muhammad Ali.

Dari Laut untuk Tanah Air

Mengambil latar di berbagai lokasi strategis seperti Markas Besar TNI AL di Jakarta, Pangkalan Utama TNI AL Surabaya, Gunung Bromo, Pantai Baruna Malang, serta kapal legendaris KRI Dewaruci dan KRI Karel Satsuitubun 356, film ini menghidupkan kembali semangat pengabdian prajurit laut dalam menghadapi ancaman pembajakan di Selat Malaka.

Kisahnya berpusat pada Letkol Taufiq (Yama Carlos), seorang perwira TNI AL yang tegas, disiplin, dan humanis. Taufiq memimpin operasi berisiko tinggi untuk menyelamatkan kapal yang disandera perompak brutal, sambil menghadapi dilema antara tanggung jawab sebagai ayah dan panggilan tugas sebagai pemimpin.

Yama menggambarkan Letkol Taufiq sebagai sosok pemimpin militer ideal: kompeten, empatik, dan tak tergoyahkan. Melalui konflik batin dan kepemimpinannya yang menginspirasi, karakter ini merefleksikan keseimbangan antara kekuatan, kemanusiaan, dan dedikasi total pada bangsa.

Selain Yama, film ini pun dibintangi oleh sederet aktor dan aktris berbakat, antara lain:

● Rifky Balweel sebagai Jalaludin, antagonis kompleks yang kejam namun digerakkan oleh kasih terhadap keluarganya;

● Asri Welas sebagai Mama Intan

● Bang Tigor sebagai Papa Intan;

● Aditya Herpavi sebagai Kepala Staf Angkatan Laut;

● Chocky Sitohang sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Laut;

● Robert Chaniago sebagai KLK Reno Tim VBSS;

● Neuneu Anggraeni sebagai Aisyah;

● Ina Vadia sebagai Ina Dwianasari; dan

● Ritassya Wellgreat sebagai Intan;

● Brata Santoso sebagai Letda Deni - Tim VBSS;

● Ghian Grimaldi sebagai Letda Deni - Tim VBSS;

● Rendy Meidiyanto sebagai Kadepops. 

Para Pemeran “The Hostage’s Hero” Ungkap Tantangan dan Rasa Bangga: “Kami Belajar Makna Pengabdian Sebenarnya”

Tak disangka, Taufiq kemudian menunjukkan sebuah foto kondisi jenazah perompak tersebut setelah operasi penyelamatan selesai. Gambar yang dilihat Rifky ternyata sangat mengerikan dan di luar bayangannya.'Nah, ini.' Berantakan kepalanya. Jadi udah, waduh. Sampai sekarang masih kebayang lagi," ucap Rifky

Foto mengerikan itu pun terus menghantuinya selama beberapa hari "Sempat kebayang-bayang sih, kebayang-bayang gitu. Ya dua hari, tiga harilah. Habis itu, 'Pak, udah jangan kasih lihat lagi, Pak,'" kenang Rifky.

Meski menghadapi cuaca ekstrem di beberapa tempat, ia bersyukur proses syuting berjalan lancar tanpa hambatan besar.“Kami syuting di beberapa daerah di Jawa Timur, termasuk Pantai Baruna dan Bromo. Syukurnya cuaca selama syuting itu cerah terus, hampir tidak pernah hujan," ujar Yama Carlos 

"Tantangannya paling di Bromo dingin sekali, sementara di Baruna panas terus,” Namun, pengalaman paling berkesan bagi Yama adalah kesempatan syuting langsung di kapal perang TNI AL, termasuk kapal legendaris KRI Dewaruci ungkap Yama.

“Yang membuat kami semua bangga adalah diperbolehkan syuting langsung di kapal perang TNI Angkatan Laut, termasuk KRI Dewaruci. Itu kehormatan dan kebanggaan tersendiri, karena tidak semua orang bisa masuk ke kapal itu,” tutur Yama

Selama proses syuting, ia dan para pemain lain harus benar-benar mematuhi aturan ketat di area militer.“Kami benar-benar di zona militer, jadi harus menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada. Enggak boleh sembarangan, semua tingkah laku dan perkataan harus dijaga,” kata Yama.

Meski film ini sarat adegan aksi dan bertema militer, Yama mengaku tidak mengalami cedera apapun selama proses syuting.

The Hostage’s Hero digarap oleh sutradara Revo S. Rurut, yang dikenal dengan kemampuannya mengolah nilai-nilai cinta negara dalam bahasa sinema Film yang rencananya akan berdurasi 120 menit ini diproduseri oleh Syahrial Hutasuhut, dengan  Irza Ifdial duduk sebagai eksekutif produser. Proses penyusunan skenario dilakukan di bawah supervisi Laksamana Madya TNI (Purn) Ahmad Taufiqurrahman dan Dinas  Sejarah Angkatan Laut (DISJARAHAL), memastikan setiap detail narasi selaras dengan fakta sejarah dan semangat korps TNI AL.

Pendekatan kolaboratif antara tim kreatif film dan institusi militer ini menghasilkan karya sinematik yang autentik, menghormati sejarah, sekaligus relevan dengan penonton masa kini.

“Kami ingin The Hostage’s Hero tak hanya hadir sebagai tontonan yang menghibur saja. Film ini adalah upaya kami untuk menyajikan kisah nyata yang penuh makna, agar publik bisa mengenal lebih dekat nilai-nilai pengabdian para prajurit laut. Semoga karya ini menjadi bentuk penghormatan dan inspirasi bagi banyak orang,” harap Irza.

Mengangkat Profesionalisme dan Nilai Kemanusiaan Prajurit Laut

The Hostage’s Hero menyoroti dimensi kemanusiaan dalam dunia militer—tentang keberanian yang lahir dari empati, dan keputusan-keputusan sulit yang diambil demi keselamatan banyak orang. Melalui dinamika hubungan antar prajurit, film ini memperlihatkan bahwa kekuatan sejati TNI AL bukan hanya pada strategi dan senjata, tetapi juga pada solidaritas, kejujuran, dan tanggung jawab moral di tengah tekanan ekstrem.

Dengan pendekatan sinematik yang realistis dan menyentuh, The Hostage’s Hero mengajak penonton memahami bahwa di balik setiap operasi militer, ada kisah manusia yang berjuang menjaga keyakinan dan kemanusiaannya. Film ini menjadi penghormatan bagi mereka yang bertugas di garis depan, serta ajakan untuk melihat laut Indonesia bukan hanya sebagai wilayah strategis, tetapi juga ruang tempat nilai-nilai pengabdian dan kemanusiaan diuji.


Menuju Layar Bioskop 2026

Setelah menyelesaikan proses produksi, The Hostage’s Hero kini memasuki tahap pascaproduksi dan dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada tahun 2026.

Dengan dukungan penuh TNI Angkatan Laut dan tim kreatif profesional, film ini diharapkan menjadi karya monumental yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat rasa bangga terhadap identitas dan sejarah maritim bangsa.

Rabu, 22 Oktober 2025

Teaser Poster & Teaser Trailer OZORA : PENGANIAYAAN BRUTAL PENGUASA JAKSEL

 


Film OZORA, karya terbaru dari sutradara Anggy dan Bounty Umbara, menghadirkan kisah nyata yang menggugah tentang perjuangan Jonathan (41) dalam menyelamatkan dan memperjuangkan keadilan bagi anaknya, David Ozora (16), korban penganiayaan brutal oleh anak pejabat tinggi negara di Jakarta Selatan.

Tragedi yang menimpa David membuatnya koma dan menjadi perhatian publik. Bersama dua sahabatnya, Mellisa (38) dan Rustam (45), Jonathan berjuang melawan sistem hukum yang timpang, sementara masyarakat lintas agama bersatu dalam doa memohon kesembuhan David. Lebih dari sekadar kisah perjuangan, OZORA adalah refleksi sosial tentang kekuasaan, elitisme, dan keberanian orang kecil menghadapi ketidakadilan. Film ini menyoroti bahwa “people power exists” kekuatan masyarakat dapat menjadi cahaya di tengah gelapnya sistem yang tak berpihak".

“Film ini lahir dari keresahan pribadi atas fenomena anak-anak yang merasa diri mereka lebih Superior terhadap yang lainnya. Sebuah cermin untuk mengingatkan kita bahwa Bullying dan Power Abuse tidak boleh terulang kembali di negeri ini” Jelas Anggy Umbara.

Aktor Chicco Jerikho memerankan Jonathan dengan penuh emosi dan empati. “Sebagai seorang ayah, gue bisa ngerasain sakitnya kehilangan harapan tapi tetap harus kuat demi anak. Peran ini sangat personal buat gue” Chicco Jerikho memerankan Jonathan.

Chicco bahkan banyak berdiskusi dengan sosok asli Jonathan Latumahina untuk memahami karakter secara mendalam. “Capeknya capek hati,” ungkapnya, karena setiap adegan menggambarkan luka dan keteguhan yang nyata.

Sementara Muzakki Ramdhan, pemeran David Ozora, juga berbagi kisah haru saat membaca naskah.“Pas baca naskahnya gue nangis. Ini film tentang fatherhood banget, hubungan ayah dan anak,” kata Muzakki Ramdhan yang berperan sebagai Davin Ozora

Tak hanya Chicco Jerikho, aktor dan artis lainnya yang terlibat yaitu Muzakki Ramdhan yang berperan sebagai David Ozora, Erdin Werdrayana, Tika Bravani, Donny Damara, Annisa Kaila serta Mathias Muchus.

Film ini bukan hanya mengangkat kisah nyata kekerasan dan hukum, tapi tentang cinta, doa, dan keikhlasan seorang ayah. Melalui OZORA, penonton diajak merenung bahwa kekuatan sejati lahir dari hati yang tidak menyerah dan bahwa keadilan untuk satu orang bisa berarti harapan untuk banyak orang.


Berikut Teaser Trailer Film Ozora Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel



"OZORA: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel". Tayang 4 Desember 2025 di Bioskop

Selasa, 21 Oktober 2025

DANYANG WINGIT JUMAT KLIWON: Horor Okultisme di Balik Panggung Wayang: Ambisi, Tumbal Terakhir, dan Perlawanan Pada Kuasa Gelap

 

Film ini bukan sekadar kisah seram biasa, melainkan sebuah jelajah horor ke dalam dunia pedalangan Jawa dan ritual-ritual gelapnya, menawarkan ketegangan yang lahir dari atmosfer dan kekayaan budaya, bukan dari jump scare.


Jakarta, 21 Oktober 2025 — Khanza Film Entertainment mempersembahkan DANYANG WINGIT JUMAT KLIWON, film horor berlatar dunia pedalangan Jawa yang mengupas ambisi seorang dalang memburu hidup abadi melalui ritual terlarang.

Disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta, film ini hadir dengan mengedepankan horor okultisme yang berakar pada tradisi lokal, bukan semata deretan jump scare.

Film ini bukan sekadar kisah seram biasa, melainkan sebuah jelajah horor ke dalam dunia pedalangan Jawa dan ritual-ritual gelapnya, menawarkan ketegangan yang lahir dari atmosfer dan kekayaan budaya, bukan dari jump scare.

Latar cerita yang mengambil dunia pedalangan bukan hanya sebagai setting, tetapi sebagai inti konflik. Inilah yang menjadi pembeda utama "Danyang Wingit Jumat Kliwon" sebagai sebuah upaya untuk menciptakan rasa ngeri yang autentik dan lekat dengan kearifan masyarakat Jawa.

"Danyang Wingit Jumat Kliwon" menjanjikan lebih dari sekadar cerita penyelamatan. Film ini menautkan elemen-elemen ritual, pusaka keramat, dan mitos tentang danyang (penunggu tempat) dengan drama psikologis yang mempertanyakan harga sebuah ambisi. 

Celine menambahkan, keputusan untuk berhijrah merupakan hidayah yang datangnya tidak terduga. Setiap orang pun, memiliki perjalanan spiritual yang berbeda-beda.

"Kita namanya hidayah ya wallahualam, enggak ada yang tahu. Memang setiap manusia diberikan hidayah, cuma kan ketergerakan seseorang itu kan berbeda-beda perjalanan spiritualnya," kata Celine.

Bahkan sebelum film ini akhirnya dipublikasikan, Celine Evangelista mengatakan, dirinya berpikir cukup lama untuk sampai pada keputusan tersebut Sempat agak, lumayan ketahan lama karena itu, karena proses masalah iya atau enggaknya, iya atau enggaknya," Ujar Celine.

Ini bagian dari tanggung jawab dari sebelum ada ilmunya. Maka kita harus menjalani ini dan menyelesaikan suatu kewajiban yang memang sudah ada,Sekarang ke depan insya Allah didoain aja ya, nanti apapun yang udah ada di belakang tolong di-support dan mohon doanya, gitu," tambah Celine



Nathalie Holscher melebarkan sayapnya di industri hiburan tanah Air, dengan menjajal dunia perfilman.

Dia debut di layar lebar melalui film horor berjudul Danyang Wingit Jumat Kliwon. "Di sini tuh adalah film debut pertama aku sebenarnya dan di debut pertama aku ini adalah film horor begitu. Jadi, sekalinya film pertama, filmnya horor sekalian begitu. Jadi, yang langsung yang susah-susah," ujar Nathalie Holscher

Tantangannya syutingnya sampai subuh ya, karena ngapalin nyindennya itu. Karena aku, kan, bukan orang Jawa ya. Mantra sama nyindennya itu kan, ke bahasa Jawanya juga susah, kan," Jadi, kami belajar dari situ dulu, pelan-pelan sama nyindennya juga, Tak hanya mempelajari bahasa Jawa untuk sinden, tetapi juga cara bersinden. ucap Nathalie Holscher.

Kesusahannya itu adalah nyinden sih, balik lagi ke situ. Karena itu nyanyi, cengkoknya itu harus pelajarin, bahasa Jawanya itu harus pelajarin juga, aama tatapannya, terus sama mimik mukanya, seberapa horor mukanya harus, seberapa tajamnya setajam itu," tutur Nathalie Holscher

Berikut Trailer Film Danyang Wingit Jum'at Kliwon




Sinopsis
Kisahnya berpusat pada Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), maestro dalang karismatik yang menempuh ilmu-ilmu kuno demi memperkaya diri dan menembus kematian.

Tahun 2021, Citra (Celine Evangelista) keponakan Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu), asisten setia Ki Mangun direkrut sebagai sinden baru di padepokan. Di balik panggilan seni itu, Citra diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk ritual keabadian.

Demi upah yang ia harapkan untuk membantu pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza), Citra bertahan meski teror gaib makin menyesakkan.

Kecurigaan Bara (Fajar Nugra), salah satu penjaga padepokan, kian menguat. Alih-alih berpangku tangan, ia memilih menentang majikannya dan berupaya menyelamatkan Citra sebuah keputusan berisiko yang memacu mereka berpacu melawan waktu menuju puncak ritual Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan malam keramat Jumat Kliwon.

DANYANG WINGIT JUMAT KLIWON menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi.

Antagonis yang kompleks, heroine yang dipaksa bertahan, serta momentum budaya yang lekat di ingatan publik menjadi pendorong ketegangan dari awal hingga klimaks.

Citra berlatih sungguh-sungguh, dengan harapan bisa mengobati adiknya Dewi dengan uang bayarannya. Lalu apa yang terjadi dengan Citra dan Adiknya? Akankah menjadi tumbal Ki Mangun Suroto semua?...
Atau berhasil mencari jalan keluarnya?

Deretan pemain turut diperkuat 
° Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, 
° Sutradara sekaligus produser Agus Riyanto, 
° Eksekutif Produser Celine Evangelista,
° Whani Darmawan,
° Djenar Maesa Ayu,
° Fajar Nugra,
° Aisyah Kanza.
° Norma Cinta, 
° Dimas Tedjo,
° Putri Maya Rumanti,
° Angga Wijaya, 
° Keona Cinta, dan 
° Bilqis Hafsa.


Senin, 20 Oktober 2025

Film Tak Kenal Maka Taaruf Bukan Kisah Cinta Biasa, Perjalanan Emosional Mendalam Antara Cinta, Iman, dan Keluarga


Tak Kenal Maka Taaruf dibintangi oleh Fadi Alaydrus sebagai Faris, Saskia Chadwick sebagai Zoya, Dinda Mahira sebagai Cleo, serta Salahuddin. Disutradarai Toma Margens dan Dedy Suherman sebagai produser, film ini bukan sekadar hiburan, tapi juga renungan.

Tak Kenal Maka Taaruf diangkat dari novel karya Mim Yudiarto, yang berjudul sama. Film ini bakal memadukan dunia literasi dan layar lebar lewat kolaborasi antara IPB Press dan YATIMA Films.

Film ini bertujuan untuk membawa pesan kebaikan di tengah tantangan zaman. Ia berharap film ini dapat menjadi panduan bagi anak muda dalam mencari pasangan hidup dengan cara yang lebih baik Kata Dedi Suherman Selalu Eksekutif Produser

"Baginya, menjadi tugas bersama bagi insan perfilman untuk menampilkan konten hiburan yang mendidik sekaligus refleksi, bagaimana anak muda bisa memahami cinta dan pergaulan dengan cara yang bermartabat dan beradab," ujar Dedi 

Disebutkan Direktur IPB Press dan Co-Producer, Erick Wahyudyono, hal ini menjadi langkah memperkuat literasi kreatif di Indonesia.

"Kami percaya buku dan film adalah dua medium yang saling melengkapi. Melalui Tak Kenal Maka Taaruf, kami ingin menunjukkan bahwa karya literasi bisa menembus batas media," tutur Erick

Sementara itu, dari kursi sutradara, Fajar Bustomi menyoroti permasalahan remaja sebagai inti cerita. Menurutnya, film ini berani mengangkat tema yang jarang disentuh, yaitu bagaimana remaja bisa menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan agama di tengah arus modernisasi.

Hal ini dianggap penting karena remaja merupakan tulang punggung masa depan sebuah bangsa. Pesan inilah yang ingin ditonjolkan lewat karakter-karakter di dalam film.

Dari sisi penulis novel sekaligus produser, Mim Yudiarto, mengaku punya alasan kuat kisah ini harus hidup di layar bioskop. "Kami ingin menghadirkan kisah yang ringan namun mengena, yang bisa membuat penonton tersenyum sekaligus berkontemplasi," kata Mim Yudiarto. 

"Tak Kenal Maka Taaruf bukan hanya kisah cinta, tetapi perjalanan tentang menemukan diri, memahami makna pertemuan, dan menjaga kesucian perasaan," ujar Erick.

Berikut Trailer Untuk Film Tak Kenal Maka Ta'aruf

Film Tak Kenal Maka Taaruf sendiri akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 13 November 2025.

Sinopsis

Pusat cerita film ini adalah Zoya, yang diperankan oleh Saskia Chadwick, seorang mahasiswi kedokteran yang teguh memegang kaidah agama, terutama dalam pandangannya tentang pernikahan tanpa pacaran.

Prinsip hidup Zoya ini bukan tanpa alasan; ia dibayangi oleh pengalaman traumatis kedua kakaknya, Khalid (Maghara Adipura) dan Asma (Ghina Salsabiela), yang mengalami kegagalan cinta mendalam. Trauma ini membentuk Zoya menjadi pengidap Philophobia, ketakutan ekstrem untuk jatuh cinta.

Namun, hidup Zoya berubah drastis dengan kehadiran Faris, mahasiswa teknologi kelautan yang tampan, tinggi, dan vokalis band kampus, diperankan oleh Fadi Alaydrus. Pertemuan pertama mereka justru memicu kebencian Zoya pada pandangan pertama, terutama karena suara bising motor Faris setiap kali ia pergi ke masjid kampus.

Minggu, 19 Oktober 2025

PENGUMUMAN DAFTAR NOMINASI FESTIVAL FILM INDONESIA 2025

 

Komite Festival Film Indonesia 2025 secara resmi mengumumkan Daftar Nominasi Festival Film Indonesia 2025


Jakarta, 19 Oktober 2025

Daftar nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2025 diumumkan secara resmi oleh Komite FFI 2025 hari ini. Pembacaan nominasi 22 kategori penghargaan Piala Citra FFI dan Karya Kritik Film dilakukan secara bergantian oleh Duta FFI 2025, Sheila Dara Aisha dan Ringgo Agus Rahman, Ketua Komite FFI 2025 Ario Bayu, Ketua Program FFI 2025 Prilly Latuconsina serta penampilan khusus dari Donne Maula.

Festival Film Indonesia merupakan ajang yang memiliki arti istimewa dalam perjalanan perfilman Indonesia. Tahun ini, FFI memasuki usia ke- 70 sejak pertama kali digelar pada 1955. Sejalan dengan perjalanan tersebut, FFI 2025 mengusung tema “Puspawarna Sinema Indonesia.” Tema ini mencerminkan bagaimana sinema Indonesia tumbuh dalam keberagaman dari ragam bahasa, budaya, hingga perspektif artistik serta menegaskan bahwa perbedaan adalah sumber kekuatan.

“Festival Film Indonesia bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi juga penanda zaman selebrasi kreativitas, kerja keras, dan cinta kita terhadap seni bercerita lewat layar lebar. Melalui film, kebudayaan bangsa terus hidup dan berkembang; ia merekam jejak sejarah, menggugah empati, memperkuat jati diri, sekaligus membuka ruang kreasi tanpa batas bagi generasi penerus.” kata Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK), Ahmad Mahendra. 

Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat PPPK berkomitmen untuk terus mendukung penyelenggaraan Festival Film Indonesia. “Festival Film Indonesia akan selalu kami tempatkan sebagai bagian penting dari ekosistem perfilman nasional. Karena FFI adalah wahana untuk menguatkan keberlanjutan, membangun jejaring, dan memastikan bahwa film Indonesia terus tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan yang berdaya saing di tingkat global,” lanjut Ahmad Mahendra.

Daftar nominasi untuk kategori Film Cerita Panjang merupakan hasil seleksi dan penjurian yang dilakukan oleh para Asosiasi Profesi Perfilman. Sebanyak 13 Asosiasi Profesi Perfilman telah bekerja sejak 28 September hingga 13 Oktober 2025. Proses seleksi dan penjurian dilakukan secara daring melalui laman Ruang Penayangan FFI yang diakses dari website dan bekerjasama dengan Bioskop Online. (Daftar lengkap Nominasi FFI 2025 terlampir)

"Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini penentuan 16 film rekomendasi dari 25 Film Cerita Panjang yang lolos seleksi awal dilakukan oleh 80 anggota Akademi Citra dan penentuan nominasi 17 kategori dilakukan oleh 13 Asosiasi Profesi Perfilman. Perubahan ini diharapkan mampu menghasilkan penilaian yang lebih tajam, terukur, berbasis kepakaran serta menjunjung prinsip meritokrasi. Selain itu, mengombinasikan penilaian kualitatif lewat diskusi yang intens dan kuantitatif lewat voting dan scoring mampu menghasilkan nomine yang berbobot sekaligus bisa menjadi penanda capaian penting sinema Indonesia. Para nomine dari 17 kategori itu mencerminkan kemajuan teknis, eksplorasi tematik, inovasi genre, ragam gaya berkisah dan tumbuhnya generasi baru sinema Indonesia," ujar Budi Irawanto, Ketua Bidang Penjurian FFI 2025 tentang karya yang mendaftar pada FFI tahun ini serta proses penjurian tahap seleksi awal hingga nominasi.

Penjurian tahap nominasi kategori Film Cerita Pendek serta Film Dokumenter Pendek dan Film Dokumenter Panjang dilakukan oleh tim juri nominasi yang terdiri dari individu-individu yang ditunjuk oleh Komite FFI 2025. Mereka adalah individu yang memiliki rekam jejak yang dinilai baik, khususnya dalam bidang yang terkait. Juri nominasi kategori Film Cerita Pendek adalah Akbar Rafsanjani, Aldila Amelia, dan Anggun Priambodo. Serta juri nominasi kategori Film Dokumenter Pendek dan Film Dokumenter Panjang adalah Agung Bawantara, Chairun Nissa, dan Salahudin Siregar.

Sementara, penjurian tahap nominasi kategori Film Animasi Pendek, dan Film Animasi Panjang serta kategori Karya Kritik Film tidak mengalami perubahan dari tahun lalu, yaitu masih dikelola oleh asosiasi profesi terkait. Mereka adalah AINAKI (Asosiasi Industri Animasi Indonesia) dan KAFEIN (Asosiasi Pengkaji Film Indonesia). Seluruh proses penjurian dilakukan oleh para juri yang terpilih serta difasilitasi dan diawasi oleh Komite Penjurian FFI 2025 dan Akuntan Publik.

Pengumuman daftar nominasi FFI 2025 dapat disimak pada kanal Festival Film Indonesia. Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2025 akan diadakan pada November 2025 dan disiarkan langsung secara daring melalui akun YouTube Festival Film Indonesia, Kemenbud RI, dan Indonesiana TV. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh dengan mengakses festivalfilm.id atau berkomunikasi dengan Michael Ratnadwijanti (Humas Penjurian).

Jumat, 17 Oktober 2025

Rachel Amanda Jadi Stand Up Comedian Dalam Debut Film Panjang Aco Tenriyagelli Berjudul ‘Suka Duka Tawa’ , Drama Komedi Persembahan BION Studios

 


Jakarta, 17 Oktober 2025 — BION Studios, perusahaan film bagian dari Visinema Group, mempersembahkan film terbaru drama komedi berjudul Suka duka Tawa, debut film panjang dari sutradara Aco Tenriyagelli.

Aco sebelumnya dikenal lewat karya serial populer, film pendek, video musik, dan iklan komersial. Ia meraih nominasi Piala Citra untuk Film Pendek Terbaik,serta berbagai penghargaan lain untuk video musik dan iklan yang disutradarainya.

Film Suka Duka Tawa akan dibintangi oleh Rachel Amanda, dan para pemain lain yang akan diumumkan segera. Dalam video pengumuman judul yang dirilis di kanal media sosial BION Studios, terlihat Rachel Amanda berdiri di depan mikrofon,gugup tapi jenaka. “Gue tuh bingung ya…” ucapnya, disambut tawa penonton,menjadi cuplikan pertama dari dunia Suka Duka Tawa.


Seperti yang tersirat dari video tersebut, film ini akan mengikuti kisah seorang pelawak tunggal (komika) yang diperankan oleh Rachel Amanda. Suka Duka Tawa menjadi kolaborasi antara BION Studios dan Spasi Moving Image. Film ini
diproduseri oleh Tersi Eva Ranti dan Ajish Dibyo.

“Kami sudah lama mengikuti karya Aco lewat film pendek dan video musiknya,” ujar
produser Tersi Eva Ranti. “Kesempatan untuk akhirnya bekerja sama di debut film panjangnya terasa sangat tepat, apalagi dengan genre drama komedi yang bercerita tentang komika perempuan, dunia yang masih jarang diangkat. Biasanya komika tampil untuk membuat penonton tertawa, tapi di film ini justru memperlihatkan mereka tertawa justru untuk bertahan.”

“Dalam hidup kita semua mempunyai duka & luka masing-masing, saya berharap kita semua bisa bertumbuh sebagai manusia bukan dengan melupakan dan meninggalkan luka tersebut, tapi justru memikulnya dan tumbuh semakin kuat dengan TAWA,” ujar sutradara Aco Tenriyagelli.

“Selama ini saya sering bercerita lewat serial, film pendek atau video musik. Setiap medium bercerita memiliki tantangannya masing-masing, film panjang selalu menjadi sesuatu yang saya nantikan karena ruang bercerita dan eksplorasi yang semakin luas. Saya bersyukur BION Studios dan Spasi Moving Image memberi
kepercayaan untuk perjalanan pertama ini,” lanjut Aco.

“Seru banget bisa belajar hal-hal yang biasanya tidak kelihatan di balik panggung. Dan pastinya, sangat menyenangkan bisa diarahkan Aco lagi di debut film panjangnya.”“Peran sebagai komika ini benar-benar sesuatu yang baru buat aku,” kata Amanda.

Aco dan Rachel sebelumnya pernah bekerja sama dalam sebuah serial. Suka Duka Tawa diproduksi oleh BION Studios, salah satu unit bisnis dari Visinema yang berfokus pada kolaborasi kreatif para kreator yang menghadirkan sudut pandang baru dan semangat segar dalam berkarya. Studio ini memiliki misi untuk menangkap ide-ide segar yang tumbuh dari cerita dan tren yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Romantisnya Endy Arfian Membimbing Steffi Zamora Menuju Perubahan Hidup yang Lebih Baik di Film Pengin Hijrah

 


Jakarta, 17 Oktober 2025 Endy Arfian tampil menjadi idola baru dalam film drama romansa religi berjudul Pengin Hijrah persembahan Sinemata Buana Kreasindo. Di film Pengin Hijrah, Endy Arfian memerankan Omar, laki-laki blasteran Uzbekistan-Indonesia yang dipertemukan dengan Alina (Steffi Zamora), selebgram yang tengah mengalami krisis pencarian jatidiri.

Endy menampilkan sosok Omar sebagai karakter yang memiliki jiwa penuh kesabaran dan romantis. Meski dalam kehadiran awalnya ia begitu dibenci dan dihindari oleh Alina, namun justru sosok Omar yang penuh pengertian adalah yang dibutuhkannya.

Kehadiran Endy sebagai Omar pun sangat kontras dengan Joe (Daffa Wardhana), mantan pacar Alina yang membuat kehidupan Alína serba berantakan. Mulai dari dicabutnya beasiswa kuliahnya hingga menjauhkan Alina dari kebaikan. Perbedaan inilah yang membuat Endy terlihat begitu green flag dan sosok yang sesuai untuk Alina yang tengah berupaya memperbaiki kehidupannya menjadi lebih baik.

Film. Pengin Hijrah menampilkan perjalanan hijrah Alina bukan sekadar sebagai perubahan penampilan fisik dan lahiriah, namun juga menggambarkan perjalanan perubahan batin yang lebih mendalam. Tak sendiri, perjalanan Alina mendekatkan diri pada Allah dan mencari ketenangan spiritual juga turut dibantu oleh Omar. Dari momen perbincangan asing di kantin dan taman kampus hingga perjalanan yang penuh keajaiban dan emosional ke Uzbekistan.

Disutradarai oleh Jastis Arimba, Pengin Hijrah mampu menjadi film yang membuat kita mengerti tentang makna hijrah sebagai proses personal yang jujur, tanpa menggurui. Film ini juga sesuai untuk penonton muda yang sedang mencari arah, belajar memaafkan diri, dan menemukan makna hijrah lewat cinta dan persahabatan.

"Pesan yang paling penting yang ingin disampaikan dari film Pengin Hijrah adalah kami berusaha ingin memberitahu bahwa ketika kamu sedang berusaha untuk lebih baik, jadilah lebih baik dengan sendirinya tanpa harus menilai diri kamu lebih baik dari orang lain. Jadi sebagai anak muda juga jangan mudah untuk memberikan judgement," ujar sutradara film Pengin Hijrah Jastis Arimba.

Film Pengin Hijrah dibintangi oleh Endy Arfian, Steffi Zamora, Daffa Wardhana, Nadzira Shafa, pendatang baru Sita Permata Sari, Donny Alamsyah, dan Karina Suwandi. Film ini diproduseri oleh Arismuda Irawan dan Rendy Gunawan, dengan Budi Yulianto dan Avesina Soebli sebagai produser eksekutif.

"Selain menghibur karena ceritanya yang kuat dengan genre drama romance dan unsur religinya, film ini diharapkan ketika penonton keluar dari bioskop bisa membawa pelajaran, dan mereka yang sedang berproses menjadi lebih baik lagi tidak menganggap diri mereka lebih baik dari orang lain," ujar produser Rendy Gunawan.

Bagi Endy, membintangi drama romantis memiliki tantangan tersendiri. Sebab, genre ini cukup jarang didapatnya. Terlebih, drama romantis yang memiliki latar religi.

Namun, memerankan Omar baginya adalah proses yang menyenangkan. Sebab, dari karakter tersebut Endy juga belajar tentang sebuah arti ketulusan dan kesabaran, serta penerimaan kekurangan baik yang dimiliki sendiri maupun orang lain.

"Di film ini Omar berfungsi untuk membantu Alina bisa berubah lebih baik lagi. Namun, yang membuat Alina bisa menerima Omar karena dia juga sosok laki-laki memiliki pemikiran terbuka. Kisah perjalanan hijrah orang bisa beragam, termasuk Alina. Di sini saya belajar untuk memahami dan menerima, bukannya menghakimi," ujar Endy Arfian.

Bagi Steffi Zamora, ini adalah film drama romance dengan latar religi pertamanya. Meski sempat diliputi ketakutan tentang ekspektasi pada awal menerima proyek ini, Steffi justru belajar dari karakter Alina yang diperankannya.

"Perjalanan hijrah Alina di film ini menurutku bisa relate dengan banyak anak muda. Perjalanan hijrah itu tidak semenakutkan itu. Hijrah juga bukan berarti berubah dari fisik termasuk pakaiannya saja, melainkan dari dalam kita untuk menjadi lebih baik," ujar Steffi Zamora.

Sementara itu, Daffa Wardhana yang memerankan Joe, karakter yang memantik perubahan besar dalam hidup Alina mengungkapkan pada dasarnya Joe memiliki ambisi yang besar dan punya mimpi bersama Alina.

"Namun cara Joe itu salah. Bisa dibilang Joe itu ada sisi toxic positivity-nya. Meski punya ambisi dan mimpi untuk Alina, tetapi malah jadi hal yang kurang baik. Pada akhirnya dari karakter Joe kita juga bisa belajar tentang perjalanan spiritual dan hati, ada proses untuk berubah," ungkap Daffa Wardhana.

Di film ini, ada tiga OST utama yakni Ingin Hijrah dan Arah Bersamamu yang dibawakan oleh Nadzira Shafa yang juga bermain di film ini, serta lagu Menjadi Kisahku yang dibawakan oleh Thia Ryna. Ketiga lagu ini juga akan menambah sisi emosional ceritanya menjadi lebih dalam. Serta merangkum perjalanan karakter utamanya, Alina dan Omar. Ketiga lagu yang menjadi OST film Pengin Hijrah dirilis di bawah bendera Royal Prima Musikindo (RPM) dan sudah bisa didengarkan di seluruh platform streaming digital.

Berikut Trailer Film Pengin Hijrah

Sinopsis

ALINA (Steffi Zamora), seorang selebgram populer yang tengah menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya. Kematian sahabatnya semakin membuatnya terpuruk. Pertemuannya dengan Omar (Endy Arfian), mahasiswa semester akhir, menghidupkan harapan cintanya. Omar pula yang mendorongnya menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, di saat arah hidupnya mulai berubah, Alina malah kehilangan arah 'hijrahnya".

Tonton film Pengin Hijrah di bioskop Indonesia mulai 30 Oktober 2025

Official First Look Film Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa Luna Maya Tampil Misterius, Semakin Mirip dengan Suzzanna!

 


Jakarta, 17 Oktober 2025 —Setelah merilis official teaser poster, film horor terbaru persembahan Soraya Intercine Films dari produser Sunil Soraya, Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa kini merilis official first look yang menampilkan Luna Maya sebagai Suzzanna. Dalam official first look tersebut memperlihatkan penampilan misterius Luna Maya yang semakin mirip dengan Suzzanna.

Dalam first look tersebut, Luna Maya mengenakan kerudung berwarna merah dengan roncean bunga melati di atas kepalanya. Sementara kedua tangannya memegang sebuah benda dengan nyala api membara. Penampilan Luna Maya tersebut juga mengingatkan pada sosok Suzzanna dalam karya klasik Soraya Intercine Films, Santet (1989).

Perilisan official first look juga bertepatan dengan momentum 17 tahun mengenang wafatnya Suzzanna. Suzzanna meninggal pada 15 Oktober 2008, yang hingga kini sosoknya dikenang sebagai Ikon Ratu Horor Indonesia.

“Di film terbaru Suzzanna ini saya mengucapkan terima kasih untuk seluruh kru,yang memberikan perspektif berbeda dan membawa warna baru dari cerita horor Suzzanna. Termasuk dalam tata rias yang memberikan penampilan saya menjadi berbeda di depan layar. Sampai saat ini saya merasa terhormat diberikan kesempatan untuk memerankan Suzzanna, sosok yang karyanya selalu memberi kesan untuk perfilman Indonesia,” ujar Luna Maya.

Film Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa ditulis dan diproduseri oleh Sunil Soraya, dengan sutradara Azhar Kinoi Lubis. Film ini ditulis oleh Sunil bersama Jujur Prananto dan Ferry Lesmana. Di film ini, Luna Maya akan beradu peran dengan Reza Rahadian. Selain keduanya, jajaran bintang lainnya akan diumumkan segera.

“Kami sangat antusias untuk menyambut rilisnya film Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa. Saat ini kami sudah menyelesaikan syuting dan tengah memasuki tahap pasca-produksi. First look ini adalah sebuah homage dari karya klasik Soraya dari universe Suzzanna. Namun, di film ini kami juga ingin membawa kebaruan dengan menghadirkan cerita dan skala produksi yang jauh lebih epik dari dua film Suzzanna sebelumnya. Pastinya film ini akan menghibur penonton film dan penggemar Suzzanna,” ujar produser Sunil Soraya.

Sebelumnya, universe Suzzanna dari Soraya Intercine Films telah meraih kesuksesan. Di antaranya, film Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018) meraih sukses blockbuster dengan raihan 3 juta lebih penonton. Selanjutnya, Suzzanna: Malam Jumat Kliwon (2023) juga meraih sukses blockbuster dengan raihan 2 juta lebih penonton.

Film Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa dijadwalkan akan segera rilis di jaringan bioskop Indonesia. 

Kamis, 16 Oktober 2025

Gala Premiere & Press Conference Tumbal Darah: Gebrakan Baru Horor-Action Indonesia, Banjir Teriakan dan Pujian!

 


Jakarta, 16 Oktober 2025 – MAGMA Entertainment, bekerja sama dengan Wahana Kreator, Sinemaku Pictures, Virtuelines Entertainment, Caravan Studio, Dunia Mencekam Studios, VMS Studio, PK Films, dan Samara Group sukses menggelar Press Conference & Gala Premiere untuk film terbaru mereka yang paling dinantikan, Tumbal Darah, pada Kamis, 16 Oktober 2025, di Epicentrum XXI. Acara yang bertabur bintang ini menjadi saksi lahirnya sebuah standar baru dalam genre horor-aksi Indonesia, meninggalkan penonton dengan napas tertahan dan adrenalin yang memuncak.

Atmosfer penuh ketegangan sudah terasa saat para kreator dan pemain utama memasuki karpet merah. Acara ini dihadiri oleh jajaran produser: Linda Gozali (MAGMA Entertainment), Salman Aristo (Wahana Kreator), produser eksekutif Prilly Latuconsina, sutradara Charles Gozali, serta para pemeran yang tampil memukau: Martino Lio, Sallum Key, Donny Alamsyah, Agla Artadila, Aksara Dena, Rania Putrisari, dan Epy Kusnandar, bersama jajaran cast pendukung lainnya.

Tumbal Darah melanjutkan tradisi MAGMA Entertainment yang selalu menghadirkan gebrakan segar. Menggabungkan horor mencekam, aksi brutal, dan drama yang menguras emosi, film ini adalah bukti nyata komitmen mereka.

"Kami di MAGMA berdedikasi untuk terus membawakan film yang berbeda dan berkualitas dalam genre horor yang sangat lekat dengan masyarakat Indonesia," ujar Linda Gozali, produser MAGMA Entertainment. "Tumbal Darah menjadi bukti atas janji tersebut; ini bukan sekadar film horor, ini adalah sebuah pengalaman sinematik yang akan mendorong batas."

Dedikasi tersebut diamini oleh sutradara Charles Gozali, yang memuji totalitas seluruh tim. "Setiap adegan, setiap tetes keringat di film ini adalah hasil kerja keras dan dedikasi luar biasa dari para pemain dan seluruh kru. Kami semua bersatu untuk menciptakan sebuah dunia di mana teror terasa begitu nyata," ungkapnya.

Hasilnya terbayar lunas. Riuh tepuk tangan dan teriakan penonton setelah film selesai menjadi bukti antusiasme luar biasa. Salah seorang penonton bahkan berkomentar, "Tumbal Darah adalah pengalaman menonton yang gila, full terror sepanjang durasi!" Rekam jejak positif ini melanjutkan kesuksesan sebelumnya saat Tumbal Darah pertama kali tayang dalam sesi sold out di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024.

Ingin merasakan ketegangan yang didapatkan dari film ini secara langsung? Tumbal Darah juga akan hadir di dunia nyata melalui Wahana Klinik Setan! Sebuah wahana rumah hantu bertema Tumbal Darah yang siap menerormu mulai 17 Oktober sampai 6 November 2025. Kunjungi Wahana Klinik Setan di Trans Studio Cibubur dan rasakan teror yang nyata.

Tak hanya itu, sebuah teaser dari film terbaru MAGMA Entertainment yang menjadi bagian dari universe Qodrat juga ditampilkan secara eksklusif di awal film. Untuk kalian yang penasaran, saksikan langsung dalam film Tumbal Darah!

Bagi publik yang tidak sabar untuk ikut mendobrak keluar dari klinik setan, kesempatan datang lebih awal. Tiket Advance Ticket Sales (ATS) untuk Special Screening di 11 kota besar pada 18 Oktober 2025 kini telah dibuka. Manfaatkan promo spesial Buy One Get One Free (BOGOF) untuk menjadi yang pertama menyaksikan teror Tumbal Darah.


Berikut Trailer Film Tumbal Darah


Jangan lewatkan mahakarya horor-aksi paling ditunggu tahun ini! Tumbal Darah akan menghantui seluruh bioskop Indonesia mulai minggu depan, 23 Oktober 2025.

***

Rumah Produksi:

MAGMA Entertainment

Wahana Kreator

Sinemaku Pictures

Virtuelines Entertainment

Caravan Studio

Dunia Mencekam Studios

VMS Studio

PK Films 

Samara Group


Cast:

~ Marthino Lio

~ Sallum Ratu Ke

~ Donny Alamsyah

~ Agla Artalidia

~ Aksara Dena

~ Rania Putrisari

~ Epy Kusnandar

~ Leo Maitimu

~ Salsabila Zahra

~ Rowiena Umboh

~ Mikayla Hikaru

~ Veronika Twns

~ Valerie Twns

~ Quinnsha Alexandria Kimy

~ Quinnta Bian Kimy

° Directed by: Charles Gozali

° Produced by: Linda Gozali, Salman Aristo

° Co-Producers: Yayu Yuliani, Gina S. Noer

° Executive Producers:

Hendrick Gozali

Salman Aristo

Sigit Pratama

Ben Soebiakto

Cinta Laura

Deddy Corbuzier

Sayed Muhammad

Yahni Damayanti

Prilly Latuconsina

Umay Shahab

Ardi Setiadharma

Arya Setiadharma

Arvin Sutedja

Benny Wijaya

Chris Lie

Yudha Negara Nyoman

Tony Ramesh

Peter Harjani

° Co-Director: Imron Ayikayyu

° Line Producer: Harjono Parser

° Creative Producer: Daniel Irawan

° Associate Producers: Javier Lukito, Orchida Ramadhania, Triana Rahajeng

° Screenplay: Arief Ash Shiddiq, Charles Gozali

° Story Development: Salman Aristo, Rino Sarjono, Gina S. Noer

Yayu Yuliani

Diva Apresya

Matias Hermawan

Haditha

Asaf Antariksa

Ian Salim

Selasa, 14 Oktober 2025

Trailer dan Poster Utama Film Komedi Horor “Pesugihan Sate Gagak” Resmi Dirilis

Capek Miskin? Coba Jualan Sate Gagak Demit Ketagihan Sate Siap Viralkan Bioskop

Jakarta, 14 Oktober 2025 — Apa jadinya kalau pesugihan malah bikin tawa, bukan ketakutan?Rumah produksi Cahaya Pictures berafiliasi dengan BASE Entertainment resmi merilis trailer dan poster utama film komedi horor terbaru mereka, Pesugihan Sate Gagak, yang siap tayang di bioskop mulai 13 November 2025.

Trailer berdurasi dua menit lebih ini langsung mencuri perhatian lewat kekacauan absurd Trio Gagak tiga sahabat miskin yang nekat jualan sate gagak untuk para demit. Sementara poster utamanya menampilkan tiga wajah ketakutan yang dibayangi sosok misterius, lengkap dengan tagline besar: “Awas Ketagihan!”

Film ini mengisahkan Anto (Ardit Erwandha), Dimas (Yono Bakrie), dan Indra (Benidictus Siregar) yang capek miskin dan bosan hidup susah. Demi jalan pintas menuju kaya, mereka malah mencoba ritual pesugihan yang mereka anggap paling minim risiko: jualan sate daging gagak untuk pelanggan dari dunia lain alias Pesugihan Sate Gagak!

Nuugro Agung, penulis cerita Pesugihan Sate Gagak, mengungkap bahwa ide film ini berangkat dari kisah nyata tentang ritual pesugihan yang memang pernah terjadi di sekitar lingkungannya.

“Ide cerita film ini dari aku. Tentang pesugihan sate gagak pakai burung gagak, bukan tumbal manusia. Cuma kalau satenya enak dan setannya suka, akan ketagihan, akan nagih terus-terusan,” jelas Agung.

Cerita yang ditulis Agung kemudian diterjemahkan ke dalam film oleh Etienne Caesar dan Dono Pradana yang duduk di bangku sutradara. Dari sisi penyutradaraan, Pesugihan Sate Gagak diolah dengan pendekatan komedi yang bisa diterima oleh banyak orang. Sutradara Etienne Caesar menuturkan bahwa sejak awal ia ingin menciptakan film yang tidak hanya lucu dan menyeramkan, tetapi juga dapat dinikmati oleh banyak kalangan.

“Buat saya pribadi,statement-nya adalah horor ini harus bisa dinikmati oleh berbagai macam kalangan. Jadi, bagaimana caranya supaya semua orang bisa menikmati film ini. Kalau dulu, zaman saya kecil, kita sering ditakut-takuti lewat film horor. Tapi sekarang, saya ingin menghadirkan film komedi-horor yang bisa jadi hiburan dan bisa dinikmati semua orang,” ujar sutradara, Etienne Caesar.

Trio Gagak: Komika Absurd yang Kompak dan Kocak

Unsur hiburan tidak terlepas dari kekompakan Trio Gagak yang terlihat di dalam trailer. Tiga karakter utama ini menampilkan kelucuan yang mengalir natural.

Improvisasi dan celetukan mereka selama syuting bahkan banyak dipertahankan oleh para sutradara.

“Kami membebaskan pemain untuk berimprovisasi. Saking ngawur dan absurd, saya yakin jokes nya gak cuma bikin penonton ketawa, tapi juga mengumpat sisa-sisa kesal”, ujar Dono soal chemistry dan kelakuan Trio Gagak dan pemain lain di film ini.

Komedi di Pesugihan Sate Gagak ini liar, tapi juga menawarkan sesuatu yang baru. Bukan sekadar banyolan, tapi menawarkan komedi situasi yang berbeda lebih segar, lebih berani, dan banyak kejutan.

Film Dekat dengan Kehidupan Masyarakat

Aoura Lovenson, produser Cahaya Pictures, menyebut Pesugihan Sate Gagak bukan sekedar hiburan semata melainkan sebagai bentuk lanjutan dari semangat Cahaya Pictures dalam membuat film yang dekat dengan penonton.

“Film-film Cahaya selalu dekat dan relevan dengan masyarakat. Ceritanya sederhana, tapi bisa bikin ketawa dan hangat. Pesugihan Sate Gagak juga berangkat dari kegelisahan banyak orang: rasa capek miskin, pengen hidup lebih baik. Tapi semua dibungkus dengan tawa,” jelas Aoura.

Film Pesugihan Sate Gagak dibintangi oleh Ardit Erwandha, Yono Bakrie, Benidictus Siregar, Yoriko Angeline, Nunung, Arief Didu, dan Firza Valaza, serta diproduksi oleh Cahaya Pictures dengan dukungan penuh dari PK Films, Arendi, Anami Films, Laspro Media Sinema, dan IFI Sine

Berikut Trailer Film Pesugihan Sate Gagak



SINOPSIS PESUGIHAN SATE GAGAK

Hidup susah, utang menumpuk, dan cinta terancam gagal tiga sahabat Anto (Ardit Erwandha), Dimas (Yono Bakrie), dan Indra (Benidictus Siregar) alias Trio Gagak resmi capek miskin!

Anto butuh mahar puluhan juta demi menikahi kekasihnya Andini (Yoriko Angeline), Dimas ingin menolong usaha ibunya, dan Indra terjerat pinjol sampai leher.

Dalam keputusasaan itu, mereka menemukan buku mantra pesugihan kuno peninggalan kakek Indra. Dari situ lahir ide paling gila: coba pesugihan tanpa tumbal cukup jual sate dari daging burung gagak ke demit!

Awalnya mereka nekat mencoba jalan pintas agar bisa keluar dari lilitan hidup dan tiba-tiba, pembeli pertama mereka datang... bukan dari dunia manusia! Genderuwo, pocong, sampai kuntilanak antre dan rela bayar mahal untuk sate gagak mereka.

Trio Gagak mendadak kaya raya: utang lunas, hidup mapan, bahkan cinta Anto dan Andini sempat terasa bahagia. Tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama rahasia pesugihan yang disembunyikan, perlahan menghancurkan semuanya. Tawa mereka berubah jadi ketakutan saat para demit tak berhenti datang dan terus menagih sate lapar, rakus, dan tak terkendali!


Apakah mereka akan lanjutkan pesugihan demi kekayaan, atau kabur sebelum dimakan keserakahan?

Raditya Dika Adakan Tur Pertunjukan Stand up Comedy “Cerita Anehku”, Keliling 6 Kota Besar di Luar Jakarta

  Penjualan tiket akan dibuka mulai 28 November 2025 Pukul 14.00 WIB untuk 7 Tanggal Show di Bali, Pontianak, Bandung, Surabaya, Samarinda d...